Lahat ng Kabanata ng MEMBALAS MANTAN SUAMI DENGAN KESUKSESAN ANAKKU : Kabanata 31 - Kabanata 40
91 Kabanata
ARDI IZIN BEKERJA
Setelah Mbak Sumi berlalu, aku membuka ponsel lagi, penasaran sekali ingin melihat foto-foto yang di kirim Mas Hanif dengan lebih jelas.Gambar itu ternyata, semuanya foto-foto diri ini saat sedang duduk, bicara dengan pelanggan, tersenyum saat melayani pembeli, sedang duduk sendiri di depan meja kadir dan semua foto memakai baju yang berbeda. Mas Hanif mengambilnya diam diam saat sedang duduk menikmati makanannya di hari yang berbeda.Berarti, setiap dia kesini selalu mengambil foto diri ini tanpa sepengetahuanku, tapi untuk apa?Tiba-tiba ada rasa takut, siapa sebenarnya Hanif, kenapa dia tahu banyak tentang diriku, ingin lebih dekat dengan diriku, apakah salah bila diri ini merasa curiga?Ting.Mas Hanif mengirim pesan WA lagi.{Maaf ya, kalau nggak berkenan, aku janji nggak akan ulangi lagi, tapi jangan suruh menghapus foto-foto ini ya} dengan emot tersenyum dan tangan menangkup.{Maaf, sebenarnya anda siapa?}Send.Ting { Seseorang yang ingin mengenalmu lebih dalam}Aku terd
Magbasa pa
ARDI IZIN BEKERJA
Malam hari. di rumah DewiSetelah selesai sholat Isya, aku bersiap Istirahat, agar bisa bangun tengah malam nanti, untuk Sholat Sunat Tahajud dan menyiapkan bahan-bahan untuk pesanan yang akan dimasak besok.Sebelum tidur aku cek ponsel dulu, kulihat lagi ada beberapa notifikasi pesan masuk dari Mas Hanif, Kak Dewa dan Shella.Aku membuka satu persatu pesan yang masuk, pertama dari Kak Hanif yang chat dari sore tadi.{Dewi, jangan marah ya kalau aku kirim pesan terus, semoga kamu mau berteman denganku, Aman kok, dijamin aku orang baik}{ Met istirahat ya, semoga mimpi aku ... Eh ... Indah maksudnya, maaf }Aku tersenyum membacanya, tapi tak kubalas dulu, aku membuka lagi pesan dari Kak Dewa.{ Assalamualaikum wr wb, Dewi, sudah dapat kabar dari Ardi? Bulan depan kalau tidak ada halangan, kami ajak ke Bali ya, kita sekeluarga, ke hotel milik Mama, dan Mama sama Shella berharap kamu dan Aisyah ikut juga, kalau bisa, ikut ya}Aku terdiam, aku harus bagaimana?Lalu aku membuka pesan dari
Magbasa pa
RENCANA KE KOTA BALI
"Hah ... ! Gaji 50 juta Nak?" Aku terlonjak kaget."Jangan main-main Ardi, itu jumlah uang yang sangat besar, kerja apa anak seusia kamu bisa dapat segitu Nak, mungkin Om Dewa aja itu yang mau kasih cuma-cuma, iya 'kan?" tanyaku tetap tak percaya."Gini Bu, Ibu kalau ada yang pesen nasi 10 bungkus, Ibu kasih bonus 1 porsi 'kan? Kalau ada yang bantu promosikan dagangan Ibu, bawa rombongan makan ke sini, orang yang promosiin itu juga Ibu kasih bonus 1 porsi 'kan?" tanya Putraku."Iya memang harus dikasih bonus, buat jasa dia sudah bantu promosi dan cari pembeli, biar senang makan di sini dan datang ke sini lagi, kok jadi ngomongin nasi? Apa hubungannya?" tanyaku dengan nada heran."Ini penjelasan yang gampang aja buat Ibu, Ardi sudah bantu usaha Kak Dewa, bikinin iklan, bikin laporan, bantu bikin faktur, terus penjualan Kak Dewa meningkat, hasilnya milyaran loh Bu, yang Ardi dapat ini bonus penjualan selama 3 bulan, malah masih ada lagi kata Om Dewa, bulan depan dapat lagi Bu," Jelas p
Magbasa pa
MBAK SUMIATI YANG NYELENEH
Aku memandang heran pada Mbak Sumi, bagaimana bisa, dia asal ceplos, menuduh aku janjian pergi dengan Mas Hanif."Aku ke Bali sama Shella dan keluarganya kok Mbak Sumi. Ardi dan Aisyah ikut juga, jadi nggak ada hubungannya sama Mas Hanif."Aku tersenyum dan memberi penjelasan pada mbak Sumi tentang rencana bepergian ke Bali bersama Shella sekeluarga."Oalah, berarti cuma tujuan aja yang sama ya Mbak, soalnya pas aku dianter pulang kemaren, di mobil ada alat kesehatan gitu sama kursi roda yang bagus katanya buat orang tuanya, minggu depan pulang dari luar negeri, tapi istirahat di Bali dulu, terus mau ketemu seseorang di kota ini juga, begitu katanya," ujar Mbak Sumi."Oooh, mereka punya kenalan di kota sini juga? Ya sudah bahas yang tadi aja, cari pekerja baru, berarti besok kalian yang cari pekerjanya ya, aku tunggu infonya besok," kataku sambil berdiri menyambut pembeli yang datang."Ya Mbak, ini Asih sudah aku WA langsung jawab mau katanya, pokoknya nggak ada yang nolak kalau kerj
Magbasa pa
JODOH PILIHAN DEWA
Iseng mata ini melirik ke arah Shella dan Mama Laura.Mama Laura, sedang menopang dagu dengan tangan, sikutnya menumpu pada meja, melihat ke arahku dan Kak Dewa dengan senyum mengembang begitu teduh dipandang.Ya Tuhan, Mama Laura memperhatikan yang dilakukan putranya dan melihat reaksi diri ini, Karena gugup aku membalikkan badan, membuka kulkas, melihat isinya.Tapi setelah pintu kulkas terbuka, diri ini tak tau apa yang mau diambil, dan aku juga nggak tau kenapa membuka pintu kulkas. Ya ampun kenapa jadi salah tingkah begini, aku menepuk kening, jengkel sendiri dengan kegugupan diri ini."Cari apa Mbak Dewi?" tanya Mbak Sri padaku."Eh ...ini, apa ya ...? Nggak jadi, udah semua kayaknya.Pertanyaan Mbak Sumi mengejutkan diri ini, sehingga membuatku malu dan gugup saat menjawab, akhirnya aku menutup pintu kulkas lagi, sambil menggaruk belakang telingaku yang tak gatal, duh ... kenapa jadi binggung gini sih, pikirku."Paling juga ketularan aku Yu Sri, alergi deket orang ganteng, apa
Magbasa pa
PUTRA JENIUSKU
"Kenapa wi," tanya Shella dengan panik.Kak Dewa reflek mengambil air mineral dan memberikannya padaku, aku menerimanya dengan gugup.Aku lihat semua wajah menatapku dengan cemas, saat aku melirik sambil meminum air yang disodorkan Kak Dewa, air itu kuhabiskan hingga tandas, aku jadi binggung sendiri.Akhirnya aku mencubit lengan Shella pelan, sambil mencebik pura-pura marah, karena pertanyaannya sudah membuatku terkejut."Kalau mau tanya jangan dadakan Shella, tenggorokanku lagi ada isinya, jadi kaget, gara-gara pengen cepet jawab kamu," ujarku berusaha mencairkan suasana."wkwkwk, masa sih, maaf ya, jadi bikin kaget, hihihi .... Ya, maksud gue, kalau pilihan Kakak itu masih gadis, terserah pilihan yang Kak Dewa mau, yang dia anggap terbaik, tapi kalau pilih janda yang sudah punya anak, ngapain pilih yang lain, aku pilih Dewi loh Kak, udah kita kenal baik, pokoknya nggak mau yang lain, titik," ujar Shella tegas.Aku melebarkan mata ke arah Shella, asal ceplos aja deh dia."Hais! Sh
Magbasa pa
BERTEMU KELUARGA JANIFF
"Gimana bisa, Ardi dapat mobil? Kerja aja belum?" kataku."Ya ampun Dewi, lu liat itu mereka lagi fokus sama laptop, Iklan dan promosi video yang Ardi buat, keren." Dewi dan Shella memperhatikan dua pria yang fokus dengan pekerjaannya.Shella melanjutkan ucapannya."Ardi sekolah ambil jurusan yang sesuai kemampuan dia, terus ada campur tangan Kak Dewa, Papa, di asah itu anak lu, dasarnya otak Ardi jenius, bisa bantu bikin iklan, dokumen pemasaran dan penjualan, bantu kerjaan Kak Dewa dan Papa, 3 bulan ini penjualan naik, Ardi dapat bonuslah dari hasil kerjanya, otak dia jenius, cepet tanggap." Shella bercerita tentang teknologi, yang aku nggak paham, aku memang gaptek, pegang ponsel saja aku cuma tahu WA dan, FB untuk mendukung promosi, lainnya aku tak mengerti, untuk belajar diri ini masih tak berminatAkuu menatap Putraku tak percaya, memperhatikan tangannya yang begitu lincah mengetik di laptopnya, Kak Dewa tersenyum senang dengan terus mengarahkan Ardi untuk melakukan sesuatu se
Magbasa pa
UNGKAPAN CINTA DARI HANIF
"Mbak Dewi!""Mas Hanif ...?!"Aku heran melihat keberadaan Mas Hanif disini, apalagi tadi terdengar dia memanggil, Ayah? Bunda? Apakah yang dipanggil itu Pak Fandi dan Bu Yulia? Hati ini makin dibuat penasaran, aku menatap Mas Hanif yang berjalan semakin mendekat, dan kini berdiri di depanku, dengan senyum tersungging."Assalamualaikum, Mbak Dewi, nggak sangka kita ketemu di sini ya, duduk dulu yuk, kita ngobrol dulu, oh ya sama siapa kesini?" tanya Hanif."Sama Anak-anak, itu di sana," aku memberi tahu keberadaan Kak Dewa dan anak-anak. Mas Hanif ikut menatap ke arah yang aku tunjukkan, terlihat kedua alisnya menaut saat aku melihatnya, Kak Dewa juga sedang memandang ke arahku dengan mimik wajah serius, tapi hawa penasaranku begitu besar, aku ingin tahu ada hubungan apa Mas Hanif dengan Pak Fandi dan Ibu Yulia.Aku dan Mas Hanif masih saling pandang, fokus dengan pikiran kami masing-masing, aku ingin meminta penjelasan, yang diri ini sendiri binggung, sementara Hanif terdiam juga
Magbasa pa
CIUMAN PERTAMA UNTUK SANG JANDA
"Dewi ...!" Kak Dewa memanggil dan sudah berdiri di sampingku dengan senyum tersungging di wajah."Ya Kak, sebentar ya," aku menjawab panggilannya."Jadi benar beliau Bapak Fandi?" tanya Kak Dewa padaku."Iya Kak, Bapak Fandi beserta istri, Ibu Yulia dan ini Mas Hanif Putra beliau, ini Bapak Iqbal orang kepercayaan Pak Fandi yang datang ke rumah sama Pak RT waktu itu." Aku memperkenalkan Pak Fandi sekeluarga pada Kak Dewa.Kak Dewa menghampiri mereka dan mengajak berjabatan tangan serta menyapa dengan ramah."Senang bertemu dan berkenalan dengan Anda Pak Fandi, saya Dewa Hamijoyo."Lalu Kak dewa menyalami Pak Iqbal."Hallo Pak Iqbal, senang bisa bertemu lagi disini," sapa Kak dewa ramah."Iya Pak Dewa, senang juga bisa berkenalan dengan pengusaha muda yang sukses seperti anda." Pak Iqbal menyambut ramah jabatan tangan Kak Dewa."Hai, kenalkan saya Dewa," ucap Kak Dewa ramah dan mengulurkan tangan ke arah Mas Hanif."Saya Hanif, senang berkenalan dengan Anda," jawab Mas Hanif dengan
Magbasa pa
DIANTARA DUA PILIHAN
Aku bergegas ke depan, ingin memastikan warungku sudah ditutup terlebih dahulu, kasian Mbak Sumi dan Mbak Sri, mereka sudah waktunya pulang. Chat Kak Dewa aku balas nanti saja, aku masih memikirkan jawabannya.Ardi dan Aisyah masih di Musholla dekat rumah, mereka pulang setelah Sholat Isya berjamaah.Saat kaki ini melangkah menuju arah warung, telingaku mendengar suara celoteh dan candaan yg riuh dari arah warung, juga seseorang sedang memasak, sedang apa mereka? Bukankah ini jam pulang?Sesampainya di warung, aku tercengang, warungku penuh pemuda-pemuda atau abang-abang, seperti para petani. Mereka sedang duduk di memenuhi bangku, ramai bercanda, ada yang mengobrol sendiri dengan temannya, ada yang bercanda dengan Mbak Sumi yang sedang meladeni pembeli, membuatkan minuman.Lalu aku metoleh melihat ke arah Mbak Sri yang sedang memasak nasi goreng di wajan besar bersama dua pemuda, aku berjalan ke arahnya dengan heran."Mbak Sri ...?! Kenapa rolling door warung nggak cepet ditutup?
Magbasa pa
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status