Pengantin Pengganti: Menikahi Om Tampan의 모든 챕터: 챕터 91 - 챕터 96
96 챕터
Bab 91 Pernikahan Riska dan Dimas
"Jagoan, mama masih menyusui Dede Shasha, jika mama memakan semua es krimnya nanti Dede pilek bagaimana? Papa suapin mama satu sendok saja ya," ucap Om Pras sambil menyendokkan es krim dan mendekatkan sendoknya ke mulut Khansa. Khansa tidak membuka mulutnya karena masih kesal dengan Om Pras. Asha yang melihatnya tersenyum membayangkan saat dia tidak mau makan. "Mama, ayo buka mulutnya, nanti makanannya menangis kalau mama tidak mau makan," ucapnya dengan wajah serius. Khansa yang mendengarnya tersenyum dan mau tidak mau membuka mulutnya untuk menerma suapan es krim dari Om Pras. Asha yang melihatnya kembali berucap, "Nah begitu dong, mama pintar." Om Pras tersenyum mendengar ucapan Asha. Semua yang diucapkan Asha adalah ucapan Khansa. Dia senang jika Asha sangat pandai menyikapi kejadian di sekitarnya. Dimas dan rombongan sudah sampai. Panitia sudah bersiap, dilihatnya ibu dan ayah Riska yang sudah bersiap menyambut Dimas. Saat Dimas m
더 보기
Bab 92 Rencana Asyraf, Raihan, dan Henry
"Mereka selalu ditawarkan kerjasama dengan keuntungan lain yang tidak masuk akal. Untungnya ada Dimas yang selalu memberikan masukan dan nasihatnya. Jika tidak bisa jadi mereka akan salah langkah," jelas Raihan pada Henry dan Asyraf.  "Dimas sudah mulai mengembangkan diri dengan menjadi bagian dari perusahaan papanya, Pak Dirga. Perusahaan mereka kini sudah bekerjasama dengan Narendra," jelasnya kembali.  "Oh ya, jika tidak salah pekan kemarin Dimas sudah menikah dengan Riska bukan? Sahabat putriku Khansa?" tanya Pak Asyraf saat Raihan menjelaskan mengenai Dimas.  "Benar, mereka berdua bersahabat. Jika tidak salah awalnya yang dekat dengan Dimas adalah Khansa, ha ha ha," jawab Raihan dengan tertawa diakhir ucapannya.  "Ya ..., ya. Anak muda zaman sekarang. Saling dekat, namun tidak mengetahui siapa yang akan berjodoh," sambut Pak Asyraf sambil menggelengkan kepala sambil menoleh pada Henry, mengingat peristiwa dibalik pernikahan an
더 보기
Bab 93 Mencari Jejak yang Tertinggal
Khansa menarik nafas dalam. Syukurlah kebakaran di pabrik tidak membesar. Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa akhir-akhir ini pabrik seringkali ada masalah? Mulai pasokan bahan baku, mesin yang rusak, dan kini kebakaran. Apakah ada yang sengaja melakukannya? Om Pras harus menjelaskannya saat pulang nanti. Jika dihubungkan satu kejadian dengan kejadian lainnya kemungkinan ada hubungannya. Hal ini akan membuat papa kehilangan banyak uang untuk menyelesaikannya. Kantuk yang datang membuat Khansa akhirnya tertidur, saat Om Pras masuk dia tersenyum melihat Khansa sudah pulas. Digantinya baju sebelum menyusul Khansa untuk beristirahat. "Besok pasti banyak pekerjaan yang harus diselesaikannya. Kebakaran pabrik pasti menarik banyak perhatian terutama rekan bisnis mereka," batin Om Pras sebelum akhirnya matanya terpejam. *** "Raihan, berikan laporan kondisi terakhir pabrik pagi ini!" perintah Pak Asyraf saat Raihan baru saja masuk ke ruangannya. "Lokasi yang terbakar 30%, produksi hari i
더 보기
Bab 94 Diana Hilang Kendali
"Jadi semua dikendalikan Brian," gumam Pak Asyraf saat Husni menyebut nama keponakannya. "Baiklah Husni, apa yang kamu ceritakan sudah kurekam sebagai bukti. Aku tak mau dilain kesempatan kamu memutarbalikkan keterangan saat ini. Untuk keamananmu apa yang ingin kamu minta?" tanya Pak Asyraf pada Husni yang terdiam. Husni menggelengkan kepalanya perlahan, namun diucapkannya juga keinginannya untuk menjawab Pak Asyraf. "Saya hanya ingin keselamatan keluarga saya dijaga selama kasus ini belum berakhir. Brian bisa saja mengancam keluarga saya Pak," ucapnya pelan sambil memohon. "Baik. Kami akan menjaga keluargamu. Jika nanti kembali ke pabrik ajak mereka yang bekerja sama dengan Brian untuk kembali memihak pabrik. Berpura-puralah sementara waktu jika kami tidak mengetahui hal ini. Kami akan menyelesaikan dengan cara kami sendiri," ucapan tegas Pak Asyraf membuat Pak Husni mengangguk meyakinkannya. "Raihan! Perintahkan sopir mengantarkan Hu
더 보기
Bab 95 Masa Kritis Nadin
"Rama! Bagaimana kondisinya?" suara Om Pras terdengar sesaat melihat sosok Rama yang berdiri menunggu di depan pintu ruang operasi. "Dokter sedang berusaha menghentikan pendarahan di kepalanya. Pras tolonglah, aku tak mau lagi berjauhan dengan Nadin. Aku mohon carilah penggantiku Pras," ucap Rama memohon pengertian dari Bosnya. "Iya Ram ..., iya. Sabar dulu ya. Kita tunggu semuanya membaik," ucap Om Pras menenangkan Rama. Rama mengangguk. Kini fokusnya hanya pada kondisi Nadin, Prasetya sudah mengambil alih anak buah yang dimintanya mencari Diana. Setelah kecelakaan Diana menghilang, sedangkan wanita yang bertukar posisi dengannya kini di bawa ke kantor polisi untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Prasetya berjanji akan membantunya hingga semua masalah ini selesai. Diajaknya Rama untuk duduk, tak ada yang bisa dilakukan kini kecuali menunggu. "Ram, kita duduk dahulu. Nadin akan bertahan aku yakin," ucap Om Pras menghibur. Dahulu saat mereka tumbuh bersama, banyak teman
더 보기
Bab 96 Rencana Brian Dimulai
"Gilang hati-hati!" pesan Om Pras sedikit berteriak pada Gilang yang sudah menuju ruang tamu. Gilang hanya memberikan jempolnya tanda mengerti pada Om Pras dan Khansa dari ruang tamu. Sepeninggal Gilang Om Pras elanjutkan sarapan d temani Khansa. Dalam hati Khansa ingin sekali menanyakan masalah-masalah yang terjadi akhir-akhir ini, pabrik papanya hingga kecelakaan yang dialami Nadin, namun melihat Om Pras yang makan dengan lahap diurungkan niatnya. Suara dering telepon menghentikan kegiatan makan Om Pras. Diliriknya layar yang menyala di meja."Rama," gumam Om Pras yang masih terdengar samar oleh Khansa. Khansa melirik sekilas pada Om Pras, wajahnya kini sedikit gusar. Ada kekhawatiran jika kabar yang akan disampaikan Rama bukan kabar yang diinginkannya. Diambilnya telepon dan menggeser layar untuk menjawab panggilan Rama."Ada apa Ram?" tanya Om Pras setelah mendengar suara Rama di seberang. "Semalam mobil Brian dipastikan kemba
더 보기
이전
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status