Semua Bab Ayahku Berkhianat, Kubawa Pergi Ibuku: Bab 51 - Bab 60
108 Bab
50. Rencana Untuk Winna
Lucas mengangguk paham mendengar penjelasan mengenai hukuman yang diberikan pada Winna dari Sebastian. Sejauh ini rencana berjalan lancar tanpa hambatan. Tinggal menunggu waktu yang tepat untuk menggiring rubah yang buta menuju perangkap. Setelah selesai menyampaikan laporan Sebastian undur diri meninggalkan Lucas dan Peter berdua. “Sepertinya setelah ini jika ibu dan adik ingin kembali ke sini bisa dilakukan lebih cepat,” ucap Lucas pada ayahnya. Peter mengangguk menyetujui ucapan putranya itu. Setelah dua bulan berpisah dengan istri dan putrinya kini Peter sudah merasa kelegaan melihat mereka akan berkumpul lagi. Beberapa waktu yang lalu setelah Lucas memberitahukan padanya bahwa Winna memiliki rencana untuk merayunya, putranya itu memberikan padanya sebuah saran. Saran untuk menghentikan sekaligus menjebak Winna. Sejujurnya setelah beberapa kali insiden racun ulah dari Winna ini membuat Peter menyerah untuk tetap bersabar pada wanita itu. Dari yang hanya menginginkan nyawa istriny
Baca selengkapnya
51. Pulang
Winna menatap masam pada sepasang suami istri yang terlihat tertawa itu. Dua orang tersebut tak lain adalah Peter dan Anna. Winna benar-benar terkejut dan tak tahu jika sang Duchess Chester telah kembali. Saat itu dirinya yang tengah bosan dengan kegiatannya di istal diam-diam pergi berjalan-jalan untuk mencari kesenangan. Langkah kakinya tanpa sadar membawa dirinya ke taman yang rupanya cukup dekat dengan istal. Dari sanalah matanya menangkap sepasang suami istri itu tengah duduk di hamparan rerumputan. Nampaknya mereka tengah melakukan piknik karena terlihat ada keranjang makanan lalu terdapat pula beberapa kudapan yang tertata di dekat mereka. Kemudian tak lama datanglah sang tuan muda Chester yang sedang menggendong adiknya itu datang menghampiri kedua orangtuanya. Melihat kehadiran Anna membuat Winna terkejut sekaligus kesal. Gara-gara dirinya pindah ke area istal dirinya jadi kesulitan mendapatkan informasi apapun. Tangannya mengerat pada rok pakaiannya dengan tatapan marah yang
Baca selengkapnya
53. Pesta Ulang Tahun
Musim dingin telah berganti kini musim semi menyambut. Salju yang tadinya menutupi jalan kini telah mencair dan menghilang. Jalanan tampak lebih bersih bunga-bunga bermekaran dengan cantik. Sangat memanjakan mata. Bertepatan dengan hari ini ulang tahun Lucas yang kesembilan kediaman Chester nampak sibuk menyiapkan acara pesta untuk nanti malam. Aula pesta terlihat sudah didekorasi dengan cantik. Tirai yang tergantung indah menjuntai lembut berwarna putih di setiap jendela menambah kesan yang sederhana, namun elegan sesuai dengan citra Chester. Vas bunga yang biasanya terisi bunga mawar kini berganti dengan bunga daisy sesuai permintaan sang pemilik pesta nanti malam. Pesta kali ini lebih istimewa dari sebelumnya. Hal ini dikarenakan kehadiran Estelle sang putri Chester yang akan muncul untuk pertama kalinya pada publik. Dengan alasan ini banyak para bangsawan nampak tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut. Mereka penasaran dengan sosok nona muda Chester itu. Bahkan jika beruntung pa
Baca selengkapnya
54. Kedatangan Tamu Istimewa
Sepanjang pesta berlangsung semua orang tak henti-hentinya melontarkan pujian pada Estelle. Banyak sekali perkataan manis yang dilontarkan demi menjilat keluarga Chester. Lucas hanya bisa tersenyum melihat pemandangan itu. Sungguh lucu sekali ini terjadi disaat pesta ulang tahunnya. Dia tak iri atau tidak suka. Justru ia merasa ada kebanggaan sendiri melihat adik kecilnya menerima banya pujian. Hanya saja Lucas menyayangkan mengapa itu datang dari orang yang tidak tulus. Dirinya tahu apa arti dibalik setiap lontaran pujian yang tujukan pada adiknya. Itu semua karena mereka ingin terlihat baik di depan ayah dan ibunya. Lucas pun yakin jika kedua orangtuanya menyadari hal itu. Tetapi, mereka tak ambil pusing dengan itu. Mereka hanya bersikap tidak tahu dan terus membiarkan semua orang berbusa mengelurkan ribuan pujian untuk Estelle. Si bayi yang sedang jadi pusat perhatian pun duduk diam di pangkuan sang nenek -Marchioness Alia-. Kedua tangannya nampak sibuk dengan pita berwarna kuning
Baca selengkapnya
55. Ratu Camellia, Selir Helena dan Putra Mahkota Albert
“Melihat putrimu membuatku ingin ikut memiliki seorang putri juga,” celetuk Selir Helena. “Benar bukan Yang Mulia Ratu?” Semua bangsawan langsung menahan napas saat mendengar celetukan ringan dari Selir Helena. Apalagi dia mengatakannya di hadapan Ratu Camellia yang tak memiliki seorang anak. Sungguh perkataan yang kejam dan tak berperadaan. Ratu Camellia tersenyum kecil mendengar perkataan dari selir kesayangan suaminya itu. Meski dalam hati ia merasa sakit hati. Sebuah tangan menggenggam tangannya yang berada di pahanya. Tangan yang menyalurkan kehangatan untuk menenangkannya. Ia tahu siapa pemilik tangan tersebut dan dia berterimakasih dalam hati. “Kau benar Selir Helena. Putri Duke Chester sangat menggemaskan membuat orang yang melihatnya jadi menginginkannya. Melihat Selir Helena begitu menginginkannya sepertinya aku bisa menunggu kabar baik itu darimu.” Ratu Camellia tersenyum ringan menatap Selir Helena. Perkataannya yang terakhir tadi cukup mencubit hati Selir Helena. Hal ini
Baca selengkapnya
56. Hasil Pengintaian
Suara orang-orang saling bersahutan meriahkan suasana pasar yang berada di pusat kota itu. Banyak gerobak berjejeran yang menjajakan berbagai jenis barang. Dari makanan, pernik-pernik seperti gantungan kunci dan aksesoris rambut. Area pasar ini sangat luas dan terbagi menjadi tiga bagian. Bagian pertama pasar yang menjual berbagai kebutuhan sehari-hari seperti makanan. Bagian kedua berjajar gedung yang menjual pakaian dari busana untuk rakyat biasa hingga bangsawan. Meskipun kebanyakan bangsawan lebih memilih memanggil para penjahit ke rumah mereka dan memilih langsung gaun atau pakaian yang dibawakan. Lalu, area ketiga atau terakhir banyaknya cafe atau resto yang menjual makanan ringan seperti dessert hingga makanan berat. Di tengah-tengah area itu terdapat pula bangunan yang difungsikan sebagai penginapan. Pada salah satu bangunan cafe itu duduklah Lucas bersama Julian. Di meja mereka terdapat kudapan dan minuman yang dipesan untuk menemani kegiatan mereka. Dari luar mereka terlihat
Baca selengkapnya
57. Kegilaan Dua Orang
“Keluar dari sana dan kembalilah. Kehadiranmu sudah tidak berguna di sana.” Winna hanya bisa mematung terdiam mendengar perkataan wanita yang duduk di kursi sedangkan ia berada di lantai. Tangannya mencengkeram rok pada pahanya dengan kencang. Hatinya memanas merasakan emosinya mulai meninggi. Wanita itu kini memintanya kembali atau mungkin lebih tepatnya ia dibuang setelah dirinya sudah tidak berguna lagi. Ingin rasanya Winna mencengkeram leher wanita itu dan mencekiknya hingga mati. “Ada apa? Kau marah? Bukannya kau harus senang bersyukur bisa kembali, apalagi setelah semua kekacauan yang kau buat aku masih berbaik hati memintamu pulang. Jadi kau harus berterimakasih padaku!” Wanita itu memberikan pandangan mengejek pada Winna. Ia tahu jika Winna sedang menahan amarah padanya dan ia tak peduli dengan hal itu. Lagipula ia beranggapan jika memang sepantasnya Winna diperlakukan seperti itu. Anak dari seorang pelayan tak tahu diri memang sepatutnya menerima hal seperti ini. “Waktumu h
Baca selengkapnya
58. Sandiwara Winna dan El
Winna terbangun dengan sakit di sekujur tubuhnya. Ia mengerang saat ia menggerakan tubuhnya. Ketika ia dalam posisi duduk ia merasakan hawa dingin yang menyentuh kulitnya, maka saat itulah dia langsung tersadar. Di saat yang bersamaan El terbangun dan mereka berdua pun bertatapan. Keduanya sama-sama menampilkan wajah yang terkejut. Ketika hampir Winna berteriak dengan cepat El membungkam mulutnya. “Jika kau berteriak semua orang akan datang kesini!” desis El. “Mengapa kau bisa ada di sini?” tanya Winna usai El melepas bekapannya. Tangannya mencengkeram erat selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Sementara itu El bangun dengan santai dan memakai bajunya. Ketenangan yang ditampakkan oleh El membuat Winna terheran sekaligus marah. Dirinya ingat bahwa semalam ia pergi menuju ruang kerja Peter untuk menggodanya, lalu mengapa bisa ia terbangun di sini bersama pengawal wanita itu? El memakai pakaiannya dengan pikiran yang berkecamuk. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian semalam serta m
Baca selengkapnya
59. Menjebak Peter
Winna duduk sembari memijat bahunya. Badannya masih terasa pegal dan tidak nyaman, apalagi ia baru saja membersihkan kandang yang sangat kotor dan bau membuatnya harus menahan napas kalau tidak ingin muntah. Mana tadi padi ia melewatkan sarapan gara-gara mencari botol wewangiannya itu. Winna pun menyerah karena tak dapat menemukannya. Ditambah ia tak bisa mencuri waktu untuk mencari di sekitar karena penjaga istal terus mengawasi pekerjaannya sehingga mau tak mau Winna harus menahan lelahnya agar tak mendapat omelan kembali. Ia baru bisa beristirahat setelaha beberapa saat yang lalu setelah Allan pergi usai memastikan pekerjaan membersihkan kandang telah selesai. Kini ia memikirkan keberadaan botol wewangiannya yang entah di mana dengan berharap dalam hati tak ada yang menemukannya dan meski ditemukan orang-orang tidak menyadari apa isi botol itu. Saat ini fokusnya telah beralih dengan rencana lain. Untuk menutupi kebodohannya semalam ia harus benar-benar merayu Peter. Winna yakin El
Baca selengkapnya
60. Memfitnah Peter
“Apa yang sedang kalian lakukan?” Peter melihat pada dua orang yang sedang berdiri di depan ruang kerjanya. Dia baru saja kembali dari kamarnya untuk melihat istri dan putrinya. Namun, dari kejauhan ia melihat dua siluet yang berada di dekat ruang kerjanya. Dua orang itu tak lain Sebastian dan seorang pelayan wanita yang masih terlihat muda itu. Sebastian dan Nia langsung berbalik ke arah suara yang datang. Mereka berdua membungkuk memberi salam pada Peter. Sebastian maju satu langkah ke depan dan membuka mulutnya untuk menjawab pertanyaan tuannya. “Pelayan bernama Nia ini memberitahu saya ada seseorang memasuki ruang kerja Anda, Tuan Duke.” Peter menoleh menatap Nia yang kini masih menundukkan kepalanya karena takut. Sebenarnya tak ada yang perlu ia takuti, tetapi mungkin karena ia masih terbilang baru Nia selalu takut jika berhadapan dengan orang-orang yang lebih tinggi darinya. Apalagi ini pertama kalinya ia berhadapan dengan Peter yang notabene adalah majikannya. Meski ia sering
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status