Semua Bab NAIK LEVEL JADI ISTRI DUDA: Bab 21 - Bab 30
131 Bab
21. Koki Andalanku
"Kau boleh percaya atau tidak, tapi nyatanya masakan gadis itu bisa terasa enak di lidahku," megantara menjelaskan. Tentu saja itu membuat Niko sangat terkejut."Akhirnya kau bisa sembuh?" tanya Niko memastikan."Tapi hanya oleh masakan Nalini. Bukan yang lain,""Waw.. bagaimana bisa? Ada apa dengan gadis itu? Pasti ada sesuatu yang istimewa," Niko menebak."Apa maksudmu?" Tanya Megantara bingung."Jika kau hanya bisa makan enak ketika dia yang memasaknya, itu tandanya kau tak bisa hidup tanpanya," Niko memberi kesimpulan."Apakah harus seserius itu?" Megantara seperti orang yang terlihat polos."Kau harus mengenalnya secara lebih. Dan jangan sampai kehilangannya," Niko menasehati."Maksudmu aku harus menawari kontrak kerja seumur hidup dengannya? Apa mungkin dia mau?""Kontrak seumur hidup yang paling realistis di dunia ini adalah dengan menikahinya," Niko heran. Sahabatnya itu begitu tidak peka dengan nasehatnya.Megantara membelalakkan mata dan menggeleng cepat. "Kau terlalu berpik
Baca selengkapnya
22. Starla dan Rasa Sukanya
"Tadi koki itu menabrakku saat hendak ke mari. Minuman yang kubawakan untuk kalian tumpah. Jadi sudah sewajarnya dia bertanggung jawab dengan mengganti," kata Starla sambil mencondongkan diri ke arah Megantara. Berusaha mendekat.Nalini menundukkan kepala. "Kalau begitu saya kembali ke restoran ya, Pak. Permisi. Sekali lagi saya minta maaf, Nona."Starla hanya mendengus lalu mengambil satu gelas kopi untuk Megantara, "Kak Tara, ini kopi untukmu.""Terima kasih," Megantara menerima dan meneguk kopi tersebut.Nalini berjalan keluar dari ruangan sambil berpikir, siapa gadis itu? Apakah dia kekasih Megantara? Jika gadis itu kekasih Megantara, itu artinya dia akan menjadi ibu untuk Sivia. Betapa malangnya Sivia yang pintar dan cantik itu jika mendapatkan ibu tiri yang bawel dan pemarah. Nalini menghela nafas. Tapi dia kembali tersadar, ini bukan urusannya. Dia tidak perlu ikut campur."Sudah sekitar 10 menit kau berada di sini, jika tidak ada hal penting yang ingin kau sampaikan. Lebih bai
Baca selengkapnya
23. Pindah, Bertemu Keluarga Baru
Sore ini, Nalini sedang menata rumah kontrakannya yang baru. Memindahkan baju-bajunya yang tak banyak ke lemari. Menatap perabotan yang baru ia beli. Ukuran rumah kontrakan sangatlah kecil. Hanya terdiri dari ruangtamu kecil, satu kamar, dapur kecil dan kamar mandi.Nalini harus bisa bertahan di tempat seperti itu beberapa bulan kedepan sampai dia bisa mengumpulkan tabungan yang lebih untuk mencari tempat yang layak.Dia memutuskan mencari kontrakan karena sebentar lagi suami sandra akan pulang dari dinas luar kotanya. Dia tidak mau menumpang terlalu lama.Beruntunglah dia karena menemukan rumah kontrakan yang letaknya strategis. Di samping kiri rumah yang dikontrak Nalini terdapat beberapa rumah kontrakan sehingga Nalini tak sendirian atau dengan kata lain dia memiliki tetangga. Dan di sebelah kanan kontrakan Nalini terdapat rumah dengan ukuran yang besar milik sang juragan kontrakan.Suara ketukan pintu membuat Nalini menghentikan aktivitasnya. Nalini segera menuju ke pintu dan memb
Baca selengkapnya
24. Bos yang Merepotkan
Megantara sudah sampai di hotel pagi ini, dia sedang menuju ke ruangannya namun dia menghentikan langkahnya karena melihat Nalini datang bersama seorang pria. Megantara tak bisa mengalihkan pandangan dari dua orang yang tengah asyik mengobrol sambil berjalan. Sesekali Nalini menampilkan senyuman lepasnya. Sesuatu yang tentunya tidak pernah ia tunjukkan di hadapan Megantara. Dan itu menimbulkan sesuatu yang terasa tak nyaman untuk Megantara.Nalini dan Pandu menghentikan langkahnya saat menyadari ada Megantara yang berdiri tak jauh dari mereka dan sedang menatap mereka. "Selamat pagi, Pak," sapa keduanya. "Ya," jawab Megantara singkat. Nalini dan Pandu hendak melanjutkan langkah mereka. "Aku ingin ikut ke restoran. Aku ingin makan di sana," kata Megantara. Nalini heran dengan keinginan mendadak Megantara. "Baik, Pak. Silakan," kata Nalini akhirnya. Sebuah keberuntungan jika Megantara makan di restoran. Nalini tidak perlu repot-repot membawakan makanan ke kantor Megantara. "Kalau
Baca selengkapnya
25. Pelukan yang Membuat Salah Paham
Melihat seorang perempuan memeluk Megantara seperti itu, Nalini merasa tidak enak. Dia takut mengganggu privasi sang bos. Jadi dia buru-buru pamit keluar dari ruangan. Dia tak ingin berlama-lama di ruangan Megantara. "Saya permisi kembali ke restoran," tanpa menunggu respon dari bosnya yang masih berdiri mematung dan teman bosnya yang juga tak berkutik, Nalini keluar dari ruangan. Niko geram dengan pemandangan yang ada di hadapannya. Dia segera menarik tangan perempuan itu agar pelukannya terlepas. "Apa yang sedang kau lakukan?" teriak Niko pada perempuan itu. "Memeluk seorang lelaki. Apakah salah?" jawab perempuan itu. "Mona, kau sudah gila?" Niko semakin geram dengan sikap dan perkataan perempuan di depannya. "Harusnya kau berkaca. Kau juga sering memeluk dan mencium pipi ketika bertemu dengan gadis kenalanmu. Apa aku tidak boleh memeluk lelaki lain. Apalagi Megantara adalah sahabatmu sendiri. Bukan orang lain," jawab perempuan bernama Mona. Megantara masih tak habis pikir de
Baca selengkapnya
26. Obrolan Santai
Niko dan Mona kini sedang duduk berhadapan, Niko menghela nafas ketika melihat air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata Mona kini luruh. "Sebaiknya kau selesaikan dulu tangisanmu. Lalu kita bisa bicarakan ini di rumah. Tempat ini bukanlah milik kita. Aku merasa tidak enak hati pada Megantara," kata Niko. Mona tak menjawab. Air matanya justru semakin deras. Niko hanya duduk sembari menundukkan kepala. Tak ada upaya sedikitpun untuk menenangkan istrinya baik dengan sebuah pelukan atau sekedar usapan ringan di punggung istrinya. Setelah beberapa menit menangis, tangisan itu hampir reda. Mona buru-buru menghapus jejak air matanya lalu beranjak dari sofa empuk ruangan Megantara. Lalu berjalan keluar. Niko mengikuti langkah Mona. Sesampainya di lantai dasar, Mona hendak berjalan menuju pintu keluar namun dicegah oleh Niko. "Kau mau kemana? Tempat parkir ada di sana," kata Niko menggenggam lengan Mona."Aku lebih baik naik taksi saja," jawabnya. "Tidak. Tujuan kita sama. Unt
Baca selengkapnya
27. Menghibur Sivia
Sivia duduk seorang diri di bawah pohon yang berada di taman sekolah. Wajahnya murung. Ada genangan air mata yang sepertinya bisa segera meluncur keluar. Suasana taman ramai, tapi dia tetap sendiri. Tidak ada satupun teman yang menemaninya. Mereka semua sedang asyik bermain dengan riang gembira. Hanya Sivia yang suasana hatinya berbeda. Nalini mengamati dari kejauhan. Memang Sivia memiliki daya tarik tersendiri baginya. Dia selalu memusatkan perhatian pada Sivia meskipun dia bisa bersikap objektif jika sedang mengajar di kelas. Karena merasa khawatir dengan Sivia, Nalini memutuskan untuk berjalan mendekati gadis kecil itu. "Sivia sedang apa? Mengapa tidak bermain dengan teman-teman lain?" tanya Nalini saat dia sudah sampai di hadapan Sivia. Tangis Sivia pecah. Air mata yang sudah ia tahan sejak tadi tak bisa lagi terhenti. Tangisannya semakin keras. Membuat Nalini merasa khawatir. "Apa yang terjadi padamu, Sivia?" tanya Nalini sambil menghapus air mata dari pipi Sivia. Sivia me
Baca selengkapnya
28. Zona Bermain
Megantara baru saja memarkirkan mobil di tempat parkir salah satu mall terbesar di ibu kota. Satu jam yang lalu Nalini memberikan kabar bahwa dia mengajak Sivia ke sana karena Sivia ingin pergi ke zona bermainnya dan kebetulan mall itu terletak tak terlalu jauh dari hotel milik Megantara. Megantara berjalan memasuki mall dan mengedarkan pandangan. Dia menemukan zona bermain di lantai dasar. Dia segera berjalan ke arah zona bermain. Dari arah kejauhan Megantara sudah bisa menemukan sosok Nalini yang tinggi menjulang dan berambut panjang. Di sebelahnya ada Sivia, si gadis cantiknya. Megantara menghentikan langkahnya dan mematung, selama beberapa detik dia berpikir. Mengapa jika dilihat sekilas mereka berdua begitu mirip? Terutama sorot mata mereka yang memancarkan kelembutan.Dari dulu Megantara sudah menyadari bahwa bola mata milik Sivia mirip seperti milik ibunya. Dan kini Megantara menemukan satu lagi yang memiliki kemiripan dengannya. Jika orang asing melihat Nalini dan Sivia, me
Baca selengkapnya
29. Makan Bersama
Niko dan Mona berjalan bergandengan tangan. Setelah pertengkaran mereka tempo hari mereka mencoba untuk berbaikan lagi. Bertengkar adalah bumbu dari perjalanan pernikahan mereka. Megantara termasuk saksinya. Mona hari ini meminta ditemani berbelanja tas dan baju di mall. Dia ingin sekali mendapatkan perhatian dari suami. Dan sudah sangat lama pula Niko tidak pernah menemaninya berbelanja. Jadi, dia secara khusus meminta pada Niko untuk menuruti permintaannya dan untungnya Niko tak sesibuk rekan kerja sekaligus sahabatnya sehingga bisa menghabiskan waktu berdua bersama istri. Setelah lelah berkeliling mall dan mendapatkan barang yang Mona sukai, mereka memutuskan untuk makan di salah satu restoran kesukaan Mona yang terletak di dalam Mall. Dan tak di sangka, keputusan mereka untuk singgah justru membuat mereka bisa bertemu dengan Megantara yang saat itu sedang tidak sendiri. "Hey, sedang apa kalian di sini?" Niko berjalan mendekat ke meja tempat duduk Megantara, Nalini dan Sivia. Di
Baca selengkapnya
30. Misi Pertama Sivia Berhasil
"Gadis bernama Nalini itu, apakah benar-benar memiliki hubungan spesial dengan Megantara?" tanya Mona pada Niko saat perjalanan pulang. "Mereka punya keterikatan yang tidak bisa dihindari. Dan itu diluar kendali Megantara," jawaban Niko semakin membuat istrinya penasaran. "Keterikatan semacam apa? Hutang piutang?" tanya Mona lagi dengan nada polos. Niko menggeleng, "Bukan begitu maksudku. Entahlah aku tidak bisa menjelaskannya. Yang jelas jika melihat interaksi antara Sivia dan Nalini, sudah sangat terlihat jelas jika Sivia menyukai Nalini."Mona menghela nafas, "Harusnya kau membantu adikmu untuk bisa mendapatkan hati Megantara. Mengapa kau tidak membantunya? Kau tidak menyayangi adikmu satu-satunya itu?""Justru karena aku menyayangi Starla. Aku tidak ingin Starla tidak mendapat kebahagiaan jika harus memaksakan perasaannya terhadap Megantara. Lagipula kau tau sendiri karakter Starla yang sangat manja. Dia pasti tidak akan bisa sanggup jika harus menjalani peran menjadi ibu sambu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status