Semua Bab BENIH MAFIA MUDA : Bab 11 - Bab 20
29 Bab
Capter 11. Mencongkel Biji Mata
Capter 11 . Mencongkel Biji Mata.___Paman Ming langsung bertanya, "Bos Jack! Ada apa?!" Dengan gimik serius paman Ming menguping handphone. Bahkan sepasang mata sipitnya langsung mendongak, jelas dilihatnya Jack berdiri diatas sana. Dan memandang lepas ke arahnya berdiri sekarang."Antarkan perempuan itu! Dan pastikan dia selamat. Setelah itu , temui aku! Ajak serta para anak buahmu yang ikut dalam misi semalam!!" Atas kesalahannya Paman Ming pun menjawab terbata."Ba-Baik, Bos Jack!""Dan pastikan jangan ada yang berani menatap perempuan itu! Bila melanggar, aku akan mencongkel biji matanya satu persatu!!"Kembali Paman Ming menjawab dengan terbata, "Ba-Baik Bos Jack, aku akan pastikan itu!"Paman Ming sangat paham , Jack tidak hanya membual semata. Kemudian Paman Ming langsung memberikan kode pada anak buahnya. Yang dari semalam mondar-mandir di tempat ini, tanpa tidur barang sedikit pun.Kemudian Paman Ming pun langsung berseru, "Siapkan mobilnya!!" "Siap! Paman Ming!!"
Baca selengkapnya
Capter 12 Letusan Pistol
Capter 12 . Letusan Pistol ****Pagi ini. Setelah semalam langsung memutuskan untuk meninggalkan Kota Zhenzhou. Kota di mana kejadian itu berlangsung. Tampak Jack Lee sudah berada di ruangan kebesarannya. Hujan salju masih terus berlangsung di seluruh kota Cina. Membuat orang lebih banyak berada di dalam rumah. Menikmati musim dingin bersama keluarga tercinta. Atau kekasih.Akan tetapi Jack justru masih termangu. Duduk dengan wajah kacau. Bahkan terlihat berulang kali menjambak rambut sendiri. Sembari mendesis dengan kata-kata penuh sesal. Kata sesal serupa. Yang entah berapa ratus kali keluar dari bibirnya.Ruangan itu begitu hening. Tidak ada gelas berkaki panjang menemaninya. Apalagi deretan botol Baijiu.Namun Jack Lee tidak sedang menyendiri di ruangan kebesarannya tersebut. Melainkan ada Paman Ming . Namun ada pemandangan berbeda untuk kali ini. Paman Ming sedang berlutut di hadapan Jack. Tampak paman Ming menunduk. Matanya berkaca-kaca. Urat besar pada kedua pelipis yang m
Baca selengkapnya
Capter 13 She-wolf (serigala betina)
Capter 13 She-wolf (serigala betina)-----Spontan Paman Ming menjauhkan tubuh Jack. Ia menatap tajam, bahkan matanya yang sipit tampak jelas membulat. Namun, justru Jack tersenyum tipis melihat ekspresi Paman Ming."Jack! Aku berharap kamu sedang meracau!" Dengan santainya Jack menyadarkan paman Ming, "Aku .... Sungguh-sungguh, Paman." Mendengar ucapan Jack, paman Ming menjatuhkan tubuhnya pada kursi. Ia menyingkirkan ujung jasnya. Masih tak yakin dengan keputusan Jack. Sungguh sangat kejam. Tanpa balas budi.Kini posisi keduanya sudah berhadapan. Terpisahkan meja. "Jack! Apa kamu ingin menambah dosaku? Lalu akan berapa kali lipat setelah salah menculik!" Paman Ming tetap tidak mau melakukan itu. Paman Ming sadar dan kesalahan para anak buahnya bukanlah mutlak kesalahan mereka sendiri. Melainkan ada kecerobohannya juga. Hingga pada akhirnya berlanjut pada pemerkosaan yang dilakukan oleh Jack.Akan tetapi, Jack masih pada pendiriannya. Sembari memainkan kepulan asap dari lintin
Baca selengkapnya
Capter 14 Pernyataan Mengejutkan
Capter 14 Pernyataan Mengejutkan -------Seketika itu jantung Jack terasa mau copot. Maka disaat Jack grogi menghadapi ibunya, Paman Ming paling mengerti situasi ini.Paman Ming menyambar jawaban, "Nyonya. Jack bermain dengan serigalanya."Nyonya Xien tersenyum tipis, ia menatap tajam wajah paman Ming yang langsung menunduk. "Diam! Aku tidak memintamu bicara! Kalian---- sama saja!""Bu, tidak ada yang salah dari jawaban Paman Ming.Tentu saja aku tadi berada di kandang." Jack membenarkan."Oh ya?" Nyonya Xien tersenyum sinis. Ia masih memeriksa wajah anaknya, dan sekeliling tubuh putra tunggalnya itu, sangat teliti. Bahkan tubuh Jack diputar-putar olehnya."Iya. Ayolah, Bu. Jangan menggerayangi begitu," kata Jack, berusaha mencari kesempatan untuk menghindari ibunya."Sejak kapan serigala dariku melukaimu? Aku akan membutuh binatang itu dengan tanganku! Beserta para pawangnya. Mereka telah membuatnya lapar!" Nyonya Xien marah, seperti biasanya ia sangat melindungi Jack. Meskipun suda
Baca selengkapnya
Capter 15. Dalang di balik salah target.
Capter 15. Dalang di balik salah target.-----Bukan hanya Jack yang benar-benar gemetaran atas jawaban Paman Ming. Sungguh Jack belum sempat bertanya Setelah malam kejadian itu meminta Paman Ming untuk membawa Nona Hien Chan keluar dari villa miliknya. Saat ini kedua tangan Jack langsung mengepal. Ia sangat marah dengan apa yang dilakukan oleh Paman Ming. Padahal dirinya sudah meminta Paman Ming untuk mengawal dan tidak menyakiti perempuan yang telah dinodai itu. Seketika itu juga wajah Jack memerah. Kesal bercampur aduk menjadi satu dalam benaknya. "Tolong luruskan ucapanmu paman Ming!!" Bicara dengan suara membentak, rahangnya mengeras . Ia menatap tajam pria yang sangat dihormatinya itu."Kejam sekali kamu Paman Ming!!" Nyonya Xien ikut angkat bicara.Tapi sebisanya Nyonya Xien tidak membocorkan rahasia ini. Setelah angkat bicara, Nyonya Xien berjalan mendekati dinding. Yaitu tempat pistol berjajar. Melihat itu. Paman Ming tidak mau mati konyol. Ia ingin mati terhormat. Atas p
Baca selengkapnya
capter 16. Menguak Keterlibatan Nyonya Xien
Capter 16. Menguak Keterlibatan Nyonya Xien_____Jack langsung bersandar pada dinding. Tidak menyangka dengan jawaban paman Ming. Sungguh Jack merasa bawa telah teledor karena belum mempertanyakan hal ini pada pria itu. Sebenarnya agenda dari pertemuan tadi. Adalah untuk membahas hal itu. Tapi belum sampai pada poinnya , justru sudah kedatangan nyonya Xien. Jack menjambak rambutnya. "Ahhkk .... Sial!" Lalu meninju kosong. Melampiaskan sesal. Tak berujung .Kemudian meninju dinding. Bugk!! Bersamaan dengan suara tulang terbentur. Jack merintih."Auhkh .... Sial!!" umpatnya, seraya meringis menahan sakit .Jack mengibaskan tangannya, berharap rasa sakit yang tak sebanding dengan perbuatannya itu sirna. Entah kenapa tiba-tiba saja dia rapuh. Sungguh saat ini Jack merasa orang yang paling terkutuk. Laya mendapatkan murkanya para Dewa! Lepas di balik ini semua, ibunya adalah dalang. Dari skenario yang telah disusun ini."Apa yang ibu inginkan?!" geram Jack. Kembali terlintas, dimana per
Baca selengkapnya
capter 17. Saat menyamar menjadi bartender.
Capter 17. Saat menyamar menjadi bartender.------"Singkirkan asap itu dari wajahku!! Untuk saat ini aku butuh kokain ! Ganja membuat kepalaku pusing!!""Hahaha! Kamu sungguh benar-benar sedang kacau," cibir nyonya Xien. Kemudian mundur menjauhi Sang putra. Kemudian kembali mengambil satu linting ganja , dan menyalakannya, lalu dihisap dua batang sekaligus. Tentu saja asapnya semakin mengepul , dan membuat kepala jatuh serasa semakin pecah."Ibu sudah paham itu !Dan jangan membuatku semakin kacau!" Jack mendekati meja. Kemudian mengambil dua linting ganja yang menyala di sela bibir ibunya. Sungguh masalah ini membuat kepala Jack benar-benar akan pecah.Jack mematikan dua linting ganja itu dengan kasar di atas asbak. Tanpa mengalihkan pandangannya yang tajam, mengintimidasi perempuan di depannya.Akan tetapi Nyonya Xien kembali mengambil dua linting ganja, dan menyalakannya sekaligus, lalu kembali menghisapnya , membuat Jack mundur. "Sudah kukatakan asap itu membuat kepalaku
Baca selengkapnya
Capter 18 . Rahasia yang tersimpan!
Capter 18. Rahasia yang tersimpan!Nyonya Xien langsung terduduk . Wajah kakunya tadi benar-benar berubah drastis! Sementara lintingan ganja tadi langsung ditekan pada asbak. Tepat pada sedotan terakhir . Dengan sangat kasar dimatikannya! Mewakili perasaannya. Ada amarah yang selama ini coba diredam. Bukan waktu sebentar. Tapi kurun waktu sangat lama! Ya. Lebih tepatnya semenjak Jack Lee masih kecil. Melewati itu bukanlah hal mudah.Manik cokelat Nyonya Xien mengalihkan pandangan. Tak ingin sang putra menemukan sebuah kesedihan. Semua itu, sudah lenyap! Seiring suara sirene di ruang krematorium membekukan hatinya. Berbarengan dengan sirene yang mematangkan jasad sang cinta sejati. Amarahnya telah mengabu. Hancur bersama raga yang kembali suci. Hingga membuatnya tak ingin lagi menabuh genderang perang! Setelah Michael Lee---suaminya tewas! Bersimbah darah di depan mata kepalanya. Membuatnya menjanda, hingga rambutnya benar-benar putih dengan sempurna.Saat itu. Terjadi baku temba
Baca selengkapnya
Capter 19. Tidak menepati janji
Capter 19. Tidak menepati janji ___Ketika gagang samurai milik almarhum suaminya berpindah pada tangan Sang putra. Justru Nyonya Xien tertunduk. Bersamaan dengan itu, tubuhnya terguncang . Karena tangisnya meninggi. Sangking terguncangnya tubuh Nyonya Xien, sarung samurai itu terlepas dari sebelah tangannya.Jack langsung memungutnya . Setelah itu meletakkan pada dada. Jack memberikan penghormatan pada samurai almarhum ayahnya. Yang masih telanjang.Kemudian. Jack mundur. Lalu berjalan pada sudut ruangan itu. Sejenak Jack terdiam, berdiri di depan foto almarhum Michael Lee. Untuk memberikan penghormatan pada ayahandanya, dengan samurai telanjang tadi dicekal erat. Setelah beberapa saat menunduk. Mengheningkan cipta. Jack memasukkan samurai telanjang tadi pada sarungnya. Jack siap untuk melakukan kewajibannya, sebagai seorang putra dari Michael Lee.Zring!Setelah itu barulah Jack menoleh pada sang ibu , yang masih menangis dengan tubuh terguncang hebat.Kamudian , Jack mendekati pe
Baca selengkapnya
Capter 20 kamar yang tak boleh dimasuki
Capter 20 kamar yang tak boleh dimasuki._____"Tidak! " Paman Ming menjawab singkat. Membuat Jack terkejut.Besar harapan Jack mendapatkan kabar baik, atas keberadaan Nona Hien Chan. Namun suara Paman Ming terhenti, membuatnya semakin panik. Ini adalah pertanda buruk. Ditambah lagi telinganya terus berkedut dan terasa sangat panas. "Bagaimana maksudmu, Paman Ming?!" tanya Jack, dengan suara sangat keras. Jack berada dalam posisi kalut.Kemudian Jack menjauh dari foto almarhum Michael Lee . Jack menuju ke arah jendela kaca. Dengan samurai masih dicekal. Tatapannya sekarang nanar. Badai salju masih belum juga mereda. Bahkan sekarang jarak pandang benar-benar sangat minim.Jack mengeraskan rahang, menunggu jawaban Paman Ming. "Jelaskan, Paman!!"Suara Jack yang kembali bertanya dengan nada keras , membuat Paman Ming sedikit menepi ke pinggiran sebuah rumah. Dengan handphone terangkat. Untuk tetap menjaga sinyal agar pembicaraan itu tak terputus. Tadi Paman Ming berdiri di tengah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status