Все главы BAWA ANAK LELAKIMU PULANG, BU! (DI ANTARA DUA PILIHAN): Глава 21 - Глава 30
51
Drama Bagus
Kulangkahkan kaki mengekor Bapak dan Edi yang lebih dulu masuk ke puskesmas desa, di sini tak kulihat siapapun selain 4 motor yang terparkir di luar dan salah satunya adalah motor milik Lek Tri. Rupanya, Lek Tri bersama dua teman Edi ada di bagian dalam puskesmas ini."Assalamaualaikum!" salam Bapak memecah keheningan. "Walaikumsalam!" balas Lek Tri dan dua teman Edi serempak.Dua teman Edi lantas bangkit berdiri begitu melihat kami datang, raut wajah keduanya tak bisa kugambarkan dengan jelas. Apakah itu ekspresi takut atau biasa saja? Edi segera berdiri bergabung dengan mereka, sedangkan aku berdiri di samping Bapak menghadap Lek Tri."Gimana, Le?" tanya Bapak."Sudah diobati, Mas. Tak parah juga, cuma lebam sedikit. Cuma dari tadi merintih terus kayak yang luka parah saja, atau memang sengaja cari perhatian kali," ucap Lek Tri meoleh ke belakang dimana ada Mas Bagus di dalam.Halah, drama!"Coba kita lihat, Pak? Separah apa dia, apakah mulutnya perlu diamputasi atau tidak?" celetu
Читайте больше
Bertemu Samsul
Kuhela nafas besar, dada ini tetiba sesak melihat pemandangan itu. Ketegaranku runtuh bersama air mata ini. Sakit, kecewa, duka dan amarah tak lagi dapat kujabarkan dengan bahasa yang bisa diterima akal sehat, semua itu lenyap dengan apa yang mata ini lihat.Tawa riang putraku, celoteh girang serta gerak tubuh yang menggambarkan betapa ia bahagia bermain bersama ... Ayahnya!Sesuatu yang selama ini aku rindukan dan selalu aku bayangkan. Sekarang benar-benar terwujud, tapi kenapa baru sekarang? Setelah ikatan ini terputus. Harus apa aku sekarang? Bahagiakah? Atau sedihkah?Kusandarkan tubuh di balik daun pintu yang baru sedikit terbuka, tak kuat hatiku melanjutkan melihat pemandangan itu. Zaki begitu bahagia, binar mata dan raut wajahnya tak bisa berbohong. Kulihat Mas Bagus pun begitu tulus bermain dengannya, senyum dan tawanya kian menggambarkan bahwa ia begitu bahagia.Pertahananku runtuh, hatiku goyah. Ini yang aku inginkan sejak dulu, sejak Zaki terlahir ke dunia ini. Namun sekara
Читайте больше
Kedatangan Anwar
Usai membayar sesuai aplikasi, aku beranjak turun dengan Zaki yang anteng di gendonganku. Dibantu Mas supir, aku membawa barang-barangku turun.Menyadari kedatanganku, dua orang yang duduk di depan kamarku segera berdiri."Assalamualaikum ..." salamku begitu aku mendekat."Walaikum salam ..." jawab mereka serentak.Segera kubuka kamarku meletakkan barang yang kubawa dengan dibantu Mas supir. Setelah Mas supir pergi, segera kutemui dua tamuku itu."Jadi benar sekarang kamu kos di sini, Ind?" todong mantan iparku itu begitu aku berbalik badan menghadapnya."Iya, Mas. Maaf. Ada perlu apa?" jawabku singkat."Sejak kapan? Lalu Bagus?" kejarnya tak mengindahkan pertanyaanku."Sudah satu minggu dan sudah selama itu juga Mas Bagus menceraikanku, Mas." tegasku. Kedua orang itu sedikit terkejut tetapi kemudian Mas Anwar tersenyum."Baguslah, Ind. Kamu terbebas dari lelaki benalu seperti Bagus. Semoga kehidupanmu ke depan jauh lebih baik setelah berpisah dari Bagus," ujarnya mengulas senyum."A
Читайте больше
Pov Author
Bagus meremas ponsel barunya dengan mata yang mulai berair, sekian lama menunggu pesan dari ibu putranya itu akhirnya apa yang ia tunggu datang juga. Pesan terakhir tak lagi dibalas oleh mantan istrinya, Bagus terpekur dalam penyesalan dan kesedihannya sendiri.Sekian bulan mengabaikan istri dan anak kandungnya demi ibu dan kakak perempuannya, nyatanya dua wanita yang selalu dia agung-agungkan itu berbuat curang padanya.Dengan tanpa perasaan, dua wanita tercintanya itu memakai ilmu hitam untuk menundukkannya agar membenci istri dan anaknya sendiri. Terlambat menyadari dan kini ia dikurung dalam lembah penyesalan setelah berpisah dengan istri dan anaknya."Gus ... Kamu gak mau makan dulu, Le?" lirih bujukan sang ibu hanya menambah luka penyesalan dalam batinnya."Kamu masih marah sama Ibu, Gus?" suara sang ibu kembali mengisi kesunyian malam, karena sang anak tak berniat mengeluarkan suara untuk menjawab.Di dalam kamar, Bagus merutuki diri yang terlampau jauh dari sang pencipta hing
Читайте больше
Usaha Samsul
"Jadi, gimana, Gus?" tanya Bu Yati dua hari setelah kejadian Bagus mengurung diri dan menghindarinya."Apanya, Bu?" jawabnya tanpa menoleh ke arah ibu dan kakaknya. Matanya masih terus fokus pada layar ponsel."Ya, itu, rencana lamaran kamu sama Ririn?" jelas Bu Yati, sedangkan Santi hanya menyimak saja.Mendengar nama Ririn, Bagus mengalihkan fokus dari ponsel. Ia menoleh, menatap ibu dan kakak perempuannya."Apa kalau Bagus jadi menikahi Ririn, Ibu dan Mbak Santi akan memperlakukan Ririn seperti Indri?" tanyanya menatap dua wanita yang berperan dalam kehancuran rumah tangganya terdahulu."Gus, kok, ngomongnya begitu? Tentu tidak, Le. Ririn itu menantu idaman Ibu, tidak mungkin Ibu memperlakukannya dengan buruk. Yakan, San?" ujarnya lalu menoleh kepada anak sulungnya. Santi mengangguk meyakinkan."Ririn itu berbeda kelas sama mantan istrimu, Gus. Dia lebih berkelas dan lebih pantas untukmu," ucap Santi membanggakan Ririn, wanita yang ia kenal kala mengurus surat pindah dirinya. Yang
Читайте больше
SAH
"Saya terima nikah dan kawinnya Ardiyanti Ririn Dwi Susilowati dengan mas kawin tersebut tunai!" "Sah!""Sah!"Air mata menitik dari kedua netra Bagus namun segera ia hapus sebelum ada yang menyadarinya. Entah mengapa hatinya merasa bersalah dan tidak merasakan bahagia seperti ketika mengucap ikrar ijab untuk Indri lima tahun yang lalu.Bayangan celoteh serta gelak tawa Zaki semakin menghujam relung batinnya, semakin membuat hatinya merasa sakit atas keputusan menikahi wanita lain.Cinta? Entah ke mana perginya rasa itu dari hatinya untuk wanita yang kini duduk di sebelahnya dan beberapa detik lalu menyandang gelar istrinya, walau hanya menikah siri. Ataukah selama ini dia tidak benar-benar cinta dengan wanita itu?Bu Yati dan Santi adalah dua orang yang paling berbahagia dengan pernikahan ini. Segala angan dan ayal sudah berseliweran di kepala mereka masing-masing dengan kedatangan anggota baru keluarganya yang menyandang gelar PNS. Entah ada apa dengan gelar PNS? Sehingga gelar ter
Читайте больше
Talak untuk Santi
Pagi ini, Indri dibuat panik oleh Zaki. Setelah semalam tidak tidur karena Zaki rewel, sekarang tubuh Zaki demam tinggi."Kita bawa ke puskesmas cepat, Nduk!" seru Pak Yatno ikutan panik mendapati cucu kesayangannya muntah-muntah."Minggu gini puskesmas tutup, Pak. Langsung ke rumah sakit saja!" usul Bu Halimah juga ikut khawatir."Iya, Mak, Pak. Sebentar, Indri ganti baju dulu." Indri segera ganti baju selagi Zaki dalam gendongan neneknya, tidak sempat mandi karena terlalu panik dan khawatir. Dia hanya sempat cuci muka dan sikat gigi saja. Setelahnya segera menyiapkan keperluan Zaki untuk dibawa."Hayuk, Mak!" ajak Indri sudah siap. Bu Halimah mengangguk, lalu berjalan mengekor Indri keluar rumah."Hati-hati, Nduk. Kabari Bapak secepatnya!" peringat Pak Yatno."Iya, Pak. Doakan semoga Kenang baik-baik saja," ujar Indri mengambil alih satu-satunya kendaraan yang mereka miliki.Indri membonceng emaknya menuju rumah sakit umum Ambarawa, untuk memeriksakan kondisi Zaki. Berhubung hari M
Читайте больше
Masuk jebakan
"Apa, sih?" bentak seseorang dari seberang sana. Namun, suara itu membuat Santi mengerutkan kening heran pasalnya suara itu bukan suara sang kekasih tetapi suara seorang wanita. Ia menjauhkan ponsel dari telinga, memastikan bahwa nomor yang ia panggil benar nomor sang kekasih. Dan memang benar panggilan yang sedang terhubung adalah nomor Edo.Lalu siapa yang sedang memegang ponsel kekasihnya? Apakah ayah kandung anaknya itu sedang bersama seorang wanita? Atau jangan-jangan, kekasihnya itu selingkuh?Santi memutus panggilan sepihak, ia merasa ada yang harus ia ketahui tentang ayah kandung dari putrinya itu. Jangan sampai apa yang ia takutkan terjadi."Gak, gak boleh! Aku sudah memutuskan melangkah sejauh ini untuk bisa sama kamu, Do. Kalau kamu berani selingkuh, awas kamu, Edo!" gumamnya dengan nafas memburu, emosi sudah merasukinya, ia mengepalkan kedua tangannya.Ia lantas bangkit berdiri, berganti baju dan segera pergi dari rumah itu. Satu tempat yang menjadi tujuannya sekarang, ru
Читайте больше
Ketegasan Indri
Gelak tawa riang dari bibir kecil Zaki kembali mewarnai pendengaran Indri, celotehnya sudah kembali terdengar sejak kedatangan lelaki asing yang masih memendam cinta untuk sang bunda.Setelah hampir 4 jam ia habiskan dengan bercanda tawa serta berceloteh riang, kini ia tertidur pulas karena kelelahan."Terimakasih, ya, Sam. Kamu sudah berkenan meluangkan waktumu untuk Zaki," ujar Indri merasa sungkan dan tak enak hati sudah merepotkan."Tak masalah, Ndri. Aku dengan senang hati melakukannya." jawab lelaki tampan itu tersenyum penuh arti."Kamu jangan lupa makan, karena kamu harus kuat demi Zaki." lanjutnya perhatian. Indri mengulas senyum menanggapinya.Keduanya lantas terdiam sesaat, merasa sedikit canggung dan tak memiliki bahan pembicaraan. Karena kini hanya ada mereka saja di ruangan itu, bapak dan adik Indri sudah pamit pulang sedangkan emaknya tengah pergi mencari makan."Ndri!""Sam!"Panggil keduanya bersamaan, lantas keduanya tertawa kecil."Kamu dulu," ujar Samsul memberikan
Читайте больше
Bu Yati pingsan
"Ada apa ini, Bu-ibu?" tanya Bagus mulai khawatir.Mendengar suara Bagus, sontak kerumunan itu menyingkir memberi jalan."Ada apa, Mbak Yanti?" ulang Bagus."Itu, Gus, ibumu pingsan setelah teriak-teriak histeris," ujar wanita tambun itu.Sontak Bagus segera berlari ke dalam, diikuti Ririn di belakangnya. Dilihatnya sang ibu yang terbaring di karpet dengan ditemani Bu RT."Ada apa dengan Ibu saya, Bu RT?" tanya Bagus khawatir."Tadi Bu Yati ditemukan warga teriak-teriak histeris sambil gendong Sheril, lalu tak lama jatuh pingsan di dekat kebun pisang Pak Supri." jelas Bu RT."Sheril? Lalu sekarang di mana Sheril? Mbak Santi?" cecar Bagus lagi."Kalau Sheril ada sama Ismi, dari pagi rewel terus. Kalau Santi, kami tidak ada yang melihatnya." terang Bu RT lagi."Nah, sekarang sudah ada Mas Bagus. Jadi, saya pamit dulu mau ada arisan di rumah." pamit Bu RT diikuti beberapa ibu-ibu yang lain. Rumah kembali sepi, hanya tinggal mereka bertiga saja."Bu, Ibu kenapa, sih?" lirih Bagus membangu
Читайте больше
Предыдущий
123456
DMCA.com Protection Status