Semua Bab Sinyal Cinta CEO Duda: Bab 31 - Bab 40
48 Bab
Membutuhkan Pertolongan
"Tadi Mila sengaja memperlihatkan tanda merah pada lehernya. Dan dia bilang kemarin Mas sangat baik kepadanya."Tanpa terasa Nazwa sudah terisak di dalam dekapan Erland. Ia tidak mengerti mengapa rasanya begitu sesak melihat tingkah Mila yang seolah sengaja memanas-manasi dirinya."Aku hanya mencintaimu, Nazwa. Aku tidak habis pikir kenapa Mila segila itu. Mungkin sebaiknya aku segera memecatnya."Erland hendak pergi, tapi Nazwa menahannya. "Jangan Mas," ucap Nazwa sambil menggelengkan kepalanya.Erland menghentikan langkahnya. Ia terdiam di depan Nazwa."Aku percaya sama kamu. Aku akan bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Walau bagaimanapun juga, selama ini Mila sudah baik kepadaku.""Kamu tidak boleh dekat-dekat lagi dengan dia. Kamu harus menjaga jarak darinya."Nazwa menganggukkan pelan. Ia segera meminta maaf kepada Erland karena telah sangka sangka terhadap lelaki itu."Sekarang sebaiknya kita makan siang." Erland menggenggam tangan istrinya. Mereka berjalan beriringan menuju mob
Baca selengkapnya
Enak Banget
"Ada apa, Bu? Ada yang bisa saya bantu lagi untuk Ibu?" Nazwa terlihat sangat perhatian dengan wanita itu. Sesungguhnya Rohimah mengingatkan Nazwa kepada ibunya yang telah meninggal dunia."Bolehkah Bibi bekerja di sini? Sebenarnya Bibi butuh pekerjaan. Tolong saya, Non. Nama saya Rohimah. Biasa dipanggil Imah.""Em, nama saya Nazwa." Wanita itu mengulurkan tangannya. Mereka bersalaman."Jadi bagaimana, Non Nazwa. Boleh saya bekerja di sini? Sepertinya Ibu Nazwa kesepian di rumah sebesar ini." Rohimah memperhatikan keliling rumah Nazwa yang memang sangat besar baginya.Nazwa terdiam sejenak. Tentu ia tidak mau gegabah. Sembarangan memasukkan orang baru ke rumahnya. Bisa saja Erland akan marah kepadanya."Saya harus bertanya kepada suami saya dulu ya, Bi. Saya tidak bisa memutuskan begitu saja. Apalagi ini rumah pemberian suami saya." Nazwa menjawab dengan jujur."Baiklah. Saya pulang saja."Wanita paruh baya itu berdiri dari duduknya. Namun tiba-tiba ia memegangi kepalanya. Badannya h
Baca selengkapnya
French Kiss
"Aku juga tidak tahu, Mas. Pasti aku gemuk sekarang." Nazwa melangkah menuju tepi ranjang dan segera duduk.Jelas guratan kesedihan tampak dalam wajahnya. Ia takut Erland tak lagi mencintainya sebab tubuhnya yang mulai membengkak.Niatnya mencoba sepatu kerja malam-malam karena ia ingin sekali pergi ke kantor Erland untuk menemani sang suami. Namun kenyataannya, semua sepatu sudah tidak muat di kaki wanita itu.Erland yang menyadarinya mulai kebingungan. Ia sampai tahan nafas jika haru menghadapi sikap Nazwa yang seperti itu."Apa yang harus aku lakukan?" batin Erland gelisah.Lelaki tampan itu menghampiri istrinya dan ikut duduk di samping Nazwa."Jangan sedih, Sayang. Kamu tetap yang tercantik. Kamu tambah seksi kalau begini," bisik Erland menggoda.Nazwa masih terdiam. Ia hanya melirik sekilas ke arah suaminya tanpa memberikan komentar apapun."Lagian kenapa sih, kamu ngotot banget mau ke kantor. Kamu itu harus banyak-banyak istirahat, Sayang." Erland mengusap kepala Nazwa beberapa
Baca selengkapnya
Berdiri Tegak
Nazwa beranjak dari tempat duduknya. Ia penasaran siapa yang menelepon Bi Imah. Tidak menyangka jika Rohimah punya handphone yang bagus. Padahal kemarin bilang kelaparan karena belum makan."Siapa yang telepon pagi-pagi begini?" ucap Nazwa.Baru saja ia hendak melihat siapa yang menelepon, tiba-tiba Bi Imah datang dari dapur dengan tergesa-gesa."Non Nazwa, maaf. Handphone saya ada di sini ya?" ucapnya gelisah seraya mengambil ponsel yang masih berdering tersebut."Itu beneran ponsel milik Bu Imah?" tanya Nazwa penasaran."I—iya, Non. Ini handphone peninggalan suami saya yang sudah meninggal dunia. Kemarin saya posting di sosmed. Rencananya mau saja jual. Mungkin yang telepon orang yang mau beli ponselnya.""Oh, begitu. Ya sudah diangkat dulu, Bi. Siapa tahu penting."Bi Imah mengangguk cepat. Kemudian kembali ke belakang menuju dapur.Nazwa kembali duduk di samping Erland. Ia masih belum puas dengan penjelasan Bi Imah tadi."Kenapa, Sayang?" tanya Erland lembut. Ia sudah menyelesaika
Baca selengkapnya
Pengen Jalan-Jalan
"A–anda?" ujar Nazwa dengan bibir yang bergetar."Nazwa, saya datang ke sini untuk meminta maaf kepadamu. Tolong maafkan saya Nazwa," ungkap Rosalia dengan wajah sedihnya.Mantan mertua Nazwa tersebut segera jongkok di hadapan Nazwa. Ia masih mengiba agar dimaafkan segala kesalahannya."Bangun, Tante. Saya sudah memaafkan, Tante!" balas Nazwa seraya mengangkat tubuh Rosalia agar berdiri lagi."Terima kasih, Nazwa. Kamu memang baik. Apakah itu tandanya kamu mau kembali dengan Raka? Saya sangat berharap."Nazwa begitu terkejut mendengar penuturan dari Rosalia. Ia tidak pernah menyangka jika wanita paruh baya itu akan berkata demikian.Nazwa menggeleng pelan. Tentu ia tidak mau meninggalkan Erland hanya demi Raka."Apakah Tante melakukan semua ini karena aku sedang hamil?" tanya Nazwa kemudian."Nazwa, saya yakin kamu masih mencintai Raka. Kembalilah kepada Raka. Saya akan menyayangi dan ikut merawat calon bayi kamu nanti.""Cukup, Tante. Saya sudah bahagia dengan Mas Erland. Hanya karen
Baca selengkapnya
Erland Selingkuh?
"Bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan ke Mall? Berbelanja dan membeli apapun yang kamu mau, Sayang?" tawar Erland kemudian.Raut wajah Nazwa tampak berbinar. Namun kemudian berubah lagi."Ini bukan hari libur, Mas. Mas 'kan harus ke kantor?" Nazwa tampak sedih."Masalah itu tidak perlu risau. Mas bisa berangkat ke kantor nanti siang. Atau kamu mau perhiasan baru? Mas akan setia menemani kemanapun kamu mau.""Terima kasih, Mas. Nazwa senang."Mereka berdua segera beranjak dari tempat tidur. Nazwa memilih untuk mandi terlebih dahulu. Sedangkan Erland menghubungi sekretarisnya jika ia akan datang nanti siang.Nazwa dan Erland berangkat menuju pusat perbelanjaan. Mereka terlebih dahulu memberi kebutuhan bulanan. Dan setelahnya berputar-putar demi menghilangkan rasa bosan."Mas, Nazwa pengen lihat di sana!" Nazwa menunjuk tempat yang menyediakan perlengkapan bayi."Tentu saja. Kita ke sana."Sementara Nazwa sibuk melihat-lihat, Erland pamit untuk pergi ke toilet sebentar."Lucu-lucu s
Baca selengkapnya
Video Nazwa Dengan Raka
Nazwa meminta Riko untuk menunggu di mobilnya dan siap siaga bila Nazwa menelponnya.Wanita itu berjalan cepat menuju ruangan Erland. Rupanya Clara sudah pergi entah ke mana mungkin ia sengaja menghindar agar tidak bertemu dengan Nazwa.Pintu ruangan dibuka dengan sangat kasar. Membuat Erland segera menoleh ke arah pintu tersebut."Mas Erland, apa yang kalian berdua lakukan?" tanya Nazwa dengan nada suara yang menahan emosinya agar tidak meledak."Nazwa, kenapa kamu ke sini, Sayang? Kondisimu belum benar-benar pulih," ungkap Erland bernada sendu. Ia berusaha menenangkan sang istri."Lepaskan, Mas! Jadi Mas lebih memilih pergi ke kantor hanya karena dia?""Mas bisa jelaskan semuanya, Nazwa."Seila melangkah santai mendekati Erland dan Nazwa."Kamu bilang apa barusan? Erland belum tahu saja kelakuan kamu di belakang dia," lirih Seila berkata lemah lembut namun seolah menyindir Nazwa."Apa maksud kamu berbicara seperti itu Seila?" balas Nazwa meninggikan nada suaranya."Lihatlah video in
Baca selengkapnya
Kecelakaan Pesawat
Sarah—sisten rumah tangga di rumah itu segera menghampiri Nazwa. Begitupun dengan Monica yang cepat-cepat keluar dari kamar setelah mendengar bunyi gelas pecah.Monica sangat khawatir setelah melihat Nazwa tampak syok. Ia segera merangkul tubuh wanita itu dan mengajaknya duduk di kursi. Wanita paruh baya itu tidak ingin terjadi apa-apa dengan menantu dan calon cucunya."Astaghfirullah, kamu kenapa Nazwa? Duduk dulu ya, mama buatkan minuman. Biar Sarah yang membereskan semuanya."Nazwa tak bergeming. Otaknya sudah berpikir jauh. Takut-takut jika terjadi sesuatu dengan Erland.Sesaat kemudian Monica telah kembali. "Ini diminum dulu, Sayang. Ada apa?"Nazwa menggeleng lemah. "Nazwa kepikiran Mas Erland, Ma. Nawa takut jika Mas Erland kenapa-napa.""Kamu harus selalu berpikir positif, Nazwa. Nanti pasti Erland akan mengabari kalau sudah sampai sana."Monica memeluk Nazwa. Mencoba menenangkan menantunya. Meski sebenarnya ia juga kepikiran terus dengan putranya."Sekarang kamu istirahat ya?
Baca selengkapnya
Kehadiran Raka
Cukup lama. Hingga akhirnya Erland berucap sangat lirih."Nazwa ... istriku." Erland baru teringat tentang Nazwa. Ia takut jika terjadi sesuatu dengan istri dan calon bayinya.Dengan tertatih Erland mencari Nazwa di kamarnya. Wanita itu masih terbaring dengan kedua mata yang terpejam."Bi, bagaimana keadaan istri saya?" Erland mengusap air mata uang masih tersisa di wajahnya.Lelaki tampan itu jatuh merosot di samping Nazwa."Non Nazwa masih pingsan, Tuan."Dengan perlahan Bi Sarah keluar dari kamar tersebut. Membiarkan Erland bersama dengan Nazwa."Ya Allah, kenapa jadi seperti ini? Kasihan Pak Erland."Erland memberikan minyak kayu di dekat hidung istrinya. Berhadap wanita yang sangat dicintainya itu segera sadar."Mama!" jerit Nazwa kemudian. Ia mulai sadar. Matanya terbuka perlahan dan menyadari bahwa di sampingnya sudah ada Erland.Nazwa memaksakan diri untuk mengangkat tubuhnya. Ia segera memeluk suaminya."Mas Erland ... ini beneran kamu, Mas?" lirih Nazwa mengeratkan pelukan
Baca selengkapnya
Surat Perjanjian
"Kenapa Mas Raka ke sini? Kita sudah tidak ada urusan lagi."Nazwa merasa geram. Ingin sekali ia mengusir Raka dengan cara kekerasan. Namun lelaki itu justru menunjukkan wajah yang penuh kesedihan."Nazwa, kamu sekarang tinggal di sini?" tanya Raka kemudian. Ia melihat ke arah atas sejenak agar air matanya tidak menetes."Iya, Nazwa tinggal di sini. Mas Raka senang 'kan? Mas Raka puas 'kan? Sebaiknya Mas Raka segera pulang."Nazwa memutar tubuhnya. Ia akan meninggalkan Raka seorang diri."Nazwa, aku rindu kamu!" Tiba-tiba tangan Raka menahan pergelangan tangan Nazwa.Nazwa mencoba melepaskan genggaman tangan Raka, tetapi lelaki itu justru mendorong kedua bahu mantan istrinya hingga tubuh Nazwa menyentuh dinding rumahnya.Raka mendekatkan bibirnya. Ia sangat merindukan momen bersama Nazwa dulu saat awal-awal menikah."Cukup, Mas Raka. Jangan seperti ini." Nazwa mengalihkan wajahnya."Aku masih mencintaimu, Nazwa. Mengertilah. Kamu sebenarnya juga masih cinta kepadaku 'kan? Katakan, Naz
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status