Semua Bab Mantan Datang, Suamiku Tak Pulang: Bab 21 - Bab 30
66 Bab
Dilema Sandi~
Semua keluarga besar sedang berkumpul di rumah milik Sandi dan Almira. Mereka nampak begitu bahagia dengan kembalinya pasangan yang baru saja selesai menghabiskan masa bulan madu. Orangtua Sandi tak henti memuji sang menantu yang selama ini terkenal mandiri dan baik hati, kendati Almira tak kunjung memberi mereka seorang cucu. Namun, kasih sayang yang mereka punya tak sedikit pun berkurang, bahkan sebagai mertua yang memiliki anak tunggal, orangtua Sandi tak sekali pun mendesak Almira ini itu. Profesi yang disandang bertahun-tahun oleh Almira juga tidak pernah dipermasalahkan. Sepenuhnya, mereka mendukung istri Sandi itu.Diantara semua orang yang begitu terlihat bahagia, hanya ada satu orang yang nampak merasa kesal sekaligus muak. Telinganya terasa panas mendengar kalimat-kalimat pujian yang terlontar dari para manusia membosankan ini. 'Apa hebatnya si Almira, ck! Kenapa semua orang terlalu membesar-besarkannya? Perasaan biasa aja?' Sandra terus menggerutu penuh kedengkian dalam ha
Baca selengkapnya
Pulang lebih dulu~
Seperti pagi-pagi sebelumnya, Almira sudah terlihat sibuk berkutat di dapur dengan dibantu oleh asisten rumah tangga. Menyiapkan beberapa hidangan khusus disantap di pagi hari bersama keluarga besarnya yang kebetulan tengah menginap. Meskipun Almira sibuk dengan segudang jadwal pemotretan, perempuan itu tak pernah sekalipun melupakan kodratnya sebagai seorang isteri yang memiliki tanggung jawab. Di luar sana dia memang terkenal sebagai model, yang wajahnya seringkali berseliweran di majalah maupun di sosia media, produk iklan dan sejenisnya. Tetapi ketika berada di rumah, Almira menjelma sebagai ibu rumah tangga sejati yang selalu siaga melayani kebutuhan suaminya. Tak hanya kebutuhan luar saja yang mendapat pelayanan ekstra dari Almira. Bahkan untuk masalah perut pun, Sandi tak pernah kekurangan. Masakan dari tangan Almira telah Sandi cicipi sejak di awal mereka menikah. Almira begitu sabar dalam menghadapi Sandi ketika awal-awal pernikahan. Tak ada yang bisa menandingi kesabaran
Baca selengkapnya
Duka~
"Mas, mau ke mana? Kok, udah rapi?" tanya Almira saat baru saja masuk ke kamar dan melihat Sandi sudah terlihat sangat rapi. Kemeja warna putih dan jas abu nampak sempurna di tubuh atletisnya.Sandi menoleh, lalu mengulurkan tangannya ke Almira. "Aku mau ke kantor, Al. Ada urusan sebentar." Dia merengkuh pinggang Almira ke pelukan. "Kantor? Bukannya Mas semalem bilang mau nemenin aku?" protes Almira, merengut manja seperti biasa. Kini dia bisa bebas melakukan apa pun pada suaminya ini, termasuk mengusap janggut Sandi yang sedikit kasar karena habis dicukur.Semalam, Sandi memang sempat mengatakan jika dia ingin cuti satu hari lagi dan menemani Almira ke pemotretan. Namun, mendadak asistennya menelepon dan memberi kabar jika ada hal urgent yang harus segera ditangani. Mau tidak mau Sandi terpaksa pergi ke kantor dan membatalkan rencana awalnya."Maafin aku, Al. Mungkin lain kali, ya? Gak pa-pa 'kan?" Sebenarnya, Sandi juga ingin sekali menemani istrinya ini, tetapi dia tidak memiliki
Baca selengkapnya
Peduli~
Acara pengajian yang dilaksanakan di kediaman Danu berlangsung dengan khidmat. Semua para tamu serta keluarga nampak khusyuk mengaji. Berdoa demi ketenangan jiwa almarhum sang pemilik rumah yang telah berpulang secara mendadak.Beberapa jam kemudian, acara tersebut pun berakhir. Satu persatu para tamu pamit sambil menenteng bingkisan yang disediakan tuan rumah selaku pemilik hajat. Tujuh hari sudah Danu pergi, meninggalkan duka yang begitu mendalam bagi keluarga besarnya terutama sang istri.Masih muda, baru menikah, belum punya keturunan. Namun rupanya, Tuhan lebih sayang pada Danu serta calon anak yang dikandung Sandra.Selesai acara pengajian, para keluarga besar berkumpul. Kedua orangtua Danu, Orangtua Sandra, Orangtua Almira serta orangtua Sandi. Saat ini mereka tengah terlibat obrolan serius mengenai nasib Sandra selanjutnya.Dengan tiadanya Danu secara otomatis Sandra telah menjadi janda yang ditinggal mati. Akan tetapi, perempuan itu harus menunggu masa Iddah-nya selesai terleb
Baca selengkapnya
Permintaan Sandra~
"Minumlah." Sandi menyodorkan segelas air putih ke meja tepat di hadapan Sandra yang terduduk lesu. Pria itu lantas menarik kursi yang berseberangan dengan Sandra kemudian mendudukinya.Keduanya kini terhalang oleh meja makan berbentuk persegi tersebut. Saling berhadapan, tetapi tenggelam dalam pikiran masing-masing. Sandra masih belum bergeming, menekuri setiap air mata yang jatuh membasahi punggung tangannya. Area dapur itu terasa sunyi senyap, dengan penerangan yang cukup terang. Semua penghuninya telah terlelap, hanya kedua insan yang pernah sama-sama menaruh hati berada di sana. Dalam keheningan malam, tanpa arah pembicaraan yang jelas. Merasa tidak nyaman jika dia berada dalam satu kamar yang sama bersama Sandra, maka dari itu akan lebih baik Sandi mengajak perempuan berbaju tidur panjang itu ke luar dari kamarnya. Berharap Sandi bisa mengajaknya mengobrol atau mengurangi kesedihan yang melanda janda cantik itu.Ya, perempuan di hadapannya ini kini telah menjadi seorang janda
Baca selengkapnya
Berbalas pesan~
'Kalau aku memintamu untuk membantuku, gimana? Saat ini aku benar-benar butuh dukungan dari seseorang. Dan aku pikir, kamulah orang itu, Mas. Cuma kamu yang bisa mengerti diriku.'tok! tok!Lamunan Sandi tentang permintaan Sandra lima hari yang lalu buyar saat pintu ruangannya ada yang mengetuk. Menghela pendek, Sandi meraup wajahnya kasar, lalu menyuruh masuk orang yang berada di depan pintu. "Masuk!" Pintu di dorong dari luar, muncullah pemuda yang selama ini membantu seluruh pekerjaan Sandi. "Terima kasih, Pak." Azka masuk, dan menutup pintunya kembali. Dia melangkah mendekati meja kerja atasannya."Ada apa?" tanya Sandi, menatap Azka yang sudah berdiri berseberangan dengan mejanya.Azka menyerahkan dokumen yang diminta Sandi dua hari yang lalu. "Dokumen yang Anda minta sudah siap, Pak. Anda tinggal menandatangani dan saya akan segera mengirimnya ke PT Angkasa Pura." Sandi mengambil bolpoin yang tergeletak di samping laptop, lalu membacanya ulang untuk beberapa saat, kemudian men
Baca selengkapnya
Siapa yang berubah?
Almira terlihat sedang memasangkan dasi di leher sang suami, rutinitas yang sudah dia lakukan sejak menjalani bahtera rumah tangga. Sandi pun sudah terbiasa dengan pelayanan sang istri, tidak pernah menolak apa pun yang diberikan Almira untuk dia kenakan.Dasi warna cokelat muda tanpa corak itu merupakan kado spesial dari Almira khusus dipesan dari desainer langganannya. Hari ini merupakan hari kelahiran Sandi, sebab itu Almira sengaja memberikan kado. "Udah. Beres." Kedua telapak tangan Almira menepuk pelan dada kokoh sang lelaki yang sangat dicintainya itu. Memastikan jika penampilan Sandi sudah terlihat rapi. "Suka gak, Mas, sama dasinya?" "Suka." Sandi mengusap pipi Almira dengan ibu jari. "Kado dari kamu selalu sempurna, Al," pujinya yang tak pernah berhenti bersyukur memiliki istri seperhatian perempuan satu ini. Pujian Sandi membuat bibir Almira mengukir senyum. "Kupikir Mas gak suka." Dia memang sempat khawatir bila dasi pemberiannya tidak disukai Sandi. Namun kekhawatiran
Baca selengkapnya
Trik Sandra~
Meskipun sibuk dengan seabrek pekerjaan yang sudah menjadi makanan sehari-hari, Sandi tetap menghargai hubungan persaudaraan yang terjalin antara Almira—istrinya dengan Sandra—sang mantan pacar.Aneh. Padahal jika orang lain yang berada dalam situasi ini, maka orang itu tentu akan memilih untuk menghindarinya saja, atau memilih untuk membangun tembok tinggi-tinggi agar kesempatan bersinggungan langsung terhadap masa lalu tak pernah ada. Namun sepertinya itu tidak berlaku pada Sandi, yang memilih untuk tetap mengikuti permintaan sang isteri. Atas dasar kasihan serta kemanusiaan, Sandi pun pada akhirnya mengalah. Menurunkan egonya demi keberlangsungan hidup Sandra yang dia pikir sedang membutuhkan dukungan dari orang sekitarnya. Nyatanya, ditinggal seseorang apalagi itu suami yang baru dinikahi bukanlah hal yang mudah. 'Akhir-akhir ini aku susah tidur, Mas. Gak ada teman yang bisa aku ajak berbagi. Biasanya Mas Danu selalu menjadi pendengar walaupun dia lelah setelah seharian bekerja
Baca selengkapnya
Perhatian mantan~
"Kenapa kita ke sini, Mas?" Sandra bertanya ketika roda empat milik Sandi berhenti di parkiran sebuah restoran. "Kita makan dulu, gak apa-apa 'kan?" sahut Sandi lalu menunjukkan jam di pergelangan tangan pada Sandra. "Udah waktunya makan siang." Dia lantas melepas pengait sabuk pengaman dari pinggang.Sandra mengerti, kemudian melakukan hal yang sama seperti Sandi. Namun sepertinya pengait sabuk tersebut agak macet, dia sampai harus susah payah. "Kok, susah, ya? Tadi kayaknya enggak, deh?" Mendengar Sandra menggumam, Sandi yang hendak turun dari mobil pun urung melakukan. "Kenapa, San?" Dia memerhatikan perempuan yang siang ini mengenakan celana jeans dan blouse lengan panjang warna merah terlihat sedang kesulitan. "Gak tau, nih, Mas. Macet." Susah payah Sandra mencobanya, tetapi tetap saja tidak bisa. Jari-jarinya sampai sakit.Melihat perempuan itu sedang kesulitan, tentu Sandi tidak bisa tinggal diam. Niat membantu pun langsung dia tawarkan. "Boleh aku bantu?" Tawaran Sandi ten
Baca selengkapnya
Kue Brownies~
Sandi menutup laptopnya setelah membalas surel yang masuk dari pihak perusahaan yang ingin melakukan kerja sama dengan perusahaannya. Tepatnya Minggu depan mau tidak mau dia harus pergi ke luar kota untuk meninjau tempat yang akan dijadikan sebagai pembangunan kompleks perumahan elit. Sebagai Presdir utama, Sandi tak serta merta menyerahkan tanggung jawab tersebut kepada orang lain. Bukannya dia tidak percaya pada orang lain. Sandi lebih suka turun tangan sendiri sebab dia bisa lebih tahu kekurangan dari proyek tersebut. Karena itu dia sangat membutuhkan keberadaan sekretaris dan juga asisten. Dengan keberadaan mereka Sandi akan lebih maksimal dalam mengurus perusahaan propertinya.Itu menjadi salah satu alasannya pula tidak dapat menolak ide Almira agar mempekerjakan Sandra sebagai sekretaris. Dengan pertimbangan yang cukup lama akhirnya Sandi pun menyetujui ide tersebut. Tentu saja dengan berat hati. Sandi mengatakan jika Sandra bisa menjadi sekretarisnya selama masa cuti melahirkan
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status