Lahat ng Kabanata ng BALAS DENDAM SI KEMBAR: Kabanata 31 - Kabanata 40
44 Kabanata
RAHASIA TERBONGKAR
Sesuai perintah bosnya, pagi ini Andi mendatangi rumah sakit Cempaka. Mencari tahu keberadaan Ibu Laksmi. Ibu kandung Bulan dan Bintang. Ia harus menyelidiki semuanya.Saat memasuki koridor kamar perawatan, Andi pun bertanya pada seorang perawat yang ditemuinya."Sus, kamar atas nama Ibu Laksmi di mana ya?" tanya Andi."Bapak lurus aja, nanti belok kanan. Nomor 302," jawab si perawat."Baik, terimakasih."Bulan yang saat itu mau menjenguk ibunya pun langsung panik. Ia tidak menyangka jika orang kepercayaan Tuan Mark sudah mendatangi rumah sakit Cempaka."Aku harus segera ke sana. Jangan sampai Pak Andi bertemu ibu dan terbongkar semuanya," batin Bulan.Andi akhirnya masuk ke ruangan Ibu Laksmi. Ia nampak sedang berbaring di ranjangnya. Wajahnya nampak tegang. Ketakutan seperti sedang bertemu penjahat."Bu, perkenalkan saya Andi. Ibu tebang, nggak usah takut ya. Saya hanya ingin menanyakan beberapa pertanyaan," ujar Andi."Saya tahu kondisi kesehatan ibu. Jadi ibu cukup mengangguk atau
Magbasa pa
TERDESAK
Bulan masih mondar-mandir di depan rumah Tuan Mark. Kecemasannya semakin menjadi ketika Nyonya Cynthia keluar dan menyambutnya dengan tatapan sinis.Cynthia yang sudah murka karena selama ini sudah ditipu pun akhirnya mendekati Bulan dan mencoba menampar kembaran Bintang itu. Namun, Bulan lebih sigap menangkap tangan Mama Barra itu."Bu, ada apa ini? Kenapa ibu mau menampar saya?" tanya Bulan panik. "Jangan pura-pura bodoh kamu. Kamu sudah menipu saya dan keluarga saya selama ini!" pekik Cynthia.Bulan pun terdiam. Ia akhirnya paham apa yang membuat Nyonya Cynthia itu marah. Kali ini, ia kalah cepat dari orang kepercayaan Tuan Mark itu."Kamu juga bukan ibu kandungnya Daffa. Kamu bukan Bintang, tapi kamu Bulan!" tegas Cynthia menatap Bulan dengan tajam. Bulan pun menatap Cynthia tidak kalah tajamnya."Benar kan, kalau kamu adalah Bulan dan kamu pernah masuk penjara!" pekik Cynthia sinis.Tidak pernah terbayangkan baginya memiliki menantu seorang mantan narapidana. Cynthia yang selama
Magbasa pa
SALING MENUTUP RAHASIA
Bulan terus mendesak Cynthia agar mau bekerjasama dengannya Saling menutupi rahasia. Namun, Cynthia masih tetap terdiam."Gimana, Bu?" tanya Bulan tersenyum tipis."Ya tadinya sih saya mau mencelakai ibu, tapi salah sasaran," lanjut Bulan."Gimana?"Cynthia pun menatap Bulan dengan tatapan bengis. Ia semakin mendekat dan dengan lantang ia berucap, "Saya nggak mau!""Bukan saya pelakunya. Saya akan tetap memberitahukan ke suami saya dan Barra. Siapa kamu sebenarnya!" tekan Cynthia yang langsung pergi meninggalkan kamarnya."Lagipula kalau Oma Rima nanti sadar, dia akan bercerita semuanya dan kamu yang akan menanggung akibatnya. Kamu akan masuk penjara lagi!" balas Cynthia ketus.Di rumah sakit Husada, dua tetangga Oma Rima yang mengantarkan nenek Mawar dan Balqis itu cemas menunggu di depan ruang UGD. Tidak lama, sang dokter pun keluar."Gimana, Dok?""Pasien yang ibu bawa tadi sudah meninggal dunia ...." terang dokter Adrian."Innalilahi ...."Dua tetangga Oma Rima pun terkejut. Ia ti
Magbasa pa
RAHASIA CYNTHIA
"Astaghfirullah!"Ternyata ketakutannya akan jeruji besi membuatnya berpikir jauh. Ia ketakutan jika Bulan membongkar semuanya pada Balqis dan Mawar."Ya Allah, ternyata hanya mimpi," batin Cynthia. Ia pun menarik napas panjang. Bulan terus mempermainkan mental Cynthia. Ia tahu pasti bagaimana takutnya Mama Barra itu akan jeruji besi. Ia pun meninggalkan Cynthia yang masih termenung di ruang tunggu."Ternyata Bulan sangat jahat. Dia rela melakukan apapun untuk mewujudkan semua impiannya. Tapi sekarang aku nggak punya pilihan lain kecuali mengikuti semua keinginannya," batin Cynthia."Lihat saja. Jika nanti aku sudah berhasil menyingkirkan Mawar, aku pasti akan menyingkirkan Bulan juga!" gerutu Cynthia dalam hati.Bulan yang masih berada di belakang Cynthia pun menatap tajam. Ia yakin, dia sudah berhasil membuat Mama Barra itu tidak punya pilihan lain selain mengikuti semua perintahnya."Begitu aku bisa menyingkirkan Mawar, selanjutnya aku akan menyingkirkan Bu Cynthia ...." batin Bul
Magbasa pa
KOMA
Roy masih dalam misi pencarian informasi soal Bulan. ia pun mendatangi lapas tempat di mana Bulan sempat menjalani hukumannya. Roy pun menemui seorang kepala lapas bernama Bu Mira. Beliaulah yang memberi keterangan soal siapa sebenarnya Bulan."Benar, Pak. Beliau adalah Bulan. Dia pernah menjadi napi di sini karena kasus pembunuhan," ujar Bu Mira saat Roy menunjukkan foto Bulan."Terimakasih, Bu, atas informasinya." Roy pun berpamitan dengan Bu Mira dan bergegas menemui Tuan Mark di rumahnya.Saat dalam perjalanan menuju rumah Mark, tiba-tiba motor yang dikendarai Roy mengalami kecelakaan. Roy pun dibawa warga yang membantunya menuju rumah sakit Husada.Beberapa saat setelah kecelakaan Roy, Mark pun mencoba menghubunginya. Ia mulai cemas karena Roy yang belum menunjukkan batang hidungnya. Mark pun mencoba menghubungi Roy."Halo, Roy! Kamu di mana?" Telepon Mark itu bukan lagi Roy, tetapi seorang warga yang membawanya ke rumah sakit."Maaf, Pak. Pemilik ponsel ini mengalami kecelakaan
Magbasa pa
LELAH MENGALAH
POV MAWAR10 tahun kemudian "Mas, besok Daffa harus ke rumah sakit. Kamu bisa temani aku kan?" Bulan kembali menghubungi Barra. Meminta mantan suami Bintang itu menemaninya seperti biasa mengecek kondisi kesehatan Daffa."Oke. Besok aku jemput kamu dan Daffa di rumah ya." Barra pun dengan cepat membalas pesan Bulan. Hingga usia Daffa 18 tahun, Barra dan Tuan Mark tidak pernah mengetahui siapa sesungguhnya Bulan. Rahasia Cynthia yang sudah dipegangnya pun membuat Mama Barra itu tidak berkutik dan tetap menyimpan rahasia Bulan. Sedangkan Roy, karena kondisinya yang tidak kunjung mengalami perubahan akhirnya dibawa keluarganya ke kampung. Sejak saat itulah Tuan Mark tidak pernah lagi mengetahui kabarnya.Mawar tetap menyayangi Daffa. Walau hubungannya dengan Bulan tidak juga membaik. Daffa pun sering menginap di rumahnya dan Barra. Daffa pun sangat dekat dengan Mawar juga anak angkatnya Safia.Safia dan Daffa yang berada di satu sekolah yang sama pun semakin dekat. Selalu pulang dan
Magbasa pa
PEMBERONTAKAN ISTRI
Bintang terdiam. Begitupun dengan Barra dan Mawar. Semua tidak berkutik saat pemilik kekayaan MBC Company bertindak merelai pertengkaran anak dan menantu kesayangannya itu."Bintang, sebaiknya kamu pulang! Tidak baik kamu berlama-lama di rumah mantan suami kamu!" usir Mark secara halus."Daffa biar tinggal di sini. Saya juga masih rindu sama cucu saya! Barra, Mawar, masuk kalian!" tegas Mark. Barra pun langsung masuk ke kamarnya disusul Mawar. Sedangkan Bintang alias Bulan langsung menatap Cynthia yang terdiam."Saya pamit dulu. Assalamualaikum." Bulan pun langsung pergi. Di teras rumah Tuan Mark itu, Bulan menatap tajam ke arah ruang tamu."Kita lihat saja nanti, apa yang akan kulakukan untuk menghancurkan kamu, Tuan!" batin Bulan......"Yah, Daffa harus study tour ke Labuhan bajo. Biayanya 5 juta. Apa boleh?" tanya Daffa saat menyampaikan keinginannya."Oh, boleh dong. Kapan berangkatnya? Besok pagi ayah transfer ya?" seru Barra. Daffa pun mengangguk. "Makasih, Yah."Di saat bers
Magbasa pa
WARISAN NENEK
Mawar akhirnya mendatangi kantor Sandi Arifin Law Firm. Tempat di mana sang nenek mengurus surat warisan yang selama ini disembunyikan dari kedua cucu perempuannya.Semasa hidupnya, nenek Mawar dan Balqis itu hidup sederhana sepeninggal kedua orangtua Mawar. Bahkan Mawar harus sambil bekerja saat kuliah demi mencari uang tambahan agar tidak memberatkan sang nenek. Namun, hari ini sebuah kejutan diterima Mawar dan Balqis sepeninggal nenek mereka."Selamat siang Mbak Mawar, Mbak Balqis. Silakan duduk!" sambut Pak Arifin yang ternyata pengacara kepercayaan keluarganya."Terimakasih, Pak.""Saya senang sekali akhirnya bisa bertemu dengan kalian. Tetapi, saya juga sedih karena artinya nenek anda sudah tidak ada lagi. Saya turut berdukacita. Kalian sabar dan kuat ya!" ucap Pak Arifin mencoba menguatkan kedua cucu Ibu Rima."Maaf, Pak. Apa yang sebenarnya terjadi? Apa betul nenek kami meninggalkan warisan?" tanya Mawar. Ia pun melirik ke arah Balqis."Betul, Mbak. Sebentar saya ambilkan berk
Magbasa pa
BERTEMU DI TOKO BERLIAN
Barra tersentak mendengar jawaban istrinya itu. Ia tidak menyangka jika Mawar yang biasa penurut kini sudah mulai berani melawannya. Memang sejak awal menikah, Mawar selalu menuruti semua perkataan Barra, juga ibu mertuanya. Namun, Mawar yang lelah akhirnya berontak. Sudah cukup baginya selama ini pengorbanannya. Mawar selama ini hanya dianggap sebagai patung dan tidak ada gunanya.Mawar kini tidak mau lagi berdiam diri atas semua kezaliman suami dan ibu mertuanya. Juga mantan istri suaminya itu yang selalu menjadikan anak sebagai alatnya. Mawar ingin mereka semua merasakan penderitaan yang ia alami selama ini."Mulai berani ya kamu melawan? Sudah berani kurang ajar ya kamu sama aku, Hah?! balas Barra yang tak mau kalah.Matanya melotot ke arah Mawar yang hampir saja keluar dari tempatnya. Seperti sudah tidak ada lagi cinta dan sayang seorang suami untuk istrinya sehingga Mawar pun mulai berpikir untuk mengakhiri rumah tangganya dengan Barra. Tidak ada satu alasan lagi untuk Mawar me
Magbasa pa
PEWARIS RETRO COMPANY
RETRO COMPANYSebuah perusahaan yang bergerak di bidang otomotif, dan beberapa anak perusahaan itu kembali berjaya. Setelah memiliki pimpinan baru. Mawar dan Balqis. Dua anak keturunan Ibu Rima yang tersisa.Walau tidak pernah bekerja sejak lulus kuliah, tapi latar belakang pendidikan Mawar membuatnya tidak mengalami kesulitan yang berarti saat menghandle perusahaan peninggalan sang nenek. Ada beberapa orang kepercayaan sang nenek yang juga membantunya.Tanpa sepengetahuan Barra, Mawar membangun karirnya sendiri. Barra hanya tahu jika istrinya itu bekerja sebagai staf pegawai biasa. Karena sejak kembali dekat dengan Bulan, Barra tidak lagi membiayainya. Mawar pun terpaksa bangkit demi anaknya.Pagi itu seperti biasanya Mawar bersiap ke kantor setelah mengantar Safia. Gadis kecilnya yang beranjak besar. Saat hendak berangkat ke kantor, Barra dan kedua orangtuanya menegurnya."Mawar, kenapa kamu tidak bekerja di kantor papi aja sih kalau hanya untuk mencari pengalaman?" tanya papi Mark,
Magbasa pa
PREV
12345
DMCA.com Protection Status