Semua Bab Akhirnya Ku Menemukanmu : Bab 51 - Bab 60
116 Bab
Bab 51
Akhirnya KumenemukanmuAku sedang duduk di ruang tamu dengan deraian air mata. Beberapa pasang mata menatapku nyalang bak pesakitan yang tengah menunggu hasil putusan sidang. Tatapan mereka bak belati ta jam yang siap menghu nus mangsanya.Aku tertunduk lesu. Air mataku kubiarkan mengalir begitu saja. Keringat dingin bercucuran dari sekujur tubuhku. Deru napas yang memburu karena emosi membuat bulu kuduku meremang seketika. Tak pernah kubayangkan aku akan berada di posisi seperti ini. Harga diri yang kujaga tak sengaja mencoreng mukaku sendiri. Aku salah. Aku kalah."Sania nggak salah!" Mas Risky terus berujar. Ia duduk di sofa single yang ada di sisi kiriku. Sorot matanya mengiba pada wajah sang ibu berharap ada belas kasih dari wanita paruh baya itu untuk melepasku dari imej buruk."Ngga salah gimana? Kalian dalam kamar berdua, dia ada di pelukan kamu, siapa yang ngga berpikir buruk dengan pemandangan seperti itu?" Bu Maria mencebik. Ia menatap wajah Mas Risky dengan senyum miring.
Baca selengkapnya
Bab 52
Akhirnya Kumenemukanmu 28.2Aku masuk ke dalam kamar untuk memasukkan semua barang-barang yang kumiliki. Termasuk ponsel pemberian Mas Risky. Seharusnya tak boleh kubawa, tapi aku butuh untuk memulai kembali usahaku. Ini salah satu support sistem untukku memulai kembali bisnis kue yang pernah kutinggalkan.Kuraih tangan Caca dari dalam dekapan Dimas. Dia yang sejak tadi menjaga dua anak di dalam kamar ini hanya diam menatapku iba melihat apa yang menimpaku. Entah apa yang ada dalam kepalanya. Biarlah. Aku sudah tak peduli.Aku berjalan dengan langkah gontai melewati beberapa orang di ruang tamu. Tak kupedulikan sinar matahari yang sudah berganti dengan kehadiran rembulan di luar sana. Aku hanya ingin membuktikan bahwa aku tidak serendah apa yang mereka tuduhkan.Ini hanya soal hati yang tidak semua orang bisa memahami. Sebenarnya aku paham akan perasaan Mas Risky tetapi bagaimanapun itu tetap salah karena statusnya masih sah menjadi suami orang. Tak peduli dengan apa yang dilakukan Ad
Baca selengkapnya
Bab 53
Akhirnya Kumenemukanmu Suara "sah" menggema di seluruh ruangan masjid yang sudah sepi oleh jamaah. Syarat sah menikah secara siri tanpa susah payah sudah bisa dipenuhi oleh Mas Risky. Sehingga tak butuh waktu lama untuk melanjutkan prosesi ijab qabul di dalam masjid ini.Ada rasa haru yang mengeruak dalam dadaku. Tak kusangka jalan cintaku begitu rumit dan menyakitkan. Baru saja tadi aku mendapat hujatan dan sekarang aku mendapat sebuah kebahagiaan.Entah apa ini bisa disebut kebahagiaan atau malapetaka tetapi ini sungguh membuat debar dalam jantungku tak beraturan. Bunga-bunga dalam taman hati pun merekah sempurna.Mas Risky mengulurkan tangannya untuk kucium pertama kali sebagai suami yang sah. Ada haru dan bahagia terlebih gemetar tanganku saat memegang tangannya tak lagi dapat kututupi. Bahkan keringat dingin sudah membasahi telapak tanganku ini. Bibirku tersenyum malu-malu menatapnya."Selamat menempuh hidup baru. Tidak ada pernikahan tanpa ujian, sejatinya pernikahan itu ujian
Baca selengkapnya
Bab 54
Akhirnya Kumenemukanmu"Pagi, Sayang," sapanya saat mataku mulai mengerjap. Wajahnya tepat berada di atas wajahku."Jam berapa ini? Mas sudah bangun?" tanyaku panik. Malu rasanya jika hari pertama menjadi pasangannya tetapi dia yang bangun lebih dulu."Masih belum subuh. Santai, kamu ngga kesiangan," jawabnya seraya tersenyum meledek.Tubuh Mas Risky lantas bangkit dari hadapanku dan duduk di bibir ranjang. Aku pun melakukan hal yang sama. Badanku beringsut turun dari atas ranjang dan duduk di sebelahnya.Tangan kekar itu meraih tanganku untuk dipegangnya dengan lembut. Kemudian ia cium punggung tanganku sebelum berdiri dari duduknya."Yuk siap-siap salat Subuh," ajaknya. Badan tegap itu berjalan mendahuluiku keluar dari kamar. Ia lebih dulu masuk ke dalam kamar mandi yang hanya ada satu di rumah ini. Maklum, rumah sederhana ini jauh berbeda dengan rumahnya yang tiap kamar difasilitasi dengan satu kamar mandi dalam.Sambil menunggu Mas Risky keluar dari kamar mandi, kusempatkan untuk
Baca selengkapnya
Bab 55
Akhirnya KumenemukanmuUsai sarapan, aku menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue. Uang yang diberikan Mas Risky untukku sebagian kusimpan dan sebagian lagi kugunakan untuk modal usaha. Sayangnya, aku tak mendapati mixer di rumah ini. Sepertinya aku harus meminjamnya pada istri Pak Ustadz."Kemana, Dek?" tanya Mas Risky saat melihatku melewatinya tanpa menyapanya. Ia yang sejak tadi menekuri layar ponsel miliknya mendongak sejenak untuk bertanya padaku."Pinjam mixer ke rumah Pak Ustadz, semua alat dan bahan sudah lengkap cuma mixer yang ngga ada." Sejenak aku menghentikan langkah. Kemudian kembali melangkah setelah kepala lelaki di depanku itu mengangguk memberi izin.Aku berjalan dengan santainya ke rumah Pak Ustadz yang belum kutahu siapa namanya itu. Rumah yang tidak lebih bagus dari rumah yang kutempati itu. Cat di temboknya sudah banyak yang mengelupas dan dari luar kulihat kursi di dalam ruang tamu itu terlihat sudah usang. "Cari siapa, Mbak?" tanya seorang paruh baya yang kel
Baca selengkapnya
Bab 56
Akhirnya Kumenemukanmu"Caca, Caca ke kamar dulu ya? Mama ngobrol dulu dengan ayah, penting," ujarku pada Caca. Karena sepertinya obrolan ini akan panas dan tak pantas jika di dengarkan oleh anak kecil se usia Caca."Iya, Ma.""Pinter ya, Sayang. Habis ini Mama temani Caca mewarnai ya?" ucapku mengiringi kepergiannya.Caca pun beranjak dari tempatnya berdiri menuju kamar tidurnya."Kalau pertengkaran itu bisa membuat semua masalah menemukan jalan keluarnya, ya mengapa tidak? Biar saja bertengkar, toh dalam keluarga lumrah jika ada pertengkaran. Asal sesuai porsinya aja sih.""Tapi kan Mama sudah sepuh, Mas. Ngga baik Takutnya malah jadi beban pikirannya dan bisa juga membuat kondisi Mama jadi drop.""Insya Allah enggak, Dek. Ini satu-satunya cara buat kita bisa bersatu." Mas Risky meraih pinggangku untuk dipeluknya."Kemarin juga sudah bersatu, kan? Kita sudah serumah," ujarku menggoda."Bersatu gimana? Satu rumah iya," ujarnya sambil terkekeh."Yang penting kan ketemu tiap hari?" go
Baca selengkapnya
Bab 57
Akhirnya Kumenemukanmu 31.1Suasana Surabaya yang terik bertambah panas tatkala badan tambun ibu mertua berdiri di ambang pintu rumah besar yang menjadi tempat tinggalnya. Ia berdiri sambil menatap kami dengan tatapan tajam.Aku yang baru saja membantu Caca menurunkan badannya, seketika diam mematung dengan raut wajah takut. Apalagi Caca, ia merapatkan tangannya merangkul badanku untuk menutupi badan Bu Maria dari matanya yang mungil."Aku cuma mau ngambil Kiaa," jawab Mas Risky tegas. Tak ada raut takut yang tersirat dari wajahnya. Lelakiku itu berjalan menuju tempatku dan Caca berdiri mematung.Tangannya meraih tanganku untuk digenggamnya. Tanpa takut akan ekspresi wajah Bu Maria yang sudah pasang wajah merah padam. Seakan ia hendak menunjukkan pada Bu Maria bahwa kami telah sah."Berani kamu ambil Kiaa, langkahi dulu mayatku!" hardik Mama. Ia melipat kedua tangannya di pinggang. Tatapan matanya nyalang tertancap pada wajah Mas Risky yang juga memandang wajah wanita yang telah melah
Baca selengkapnya
Bab 58
Akhirnya KumenemukanmuMobil Mas Risky berhenti di halaman sebuah rumah makan sederhana. Parkiran yang penuh dengan mobil berjajar menunjukkan bahwa rumah makan ini pasti recomended. Mataku mengitari pemandangan sekitar. Tempat yang terasa asri dengan beberapa pohon di atasnya membuat mata bisa melihat daun-daun yang tumbuh menjulang tinggi di atas dan bunga-bunga disisi jalan setapak menuju pintu masuk."Ini kan belum jamnya makan, Mas? Mengapa ke rumah makan?" tanyaku saat Mas Risky mematikan mesin mobil."Hei, ini kan restoran milik Mama, kamu lupa ya?" tanya Mas Risky."Mas kan ngga pernah ajak aku ke rumah makan milik keluarga Mas! Ya, mana tahu kalau ini punya, Mas," jawabku membela diri. Bibirku mengerucut kesal karena ia seakan menyalahkan aku."Hehehe, maaf, ya? Kan kita baru sah, coba aja sejak dulu kita menikah, pasti kamu sudah duduk manis di kursi kebesaran di ruangan Mas dulu," jawabnya santai sambil memandang wajahku penuh rasa.Inilah yang kusuka darinya, selalu kata m
Baca selengkapnya
Bab 59
Akhirnya KumenemukanmuDalam perjalanan pulang, Mas Risky hanya diam saja. Wajahnya tampak lesu dan tak bersemangat. Kejadian di resto tadi cukup membuat hantinya terluka."Sabar ya, Mas?" ucapku membuka obrolan. Aku menatapnya dengan dalam hingga ia membalas tatapanku. Seulas senyum kuberikan untuknya, agar ia tidak merasa sendirian. Aku selalu ada di sisinya, bersamanya dalam suka dan duka.Tak ada jawaban dari bibirnya. Suamiku itu hanya mengangguk dan membalasku dengan senyum tipis. Ia kembali fokus pada kondisi jalanan yang sedang padat karena jam pulang kerja.Caca sudah tidur di kursi belakang. Ia kelelahan dan kekenyangan. Mas Dimas menjamu kami dengan baik sebelum kejadian menyakitkan itu terjadi."Mama itu orang yang keras tapi sebenarnya baik. Hanya saja ini pertama kali Mas berontak dari apapun yang diucapkannya.Maafkan Mama ya? Segala ucapan dan sumpah serapahnya jangan dimasukkan ke dalam hati." Mas Risky berbicara tanpa mengalihkan pandangan dari fokusnya ke jalan raya
Baca selengkapnya
Bab 60
Akhirnya KumenemukanmuDengan kasar Bu Maria meraih Kiaa dari gendongan ayahnya. Ia bahkan tak memperdulikan tangis Kiaa yang seakan paham dengan kondisi ini. Mas Risky tak bisa berbuat apapun. Ia hanya pasrah akan sikap mamanya yang tak rela jika Kiaa digendong ayahnya."Maa! Abang itu ayahnya Kiaa, jangan gitu dong, Ma!" Mas Dimas mencoba berbicara."Dulu iya, dia ayahnya! Tapi sekarang bukan lagi, sejak dia memilih perempuan ini!" Jari telunjuk Bu Maria mengarah ke arahku. Seketika aku terdiam dan menunduk. Gemetar dalam tanganku tak bisa kusembunyikan, terlebih debar dalam dadaku. Berulang kali aku mengembuskan napas dalam agar debar ini tak mengusikku, tapi tetap saja. Wajah dan suara Bu Maria cukup membuat nyaliku menciut."Kalau mau hidup sama perempuan murahan itu silahkan saja! Tapi jangan bawa apapun yang pernah kuberi, terlebih Kiaa! Mau jadi apa cucuku kalau di rawat oleh wanita seperti dia!""Ma, Mama kan tahu bagaimana Mbak Sania merawat Kiaa. Dia jelas bisa menjadi ib
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status