Semua Bab Bos angkuh itu ternyata ayah anakku: Bab 51 - Bab 60
125 Bab
Terkurung di gudang bawah tanah.
"Kan kamu yang memintaku datang kemari" jawab Bella.Anjas menggelengkan kepala, "kapan aku memintamu datang kemari ?" Ucapnya."Coba lihat ponsel kamu" Bella meraih ponsel dari atas meja kecil yang ada di samping tempat tidur, lalu menyodorkannya kepada Anjas. "Ini, coba lihat ! Kamu ada gak menghubungi aku"Anjas mengusap layar ponselnya dan melihat ada 2 panggilan ke luar yaitu ke nomor Bella. "Aku ke kamar mandi dulu" Anjas bangkit dari ranjang melangkah menuju kamar mandi.Sementara Bella hanya tersenyum melihat Anjas menghilang di balik pintu. Wajah wanita cantik itu terlihat bersinar karena bahagia. Bagaimana Bella tidak bahagia ? Apa yang ia rencanakan dengan Armel dan Riana berjalan dengan sempurna. Ditambah lagi dengan kondisi Anjas mabuk parah yang membuat semuanya semakin mudah.Setelah Anjas ke luar dari kamar mandi, pria tampan itu melangkah menuju meja makan. Kaki jenjangnya melangkah menuruni anak tangga dan matanya tertuju ke depan, tetapi otaknya memikirkan apa yang
Baca selengkapnya
Kabar duka.
"Ow..... ternyata kamu sudah mulai bermain-main" ucap Bella sambil menatap layar ponsel Indri."Ada apa sih ?" Armel mendekati Bella untuk melihat apa yang ada di layar ponsel Indri.Tanpa berbicara, Armel langsung mencengkeram lengan Indri dengan kasar, "aku akan mematahkan tanganmu jika kamu berani membuka mulut" ucapnya dengan tegas."Jika Anjas sampai mengetahuinya ! Itu sudah pasti ulah kamu. Dan siap-siaplah untuk menjadi santapan binatang buas" lanjut Armel mengancam Indri."Maaf, maaf tuan" mohon Indri sambil meneteskan air mata."Hancurkan ponselnya" perintah Riana setelah melihat rekaman video yang ada di ponsel Indri."Itu sudah pasti mah" sahut Bella."Jangan nyonya, tolong jangan hancurkan ponselku" protes Indri sambil memohon. "Silahkan jika nyonya menghapus videonya, tapi tolong jangan menghancurkan ponselnya"Riana mencengkram kedua pipi Indri, "berani sekali kamu mematai aku. Apa kamu tidak ingin lagi melihat ibu dan anak-anakmu ?" "Jangan, jangan nyonya. Mereka tida
Baca selengkapnya
Rencana yang gagal.
Tok....tok....tok... Suara ketukan pintu membangunkan Anjas di pagi hari."Siapa sih" gerutu Anjas. Ia turun dari ranjang melangkah untuk membuka pintu."Permisi tuan" ucap Asep dari balik pintu."Hm...ada apa ?""Di luar banyak karangan bunga pak ?" Jawab Asep.Anjas mengerutkan kening, "karangan bunga ?" Ucapnya sambil bertanya."Iya tuan"Anjas memutar tubuh, ia melangkah menuju balkon. Dari sana pria tampan itu melihat karangan bunga berbaris sepanjang jalan. Rasa kesal dan penasaran membuat Anjas ke luar dari kamar untuk melihat karangan bunga itu lebih dekat."Turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya ibu Maria Selena. Dari perusahaan Tiga Putra" ucap Anjas sambil membaca tulisan papan bunga yang ada di hadapannya."Apa-apaan ini ? Apa mereka sudah gila mengirim karangan bunga ke tempat ini ?" Kesal Anjas.Wajar saja Anjas berkata seperti itu, sebab sampai saat ini ia tidak tahu siapa nama ibu Zeira atau ibu mertuanya. Anjas berpikir kalau orang yang mengirimkan
Baca selengkapnya
Pertempuran panas karena dendam.
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Zeira bangkit dari tempatnya. Ia mengajak Azka masuk ke dalam mobil.Asep yang melihat wajah Anjas kesal ! Langsung bergegas menghampiri pria tampan itu. "Tuan harus sabar. Nyonya saat ini masih syok menghadapi kenyataan ini. Siapa yang tidak hancur saat ibunya pergi meninggalkannya untuk selamanya" ucap Asep untuk menenangkan Anjas."Hm... Kamu memang pintar berceramah, kenapa kamu tidak jadi ustad saja sejak dulu" geram Anjas. Pria tampan itu melangkah mengikuti Zeira menuju mobil, sedangkan Asep hanya tersenyum sambil menggelengkan kepala.....................Tiga hari telah berlalu, selama 3 hari ini Anjas bolak balik Jakarta Bandung, karena Zeira dan Azka masih menginap di sana untuk mengikuti acara doa untuk almarhum Maria.Walaupun Zeira bersikap acuh dan tidak memedulikan Anjas ! Tetapi pria tampan itu selalu datang dan menginap di sana. Anjas bukan turut prihatin dengan Zeira, tetapi ia takut jika Zeira membawa Azka kabur."Selamat sore pak
Baca selengkapnya
Pertama kalinya Zeira menantang Anjas.
Anjas yang sudah dipengaruhi nafsu dan gairah, tidak sabar lagi untuk segera melepaskan benda berbentuk segi tiga yang menutup intim Zeira. Hanya dalam sekejap mata, benda itu sudah terlempar ke lantai. Anjas melebarkan kedua paha mulus istrinya lalu membenamkan wajahnya dikedua pangkal paha Zeira."Ow...ah...um..." Beberapa desahan ke luar dari mulut Zeira. Ia benar-benar tidak kuat untuk menahan, sebab lidah Anjas begitu liar dan nakal bermain di bawah sana."Su....su....sudah mas" ucap Zeira dengan nada mendesah."Resapi dan nikmati saja" sahut Anjas dari bawah sana. Pria tampan itu kembali membenamkan wajahnya, tampan rasa jijik ia menyedot semua cairan kental yang ke luar dari lobang surga dunia itu.Par....... tiba-tiba terdengar suara pecahan dari luar.Anjas mengangkat kepala, dan Zeira refleks merapatkan kedua pahanya."Apa itu ?" Tanya Anjas."Aku tidak tahu" Zeira bangkit dari tempat tidur, ia mengutip pakaiannya yang berceceran di lantai lalu memakainya."He...kamu mau ke
Baca selengkapnya
Zeira terkapar di lantai bersimbah darah.
Untuk melampiaskan kekesalannya, Anjas menyasar benda yang ada di atas meja rias. Setelah itu baru ia ke luar dari kamar melangkah menuju ruang tamu yang ada di lantai dua. Ia menjatuhkan tubuh kekarnya di atas sofa dengan kasar."Berani sekali wanita sialan itu menantang aku, apa dia sudah merasa nyonya di rumah ini ? Apa dia tidak paham, kalau aku menikahinya hanya karena Azka ?" Gerutu Anjas dengan kesal.Pria tampan itu bergumam sendiri hingga tertidur di atas sofa dan bangun setelah matahari terbit."Tuan, tuan" panggil Asep dengan lembut.Anjas membuka mata dengan malas, "Hm...." "Dari tadi tuan muda mengetuk pintu, tetapi nyonya tidak membukanya" ucap Asep."Dobrak saja pintunya, mungkin saja dia tidur atau sudah tuli" perintah Anjas masih dengan mata tertutup."Tapi tuan......" Anjas membuka mata dan menatap tajam Asep, hal itu yang membuat pria paruh baya itu tidak melanjutkan kata-katanya dan bergegas pergi."Sebentar ya tuan" Asep menenangkan Azka yang sedari tadi mengetu
Baca selengkapnya
Pulang tanpa dijemput.
Setelah 30 menit berada di rumah sakit, akhirnya Bella dan Riana pergi. Pelayan Indri bergegas meraih buah dari atas meja lalu membawanya ke luar dan membuangnya di tempat sampah."Buahnya dibawa ke mana bi ?" Tanya Zeira setelah Indri kembali."Maaf nyonya, buahnya saya berikan kepada petugas kebersihan, soalnya kita masih banyak stok buah" dalih Indri."Ow... Tidak apa-apa" jawab Zeira."Maaf aku harus berbohong pada nyonya, aku takut mereka membuat sesuatu di dalam buah itu untuk mencelakai nyonya" ucap dalam hati Indri. Tok....tok....tok.... suara ketukan pintu."Permisi nyonya" Asep menjulurkan kepala dari balik pintu. Melangkah menghampiri Zeira dan berdiri dengan hormat. "Maaf nyonya, aku datang kemari untuk menjemput tuan muda" ucapnya."Tapi Azka sedang tidur paman" Memang Azka sedang tidur di samping Zeira."Tapi ini adalah perintah dari tuan nyonya" Zeira terdiam, ia menatap Azka yang tertidur pulas di sampingnya. "Baiklah paman" ucapnya.Asep mengangkat tubuh mungil Azk
Baca selengkapnya
Menjawab sebelum ditanya.
"Ke tempat lain, gak mungkin ke neraka" jawab angkuh Anjas."Kenapa harus ke tempat lain, kalau untuk bertanya kan bisa di kamar saja" protes Zeira.Anjas tidak menjawab Zeira, ia langsung membuka pintu kamar tamu dan menarik Zeira masuk, lalu menutup dan menguncinya dari dalam."Duduk di sini" Anjas mendudukkan Zeira di sofa, lalu ia duduk di sofa tepat di hadapan Zeira. "Jawab aku dengan jujur" "Aku tidak menemui Armel ke hotel, mereka menjebak aku dengan meminta Sarah untuk menghubungiku dan memintaku datang ke sana. Saat aku masuk ke dalam kamar ! Tiba-tiba yang datang bukan Sarah tetapi Bella dan Armel. Kami sempat berdebat dan aku berusaha untuk pergi, tetapi Sarah menutup mulutku dengan sesuatu yang membuat aku tidak sadarkan diri. Kamu percaya atau tidak ! Itu urusan kamu, tetapi itulah kenyataannya" Zeira mengoceh panjang lebar tanpa mendengar pertanyaan Anjas terlebih dahulu."Kamu kenapa bisa menjawab seperti itu ? Aku kan belum bertanya !" Ucap Anjas.Zeira mengangkat ta
Baca selengkapnya
Anjas cemburu untuk pertama kalinya.
Saat Zeira masuk ke dalam ruangan Anjas, wajah pria tampan itu terlihat dingin. Tetapi Zeira mengabaikannya, ia langsung melangkah menuju Azka yang duduk di sofa bermain sendiri."Mama" panggil Azka."Ssstt..." Zeira menempelkan satu jari di bibirnya sendiri. "Tante" lanjutnya.Anjas refleks menegakkan kepala, tadinya pria itu fokus menatap layar laptop, tetapi kini ia menatap punggung Zeira. Ada perasaan aneh dalam dirinya saat Zeira melarat panggilan Azka. Padahal waktu dulu dia yang meminta Azka memanggil Zeira Tante saat mereka di kantor.Hem....Anjas berdehem. "Bisakah kau membuatkan kopi untukku ?" Ucapnya.Zeira memutar kepala, "bisa pak" jawab Zeira. "Tunggu sebentar ya sayang" lanjut Zeira berbicara kepada Azka."Ok m...." Azka menghentikan kata-katanya. "Ok Tante" ulangnya.Tadinya anak kecil itu ingin mengatakan mama, tetapi ia tiba-tiba mengigat apa yang dikatakan Zeira tadi. "Permisi mbak" ucap Zeira dari pintu."Oh iya mbak" sahut sang koki baru. "apa mbak butuh sesuatu
Baca selengkapnya
Terulang untuk kesekian kalinya.
Setibanya di kediaman Wijaya, Anjas mengantar Azka ke kamar. Ia berpamitan kepada anak kecil itu dengan alasan ingin menemui rekan kerjanya. Setelah itu Anjas langsung pergi meninggalkan kediaman Wijaya tanpa berpamitan kepada Zeira.Butuh waktu 45 menit untuk Anjas tiba disebuah bangunan tinggi berlantai 40. Pria tampan itu langsung disambut senyum hangat sahabatnya."Hay bro, akhirnya kamu datang juga" Biyan menjabat tangan Anjas dan saling berpelukan."Lu sih.... Buat acara hari kerja, apa salahnya buat acara weekend" protes Anjas. Kalau sahabatnya itu tidak menghubunginya tadi ! Anjas pasti lupa dan tidak akan datang ke acara anniversary sahabatnya itu."Gua juga maunya gitu bro, tapi lu tahu lah gimana istri aku. Kalau gak dituruti kemauannya ! Bisa merajuk 3 hari 3 malam" "Nah....itu alasannya aku gak mau punya istri" sahut Anjas dengan sigap."Eh....lu juga kan sudah punya istri bro. Kamu lupa ya ?" Protes Biyan."Bukan lupa, tapi pernikahan kami hanya status demi putraku. Kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status