Semua Bab Miss Zodiac: Bab 11 - Bab 20
51 Bab
11. Kehangatan Tubuhmu
Lyla yang mematung, menatap iba ke arah Damian. Lebih dari itu, entah mengapa ia merasa ikut menderita hanya dengan melihat wajah kacau Damian. "Damian! Apa yang terjadi padamu? Damian?" Tanpa pikir panjang, Lyla berhambur ke arahnya. Damian yang tampak terkejut menepis Lyla ketika dirinya menyentuh lengan pria itu. "Pergi!! Monster! Pergii!!" teriaknya. Saat itu Lyla kembali terkejut ketika Damian beringsut mundur dengan ketakutan. Ia meringkuk di sudut ranjang dan bahkan menangis terisak dengan pilu! Tak kuasa melihatnya, Lyla kemudian naik ke atas ranjang dan memeluk Damian dengan erat. "Damian, sadarlah. Ini aku, apa yang sebenarnya terjadi padamu?" "Pergi dari sini!! Pergi! Jangan menggangguku!! Kalian monster! Iblis! Aku tak akan kalah! Kalian tak bisa membunuhku dengan mudah!" teriaknya lagi sambil meronta-ronta. "Oh, ya Tuhan. Damian! Sadarlah! Damian!" Lyla merengkuh wajah Damian dan berbicara tepat di hadapannya. Ia berharap Damian dapat mendengarkannya dan berhenti mer
Baca selengkapnya
12. Pagi yang Manis
Lyla mendengar dengkur halus Damian saat ia terlelap bagai bayi. Siapa yang menyangka dibalik badan tegap dan pembawaan tenangnya itu, Lyla melihat sesosok rapuh yang menyedihkan dari seorang Damian. Damian yang meracau karena ketakutan sungguh membuatnya merasa pilu. Ia tak tahu apa saja yang mungkin telah dialami pria itu sehingga dirinya tampak rapuh seperti tadi. Lyla kembali merenung, ia kembali menelaah apa yang sebenarnya terjadi sesaat sebelum Damian kacau. Bagaimanapun dirinya berpikir, ia masih belum dapat menemukan jawabannya. Perubahan Damian yang tiba-tiba itu sungguh mengejutkannya. Karena setengah jam yang lalu sebelum Damian meracau ia tampak baik-baik saja. Ia tak akan berkeringat atau menggigil dan bahkan menangis seperti itu, jika memang tak terjadi sesuatu padanya. "Oh, kau sungguh malang. Sebenarnya apa yang terjadi padamu, Damian ...." Lyla mempererat pelukannya, dan disambut dengan gerakan kecil oleh Damian yang terlelap. Semakin memikirkannya, semakin Lyla
Baca selengkapnya
13. Rahasia Damian
Damian memilih sarapan di lantai atas. Ia dan Lyla telah bersiap ketika Alice membawakan mereka hidangan pagi untuk sarapan mereka."Kau pasti sangat kelaparan karena kita semalam tidak makan apapun, benar?" Damian berkata sambil meneguk jus miliknya."Kurasa bukan hanya aku, kau pasti juga sama kelaparannya denganku," gumam Lyla."Maaf mengejutkanmu semalam, Sayang. Aku tahu itu yang pertama bagimu mengalami hal seperti itu," ucap Damian lagi.Lyla mengerjap dan dengan sedikit gugup berdehem. Ia tahu maksud ucapan Damian, tapi ia juga tahu apa yang dipikirkan Alice yang sedang berada di dekat mereka. Alice yang tersenyum kecil dan malu-malu semakin membuat Lyla salah tingkah."Ak ... aku tak apa, tak perlu kau pikirkan," jawab Lyla gugup. Ia tak mungkin menjelaskan situasi sebenarnya yang terjadi semalam, bukan?"Alice, terima kasih. Ada Lyla yang akan membantuku," ucap Damian kemudian."Baik, Tuan." Alice mundur dan segera turun menyusuri tangga."Oh, kau sungguh dapat membuat orang
Baca selengkapnya
14 Menikahlah Denganku
Kediaman Madison .... "Apa yang sebenarnya kau lakukan? Sudah kubilang jangan terlalu terburu-buru. Mengapa semalam kau begitu gegabah?!" ucap Madison. "Tenang, Mom. Aku tahu apa yang aku lakukan. Sedikit kejutan yang kuberikan untuknya kemarin mungkin akan menyebabkam Damian tak bisa mengangkat kepalanya pagi ini," balas Edric sambil tersenyum sinis. "Kau melakukannya lagi?" bisik Madison setengah terkejut. "Ya! Aku harus melakukannya. Harusnya kau cepat-cepat mencari lagi wanita yang dapat mendampingi Damian sebelum wanita asing yang dibawa Jake itu masuk! Bahkan terakhir kali Olivia pun tak mampu kau kendalikan!" protes Edric. Madison menghela napasnya. Ia menatap Edric sambil berpikir serius. "Kau benar, kita memang harus mencari cara lain," gumam Madison. "Hmm ... atau ... kita masih tetap bisa menggunakan Felicia." Madison kembali tersenyum sinis. "Apa maksudmu, Mom?" Edric mulai menaruh atensi yang besar setelah menatap binar di mata ibunya. "Kita posisikan Felicia di ten
Baca selengkapnya
15. Penilaian
Seperti yang Damian sebutkan sebelumnya tentang membawanya pergi, kini Lyla hanya terdiam selama perjalanan mereka berlangsung. Setelah Damian menyebutkan tentang menikah tadi, perhatiannya kemudian harus terpecah karena terdengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah kamarnya. William kemudian muncul dan melaporkan tentang kedatangan para petugas pengiriman barang yang telah sampai di kediaman Damian. Damian dengan segera memerintahkan para petugas itu untuk masuk dan meletakkan semua barang kiriman tersebut ke ruangan kecil di sudut kamar Lyla yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan pakaian. Ya! Para petugas kurir itu ternyata mengantarkan berlusin-lusin pakaian dan sepatu untuk Lyla. Dan Lyla yang belum pernah memiliki sebanyak itu pakaian dan sepatu seumur hidupnya, hanya dapat menganga takjub. Seperti yang dikenakannya saat ini, kasual midi dress simpel berwarna putih tulang yang menjadi pilihannya untuk menemani Damian keluar. "Kau jadi pendiam, Lyla," ucap Damian memeca
Baca selengkapnya
16. Menikah
"Tak perlu melamun, Lyla. Apa yang kau pikirkan?" Damian menyentuh lembut lengan Lyla saat disadarinya gadis itu hanya diam saja setelah kepergian mereka dari kediaman Aaron. "Damian, sebenarnya apa yang terjadi tadi?" tanyanya tak mengerti. "Bukan apa-apa, hanya sedikit bisikan yang mungkin harus disampaikan, itu saja," jawab Damian sambil tersenyum simpul. "Bisikan? Maksudmu?" tanya Lyla lagi. "Jangan terlalu ingin tahu, Sayang. Belum saatnya kau tahu. Aku juga masih ragu kau mungkin tak dapat menerima semuanya sekaligus ketika tahu yang sebenarnya. Lagipula aku tak ingin sinarmu menjadi redup." "Oh, lihat! Kau mulai bersikap misterius lagi. Apa memang semua pria berzodiak virgo selalu bersikap seperti itu?" keluh Lyla. "Zodiak apa? Virgo? Kau mencari tahu tentangku rupanya? Apa kau sekarang sedang membacaku? Meramalku mungkin?" balas Damian sambil tersenyum. Ia menggoda Lyla. "Oh, please jangan mengolok-olokku, Damian. Kau tahu betul aku tak mungkin melakukan itu. Yah, well,
Baca selengkapnya
17. Cium Aku
Lyla sudah membersihkan dirinya setelah makan malam dengan Damian. Ia kemudian sengaja untuk turun ke bawah dan menuju dapur. Di sana ia melihat Alice sedang membenahi sendok dan garpu saat dirinya sampai. Alice pun sama seperti dirinya, ia telah berpakaian santai dengan gaun tidur panjang yang membalut tubuh mungilnya berpadu dengan sweater rajut yang tampak hangat. "Hai, Alice, pekerjaanmu belum selesai?" tanya Lyla. "Hai, Nona. Hanya tinggal sedikit saja. Aku hampir saja lupa untuk menyusun sendok dan garpu. Marie akan mengomeliku jika besok pekerjaanku belum beres. Apa ada yang Nona inginkan?" tanyanya. "Tak apa Alice, aku hanya ingin mengambil beberapa buah dan air mineral lagi untuk nanti malam," jawab Lyla. "Oke, Nona, biar kusiapkan ya. Tuan biasanya hanya menginginkan air mineral setelah makan malam. Tapi jika ia membutuhkan buah untuk pendamping, mungkin artinya ia akan berencana kelaparan nanti malam?" ucapnya seolah menganalisa. Lyla hanya tertawa dengan kepolosan Ali
Baca selengkapnya
18. Aku Menginginkanmu (21+)
Perlahan-lahan bibir lembab Lyla akhirnya mulai menyentuh permukaan bibir Damian. Awalnya gadis itu malu-malu dan hanya mengecup kecil bibir Damian. Beberapa kecupan kecilnya sebagai pembuka kemudian, akhirnya disambut Damian dengan lembut. Pria itu sendiri kemudian membuka mulutnya. Ia menarik Lyla dan mendekapnya ke dalam dada bidangnya. Merebahkan diri dan membiarkan Lyla berada di atas tubuh kerasnya. Damian membalas ciuman canggung istrinya itu dengan ciuman panas miliknya. Ia merengkuh rambut halus Lyla yang terurai di sekitarnya, menahan wajahnya agar gadis itu lebih mendekat dan melekat padanya. Seperti ingin menghisap Lyla, Damian terus melancarkan serangannya dengan lidah panasnya, menjelajahi setiap rongga mulut Lyla yang manis. Memagutnya dan mencecapnya seolah tak cukup dengan hanya menghisap dan merasakan lidah lembutnya. Dengan tekanan lembut, Damian akhirnya menggulingkan Lyla. Memerangkapnya di bawah panas tubuhnya sendiri. Lyla yang mulai mendesah membuatnya begit
Baca selengkapnya
19. Adik Ipar
Lyla sedikit tersentak saat ia merasakan sebuah kecupan di belakang tengkuknya. Ia segera membuka matanya dan mengerjap-ngerjapkannya beberapa kali. Lyla mendadak teringat semua kejadian semalam yang telah ia lalui ketika sebuah lengan kokoh melingkar disekitar pinggulnya. Benar, ia dan Damian telah menghabiskan malam pertama mereka. "Selamat pagi, Sayang ...," sapaan lembut dan serak khas Damian terdengar begitu manis ditelinganya. "Pa ... pagi," jawab Lyla lirih. Ia memutar tubuhnya dengan malu-malu untuk menghadap ke arah Damian. Dari dalam selimut, ia masih bisa merasakan kulit polosnya yang bersentuhan dengan milik pria itu. Ia seketika meremang dan tergelitik. Lyla bahkan tak menyadari keadaannya sendiri sampai mereka saling bersentuhan. "Kenapa? Kedinginan?" tanya Damian ketika merasakan bulu kuduk Lyla yang meremang. "Ti ... tidak, hanya saja ...." Lyla tak sanggup meneruskan ucapannya. Ia hanya menarik selimutnya perlahan-lahan. Damian tersenyum karena mengerti maksudn
Baca selengkapnya
20. Rencana Madison
Jake menatap Lyla dan Damian secara begantian dengan penuh selidik. Ia hampir terkena serangan jantung saat Damian meneleponnya dan memberitahukan tentang pernikahan rahasia mereka. Mereka bahkan hanya baru beberapa hari bertemu, bagaimana bisa melangsungkan pernikahan begitu saja?! "Kalian serius?" tanyanya lagi. Jake sudah menghembuskan napasnya berkali-kali dan menanyakan pertanyaan yang sama berulang-ulang. Ia masih tak dapat mencerna keadaan itu begitu saja. "Bukankah kau sudah tahu bahwa aku tertarik pada Lyla saat pertama kali bertemu dengannya?" ucap Damian dengan tenang. "Aku dan Lyla melakukan pernikahan ini karena kami memang ingin melakukannya." "Aku tahu. Tapi kukira bukan ketertarikan yang seperti itu! Ah, baiklah ... baiklah," balas Jake lagi. "Aku tahu kau terkejut, Jake. Mungkin keputusanku terlalu cepat? Belum lebih dari setahun yang lalu aku kehilangan Olivia, dan sekarang aku bahkan sudah menikah. Mungkin kau berpikir sesuatu tentang itu?" "Bukan masalah itu, D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status