Semua Bab Tak Seindah Malam Pertama: Bab 21 - Bab 30
68 Bab
Bab XXI Dua Hati yang Terluka
Bab XXITak Seindah Malam Pertama(Dua Hati yang Terluka) Terhuyung Maya menuju tempat tidur, ia merasa lelah raga juga jiwa. Rasanya menopang badan saja tak kuat, akhirnya Maya membaringkan badannya, tidur miring menghadap jendela menjadi pilihannya.Matanya terpejam, tapi bahunya berguncang, menandakan bahwa ia sedang menangis. Tak berselang lama, terdengar suara pintu kamar mandi dibuka. Ibnu keluar dengan badan yang begitu segar, aroma wangi sabun menguar ke seluruh ruangan. Dalam benak Maya, saat ini Ibnu sedang menyiapkan diri untuk melewati malam pertamanya dengan Dini. Hati Maya semakin terluka.*************** Ibnu menatap Maya yang
Baca selengkapnya
Bab XXII Menyembunyikan Kesembuhan
Bab XXIITak Seindah Malam Pertama(Menyembunyikan Kesembuhan) Dini menangis tersedu, lama, hingga akhirnya ia tertidur.  Lelah jiwa juga raganya.  Pernikahan yang ia harap membuatnya bahagia,  ternyata justru melukai jiwanya,  bahkan di malam pertama yang seharusnya menjadi malam terindah baginya. ****************** Jarum jam menunjuk pukul tiga dini hari. Setelah yakin Maya telah tidur dengan pulas, Ibnu bangkit dari pembaringan, ia meregangkan badan, mengangkat tangan ke atas, badannya terasa kaku karena sedari malam, ia tidur dengan posisi miring ke kiri sembari memeluk Maya. Maya terus memegang tangan Ibnu, membuat Ibnu tak berani merubah posisi, khawatir Maya terba
Baca selengkapnya
Bab XXIII Dendam
Bab XXIII Tak Seindah Malam Pertama (Dendam)   Mana mungkin Dini berkata jujur, jika kursi roda itu terbalik karena ia tendang, begitu pula dengan bunga mawar, ia yang telah membuangnya ke lantai sebagai pelampiasan marah atas sikap Ibnu yang sempat mengabaikannya. Sebenarnya, kelumpuhan Dini sudah hampir sembuh, kakinya bisa digerakkan meski masih belum bisa selincah sebelum kecelakaan terjadi. Ia sengaja merahasiakannya dari Ibnu dan Maya. Tak mau pernikahannya gagal. *********************   "Hhmm … tadi aku memang berpindah dari kursi roda ke tempat tidur sendiri, Mas, Alhamdulillah, meski susah payah, akhirnya bisa, meskipun kursi rodanya jadi terbalik,"
Baca selengkapnya
Bab XXV Gagal Lagi
Bab XXVTak Seindah Malam Pertama(Gagal Lagi)"Mas, bolehkah aku meminta hakku sebagai istri? Aku ingin menjadi istri Mas seutuhnya."Akhirnya Dini berhasil mengutarakan keinginan hatinya yang spontan membuat Ibnu terperangah.******************Ibnu kelimpungan, bingung hendak menjawab apa, mana mungkin ia mengatakan bahwa dirinya belum siap karena tak ingin melukai Maya.Dini menatap Ibnu penuh harap, baginya hanya itu satu-satunya cara mengikat Ibnu, dengan menjadi istri seutuhnya, ia yakin akan lebih mudah membuat Ibnu mencintainya. Bukan hanya cinta biasa yang ia harap, tapi cinta yang gila, cinta yang membuat Ibnu menggilainya hingga Ibnu dengan suka rela melepas Maya. Dini yakin, suatu hari nanti, ia bisa menyingkirkan Maya dan menjadi satu-satunya istri bagi Ibnu.Ibnu yang masih kaget tak kuasa menolak keinginan Dini. Ia sadar betul bahwa kewajibannya sebagai suami adalah memberikan nafkah batin, tak
Baca selengkapnya
Bab XXVI Kejutan
Bab XXVI Tak Seindah Malam Pertama (Kejutan) "Aku akan diam-diam mendampingi Dini menjalani pemeriksaan dan terapi. Saat Dini melatih kakinya, aku akan membuat kejutan dengan tiba-tiba datang ke rumah sakit sembari membawa bunga dan coklat. Dini pasti senang," batin Ibnu, ia tersenyum membayangkan kejutan yang akan diberikannya untuk Dini. ****************** "Aku berangkat dulu ya, Mas," pamit Dini sambil menggapai tangan Ibnu dan menciumnya.   "Ya, semangat ya, Dek! Bismillah, semoga terapi hari ini menjadikan kesembuhan paripurna. Aamiin," jawab Ibnu sambil tangannya mengelus kepala Dini.   "Titip Dini ya, Sus, tolong didam
Baca selengkapnya
Bab XXVII Ada Apa dengan Maya?
Bab XXVII Tak Seindah Malam Pertama (Ada Apa Dengan Maya)     "Suster, tolong sembunyikan dulu perihal kesembuhanku ini, jangan sampai Mas Ibnu tahu, aku ingin memberi kejutan," pesan Dini pada Suster Mira.   "Baik, Bu," jawab Suster Mira.   Di saat bersamaan, Ibnu telah sampai di rumah sakit, ia menuju ruangan dokter Rendra. Ia ingin memberi kejutan pada Dini, istri keduanya.   ******************** Ibnu melangkah menyusuri koridor rumah sakit, kurang satu belokan lagi, ia akan sampai di ruang kerja dr. Rendra, ruang dimana saat ini Dini berada. Tiba-tiba gawainya berbunyi. Ibnu berhenti dan merogoh saku celananya. Dilayar terpampang nama "Maya, istriku."   "Maya kenapa telepon?" tanya Ibnu dalam hati.   Akhirnya ia memutuskan untuk duduk di bangku yang ada di pinggir koridor sambil mengangkat telepon dari Maya. Ia takut a
Baca selengkapnya
Bab XXVIII Tetangga
Bab XXVIII Tak Seindah Malam Pertama (Tetangga)   "Assalamualaikum, Dek …." Kalimat Ibnu terhenti demi melihat Maya yang tergeletak di lantai.   "Dek, ya Allah, Dek …." Teriak Ibnu. ***************   "Mas Ibnu, tolong …." Maya menggeliat sembari memegang perutnya, ia tampak kesakitan, keringat dingin keluar dari dahinya.   "Apanya yang sakit, Dek?" Ibnu mengangkat kepala Maya dan meletakkannya di atas pangkuan.   "Perut, Mas …." Jawab Maya lirih.   Tak mau banyak bertanya juga menunggu, Ibnu membopo
Baca selengkapnya
Bab XXIX Suster Mira
Bab XXIX Tak Seindah Malam Pertama (Suster Mira)     "Hhmm … aku menikah dengan laki-laki yang menabrakku, Bang, dia adalah bosku di kantor," ujar Dini ragu.   "Oh, begitu? Boleh aku tau siapa nama suamimu, Din?" Tanya Danu penasaran.   *************** "Nama itu nggak penting, Bang, yang pasti suamiku itu laki-laki yang bertanggung jawab dan pastinya jauh lebih ganteng daripada Abang," ucap Dini cengengesan.   "Jadi makin penasaran, pokoknya besok harus kenalin aku dengan dia ya!" ucap Danu.   "Janji deh, Bang, besok pasti aku kenalin. Sepertinya Abang bakalan cocok dengan suamiku, usia kalian juga sepantaran," Dini berucap dengan mantap, ia tidak tahu bahwa Danu dan Ibnu bahkan pernah bersahabat dengan sangat karib.   "Oh ya, Abang mau periksa apa?" Lanjut Dini kemudian, meski Danu belum menjawab ucapannya.  
Baca selengkapnya
Bab XXX Dini Merajuk
Bab XXX Tak Seindah Malam Pertama (Dini Merajuk) "Cantik. Kamu memang paling cantik, Dek," batin Ibnu melihat senyum Maya, sebelum akhirnya ia pun melangkah keluar menuju kamar Dini.   ******************   Sesampainya di kamar Dini, Ibnu mengetuk pintu sembari berucap. "Dek, Mas masuk ya?"   Tidak ada jawaban dari dalam. Ibnu yakin Dini mendengar suaranya. Beberapa saat tak kunjung ada jawaban, akhirnya Ibnu memutuskan untuk masuk. Diputarnya handle pintu dan melangkah perlahan masuk ke dalam.   Sesampainya di dalam, Ibnu melihat Dini sedang berbaring miring menghadap ke tembok membelakanginya. Dini sengaja tak menya
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status