Lahat ng Kabanata ng Trap For My Stepfather: Kabanata 41 - Kabanata 50
52 Kabanata
Ayah
Aku tersenyum lalu memegang lengannya. Kami berdua berjalan beriringan menuju lantai hotel di mana pesta ulang tahun akan digelar. Setelah sampai, aku dan Ethan langsung berbaur bersama mereka. Banyak sekali orang yang datang. Pesta ulang tahun ini benar-benar mewah. Untung saja, kami datang tidak terlambat. Banyak orang yang datang terlambat dan tidak dimasukkan oleh penjaga mereka. Yang bertugas di luar. Sayang sekali, mereka tidak bisa menikmati kemewahan pesta yang sedang berlangsung ini.Tring ... tring ... tringTerdengar suara gelas yang dipukul pelan membuat semua orang terdiam dan fokus melihat ke depan. Seketika itu juga, aku langsung terdiam setelah melihat seseorang yang berdiri tegak di sana.Aku membulatkan kedua bola mataku, salah satu tanganku menutup mulut yang hampir saja menganga. Aku menahan air mataku agar tidak terjatuh. Setelah lama aku tidak bertemu dengannya. Akhirnya, Tuhan mempertemukan kami lagi.“Ayah?” Suaraku ter
Magbasa pa
Sambutan
Acara selanjutnya, adalah makan bersama sambil mendengarkan sambutan dari keluarga dan orang-orang terdekat Olivia. Kami semua diberi tempat duduk bernuansa merah maroon benar-benar terlihat elegan. Dengan meja yang bundar dengan empat kursi di setiap mejanya, membuat kami duduk secara berkelompok. Aku dan Ethan pun duduk bersama dua orang pasangan yang tidak kami kenali.“Setelah kami mendengarkan sambutan dari keluarga dan orang-orang terdekat Olivia. Sekarang, waktunya sambutan dari siapa pun yang mau mengucapkan selamat kepada Olivia. Siapa yang mau melakukannya silahkan angkat tangan,” ucap pembawa acara di depan.“Aku,” ucapku sambil mengangkat tanganku dengan tinggi.Sontak aku menjadi perhatian semua orang. Sama halnya dengan Ethan yang langsung menatapku dengan tatapan terkejut ketika aku mengangkat tubuhku.“Kiran?” ucap Ethan sambil menggelengkan kepalanya pelan.Namun, tatapanku tertuju dengan orang-o
Magbasa pa
Pria Berbaju Hitam
“Olivia, aku ikut bahagia dengan pesta yang begitu mewah ini dirayakan hanya untuk acara ulang tahunmu. Terima kasih untuk Tuan Julian, karena sudah membuatkan pesta semegah ini. Aku jadi iri, karena Ayahku tidak pernah mengadakan pesta ulang tahun untukku,” ucapku membuat Ayah semakin melotot melihatku. Ia bahkan sampai membuang muka, seperti tidak sudi melihatku yang berada di atas panggung. “Olivia, kau harus bisa menjadi anak yang berguna suatu saat nanti. Aku berharap kau akan segera menyadari jika kau bukanlah satu-satunya putri di hati Ayahmu.”“Hei, apa maksudmu bertanya seperti itu?” tanya Olivia yang berteriak sambil mengerutkan keningnya.“Karena tentu saja ada Ibumu di hati Ayahmu selain dirimu, Olivia,” balasku sambil terkekeh, membuat semua tamu ikut tertawa. Begitu pun dengan Olivia yang sama-sama tertawa dan memeluk Ibunya yang duduk di sampingnya. Sementara Ayah, ia masih sama seperti tadi. Wajahnya benar
Magbasa pa
Ayah Ingin Bertemu
“Kiran,” panggil seseorang setelah Ethan pergi.Aku menoleh dan melihat siapa yang memanggilku. Terlihat seorang pria dengan memakai pakaian serba hitam. “Kau ... siapa?”“Kau Nona Kiran?” tanya pria itu tanpa berniat menjawab pertanyaanku. Dari mana pria ini tahu namaku. Padahal aku tidak mengenalnya.“Ya, namaku Kiran, tapi ... kau siapa?” tanyaku sambil mengerutkan keningku karena benar-benar tidak mengenal pria di depanku ini.“Tuan Julian ingin bertemu dengan Anda. Sebaiknya, Anda mengikuti saya,” ucap pria yang tidak aku kenali itu sambil memberiku kode untuk mengikutinya.Aku melihat ke arah sekelilingku, tidak ada yang sadar kami berdua bertemu. Ethan pun belum kembali, membuatku takut kalau nanti Ethan mencariku.“Ayok Nona! Waktu Anda tidak banyak,” ucap pria itu lagi karena aku tidak mengikutinya.Aku yang ingin bertemu dengan Ayah akhirnya terpaksa men
Magbasa pa
Perkataan Ayah Yang Menyakitkan
  “Aku tidak tahu apa rencanamu kepada keluargaku, tapi ... satu hal yang aku inginkan darimu jangan pernah datang lagi di hadapanku. Apalagi sampai keluargaku tahu kalau kau anakku! Aku akan memberikanmu berapa pun uang yang kau inginkan, tapi aku ingin kau pergi dari sini secepatnya!”“Apa?!” Aku kembali terpekik mendengar perkataan Ayah barusan.Setelah sekian lama tidak bertemu ayah hanya takut aku meminta uang darinya. Ayah juga takut, kalau aku ketahuan putri kandungnya. Padahal aku sangat merindukan ayah ketika aku bertemu dengan ayah secara tidak sengaja itu. Berarti semua yang dikatakan Ethan ada benarnya juga. Ayah tidak menginginkanku, ia benar-benar membuangku. Air mataku sudah jatuh sejak tadi karena merasa sakit hati dengan perkataan ayah padaku.“Berapa yang kau inginkan, Kiran? Aku akan memberimu berapa pun itu, tapi jangan pernah muncul di depanku atau pun keluargaku!” ucap ayah lagi
Magbasa pa
Kembali ke Pesta
“Di saat aku sendiri kehilangan Mommy. Di mana Ayah?” tanyaku sambil berjalan menghampiri ayah. “Tentu saja Ayah hidup bahagia dan menjalani kehidupan dengan baik tanpa memperdulikan bagaimana hidup kami!”“Maaf, Ayah benar-benar tidak tahu kalau Adriani sudah tidak ada.” Terlihat kedua mata ayah memerah menahan tangis. Sepertinya, ayah terkejut setelah tahu mommy sudah tidak ada di dunia ini.“Aku tidak akan membiarkan hidup Ayah bahagia. Aku berjanji, aku akan membalas rasa sakit yang Mommy rasakan selama ini,” ucapku dengan nada suara yang berbisik pelan.Kulihat kedua bola mata ayah membulat setelah mendengar perkataanku. Detik berikutnya, ayah menatapku dengan nanar. Aku hanya tersenyum miring melihat reaksi ayah. Aku benar-benar tidak akan membuat hidup ayah tenang. Pokoknya, ayah harus bisa merasakan penderitaan yang selama ini aku dan mommy rasakan. Tidak ada belas kasihan kepada ayah. Lihat saja nanti, aku
Magbasa pa
Pagi Cerah
Aku terbangun pagi-pagi sekali. Terlihat Ethan yang masih tertidur lelap karena semalam pulang larut malam dan mabuk berat. Beruntungnya, aku tidak terlalu mabuk, membuat kepalaku tidak terlalu pusing. Aku membersihkan wajahku, lalu membuat teh hangat karena cuaca pagi ini yang terasa begitu dingin. Aku keluar ke balkon kamar hanya memakai kemeja putih kebesaran dan celana hotpants. Aku berdiri di dekat pembatas sambil melihat ke arah bawah menikmati suasana pagi di sana. Hingga pandanganku tidak sengaja melihat sesuatu yang menarik untuk dipandang.Dari atas sini, aku bisa melihat Olivia dan teman-temannya tengah berlari pagi. Aku juga melihat ayah menaiki mobil berwarna hitam, lalu pergi setelah melambaikan tangannya kepada Olivia. Aku tidak tahu kemana perginya ayah sepagi ini. Karena aku pun sudah lupa dengan aktivitas ayah setiap harinya.“Kiran,” panggil Ethan dari belakangku.Kemudian, aku bisa merasakan sentuhan lembut dari punggung, lalu ke
Magbasa pa
Rencanaku
Aku kembali tersenyum kecil seraya menghembuskan napasku dengan kasar. Aku kembali mengingat ketika ayah tidak menginginkan kehadiranku dan menyuruh aku untuk segera pergi. Aku mengalihkan pandanganku melihat lurus ke depan.“Sebenarnya, aku tidak baik-baik saja. Itulah kenapa, aku sedang berpikir untuk mencari cara agar aku bisa masuk ke keluarga Ayah,” ucapku dengan suara lirih tapi tegas.“A-pa?” pekik Ethan dengan nada suara terbata-bata. “Apa maksudmu, Kiran? Aku tidak mengerti.”“Selama bertahun-tahun, aku salah paham kepada Mommy dan menyalahkannya atas hancurnya keluargaku, tapi rupanya Ayah yang salah. Selama ini, Ayah hidup dengan baik dan bahagia bersama keluarga barunya. Aku berniat untuk membalaskan dendamku dan juga Mommy. Olivia harus tahu, jika ia memiliki saudari, dia bukanlah anak satu-satunya, seperti yang Ayah katakan saat pesta,” jelasku sambil menahan air mataku agar tidak terjatuh di depan Ar
Magbasa pa
Pergi Ke Cafe
“Kau benar, apa yang harus kulakukan sekarang? Apa aku juga harus memakai pakaian olah raga untuk berlari di area pantai dan bertemu dengan Olivia?” tanyaku yang merasa panik sendiri.Ethan terkekeh melihat reaksiku. “Tenanglah, Kiran! Kita akan memakai cara lain agar bisa bertemu dengan Olivia, secara natural tentu saja.”“Bagaimana caranya?” tanyaku dengan kening berkerut karena penasaran dengan apa yang akan Ethan lakukan padaku.***Ethan membawaku ke sebuah cafe yang terletak di dekat pantai. Aku mengernyitkan alisku ketika Ethan membawaku ke tempat seperti itu.“Kenapa kita datang ke sini, Ethan?” tanyaku sambil melihat ke arah sekelilingku karena tidak ada Olivia atau pun teman-temannya di sana.Ethan hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaanku. Ia duduk di salah satu kursi kosong yang terletak di dekat jendela di mana bisa melihat pesisir pantai dari sana.“Aku pernah melih
Magbasa pa
Rencana Yang Begitu Natural
Aku terdiam mencerna semua perkataan Ethan padaku barusan. Aku ikut berpikir setelah mengerti apa yang Ethan maksud itu. ‘Sesuatu yang tidak terduga?’ hingga sebuah ide melintas di benakku, sepertinya aku mengerti apa yang dimaksud oleh Ethan barusan.“Ethan, aku mengerti maksudmu,” ucapku sambil tersenyum dan melihat ke arah Olivia dengan penuh rencana di pikiranku.“Apa itu?” tanya Ethan sambil melihatku dengan kening berkerut.“Lihat saja apa yang akan aku lakukan.”Aku melihat Olivia dengan penuh rencana di pikiranku. Terlihat Olivia yang tidak sadar jika aku sedang memperhatikannya. Ia sibuk melihat menu yang tersedia bersama teman-temannya. Hingga tiba-tiba Olivia bangkit dari duduknya, membuatku langsung berdiri dan berjalan bergegas menghampiri Olivia.BRAK!Aku sengaja menabrakkan tubuhku ke arah Olivia, membuatku terjatuh ke lantai. Di saat yang bersamaan, Olivia langsung melihat ke a
Magbasa pa
PREV
123456
DMCA.com Protection Status