Semua Bab My Friendship Story: Bab 21 - Bab 30
43 Bab
Bab 21
Terimakasih sudah hadir di hidupku tanpa izinLalu pergi tanpa permisi...~•~"Calista!"seru Vernan mengejutkanku sambil menepuk bahuku. Seketika aku menoleh ke arahnya. Padahal disitu aku sedang memperhatikan Kak Eric yang tiba-tiba saja murung."Kenapa?"tanya Vernan sambil mengelus kepalaku sedangkan aku hanya menggeleng.Kulihat Kak Eric malah duduk sambil memainkan rotinya namun sesekali Zella yang berada di sampingnya mengajaknya untuk berbincang."Heyy Jessy! Ada sabem disini ko biasa aja sih."teriak Vernan menghentikan tawa Jessy bersama yang lainnya. Begitupun dengan Kak Eric yang langsung menoleh ke arah Vernan."Hahaha sabem apaan lo. Sabem konyol."jawab Jessy namun tetap menghormati sabemnya itu yang telah melatih di club taekwondo. Mereka pun bersalaman khas taekwondo yang aku pun kurang mengerti.
Baca selengkapnya
Bab 22
Jika akhirnya akan begini..Lebih baik aku tak mengenalmu. Bahkan untuk melihatmu sekalipunrasanya tak sudi~•~Nayfira berdiri sejenak di depan pintu rumahnya kemudian ia berbalik melihat mobil Gibran yang melaju agak cepat. Apa yang terjadi beberapa jam tadi? Apakah ini mimpi? Apakah benar Gibran telah menjadikannya pacar?Hati Nayfira memang senang apalagi Gibran menyatakan bahwa dia pacarnya di depan semua orang. Namun Nayfira masih heran dengan tingkah Gibran dan seorang wanita yang tadi ada di cafe. Tatapan mereka begitu penuh dengan pertanyaan. Gibran yang tiba-tiba diam ketika wanita itu beranjak begitu saja. Siapa wanita itu? Dan apa hubungan mereka?Bayangan wanita bertopi itu selalu saja menghampiri pikiran Nayfira. Ada perasaan tidak enak di hati Nayfira.
Baca selengkapnya
Bab 23
Aku tak akan memaksamu untuk membalas semua perasaanku terhadapmuNamun ku minta padamuJanganlah kau menyakiti hati iniDia terlalu lembut untuk kau sakiti~~~~~"Aleysia!"sahut Elios. Aleysia pun menoleh ke suara itu."Ehh, yos."Mereka berdua tidak sengaja bertemu di supermarket. Saat akan membuka pintu supermarket, Aleysia dihentikkan oleh suara lembut Elios. Sebelumnya Aleysia sempat tersenyum karena tak menyangka Elios berada di tempat yang sama. Namun senyumnya itu seketika pudar ketika teman lelaki itu yaitu Gibran telah menyakiti sahabatnya, Nayfira.Aleysia pun keluar supermarket terlebih dahulu ketika Elios membuka pintu dan mempersilahkan Aleysia keluar lebih dulu. Akhirnya mereka berdua pun berjalan bersamaan karena memang Aleysia berjalan kaki dan Elios pun sama. Lelaki itu selalu berjalan kaki
Baca selengkapnya
Bab 24
Jika menurutmu semua hal berawal dari belajarMaka mengapa kamu sendiri tak belajar untuk memahami orang lain?***"Udah ya jangan dipikirin. Anggap semua seperti biasa."tutur Aleysia sambil mengusap bahu Nayfira.Nayfira terdiam. "Tapi gue takut sekaligus greget." Aleysia mengangguk-angguk yang berarti paham dengan keadaan Nayfira.Nayfira yang sedang ditemani keempat sahabatnya sedang berjalan menuju gerbang sekolah. Jam sudah menunjukkan pukul 06.50 namun Nayfira dan sahabat-sahabatnya masih santai dan menikmati perjalanan menuju gerbang sekolah."Ada rencana mau kemana gitu ntar pulang sekolah?"tanya Calista sambil loncat-loncat di hadapan keempat sahabatnya."Gue tedo, Cal."jawab Jessy."Gue juga ada private ke rumah Ava."jawab Zella yang masih santai membaca bukunya tanpa melihat ke arah Calista.
Baca selengkapnya
Bab 25
 ~°~May I Miss You?~•~Setelah Gibran minta maaf di depan umum atas kesalahannya dan mempermalukan Nayfira secara tidak langsung, suasana pun kembali normal. Hingga detik ini pun juga Nayfira masih menjadi asisten Gibran. Waktu pun cepat berlalu kini Nayfira dan sahabat-sahabatnya sudah menginjak kelas 11 sedangkan Gibran dan kawan-kawan berada di kelas 12 Itu artinya kelima laki-laki itu tidak boleh bersantai-santai karena Ujian Nasional tengah menanti.Namun hingga saat ini handphone kesayangan Nayfira tidak dikembalikan juga dari Gibran. Sebenarnya Nayfira sudah tidak peduli namun handphone itu begitu banyak kenangan karena di dalamnya terdapat foto-foto bersama sahabatnya, handphone yang sudah menemaninya dari kelas satu SMP, bahkan itu kado dari Ayahnya dan yang pasti Nayfira ti
Baca selengkapnya
Bab 26
Kadang hidup itu munafik. Membiarkan orang lain bahagia namun diri sendiri malah pura-pura bahagia.Kadang hidup itu egois. Membiarkan diri dilanda kesedihan bahkan mengeluarkan air mata tanpa harus ada orang yang mengetahui.~~~"Kamu pulang sama siapa?"tanya Eric pada Calista saat pertemuan itu sudah berakhir.Calista yang akan membuka mobilnya langsung mengalihkan pandangannya kepada Eric. "Sama temen-temenlah.Eric memandang mobil Calista yang berwarna merah itu. Mobil yang sudah dimiliki Calista dua minggu yang lalu. Eric merasa malu jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya bisa membawa motor ninja. Itupun motor  milik Vano yang kedua."Emang kenapa, Kak?"tanya Calista mengejutkan Eric. Sahabat-sahabat Calista yang sedang menunggu Cali
Baca selengkapnya
Bab 27
Bermimpilah! Kemudian dilanjutkan dengan berdo'a dan berusaha.Jika kamu tidak bermimpi maka dari mana kamu akan memulai? +~+ Seorang lelaki dan wanita tengah berjalan bersama. Mereka melewati taman dan suasana begitu hangat apalagi ditambah dengan obrolan yang sama-sama hangat diantara mereka berdua."Nayfira suka ya sama Gibran?"tanya Gavin.Jessy langsung menoleh ketika topik pembicaraan tergantikan. "Maksud lo?"Gavin terdiam kemudian mengalihkan ke arah jalanan yang lenggang di hadapannya."Gue cuma gak mau sahabat lo jadi korban dari Gibran."kata Gavin mulai bersuara lagi."Lo itu ngomong apa, sih?"Jessy mulai geram dan seketika menghentikkan langkahnya.Gavin tersenyum. Senyuman yang membuat siapapun luluh dibuatnya.
Baca selengkapnya
Bab 28
Haruskah aku memilihmu? Zella berjalan cukup santai menuju kelasnya. Ia memang selalu datang lebih awal dari sahabat-sahabatnya apalagi kini Ayahnya bekerja sebagai security di sekolahnya. Tidak ada rasa malu dalam diri Zella, toh pekerjaan itu halal dan tidak mencuri apalagi merugikan orang lain. Saat tangannya akan membuka pintu kelas tiba-tiba sosok lelaki memanggilnya. Zella mengerutkan dahinya. "Ngapain lo disini?" "Nih ada titipan dari nyokap gue." jawab Vano. Zella hanya mengangkat sebelah alisnya. Vano menyodorkan sebuah tas yang berisi makanan. Zella tersenyum. Ternyata Ibunya Vano begitu baik padahal diri
Baca selengkapnya
Bab 29
Jika yang ditunggu tak kunjung datang, maka do'alah yang akan menjemputnya+++ Hari ini tepat Zella akan berangkat ke Jakarta untuk menjalani latihan kepenulisan. Namanya sudah tertera disana dan jika ia lulus dalam pelatihan ini maka ia bisa pergi ke London untuk berkuliah disana. Zella sedang mengemas barang-barangnya dari mulai baju ganti, novel-novel untuk menemani perjalanannya, dan tak lupa makanan. Zella ditemani oleh sahabat-sahabatnya untuk membantu kepergiannya. "Jangan lama-lama ya disananya." tutur Calista. Seketika Zella terdiam dan langaung terkekeh geli. "Dih, ntar lo kangen ya sama gue." 
Baca selengkapnya
Bab 30
 Setelah kepergian Zella, kini hanya ada Aleysia, Calista, Jessy, dan Nayfira. Mereka tengah memperhatikan guru biologi yang berada di hadapan mereka. Bu Lani guru biologi itu. Sosok guru yang begitu penyabar dan nyaman jika cerita pada Bu Lani. Dua jam berlalu. Bu Lani segera mengakhiri jam mengajarnya dan murid-murid segera beristirahat karena bel sudah berbunyi begitu pun dengan Aleysia dan sahabat-sahabatnya. "Untuk Aleysia, Zella, Calista, Nayfira, dan Jessy segera menghadap ke saya ya." tutur Bu Lani sambil duduk di kursi. Aleysia dan sahabat-sahabatnya saling menatap. Biasanya yang diapanggil Bu Lani itu hanya Zella tapi mengapa mereka pun ikut dipanggil? Jika Zella dipanggil pun pasti Bu Lani meminta bantuan untuk memeriksa tu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status