All Chapters of Cinta sang Lady Killer: Chapter 21 - Chapter 30
60 Chapters
Chapter 20 - Sign of fall
"Welcome back" Sapa Anya ketika melihat Daniel yang duduk di ruang tamu. "I am home" Jawab Daniel lelah. Anya mengerutkan keningnya. "Kau kenapa Daniel? Apa terjadi sesuatu di kantor?". Daniel menghela napas panjang. "Tidak ada apa apa, si penumpang gratis dimana? Apa dia belum pulang?"  "Namanya Erick Daniel, dia sedang mandi baru saja juga pulang" Anya memutar bola matanya.  "Sampai kapan dia akan menjadi parasit di rumahku?" Gumam Daniel kepada dirinya. "Sampai aku mendapatkan apa yang aku mau" jawab Erick sembari menggosokkan rambutnya dengan handuk kecil. Anya membulatkan matanya ketika melihat laki laki itu bertelanjang dada. "Hei, pakai bajumu" Gadis segera menatap ke arah lain. Ia wanita normal, tentu saja akan malu melihat badan laki laki yang terbentuk sempurna dengan sixpack dan betapa tegapnya tubuh tersebut. "Apa salahnya aku bertelanjang dada? Tidak ada larangan bertelanjang di sini kan?" tanya E
Read more
Chapter 21 - Lunch box
Anya membuka pelan matanya, tadi malam ia tertidur dengan posisi duduk karena tidak ingin membangunkan Daniel yang tertidur di pahanya. Gadis itu menatap menatap pintu kamar dan terkejut lalu segera duduk di atas tempat tidur. "Kenapa aku sudah ada di kamar?" Anya menebak bahwa Daniel lah yang memindahkannya. Tanpa sadar ia tersenyum. Anya melihat jam yang sudah menunjukkan jam delapan pagi, gadis itu sontak terkejut dan segera beranjak dari tempat tidur menuju ke ruang makan namun hanya melihat Erick yang sedang mengoles selai kacang ke roti. "Dimana Daniel?" tanya Anya melihat ke sekelilingnya.  "Morning" sapa Erick tersenyum. "Ah morning" Sapa Anya yang lupa sapaan paginya. "Daniel sudah berangkat kerja setengah jam yang lalu, kau mau?" Erick menawarkan roti selai kacang ke arah Anya. Anya memukul dahinya, ia merutuki ketidakbecusannya dalam bekerja, karena ia tertidur pasti Daniel melewatkan sarapan paginya. "Maaf, aku
Read more
Chapter 22 - Lunch box 2
Anya menatap ruangan kerja yang luas dan rapi dengan tatapan kagum. Anya meletakkan kotak makan siang di atas meja dan segera menuju sebuah lemari kecil yang terdapat di samping dinding dan mengambil sebuah buku yang lumayan tebal, kemudian membacanya. "Mana bekal makan siang ku?" Suara Daniel membuat Anya menutup buku bacaannya dengan cepat, ia tersenyum takut ke arah Daniel karena telah membaca buku tanpa seizin laki-laki itu terlebih dahulu, gadis itu takut Daniel akan kembali marah seperti yang terjadi ketika Anya masuk ke dalam ruang kerja pribadinya. "Maaf, aku membaca buku mu tanpa meminta izin dulu" Anya menundukkan wajahnya.  "Tidak apa apa, jadi dimana bekal makan siang ku?" Daniel mengibaskan tangannya, sama sekali tidak mempermasalahkannya. Ia mencari barang bawaan Anya dan menatap tas kecil berwarna biru yang berisi bekal makan siang, Daniel segera mengambil tempat duduk di hadapan Anya. Gadis itu langsung membuka tas kecil tersebut
Read more
Chapter 23 - Rotten jerk
Anya menatap handphone yang berbunyi monoton lalu menghela napas panjang, menenangkan hatinya yang sempat takut ketika mendengar teriakan Daniel. "Kenapa kak Ira?" tanya Jason. Anya menoleh lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Tidak apa apa" Walaupun pikiran gadis itu masih tersita dengan apa yang menyebabkan Daniel begitu meradang. Jason hanya tersenyum, ia menebak apa Anya bicarakan dengan Daniel lewat telepon. Namun Ia tidak akan menyangka akan ketahuan secepat ini. "Oh ya. Bagaimana kabar nyonya Cathrina?" tanya Anya mengubah topik pembicaraan. Senyuman Jason menghilang sesaat, ia tidak menduga bahwa Anya akan menanyakan kabar mamanya. Sebisa mungkin Jason melupakan sosok ibu yang tidak berperan sebagaimana mestinya itu.  "Dia baik" "Ayo kita makan lagi" Ucap Jason mengalihkan pembicaraan. Anya tersenyum dan menganggukkan kepalanya. "Anya!!" Teriakan Daniel membuat Anya menoleh dan terkejut ketika bibir
Read more
Chapter 24 - The story begin
Dua puluh tahun yang lalu.  Jakarta, Indonesia.    Daniel melihat ke kanan dan kiri untuk mencari Jason dan Anya yang sedang bersembunyi, mereka sedang bermain petak umpet dan sekarang giliran Daniel yang bertugas mencari Jason dan Anya. Mereka bermain di taman belakang rumah yang terdapat beberapa pohon, kolam renang dan beberapa bunga yang di tanam di pot-pot besar. "Jason aku tau dimana kau bersembunyi" Teriak Daniel memancing adiknya agar membuat suara. Berhasil, Jason yang terkejut tidak sengaja berpindah posisi dan menyebabkan suara karena kakinya bergesekan dengan ranting pohon. "Aha! I Got you" Daniel memeluk Jason dari belakang. Daniel dan Jason tertawa terbahak-bahak lalu beberapa saat Daniel yang sadar bahwa Anya masih bersembunyi menghentikan suaranya dan membungkam mulut Jason agar berhenti. "Sshh" Daniel meletakkan jari telunjuk di bibirnya. Jason hanya tersenyum. "Ira" pangg
Read more
Chapter 25 - The story begin 2
Daniel duduk di bangku taman depan sekolah. Ibunya telat, sudah setengah jam ia menunggu di sekolah namun ibunya tidak kunjung datang. Daniel memutuskan untuk menunggu lebih lama lagi. Suasana sekolah sudah sepi hanya beberapa guru yang berlalu lalang di koridor sekolah dan taman belakang sekolah. "Daniel mengapa belum pulang? Bukannya sopir mu sudah menjemput tadi?" tanya seorang guru. "Daniel menunggu bunda" jawab Daniel tersenyum. "Baiklah, jika bunda mu tidak datang segera kabari guru yang ada di ruang guru ya?" pesan guru perempuan tersebut. Daniel menganggukkan kepalanya. Ia menatap jalan raya yang di depan sekolah dengan tatapan harap. Ia sangat berharap ibunya akan menepati janjinya. "Daniel" panggil Reyna yang berada di seberang jalan. Daniel mendongak dan tersenyum senang melihat ibunya. "Bunda" panggil Daniel lalu turun dari bangku panjang tersebut berlari menghampiri ibunya. "Berhenti disitu aja Dani
Read more
Chapter 26 - Resign
Anya menangis di dalam kamarnya, ia tidak percaya bahwa Daniel akan mempermainkan perasaannya. Ia memegang bibirnya sambil menangis, ciuman laki-laki itu masih terasa di bibirnya membuatnya semakin menangis. "Harusnya aku tahu kalau Daniel tidak akan menyukaiku, aku tahu kalau dia playboy. Tapi..." Anya merutuki kebodohannya. "Tapi aku tetap berharap bahwa dia akan menyukaiku. Kau bodoh Anya" Anya tidak bisa memungkiri lagi perasaannya, bahwa ia memang benar benar menyukai dan mencintai Daniel. Kenyataan tersebut membuat Anya semakin memaki dirinya sendiri. "Sekarang aku harus bagaimana?" tanya Anya kepada dirinya. Tidak mungkin ia bisa terus tinggal bersama Daniel setelah mengetahui pasti kalau ia sudah mulai jatuh cinta kepada laki-laki itu, karena hatinya akan semakin sakit jika ia terus tinggal dan melihat Daniel yang membawa pulang wanita wanita kencannya. Anya menjambak kesal rambutnya, air matanya berlinang mem
Read more
Chapter 27 - Start again
“Mengapa kakak tiba-tiba ingin bertemu?” tanya Jason. Mereka bertemu di tempat biasanya, di restoran Downtown dekat dengan supermarket yang biasanya Anya belanja. “Aku hanya ingin bertemu denganmu, bagaimana kabarmu?” tanya Jason. “Aku baik-baik saja, kak Ira?” tanya Jason balik. “Aku juga baik-baik saja” ujar Anya. Jason menaikkan alisnya karena sepertinya Anya ingin mengatakan sesuatu. “Ada apa kak Ira?, sepertinya kau ingin mengatakan sesuatu padaku” ujar Jason melihat raut wajah dilema Anya. Anya menatap Jason sejenak lalu menundukkan pandangannya, jari jemarinya saling bertautan. “Itu.. bisakah aku…” Ujaran Anya terputus karena bunyi handphone Jason. “Sebentar ya” Jason mengambil dan menjawab telepon tersebut. “Ya Vero?”  “Aku? Aku sedang bersama dengan kak Ira” ujar Jason seraya tersenyum kepada Anya. Gadis itu juga tersenyum kearahnya. “Baiklah, nanti aku akan menjempu
Read more
Chapter 28 - Opposite
“Apa hanya ini saja yang bisa kalian ajukan kepadaku?!" Tanya Daniel kepada para manajer yang mengurus proyek Beverly Hills yang ia dapatkan dari kerjasama dengan Abraham Smith.  Para manajer dan supervisor menundukkan pandangan mereka, mereka hanya terdiam karena tidak ada ide lain yang bisa mereka ajukan kepada Daniel. “Aku bertanya apa hanya ini saja yang bisa kalian ajukan kepadaku?” tanya Daniel penuh penekanan. Para manajer dan supervisor hanya terdiam, wajah mereka semakin menunduk dalam. “Bagaimana bisa kalian mengajukan konsep sampah seperti ini, aku memang mengatakan konsep bangunannya harus klasik tapi bukan berarti gaya arsitektur victorian saja yang bisa kalian pikirkan bukan?” jelas Daniel sambil melempar berkas di tangannya ke atas meja dengan kesal. Para manajer dan supervisor tersentak pelan. Semenjak kepergian Anya, emosi Daniel menjadi tidak terkendali. Ia memenjam matanya berusaha untuk tenang. “Aku ingin kalia
Read more
Chapter 29 - Opposite 2
“Kerja bagus Anya” Sean menatap puas akan pekerjaan yang Anya lakukan.  “Terima kasih” Anya hanya tersenyum. “Kerja bagus sweety, aku senang wanita cantik sepertimu bekerja disini” Ucap Philiph, seorang barista dicafe tersebut. “Aku juga senang bekerja disini Philiph”  Philiph yang mempunyai tato di lengan kanannya juga ikut tersenyum. “Apa aku ketinggalan sesuatu?” Tanya Erick yang muncul di belakang Anya. Anya tersentak dan menoleh kepada Erick yang tersenyum tidak bersalah. Ia menghela napas mencoba menenangkan jantung yang berdebar kuat karena terkejut. “Kami hanya berbincang-bincang ringan”  “Sean, kau tahu Anya bisa membuatkan kopi yang enak” ujar Erick. Anya menyikut perut Erick pelan mencoba menghentikan perkataan Erick. “Really? Kau harus membuatkan secangkir untukku An” ujar Sean antusias.  Philiph yang melepaskan apron hitamnya menatap tidak percaya kepada Anya. “Benarkah?”
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status