Semua Bab Once Again: Bab 11 - Bab 20
22 Bab
Pagi yang Buruk
Tari dan Bella tengah duduk santai di ruang tengah rumahnya. Mereka berdua menantikan kehadiran Bodi yang sedang berkunjung ke rumah calon tunangan Al. Mereka ditemani dengan seduhan teh hijau kesukaan Tari. Sudah sejak tadi keduanya gelisah menanti kedatangan Bodi. Selang beberapa menit kemudian, orang yang sudah lama dinanti-nanti akhirnya datang juga. Bodi telah datang dengan tawa merekah di wajahnya. Terlihat jelas bahwa berita yang dibawanya kali ini pastilah berita yang menggembirakan. Dengan langkah yang sengaja dipercepat, Bodi langsung menghampiri Tari dan juga Bella yang sedang duduk santai di sofa. Baru saja ia hendak  mengucapkan sepatah kata, Tari sudah mendahuluinya. “Bagaimana, kamu sudah menemuinya?” “Iya Nyonya,” jawab Bodi sambil lanjut menceritakan tentang Al yang juga datang menemui Cla di sana. Tari yang mendengar hal itu langsung tertawa terbahak-bahak. Ia sungguh tak menyangka jika Al akan lebih dulu berada di sana.
Baca selengkapnya
Kesedihan Tak Berujung
            “Ayah, Ibu!” teriak Cla marah. “Tapi aku ini kan masih sangat muda. Bagaimana bisa kalian membicarakan soal pernikahan,” lanjutnya lagi sambil berdiri dari duduknya. Saat ini Cla benar-benar kaget karena berita pernikahan yang disampaikan oleh Bodi.           “Sayang duduklah dulu sebentar, jangan marah begitu. Tenanglah dulu. Biar kamu dengar dulu penjelasan dari kami.” Lestari mencoba menenangkan Cla meskipun tetap saja tidak merubah apapun sebab Cla tetap saja risau dan gelisah pasca mengetahui berita tentang pernikahannya.           “Jadi perjanjian ini sebenarnya adalah perjanjian antara kakekmu dan juga kakek dari Tuan Muda Al di masa lalu. Mereka berdua telah mengikat janji pada masa silam dulu. Jadi kau harus melakukannya Cla, kau harus melakukan pernikahan ini karena yang namanya janji tetaplah harus
Baca selengkapnya
Keceriaan yang Hilang
              Dengan langkah lunglai, Cla berjalan meninggalkan taman belakang, tempat di mana kedua orang tuanya sedang bertengkar. Ia melewati ruang tengah di rumahnya, lantas berhenti di meja tempat ia menyimpan kalung pemberian kakeknya. Wajahnya dipenuhi kesedihan dan kekhawatiran sekarang. Dengan mengumpulkan segala kekuatan yang ia miliki, ia memberanikan diri untuk mengambil kalung itu dan memasangnya di leher jenjang miliknya. Air matanya pun perlahan mengalir sempurna membasahi pipi cubbynya.           Cla mengeluarkan buku yang ada di dalam tasnya. Merobek selembar kertas dan menulis catatan untuk keluarganya.           Untuk sementara aku akan tinggal bersama dengan temanku. Jangan mencariku dan jangan menghubungiku. Aku hanya butuh waktu untuk sendiri. Untuk rencana pernikahan dengan Tuan Muda A
Baca selengkapnya
Tersebarnya Rumor
   Ini adalah sebuah pertunjukkan yang sangat luar biasa dan di tunggu-tunggu oleh semua masyarakat. Dan hari ini kita akan membicarakan tentang topik hangat yang sedang ramai diperbincangkan seluruh dunia. Yah, berita kali ini datang dari lelaki tampan Kyle Al Jerome William, putra dari pemilik perusahaan terbesar di tanah air. Beberapa pekan terahkir, nama Kyle memang cukup terkenal di sosial media. Pasca kembali dari Paris, dia mendapat banyak penggemar, baik dari kalangan muda, tua dan aku juga termasuk penggemar setianya.         Tapi menurutku, kali ini akan menjadi berita paling menyedihkan untuk para penggemar Kyle. Karena sebentar lagi Kyle akan melangsungkan pernikahan dan untuk perempuan yang akan bersanding dengannya nanti kini masih menjadi rahasia.           Semuanya membicarakan tentang hal ini dan  kami akan mencoba untuk memberi
Baca selengkapnya
Terjerat Hutang
  Sinar matahari sudah memasuki setiap sudut ruangan melalui ventilasi yang ada. Namun hal itu justru tak mampu menggerakkan Cla dari singgasananya. Cla yang sedang menikmati hari liburnya justru bermalas-malasan di dalam sana. Tepat di atas kasur, Cla sibuk bermain dengan ponsel miliknya. Sementara itu, di luar kamar Cla saat ini sudah ada Lestari yang sedang berdiri resah. Semua hal yang ia takutkan akhirnya terjadi juga. Pagi-pagi sekali rentenir lengkap dengan pengawal datang ke rumahnya. Rentenir sekaligus teman suaminya. Namun jika menyangkut masalah uang, teman Martin terbilang cukup kejam juga.           Bondan datang dengan kacamata hitamnya yang khas. Lelaki itu memakai setelan baju yang berwarna hitam senada dengan celana kain yang ia kenakan. Sehingga semakin menambah kesan menakutkan pada dirinya. Jika diamati dengan lebih teliti lagi, Bondan dan teman-teman sudah menyerupai malaikat pencabut nyaw
Baca selengkapnya
Makan Malam
                  Tidak ada lagi harta paling berharga yang dimiliki oleh Martin selain keluarga yang utuh dan bahagia. Bahkan dengan harta yang berlimpah sekalipun takkan ada yang bisa menandingi kebahagiaannya ketika melihat keluarga kecilnya tersenyum bahagia. Keluarga memiliki daya tarik tersendiri dalam mengembalikan mood dan juga kecemasannya akan hari esok yang buruk.           Suasana selalu riuh jika anggota keluarga Martin lengkap. Apalagi kedua anaknya yang amat berisik serta cenderung berkelahi, mampu membuat Martin dan juga istrinya menjadi geleng-geleng kepala karenanya. Namun meskipun rusuh, hal-hal kecil yang seperti itu justru membuat keluarga mereka menjadi lebih bahagia. Sebab tawa terpancar ketika mereka bersama.           Setelah insiden buruk tadi pagi, Lestari
Baca selengkapnya
Selamat Tinggal Impian
“Glen.”           “Ya Ma, ada apa?”           Perempuan itu menatap wajah anaknya yang kini duduk di sampingnya. “Sekarang adalah giliran kita sayang.”           “Giliran kita?”           “Al akan segera melangsungkan pernikahan.”           “Oh soal pernikahan Al. Aku sempat melihat beritanya di media sosial. Tetapi kenapa sangat tiba-tiba seperti itu yah?”           “Mereka tiba-tiba seperti itu tentu saja karena sedang ada masalah dalam perusahaan.” Ia tersenyum licik. “Kita harus mengambil kembali apa yang sudah seharusnya menjadi milik kita sayang. Dan sekaranglah waktunya,” ucapnya lagi.           Mendengar permin
Baca selengkapnya
Kedatangan Wartawan
   Wangi masakan ayam tumis kecap milik Lestari mampu membuat Cla terbangun dari tidurnya. Dengan langkah tergopoh-gopoh Cla menuju dapur dengan mata yang masih setengah tertutup. Di meja makan kini sudah tertata rapi berbagai makanan. Namun rasa lesu Cla mengharuskan dia untuk meminum air putih terlebih dahulu. Setelahnya, ia meraih kripik potato yang tersimpan di lemari makanan yang ada di dapur, lalu memakannya. Sementara itu di depan rumah, Martin dan Lestari kini tengah berdesak-desakan dengan wartawan yang memaksa untuk menerobos masuk ke dalam rumahnya. Sebab kali ini para wartawan sungguh penasaran dengan calon tunangan Al. Entah dari mana berita menyebar dengan begitu cepatnya. Caesar yang baru saja pulang dari jogging pagi juga ikut kaget melihat rumahnya yang begitu ramai dengan wartawan. Dengan cepat ia berlari menuju Ayah dan Ibunya. Lalu segera bertanya perihal yang sedang terjadi saat ini. “Yah ada apa? kok ramai kayak gini?” “Aduh Ay
Baca selengkapnya
Kujungan Ke rumah Al
Suara riuh dari mahasiswa dan juga mahasiswi yang ada di dalam ruangan kini terdengar dengan kencang setelah dosen yang mengajar benar-benar meninggalkan ruang kelas. Mata kuliah hari ini telah usai sepenuhnya dan itu berarti usai sudah kegiatan Cla di kampus hari ini.           Cla yang masih dicuekin oleh teman-temannya, langsung meraih tas dan keluar meninggalkan kelasnya. Dengan wajah yang sengaja ia tutupi oleh kain skrap, Cla berjalan keluar kampus. Sebisa mungkin ia menghindari setiap pandangan serta lirikan sinis teman-teman kampusnya setelah berita tentang pernikahannya dengan Tuan Muda Al berhasil menjadi trending topik diberbagai media yang ada.           Setelah tiba di parkiran Cla mengambil sepedanya dan mendorongnya keluar. Pelan-pelan Cla berjalan menyusuri pinggiran jalan sambil menunduk melihat jalan raya. Cukup jauh ia berjalan hingga langkahnya tiba-tiba saja
Baca selengkapnya
Pertemuan Keluarga
   Malam kembali menghampiri kediaman William dengan gemerlap lampu-lampu taman yang berwarna-warni. Suara kodok yang ada di sekitaran kolam sesekali berbunyi memecah keheningan setiap sudut yang ada. Serta kunang-kunang yang beterbangan dengan indah hingga membentuk cahaya gemerlap. Lengkap sudah menghiasi malam di rumah dan di sekeliling taman kediaman milik William.           Di ruang tengah rumah, sudah berkumpul Tari, Bella dan juga Jason. Tari sedang menyeruput teh hijaunya yang telah disediakan oleh Wijah. Sementara Bella, memulai pembicaraan yang semula hanya hening semata.           “Aku mengerti bahwa dia memang masih sangat muda untuk urusan pernikahan, tetapi jika ku perhatikan sikapnya dengan sangat teliti sepertinya agak kurang cocok untuk tinggal di rumah ini dan juga tidak cocok untuk bersanding dengan Al. Aku jadi takut memikirkan apa yang akan terjadi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123
DMCA.com Protection Status