Semua Bab When I Meet You Again: Bab 51 - Bab 60
106 Bab
BAB 51. Kembali ke Awal
“Kenapa kau seperti mayat hidup?” tanya Saga.Val yang baru saja duduk di jok sampingnya langsung menyandarkan kepala dan memejamkan mata.“Kau masih ngantuk?” Pria itu bertanya lagi. “Sebentar.” Ia merogoh laci dashboard di sisi kirinya yang berhadapan dengan Val.Sontak gadis itu menahan napas saat tubuh Saga yang condong padanya, memancarkan aroma yang menyegarkan. “Ka-kamu ngapain sih?” tanyanya agak gugup.“Ini.” Saga menyerahkan sebungkus permen dari sana. “Biar nggak ngantuk.”Val memandang bergantian Saga dan bungkus permen mint di tangannya. “Makasih,” ucapnya kemudian.Sepanjang perjalanan ke kantor, suasana dalam mobil tampak tenang dan damai. Tidak ada ribut-ribut kecil atau ejekan yang terlontar. Seolah di dalam diri mereka ada kupu-kupu berterbangan dan membuat geli, bibir keduanya tak hentinya menyunggingkan senyum.Nam
Baca selengkapnya
BAB 52. Balas Dendam
Hari-hari Val berikutnya terasa ringan dan menyenangkan. Semenjak masalah perasaannya terselesaikan, ia jadi lebih semangat bekerja. Suasana canggung pun tidak terjadi, meski pada akhirnya ia jadi jarang berbicara dengan Arion karena kesibukan pria itu.Sebaliknya, hubungan Val dengan Saga menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya. Ia teringat ucapan Arion dulu bahwa Saga akan menjadi seperti kucing jinak jika sudah mengenalnya. Dan, sudah terbukti.Sekali waktu, Val pernah memarahi Saga lagi karena terlambat menjemputnya di lobi. Memang hanya selisih lima menit dan mereka tidak terlambat masuk kantor, tetap saja gadis itu mengomelinya habis-habisan.“Saga! Sudah jam berapa ini?!” seru Val begitu memasuki mobil. “Kamu tahu nggak, sudah berapa lama aku nunggu di sini sampai berkeringat?!”Saga berjengit mendengar bentakan Val yang tiba-tiba. “Kau ‘kan bisa menunggu di dalam, lebih sejuk.” Ia memberi pembelaan sambil
Baca selengkapnya
BAB 53. Orang Pertama
Saga keluar dari bilik ATM dan mendapati Val sedang berbicara dengan orang asing. Gelagat orang itu mencurigakan. Saga yakin Val pasti tidak menyadarinya. Gadis itu terlalu lugu dan menjadi sasaran empuk bagi orang jahat.Ini nggak bisa dibiarkan! Saga segera mendekat dan berdiri di depan Val. Dia tidak memikirkan akibat dari ucapan yang baru saja terlontar dari mulutnya sehingga gadis itu terbelalak kaget mendengarnya.“Saya nggak ngapa-ngapain pacar anda. Saya hanya bertanya jam berapa sekarang.” Pemuda asing itu berkata tanpa gentar.“Iya, Ga, dia cuma tanya jam aja kok,” sahut Val. Ia menarik lengan Saga untuk menenangkannya, karena sepertinya Saga tampak marah. Ia tidak ingin ada keributan di sini hanya karena kesalahpahaman.Saga tersenyum sinis. “Itu cuma alasan aja, Val.”“Wah, anda jangan menuduh seenaknya saja, ya!” Wajah ramah pemuda asing itu berubah marah.“Kalau begitu, anda
Baca selengkapnya
BAB 54. Yang Tidak Disadari
Val memejamkan mata saat bibir Saga yang lembut menyentuh miliknya. Ia merasakan sensasi aneh di sekujur tubuhnya. Hatinya melambung tinggi dan pikirannya terbang ke awang-awang.Apa yang sedang aku lakukan? Kenapa aku nggak menghindar seperti waktu itu? Val merasa aneh dengan dirinya. Ia bahkan tidak rela Saga telah melepaskan tautan bibir mereka. Ia belum sampai di batas langit kenikmatan dan kini sudah meluncur jauh ke bawah.Terhempas.Patah.Dan hancur.Saat membuka mata, Val melihat Saga sudah mundur selangkah. Hanya sesingkat ini? Mengapa dirinya menjadi sedih?Untuk beberapa saat keduanya saling memandang dalam diam. Tidak ada sumber suara lain selain detak jantung masing-masing yang saling bersahutan. Val menunggu dengan gelisah.Apa Saga mendengar detak jantungnya masih bertalu-talu di dalam sana? Rasanya berisik sekali hingga Val yakin Saga pasti mendengarnya dengan jelas. Mungkinkah Saga akan mentertawakannya sete
Baca selengkapnya
Bab. 55 – Diam
Saga tidak benar-benar bisa tidur semalaman. Ia masih memikirkan tindakan sembrononya pada Val. Meski gadis itu menerima ciumannya, tetap saja ia masih belum percaya. Bisa saja Val hanya terbawa perasaan, sama seperti dirinya.Tapi, apakah semua gadis seperti itu? Mau-mau saja dicium pria yang mungkin tidak disukainya. Bukannya itu sama dengan murahan? Dan, aku yakin Val bukan gadis seperti itu. Ia bahkan menolak Arion!Saga duduk termenung di sofa dengan pakaian yang sudah rapi dan siap berangkat ke kantor. Disesapnya kopi hitam yang sudah tidak mengepulkan asap karena sejak tadi dibiarkan tanpa disentuh.Jarum jam sudah menunjukkan pukul 07.20, waktu yang biasa ia gunakan untuk turun dan menjemput Val di lobi. Namun, pagi ini Saga tidak segera beranjak dari kursinya. Ia tahu, pasti gadis itu sudah menunggunya di lobi seperti biasa. Ia tahu gadis itu akan menelepon dan memarahinya karena terlambat. Karena itu, ia sengaja mematikan ponselnya.Sag
Baca selengkapnya
Bab. 56 – Pengecut
Val memandang kepergian dua sosok itu hingga menghilang di dalam lift. Kemudian ia terduduk lesu di kursinya. Matanya menatap meja kerja sebelah yang kosong tanpa penghuni sejak tadi pagi. Ada rasa sepi dan juga kecewa mengetahui pemiliknya tidak ada di sana. Berkali-kali ia membuang napas panjang ketika sedang makan siang.Teman-temannya saling berpandangan dengan heran. Terlebih ketika Val masih menyuap sendok ke dalam mulutnya, padahal kotak makannya sudah kosong.“Kamu kenapa, Val?” tanya Rara mendekatkan wajah dan melambaikan tangan di depan Val.Val mengerjap sebentar lalu menjawab, “Oh, apa?”“Val, kamu lagi ada masalah sama Pak Saga?” tebak Rara langsung. Ia menangkap sesuatu yang tidak beres di antara keduanya sejak tadi pagi.“Hah? Nggak. Nggak ada apa-apa kok,” jawab Val gugup sehingga suaranya terdengar berlebihan.“Kalau nggak ada apa-apa, kok diem-dieman gitu?” Tatapan
Baca selengkapnya
BAB 57. Gara-gara Kamu!
Ponsel Saga sudah berdering beberapa kali di atas meja, tapi empunya masih enggan beranjak. Dia lebih memilih berbaring di sofa dengan sebelah lengan menutupi mata.Akhirnya ponsel itu berhenti berbunyi setelah beberapa kali panggilan dan digantikan oleh bunyi pesan masuk. Dengan malas, Saga membacanya. Dari Arion.“Ga, aku di café bawah. Turunlah.”“Aku mau tidur.”“Masih sore, Ga. Ayo, turun. Aku butuh teman ngopi. Kutraktir.”Kalau bukan Arion yang memintanya, Saga akan tetap menolaknya. Karena ini adalah sahabatnya, ia pun turun. Baru saja hendak berbelok ke arah café, matanya menangkap sosok yang sudah dua hari ini ia hindari dengan sengaja. Dengan cepat ia mengirim pesan pada Arion.“Ke apartemenku saja. Bawakan kopiku.”Arion membaca pesan itu sambil menggelengkan kepalanya. Ia pun berdiri dan membelikan pesanan Saga lalu keluar. Benaknya terus bert
Baca selengkapnya
BAB 58. Perubahan Hati
Val sudah bisa menduga bahwa Saga tidak akan muncul lagi pagi ini di depan lobi apartemennya. Karena itu, ia sudah memesan taksi yang sampai sekarang belum tiba.“Ini sudah hari ketiga dia menghindar. Awas saja kalau sampai dia berani muncul, aku akan menghabisinya!” geram Val. “Katanya, ada masalah itu harus dihadapi supaya bisa belajar! Huh! Dia sendiri lari dari masalah!”Kekesalan Val semakin memuncak saat taksi pesanannya belum datang sejak belasan menit yang lalu. Baru saja ia akan menelepon, kendaraan itu berhenti di depannya.“Maaf, terlambat. Tadi macet sekali di sana,” kata sang sopir sebelum Val menumpahkan kemarahannya.Val masuk tanpa bicara apa-apa dan tiba di kantor beberapa menit lebih lama dari seharusnya. Ia sampai di tempat duduknya dengan napas terengah karena berlari setelah turun dari taksi. Untung saja, Saga tidak ada sehingga ia aman dari omelannya yang menusuk.Sepanjang hari Val berusaha
Baca selengkapnya
BAB 59. Apa Kau Mengkhawatirkanku?
“Tunggu sebentar, Ga,” kata Val sambil berdiri. Ia meletakkan mangkuk berisi handuk dan air hangat di nakas.“Jangan pergi!” Saga yang bersandar di tempat tidur menahan lengan Val.Gadis itu tersenyum dan mengelus kepalanya seperti menjinakkan kucing liar. “Aku nggak ke mana-mana kok. Aku akan segera kembali. Tunggu, ya?” katanya lembut.Saga pun menurut dan menunggu dengan gelisah. “Benarkah dia akan kembali?” gumamnya sedih. Sejurus kemudian senyum mengembang di bibirnya melihat gadis itu datang sambil membawa sebuah nampan.“Sudah kubilang aku akan kembali. Aku membawa makanan untukmu.” Val meletakkan nampan di pangkuan Saga. “Makanlah.”Saga memandang nampan berisi semangkuk bubur yang terlihat lezat dan harum di pangkuannya. Ia memandang gadis itu lagi.“Kenapa? Kamu mau disuapin?” tanyanya.Saga menelengkan kepala. Perlahan, ia mengangguk meski d
Baca selengkapnya
BAB 60. Tidak Bisa Tidur
Astaga! Tadi itu mengagetkanku! Val berjalan cepat meninggalkan apartemen Saga sambil mengelus-elus dadanya yang berisik di dalam. Debaran jantungnya masih berpacu dan berkejaran saat Saga memeluknya dari belakang. Apalagi bisikan di telinganya. Sekujur tubuhnya menegang sekaligus bergetar karena perasaan yang membuncah.Untung saja dia nggak melihat wajahku! Val menepuk-nepuk kedua pipinya lalu menggeleng cepat. Ia naik dan masuk ke apartemennya.Apa ini artinya aku dan Saga berpacaran? Val merenung sendiri di sofa. Tapi, dia masih sama Kaira, ‘kan? Atau sudah putus? Kalau belum, artinya aku dan Saga pasangan selingkuh?“Astaga! Apa yang kupikirkan?! Kenapa aku begini? Bodohnya aku! Padahal Arion jelas masih kosong, kenapa memilih yang sudah terisi?!” Val berdiri dan mondar-mandir dengan frustrasi. Sesekali ia memukul kepalanya, mengutuk dan merutuk dengan gemas.Mau tak mau, Val mengakui dirinya tela
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status