Semua Bab Involved Love: Bab 31 - Bab 40
55 Bab
Pendirian Ares
Carolina Davis teman-temannya biasa memanggil nama gadis itu Lina. Anak seorang pemilik galeri terbesar di kota Manhattan. Tidak seorang pun yang tahu fakta absolut tentang Lina. Gadis itu selalu menyembunyikan identitas diri dibantu sang Ibu dan Tante Terry. Empat tahun sudah gadis itu hidup sendiri tanpa ada seorang ibu menemani. Yah, apartemen ini milik mendiang ibunya yang telah meninggal dunia karena penyakit kanker. Sedari kecil Lina sudah mengenal Ares bahkan sebutan kakak Lina sematkan, Ares tidak merasa keberatan ia justru senang saat Lina memanggil dirinya kakak. Menurut Lina gaya bicara ketus Ares itu sangat lucu, karena disaat yang bersamaan terdengar seperti mengulang sebuah protes. Sang Ibu dan Tante Terry masih terikat hubungan keluarga. Selagi ibu Lina masih ada Terry selalu memberikan kasih sayang tanpa membedakan dengan Ares putra kandungnya. Jadi saat ia mendengar Ares akan bertunangan dengan Early Thomas. Tentu Lina terkejut, membelalakkan
Baca selengkapnya
Pernikahan tetap ada
Aktivitas rutin gadis sombong itu telah kembali selepas ia mengambil cuti panjang. Early baru saja selesaikan tiga sesi foto dengan tema berbeda. Tangannya melepas syal serta baju tebal dari merk ternama, untuk musim salju yang diperkirakan akan datang dua bulan ke depan. Telinga Early tak lepas dari suara bising para kru, nyaris membuatnya meradang. Hatinya sedang tak terkendali, bisa saja secara tiba-tiba ia berteriak meledak-ledak melampiaskan dongkol dari acara pertemuan semalam, tapi bukankah itu sama saja mencoreng reputasi miliknya sendiri. Tentu Early jagonya dalam hal menahan amarah picik dalam diri.  Early kerap kali berdecih manakala dirinya dikuasai lelah, lantaran gadis itu memiliki keyakinan bisa hidup tanpa menjadi model sekali pun. Oh dasar sombong, tentu saja hal itu benar kekayaan mendiang sang Ayah ditambah aset perusahaan sangat bisa memberikan kehidupan mewah baginya. Alih-alih tidak ingin disebut sebagai anak manja, Early muda mener
Baca selengkapnya
Sakit hati
Aku menunggumu. Kalimat penenang sekaligus menorehkan luka. Papa tampan masih berada dalam mobil dirundung gejolak muak merantai diri, sampai pria itu kesulitan bernapas. Kelopak mata papa tampan terbuka setelah meresapi, mengingat dalam-dalam wajah serta ukiran senyum yang Cherry sematkan terakhir kali padanya untuk sebongkah rindu, selama dirinya jauh dari sisi gadis pujaan.  Seharusnya Ares bisa lebih mudah melihat, menjumpai wajah manis pujaan saat mereka melakukan video call. Bersenda gurau saling melempar kiss dari jauh atau—yah, semacam apa yang biasa dilakukan sepasang kekasih kala mereka sedang melakukan hubungan jarak jauh.  Komunikasi, 'kan? Sial! Lantas semua menjadi sulit saat Ares harus kehilangan jejak sama sekali. Tanpa kabar-tanpa petunjuk, barang sedikit pun. Desah frustrasi papa tampan kian sesak menyatu di udara yang mungkin saja telah bosan mendengar keluh serta umpat dari pria itu. Dua bulan ... lebih te
Baca selengkapnya
Sakit hati 2
"OMONG KOSONG APA INI!"  Lantang menggelegak kuat. Ares murka tak terima pemberitaan hebat mengenai dirinya segera menikah dengan seorang model cantik mencuat jadi buah bibir di tengah kecamuk hati tak kunjung reda. Ares risi—oh, tentu saja, kabar burung kali ini terselubung sebuah drama kacangan dari manusia tak bertanggung jawab.  Cih. Lantas serta-merta dirinya terjamah api setelah membaca kalimat berjajar huruf kapital memuakkan dalam majalah tersebut. Ares langsung datang ke kediaman orang tuanya segera menuntut penjelasan. Marah, murka, jengkel serta dongkol seolah mendarah daging semenjak ia tak bisa lagi mengambil keputusan sendiri. Perilaku otoriter sang Ayah kian menekan gerak serta napasnya. Menurut Ares, sifat sang ayah bukanlah seperti James kepala keluarga penuh kehangatan dan bijak dalam menyelesaikan masalah. Justru terlihat seperti Hitler sang Ketua Nazi. Kejam dan tak terbantahkan. Obsidian pekat Ares semakin mengge
Baca selengkapnya
Aku menemukanmu
Terhitung ribuan kali, papa tampan buka tutup layar ponsel dengan alis terjungkit tinggi. Bukan sifat Ares sama sekali, harus tergganggu dengan hal berbau nomor tidak dikenal masuk menghubungi, tapi kali ini ia sangat didesak rasa penasaran hebat. Jangan salahkan Ares jika harus memberi tanda kutip pada nomor asing tersebut. Mm—yah tentu saja harus, dikarenakan dirinya sedang dilanda kegelisahan serupa mencari-cari nomor ponsel gadis pujaan hati yang kini tengah bermain petak umpet dengannya. Persisnya dua hari lalu, nomor asing tersebut tiba-tiba muncul dilayar ponsel Ares dengan satu panggilan tak terjawab. "Cherry?" Gumamnya terus fokus menatap ponsel mengabaikan kertas-kertas di atas meja serta email yang masuk ke dalam laptop. Hari beranjak siang dan Ares masih enggan menyentuh tugas harian. "Ares," pintu ruang kerja terbuka kasar lebar-lebar. Luke menarik napas payah serta mengatur suara dari ker
Baca selengkapnya
Sangat merindu
"Baby, aku menemukan—" Detik itu juga senyum indah menawan papa tampan luntur, rasa tenang bercampur lega sekonyong-konyong lenyap tersedot amarah. Manik pekat Ares terus menyorot tak suka pada pria di balik punggung gadis pujaan, tentu situasi depan mata ini tidak bisa ditolerir dengan sikap ramah. Pria mana dapat berpikir jernih tatkala rindu membuncah berkuasa lantas menemukan pria lain dalam kondominium gadis tercintanya. Tentu pikiran negatif muncul, lebih-lebih Cherry tinggal seorang diri dan ... oh, coba lihat sudut bibir congkak pria kurang ajar di sana, seolah ingin menggiring Ares untuk memberi buah cinta dari kepalan tangan atau paling tidak ia bisa mengumpat kata kotor. Pikiran absurd ditambah delusi subversif terus bekerja berkembang biak seperti bakteri jahat dalam tubuh menggerogoti hal positif sampai otaknya lumpuh. Keheningan datang, rasanya lidah pria itu kelu tidak mampu menggerakkan mulut sekadar menyapa baik. Apa ini juga disebut
Baca selengkapnya
Milikku
Cup.  Dalam kerjab mata Ares terkesiap, berselimut senang. "I'm fucking miss you," papa tampan berbisik melepas sebongkah rasa menyiksa.  "Let me kiss you," bisik baritone lagi begitu rendah menyapa rungu, memberi gelombang riak aneh pada sekujur tubuh Cherry. Papa tampan menunduk mencari ranum kesukaannya lalu memagut lembut. Sukacita papa tampan menembus asa, di tengah aksi cumbu sudut bibir Ares terjungkit tipis, Cherry menyambut permainan Ares tak kalah lembut. Telapak pria itu menekan punggung Cherry lebih merapat pada tubuhnya. Lama, ciuman itu lambat lain berbumbu gairah.  Hawa tubuh Cherry semakin meningkat, saat Ares mengubah posisi lebih berkuasa di atasnya. Jari papa tampan kelewat gesit membuka tiga kancing teratas piyama Cherry. Telapak lebar Ares bergerak memberi elus pada rahang Cherry sebentar, cumbuan pria itu turun mengecup sepanjang leher semakin panas kala bibirnya menyentuh kulit selangka.  Merinding.
Baca selengkapnya
Fakta Merlin
Merlin muda terbilang penuh pesona. Banyak laki-laki mendambakan menginginkan Merlin menjadi kekasih. Kehidupan masa muda wanita itu begitu menyenangkan dibalut banyak kisah romansa mengagumkan. Merlin muda juga bisa dikatakan centil, ia lebih memilih menghabiskan banyak waktu dengan bergonta-ganti pasangan demi mencari yang terbaik, mungkin juga semata hanyalah sebatas mencari pengalaman ataukah kepuasan, entahlah! Merlin masih mengingatnya. Detik-detik jantungnya berdegub kagum menatap seorang pria dewasa yang kerap kali datang berkunjung ke rumah orang tuanya. Interpretasi Merlin menyimpulkan pria itu 8 tahun lebih tua darinya. Wajahnya penuh binar jatuh pada pesona pria di sana. Lantas Merlin bergegas melangkah kala ia menemukan presensi sang Kakak baru saja menjauh dari kedua orang di sana tengah asik lempar kata. "Kau tahu dia ... pria di sana itu?"  Tunjuk Merlin sambil berbisik pada kakak tersayang. Kakak Merlin melirik sejenak pada tamu
Baca selengkapnya
Sekelumit kisah
Valentine? Bukan. Hari spesial? Bukan. Hari kemerdekaan? Haha, apalagi itu, tentu saja bukan. Namun rasanya hari ini patut menjadi hari bersejarah selain tanggal ulang tahunnya.  Hari ini terlalu indah sampai waktu memilih cepat berputar seolah ingin hari ini cepat menjadi kenangan. Mulai dari pagi beranjak siang berganti sore, kini bergulir malam Ares setia menemani Cherry yang masih harus banyak beristirahat.  Pria tampan itu kerap kali menghubungi  Luke jika membutuhkan sesuatu. Dari makan siang beli camilan serta belanja untuk isi lemari pendingin pun Luke lakukan. Oh, ingatkan Ares menambahkan bonus besar untuk Luke. Pandangan Ares beralih pada kaca besar apartemen belum tertutup tirai. Alhasil warna jingga lembut memenuhi ruangan serta memapar estetik sangat cantik pada paras ayu Cherry. Siang tadi gadis manis itu memilih merebahkan tubuh depan sofa lipat yang kemudian dilebarkan depan televisi.  Dan Ares mela
Baca selengkapnya
Terry cemas
Hati Terry terserang gundah lantaran putra kesayangan tidak kunjung memberi kabar. Terakhir bertemu pria besar itu kira-kira hampir satu Minggu yang lalu, keluar dari rumah setelah bicara singkat pada James dan pergi dalam keadaan murka. Tiga hari pasca kejadian Terry mencoba menghubungi, sekadar menanyakan kabar serta mendengar suara putra semata wayang baik-baik saja. Namun suara di seberang sana selalu menanam gelisah saat Terry lagi-lagi menerima sahutan dari mesin operator cantik.  Ke mana pria besar itu?! Terry tahu James telah melakukan kesalahan fatal. Suaminya tidak memberi ruang privasi Ares seleluasa dulu. Terry belum bisa menghalau keinginan keras suaminya yang ingin menikahkan Ares dan Early. Bahkan ia sendiri terkejut mengetahui 45% dari persiapan pernikahan telah selesai.  Ya Tuhan, sabda Terry mengeluh pada hari kian berjalan semakin mendesak dan mereka seperti tidak punya wewenang atau peluang untuk mengganti. Demi apa pun i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status