Semua Bab KUIKLASKAN SUAMIKU UNTUKMU: Bab 31 - Bab 40
69 Bab
BAB 31 PULANG KE RUMAH
 Nafasku masih menderu saat aku duduk di kursi pesawat. Seperti biasa dan sudah menjadi makanan sehari-hari aku terlambat bangun pagi. Mau tidak mau prosesi keberangkatanku ke Indonesia hari ini bak dikejar hantu. “Huff untung aja masih keburu” gumamku lirih.Hari ini sesuai perintah Om Gino aku berangkat ke Jakarta. Setelah berpamitan dengan tunanganku Bryan. Bryan sebenarnya sudah tahu kalau Om Gino akan mengirimku ke Jakarta. “Makanya aku buru-buru melamar kamu Fir sebelum kamu berangkat kesana. Takutnya kamu enggak mau balik lagi kesini karena keenakan disana.” Kata Bryan tadi malam saat membantuku packing.Dengan besar hati Bryan membiarkanku pergi. Mungkin itu cara dia mengambil hatiku. Dengan membiarkanku hidup seperti biasanya, dan pelan-pelan aku akan terkesan padanya.Kubuka ponselku yang kini dalam mode pesawat, kubuka galeri fotoku. Kutemukan orang yang sangat aku rindukan, mama. “Firza datang ma, maafin Fir
Baca selengkapnya
BAB 32 BERTEMU GAVIN DAN BUNDA
 Badanku sangat lelah, tulang-tulangku terasa remuk. Kupijat kakiku pelan. Pekerjaan yang ku handle ini sangat menguras energiku. Setiap hari aku harus turun ke lapangan untuk mengecek langsung pembangunan sebuah gedung. Aku memang seorang pekerja yang perfectionist dan sangat detail. Mungkin ini yang menyebabkan Om Gino mempercayakan pekerjaan ini padaku.Sudah seminggu aku di Jakarta, namun aku belum pernah jalan-jalan. Padahal aku sudah sangat merindukan pergi ke mall, jalan-jalan di taman, dan kulineran. Seminggu ini aku sangat disibukkan dengan pekerjaanku.“Gimana Fin, sudah selesai laporan yang kamu buat? Tanyaku pada Fina, sekretarisku disini. Om Gino meminta Fina langsung untuk membantuku bekerja di sini.“Sudah bu, ini tinggal saya kirim melalui email.”“Ok, pastikan semua sudah terlaporkan di situ jangan ada yang ketinggalan.” Perintahku.“Baik Bu. Bu Firza terlihat sangat lelah. Apa tidak
Baca selengkapnya
BAB 33 MASIH ADA ENDRUW DI HATI
 “Firza sayang.. Pulang ke rumah ya nak. Bunda kangen banget sama kamu nak.” Kata-kata bunda masih terngiang di kepalaku. Padahal ini hari kedua setelah pertemuan kami di taman waktu itu. Dari bunda pun aku tahu kalau Anita meninggal saat melahirkan Gavin. Dan yang membuat aku sangat sedih, saat Bunda mengatakan bahwa Endruw tidak pernah menikah dengan Anita. Gavin adalah anak Anita dan Rangga, dia menjadi yatim piatu sesaat setelah dilahirkan. Saat tragedi kecelakaan itu terjadi ternyata Anita sedang hamil, namun dia tidak sempat mengatakan pada Rangga.Cerita Bunda membuat hari-hariku kembali suram. Lima tahun susah payah aku melupakan semuanya, tapi sekarang semua itu sia-sia. Setelah aku pergi, Anita akhirnya sembuh dengan serangkaian perawatan kejiwaan tentunya. Anita dan Endruw tidak menikah, setelah sembuh Anita memutuskan untuk tinggal di rumahnya dulu dengan kenangan bersama Rangga.  Sampai akhirnya saat Gavin lahir, kondisi Anita kritis
Baca selengkapnya
BAB 34 BERTEMU ENDRUW
 Kupercepat langkahku menuju mobil. Kemudian ku buka pintu mobilku.Bragggg..Suara yang sangat keras terdengar di telingaku. Aku sangat terkejut, dadaku berdetak semakin kencang. Rasa trauma atas kecelakaan yang menghilangkan nyawa Rangga lima tahun yang lalu muncul kembali. Ingatanku tentang kecelakaan itu muncul kembali. Aku berusaha menguasai diriku. Kuambil botol minum yang selalu aku siapkan di mobil, dan meminumnya. Setelah tenang, aku berusaha mencari sumber suara.Tampak beberapa orang berlari ke pinggir ke pinggir jalan. Ada yang berteriak, tolong tolong ada kecelakan. Aku pun ikut berlari ke arah kecelakaan itu. Orang-orang sudah banyak berkerumun. Ada sesuatu yang mendorong diriku untuk masuk menyeruak ke dalam kerumunan itu. Dengan susah payah akhirnya aku bisa melihat dari jarak dekat korban kecelakaan itu. Orang-orang memindahkan laki-laki yang menjadi korban kecelakaan itu dari dalam mobil ke pinggir jalan. Entah bagaimana caranya, a
Baca selengkapnya
BAB 35 CIUMAN ENDRUW
 “Kamu dari mana aja sih Fir, aku cari-cari dari tadi.” Rani mulai mengomel.“Kamu kenapa Fir? Kamu sakit? Pucet gitu.”“Enggak, enggak apa-apa kok.”“Serius, kamu keringetan gitu. Kamu habis ketemu siapa sih?”“Ketemu hantu. Pulang yuk sekarang!” Aku menarik lengan Rani untuk segera pergi meninggalkan tempat ini.“Serius? Pocong? Kuntil anak? Wewe gombel?”Aku terus menarik lengan Rani, meskipun dia masih mengomel karena penasaran dengan jawabanku. Aku melihat ke belakang, sedikit berharap bisa melihat Endruw lagi. Dan ternyata benar, Endruw berdiri diam sambil memandangku pergi.***“Fir, beneran serius aku tanya. Tadi kamu ketemu siapa?” Tanya Rani masih penasaran.“Ketemu pocong”, jawabku seenaknya sambil melemparkan tubuhku ke kasur di kamarku.“Pocong Endruw ya?” Tanyanya mendelik.
Baca selengkapnya
BAB 36 NASI GORENG SUNDEL BOLONG
 Kuparkir mobilku di tempat parkir kafe Metro. Kafe ini seperti kafe kebanyakan, jauh dari kata mewah. Aku heran kenapa klienku mengundang ke kafe ini? Bukankah kafe ini hanya cocok untuk anak muda atau mungkin keluarga yang ingin menghabiskan waktu di luar. Padahal sejauh ini klien-klien yang aku tangani selalu mengajak meeting di kafe atau restoran mewah. Ah sudahlah, mugkin bos dari perusahaan ini orangnya berbeda. Aku segera turun dai mobil tidak mau ambil pusing memikirkan hal yang tidak terlalu penting. Kubuka ponselku, untuk melihat pesan dari Fina yang belum sempat aku buka.Ibu, Bos dari Indo Advertising sudah memesan meja nomor 17. Ibu bisa langsung ke meja tersebut.Aku tersenyum membaca pesan dari Fina, dan membuatku bertanya-tanya. Seperti apa sih Bos dari perusahaan ini?Aku segera masuk ke dalam kafe. Kafe ini masih terlihat sepi. Hanya ada beberapa orang pengunjung saja. Aku duduk di nomor meja nomor 17 sesuai arahan Fina. S
Baca selengkapnya
BAB 37 DI RUMAH ENDRUW
 Perjalanan ke rumah Endruw terasa sangat cepat bagiku. Hatiku berdebar kencang di sepanjang perjalanan. Bagaimana tidak, aku akan bertemu dengan orang-orang yang dulu sangat aku sayangi namun aku tinggalkan. Rumah yang dulu menjadi saksi bisu akan derai air mata yang keluar dari netraku saat kecewa dengan Endruw. Seketika kenangan-kenangan lima tahun lalu kembali muncul di ingatanku. Kelakuan-kelakuan lucu para asisten rumah tangga Endruw membuatku senyum-senyum sendiri.“Kamu kenapa Fir?” Endruw menyadarkanku.“Eng.. enggak.”“Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?”“Siapa yang senyum-senyum?”“Inget rumah ya..”“Enggak, lagian ngapain sih kamu liat-liatin aku mulu. Tuh jalanan diliatin, ntar nabrak.”“Kalau enggak salah usia kamu sekarang 33 tahun.”“Kenapa emang?”“Belum terlalu tua sih, tapi kok kamu udah m
Baca selengkapnya
BAB 38 DESAHAN PERTAMA 18+
 Kuketuk pintu kamar Endruw perlahan, namun tidak sahutan dari dalam. Kuketuk lebih keras, tetap saja tidak ada sahutan suara dari dalam. Kuputar knock pintu pelan, sambil kudorong pintu hingga terbuka sedikit. Kumasukkan kepalaku untuk mencari keberaaan Endruw. Kamar ini, masih tetap sama seperti yang dulu. Dan apa itu? Peralatan make-up ku masih tetata rapi di meja rias. Dulu aku memang sengaja meninggalkannya. Tapi kenapa Endruw tidak membuangnya? Tidak tahukah dia bahwa make-up itu pasti sudah tidak bisa dipakai lagi saat ini, sudah kadaluarsa pastinya. Mataku terbelalak saat melihat fotoku dengan bingkai yang besar terpajang di atas tempat tidur. Foto mana lagi kalau bukan foto yang dibawah tadi. Endruw hanya memiliki satu buah fotoku.Mataku masih bernostalgia dengan kamar ini melihat kesana kemari. Hingga ada seseorang yang keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk putih di bawah pusar. Jantungku berdesir saat melihatnya. Endruw dengan perut yang
Baca selengkapnya
BAB 39 ROMANTIS
 “Rani..”, panggilku saat melihat sahabatku yang sedang menangis di luar kamar perawatan VVIP. Rani menoleh ke arahku dan segera memelukku.“Cup..cup.. Tenang ya Ran, kamu harus kuat demi Suri.”Seorang dokter keluar dari ruang perawatan. Rani dengan cepat menahan dokter itu dan menanyakan keadaan anaknya.“Bagaimana anak saya dok?”“Anak ibu sekarang sudah baik-baik saja. Kondisinya sudah stabil, saturasi oksigennya pun juga sudah bagus. Kemungkinan kecil untuk dia kejang lagi. Saat ini kami sudah memberinya obat, dia akan tidur sampai besuk pagi. Namun tetap harus diawasi.”“Baik dok terimakasih.”Rani bernafas lega setelah mendengar penjelasan dari dokter. Kami masuk ke dalam kamar untuk melihat kondisi bocah 3 tahun itu. Selang infus, selang oksigen, dan beberapa kabel menempel di tubuhnya. Dia sedang tidur dengan sangat pulas. Rani mendekatinya pelan, mengecup keni
Baca selengkapnya
BAB 40 GILIRAN UDAH CERAI BARU NYESEL
 Sayup-sayup aku mendengar suara anak kecil sedang tertawa kecil, diikuti suara besar seorang laki-laki yang juga sedang tertawa. Sepertinya mereka sedang bermain. Pelan-pelan kubuka mataku, aku tergagap saat menyadari kalau aku sudah ketiduran. Kulirik jam di tangan, pukul 04.10. Artinya aku sudah tertidur berjam-jam. Aku segera bangun dan mencari sumber suara. Aku terkejut saat Suri tengah duduk di atas bed dan telah melepas beberapa peralatan medis yang terpasang di tubuhnya. Hanya menyisakan selang infus. Endruw duduk di sampingnya, dia tengah bermain bersama Suri. Mereka terlihat sangat akrab, Suri tampak senang dengan keberadaan Endruw.“Suri kamu sudah sehat nak?” Kataku sambil mendekati anak kecil itu.“Tante Firza sudah bangun. Aku lagi main sama Om Endruw.”“Ndruw, kamu kenapa enggak bangunin aku sih? Kan tadi kita bisa gantian buat jagain Suri. Ini kamu semalaman enggak tidur dong.” Omelku kepada Endruw
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status