Semua Bab My Dad CEO: Bab 211 - Bab 220
225 Bab
Bab. 210
Di kamar yang dengan pencahayaan yang sedikit remang-remang Clarisa terbangun dari tidurnya, ia melirik ke arah jam yang sudah menunjukkan tengah malam. Clarisa menyadari bahwa suaminya tidak pulang malam ini ada sedikit rasa takut karena suaminya tak kunjung pulang setelah mereka berpisah di sore hari karena urusan kantor yang sedikit mendadak. Clarisa mencoba menghubungi suaminya tetapi nomor Lukas tidak bisa dihubungi. Ia berjalan ke arah jendela kaca yang besar itu mencoba menyibakkan gorden langit tampak sangat gelap. Perasaannya sangat tidak karuan mengingatponsel Lukas tidak bisa dihubungi sedari tadi. Clarisa keluar kamar ia berjalan ke ruang kerja Lukas tetapi ia tidak menemukan sosok Lukas di sana, Lukas sama sekali tidak pulang ke rumah malam ini. Clarisa teringat bahwa Athes berada di rumah sakit sehingga ia juga mencoba untuk menghubunginya namun, sama seperti sebelumnya  Athes juga sulit untuk dihubungi. “Jay pasti tahu keberadaan Lukas.” C
Baca selengkapnya
Bab. 211
Lukas berada di balik pintu itu, ia menyandarkan tubuhnya pada dinding mencoba untuk tidak terlihat oleh Christian bahwa dia memperhatikan mereka. Perasaannya begitu tak karuan kala mendengar percakapan antara putra keduanya dan juga istri kecilnya. Lukas merenungi apa yang terjadi hari ini.2 jam sebelumnyaLukas duduk bersandar di depan pintu kamar rawat Christian, air matanya terus mengalir tanpa henti Lukas mencoba untuk tidak menangis tetapi ia tak kuasa menahannya. Di saat Lukas larut dalam kesedihannya tiba-tiba langkah kaki kecil menghampirinya dan berdiri di hadapannya wajahnya pucat namun, senyuman indah membingkai wajahnya yang tampan.Conan mengulas senyuman terbaiknya saat Lukas menatap wajahnya. Wajahnya begitu tenang tetapi sorot matanya tidaklah bisa bohong tersirat dengan jelas ketakutan di sana.“Apa yang Ayah lakukan di sini? Kenapa Ayah menangis?” Conan berjongkok sehingga wajahnya dengan Lukas hampir
Baca selengkapnya
Bab. 212
Malam sudah berganti menjadi dini hari, setelah pergi mandi dan berganti pakaian Lukas masuk ke dalam kamar Christian. Di sana dia melihat Clarisa tertidur sembari memeluk Christian. Wajahnya tetap saja cantik walau sedang tertidur. Lukas menaikkan selimut pada keduanya Ia mengecup mesra kening istrinya. “Maaf telah membuatmu khawatir.” Saat Lukas ingin meninggalkan keduanya tiba-tiba ada yang menarik lengannya. Otomatis Lukas berbalik untuk melihat siapa yang terbangun dan ternyata Clarisa. “Kapan kau sampai?” Clarisa mengucek kedua matanya yang masih mengantuk. Lukas segera membelai rambutnya menatapnya dengan hangat. “Kenapa kau bangun? Kembalilah tidur.” “Aku begitu khawatir padamu. Ke mana saja kau? Mengapa ponselmu tidak dapat dihubungi?” Clarisa memberondong Lukas dengan pertanyaan. Lukas tersenyum hangat menatap istrinya yang terus bertanya walau dirinya masih mengantuk. “Apa kau ingin pindah ke kamar kita?” Lukas bertanya semb
Baca selengkapnya
Bab. 213
Keesokan paginya Lukas telah bangun dari tidurnya ia menatap wajah Clarisa yang ada di sampinnya. Jemarinya yang ramping dan lentik itu menyentuh helaian rambut Clarisa yang sedikit berantakan disentuhnya dengan lembut dan penuh kasih. “Apa kau tidak ingin bangun?” Lukas bertanya pelan. “Sudah jam berapa ini?” sahutnya dengan mata yang masih terpejam. Suaranya terdengar serak. “Sudah pukul 09:00.” Lukas kembali menatap Clarisa yang mencoba kembali tidur. “Biarkan aku tidur sebentar lagi. Aku terlalu lelah.” Clarisa menarik selimutnya dan kembali meringkuk. “Kembalilah tidur, aku akan membangunkanmu sebentar lagi.” Lukas segera bangun ia beranjak pergi ke kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat. Sejenak Clarisa membuka matanya melihat pemandangan pagi hari yang kian menggoda. Lukas yang menyadari tatapan Clarisa menyunggingkan sedikit ujung bibirnya yang sensual. Ia berbalik ke arah Clarisa yang sedari tadi menatapnya. Clarisa segera
Baca selengkapnya
Bab. 214
Hari telah berganti begitu pula dengan bulan. Waktu berlalu begitu cepat 3 minggu pertama setelah kemoterapi keadaan Conan baik. Tak ada keluhan yang berarti hingga 3 pekan kemudian Conan mendapatkan kemoterapi nya yang kedua. Satu bulan telah berlalu semenjak Conan mendapatkan kemoterapinya yang kedua, Conan lebih banyak berdiam diri di dalam kamarnya. Sedangkan Christian sudah berlarian. Ia begitu menikmati kehidupan normalnya yang bukan sebagai anak genius melainkan anak-anak normal lainnya. Hari-hari dilewatinya dengan penuh kegembiraan berbanding terbalik dengan yang dialami oleh Conan hari-harinya dipenuhi dengan rasa sakit dan gelisah.“Conan,” terdengar suara ketukan dari balik pintu kamarnya.Lukas mendorong pintu, ia masuk ke dalam dan melihat sesosok anak tengah duduk di sofa menatap ke arah luar dimana ada Christian yang sedang bermain di luar sana. Tatapannya begitu lekat dan dalam tersirat kecemburuan di dalam matanya yang sayu.
Baca selengkapnya
Bab. 215
  Conan berjalan dengan riang di sebuah pusat perbelanjaan di sana ia berlari ke sana ke mari tanpa memdulikan kondisinya yang masih lemah. Sejak menjalani kemoterapi kedua Conan belum bisa melakukan kemoterapi yang ketiga karena kondisinya yang memburuk. Dan siang ini ia begitu gembira saat Lukas membawanya jalan-jalan sebelum pergi ke tempat pangkas rambut. Saat Conan tengah berlarian ia tidak sengaja menabrak sepasang pria dan wanita yang sedang berjalan sembari membawa kopi di tangannya. Conan tidak sengaja saat menumpahkan kopi pada gaun cream yang dikenakan oleh wanita yang ada di hadapannya. Conan jatuh terduduk sembari meminta maaf pada wanita yang ditabraknya. “Maafkan aku Tante, maaf.” Ucapnya sembari terus menundukkan kepalanya. Sementara wanita itu berteriak dengan keras ia bahkan sedikit mendorong Conan yang sudah bangkit hingga dalam jatuh dalam posisi duduk lagi. “Kau ini! Seharusnya kau tidak berlarian seperti itu!” wanita itu ter
Baca selengkapnya
Bab. 216
Lukas berjalan dengan anggun menuju tempat Conan berada raut wajah yang tadinya tidak baik itu seketika berubah saat Conan mengulas senyum hangat padanya. Wajah pias itu masih kentara di antara senyum yang menghiasinya. Lukas semakin mendekati keberadaan Conan. Ia setengah berlutut di hadapan Conan. “Apakah sudah lebih baik?” “Eng,” Conan menganggukkan kepalanya pelan sebagai balasan dari pertanyaan Lukas. “Lalu apa kau masih ingin pergi memotong rambutmu?” Lukas kembali bertanya dengan suara yang sedikit bergetar. Senyum hangat itu kembali muncul di wajahnya tangan kecilnya menyentuh pipi Lukas terasa lembut dan begitu dingin saat disentuh olehnya, Lukas menatap matanya yang sendu. “Dingin sekali?” “Aku hanya sedikit kedinginan saja Ayah, tidak perlu dikhawatirkan!” Conan beranjak dari duduknya ia mencoba mencoba menarik tangan besar Lukas agar segera menuju tempat dimana ia akan memotong rambutnya. Lukas menguatkan hatinya lalu mengikuti kem
Baca selengkapnya
Bab. 217
Hari telah berganti menjadi malam sepanjang perjalanan menuju mansion Conan hanya memejam kan matanya. Ia sudah terlalu lelah hari ini Lukas memandangnya dengan tatapan sendu. Sesampainya di mansion Clarisa telah menunggu kedatangan mereka berdua bersama Conan. Terlihat juga Athes ada di ruang tamu menemani Christian. “Apakah tidur?” Clarisa menghampiri Conan. Ia mengangkat sedikit kupluk yang menutupi wajahnya benar saja Conan sudah tertidur. “Ayah,” Christian berhambur memeluk pinggangnya. Lukas melihatnya dengan mengulas senyum hangat. “Bersabarlah, Ayah akan menidurkan Conan lebih dulu. Baru menemnimu sebentar.” Lukas mengusap puncak kepala Christian kemudian berlalu menuju lantai dua dimana kamar Conan berada. “Ibu,” Christian beralih memandang pada Clarisa yang berdiri. Clarisa segera menghampiri Christian ia berusaha menenangkannya. “Tidak apa-apa, Conan hanya kelelahan saja besok pagi ia akan bangun seperti biasanya.” Mendengar
Baca selengkapnya
Bab. 218
Selepas bersedih Lukas dan Clarisa turun secara bersamaan menuju meja  makan karena sudah waktunya sarapan. Conan dan Christian sudah kembali dalam keadaan yang semula seakan tidak ada yang terjadi hanya mata sembab Christian yang tidak bisa berbohong. Dari arah lain Athes masuk menuju ruang tamu dengan membawa obat-obatan yang harus diminum oleh Conan ia meletakannya di meja ruang tamu tampak pemandangan yang sedikit menyakitkan bagi yang melihatnya. "Ayo, makanan sudah siap!" Lukas mengajak semua orang untuk menuju meja makan. Di sana telah banyak hidangan dari mulai makanan pembuka hingga makanan penutup ada di atas meja. Aroma masakan yang tercium semakin membuat orang menjadi lapar kala menghirupnya. Semua orang mulai berjalan menuju meja  makan untuk menikmati hidangannya. “Makanlah yang banyak.” Lukas menaruh lauk pada mangkuk kedua putranya tanpa ada yang dibedakan. Christian tersenyum saat menerima lauk yang diberikan oleh ayahnya.
Baca selengkapnya
Bab. 219
Di pagi hari yang cerah Joana terbangun di dalam kamarnya, ia meraih bungkusan kecil dan membawanya masuk ke toilet dengan perasaan deg-degan Joana memberanikan dirinya untuk memeriksa dirinya sendiri. Joana membuka bungkusan test pack dengan tangan gemetar ia memasukannya dalam tempat yang sudah menampung urine nya sendiri. Belakangan ini Joana selalu merasa mual tiap pagi hari, ia juga tidak mendapatkan menstruasinya sudah dua bulan ini ia sedikit cemas. Joana memejamkan matanya ia sedikit takut dengan hasilnya, perlahan ia membuka matanya dan terlihat dengan jelas di alat tes kehamilan itu menunjukkan dua garis merah yang artinya dia positif hamil. Joana tentu saja bergembira akan hal itu namuan, sedetik kemudian ia kembali terdiam. Dirinya tidak tahu bagaimana reaksi Gerald setelah ia tahu bahwa dirinya telah mengandung darah dagingnya. “Bagaimana ini? Aku takut mengatakannya.” Joana berpikir cukup keras tentang apa yang harus ia katakan pada Gerald.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status