All Chapters of LANGIT (Passionate Hurt #2): Chapter 11 - Chapter 20
34 Chapters
Bab 11
"Selamat pagi Mbak? Kopi atau teh?" Ternyata Stephen sudah di dapur saat aku siap-siap akan berangkat ke kantor."Kopi,  please, no sugar.""Siap, Mbak."Aku memandang Stephen yang sedang menyiapkan kopi untuk kami, rambutnya masih lembab karena sehabis keramas, memakai T-shirt dan celana jeans, tiba-tiba aku ingat beberapa hari yang lalu Langit disini menyiapkan kopi untuk kami."Mbak Bos! Mbak!"Stephen menyadarkanku dari lamunanku."Eh,  iya?""Ini kopinya, jangan melamun, Mbak, masih pagi ini."Aku menunduk memandang kopi hitamku, aromanya benar-benar harum."Kenapa lagi Mbak? Masih kepikiran, si bos, ya?" Stephen memandangku sambil meminum kopinya."Stephen, apa Langit punya pacar?""Setauku sih  nggak ada, Mbak , tapi si bos kan jarang di sini, jadi aku nggak tau kalau di luar dia punya pacar."Aku memutar jariku di permukaan gelas kopiku. "Hmm ... bagaimana ya
Read more
Bab 12
LangitAku melihat di layar ponselku nama sahabatku Rafael, saat ponselku berdering."Halo, Raf ....""Lang ... Fabrizio De Palma dibunuh tadi malam.""Apa?!  Bagaimana bisa?""Dia di bunuh di kamar hotel tempatnya menginap yang berlokasi di kawasan Mekong River, dan aku baru sampai di Phnom Pehn dari Sihanouk.""Astaga ... Apa kalian sempat bertemu?""Ya, dua hari yang lalu aku akhirnya menemukan dia di Sihanouk ville, dan sore harinya dia kembali ke Phnom Pehn. Sebenarnya aku sudah melarang dia hari itu pergi, tapi dia bersikeras untuk pergi.""Dan kenapa menurutmu?""Menurutku itu adalah pengalihan, Lang, dia sengaja menghindariku. Fabrizio memberiku sebuah chip dan dia mau chip ini selamat.""Chip?""Iya,  chip ini lah yang membuat Fabrizio menjadi target, itu yang menyebabkan dia di bunuh. Dan di kamar hotelnya aku menemukan Purple Paper.""P
Read more
Bab 13
Dorr ...!! Dorr ...!! Dorr ...!! Tembakan itu tidak berhenti. "Stephen!" Aku berteriak melihat tubuh Stephen yang terus di terjang peluru. Di mana senjataku?! Aku harus menyelamatkan Stephen. "Bos ...." Stephen memanggilku lirih dan menatapku sendu, darah keluar dari mulutnya. Tembakan itu masih tidak berhenti. "Langit ...." Aku terkejut mendengar suara lirih yang memanggilku. Aku berbalik ke arah suara dan kulihat Rizka berdiri di lantai ruangan yang gelap dan pengap menatapku sedih. Tidak!Aku berusaha lari menghampirinya tapi kakiku tidak bisa bergerak. "Langit, aku−" Sekarang tembakan bertubi-tubi menerjang tubuhnya. Rizka ...!!Tolong ... siapa pun tolong. Ya Tuhan, aku tidak bisa bergerak!Tubuhnya sekarang jatuh ke lantai, seluruh tubuhnya berlumuran darah, dia menatap
Read more
Bab 14
Pria itu memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celananya sambil menatap keluar, malam ini langit di penuhi bintang. Seorang wanita tiba-tiba memeluknya dari belakang, dan mencium punggungnya yang telanjang.  "Kau sedang apa?" Dia bertanya lembut, lalu Pria itu membalikkan tubuhnya dan memeluk wanita tadi, yang adalah istrinya.  "Apa Maxim sudah tidur?" Suaminya bertanya sambil menciumi pipi istrinya. "Sudah, dia persis seperti Papanya, terlalu banyak energi," jawab istrinya sambil tertawa."Kau pasti lelah Sayang , seharian menjaga jagoanku," kata pria itu sambil memijat bahu istrinya dan mencium bahu itu mesra.  "Kau harus melihatku." Pinta Istrinya manja.  "Tentu saja Sayang, segalanya hanya untuk tuan putri." Suaminya mengangkatnya dan membawanya ke tempat tidur.       &
Read more
Bab 15
Langit Hanya seks katanya?!Sudah jelas aku mengatakan kalau aku menginginkannya, bukan hanya sekedar seks! Aku memang bodoh langsung bertindak impulsif mendatanginya seperti seorang viking yang siap bertempur. Dengan bodohnya aku termakan kata-kata Stephen yang jelas selalu melebih-lebihkan, dan aku langsung marah dan cemburu.Kenapa aku harus cemburu?! Sedangkan si gadis nakal itu mungkin tidak pernah peduli atau pun memikirkanku. Saat ini dia pasti menertawakan kebodohanku yang memintanya untuk mengakui kalau dia juga menginginkanku. Astaga, yang benar saja!  Aku sudah belajar dan melatih diriku sendiri, bahwa tindakan impulsif selalu merugikan dan berakhir berantakan, dan hari ini aku membuktikan bahwa aku belum lulus mengendalikan diriku sendiri. Stephen benar-benar sialan!  "Lang, tadi malam anak buah kita ada yang di bunuh, satu orang." Jack yang tiba-tiba masuk dan terlihat sangat marah. 
Read more
Bab 16
Langit "Bos ..."  "Tidak usah banyak bergerak dulu, Stephen.""Gimana mau gerak bos, ini aja aku udah ngantuk berat." Stephen menjawabku dengan mata hampir tertutup karena baru saja diberi obat tidur karena dia tidak bisa diam sejak tadi.  "Istirahatlah."  "Bagaimana keadaan mbak Rizka dan Uchiha?" tanya Stephen setengah sadar.  "Uchiha?"  "Sekretarisnya, mbak Rizka?"  "Mereka baik-baik saja, walaupun masih terguncang. "  "Si Uchiha itu ninja yang hebat bos, tolong sampaikan padanya." Stephen pun tertidur.  Aku memandangnya yang sedang tidur pulas. Bagaimana kalau mereka tadi tidak selamat?  Aku menyentuh kepala Stephen, walau pun dia sering menyebalkan karena mulutnya, tapi aku sangat menyayanginya seperti adikku sendiri.  "Bagaimana keadaan Stephen?" tanya Jack saat aku keluar dari ruang pengobatan. &nbs
Read more
Bab 17
Topan Sinyo, membawa seorang pria yang didampingi seorang wanita, tinggi, ramping dan sangat cantik masuk ke dalam salah satu rumah paling mewah di negara ini dan langsung menuju ruang kerja sang pemilik rumah. Mereka memasuki ruang kerja yang luas dengan design klasik dan mewah. Foto orang-orang hebat di negara ini, sejak dari presiden pertama negara ini berjejer rapi di dinding dan di atas beberapa meja. Lemari kaca penuh medali penghargaan dari dalam dan luar negeri tersusun rapi.  Si pria yang dibawa Topan, berpakaian rapi dengan jas potongan eropa yang elegan dan rambut panjangnya di ikat sanggul, bentuk wajahnya yang tegas dan selalu kelihatan murung membuat siapa pun enggan berbicara padanya, aura intimidasi darinya terlalu kuat.  "Selamat datang, Cameron Syalendra di rumahku yang tidak seberapa ini, silahkan duduk." Cameron hanya menatap pria yang menyambutnya itu dengan ekspresi dingin, lalu duduk dengan tenang bersama wanita yang ikut bersamanya.
Read more
Bab 18
Langit  "Stephen sudah kembali bertugas?"  tanya Jack yang baru tiba di markas langsung masuk ke ruanganku sambil membawa segelas kopi di tangannya.  "Sudah, katanya sudah cukup seminggu untuk istirahat." Aku menarik nafas dalam-dalam dan memijat pangkal hidungku.  "Semuanya baik-baik saja?"   Aku menggeleng, aku memang merasa tidak ada yang baik-baik saja dengan keadaan sekarang.  "Karena penyerangan kemarin, ayahku dan opa bertengkar. Dan semua ini adalah salahku."  "Langit, ini resiko pekerjaan kita, yang harus kita lakukan sekarang bagaimana kita menyelesaikan semua ini," ucap Jack.  Aku tercenung mengingat pertemuan keluarga tadi malam.  "Langit, ini yang opa maksud kenapa opa meminta kau yang menjaga adikmu!" Opa langsung marah begitu mendengar informasi yang ku sampaikan.  Ayahku juga ikut terkej
Read more
Bab 19
"Bos ... perempuan pesanan, Bos sudah menunggu di kamar." Salah satu anak buah Topan melapor padanya begitu pria itu tiba di club sekaligus tempat perjudian miliknya.  Topan tersenyum puas.  "Bagus dan jangan ada yang menggangguku." Pria itu memberi perintah pada anak buahnya, lalu naik  ke lantai tiga clubnya, dan memasuki kamar khusus miliknya.  Begitu masuk ke dalam kamar, terdengar suara gemericik air dari kamar mandi. Pakaian si wanita yang sudah di sediakan untuk melayaninya berserakan di lantai begitu pun pakaian dalamnya. Topan tersenyum sambil mengambil celana dalam wanita itu lalu membawanya ke hidung dan menghirupnya dalam-dalam. Nafsu liar langsung bergejolak dalam diri Topan, dia menghampiri pintu kamar mandi dan membukanya. Di bawah guyuran air pancur di kamar mandi itu, berdiri seorang wanita cantik dengan tubuh menggoda sedang berdiri telanjang. Nafas Topan seperti banteng begitu melihat mangsanya. Mata mereka
Read more
Bab 20
Rizka Sepertinya tadi malam aku tidak bermimpi kalau Langit tidur bersamaku, tapi pagi ini, saat aku bangun, dia sudah tidak ada. Aku melihat bekas tanda dia tidur di sisiku tadi malam. Aku melihat jam di meja samping tempat tidurku. Dan ternyata sudah jam sembilan pagi !Astaga ... aku sudah terlambat ke kantor !Aku melihat ada kertas memo di dekat jam di atas meja."Kalau kau sudah bangun, turun ke bawah untuk sarapan, kau libur hari ini."Ini memo dari Langit. Aku bangkit dari tempat tidurku, langsung masuk ke kamar mandi sikat gigi dan mencuci wajahku, lalu turun ke bawah dengan celana pendek dan kaos yang kupakai tidur tadi malam. Saat aku memasuki ruang makan di sana sudah ada Langit yang sedang membuat sarapan. Dia tidak memakai baju, hanya memakai celana panjang Cotton, dan aku tidak tahu dari mana dia mendapatkan itu. "Hai, kau suda
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status