All Chapters of Istriku Cacat, Istriku Malang: Chapter 31 - Chapter 40
57 Chapters
Kau Menang Emily
“Jika aku mengatakan ya, lalu apa jawabanmu? Apa kau peduli? Kenapa kau diam? Bukankah aku sudah menjawab pertanyaanmu. Atau kau hanya sekedar penasaran? Ya, aku jatuh hati padamu. Katakan bagaimana aku harus mengatasinya. Inikah yang ingin kau dengar. Wanita yang kau siksa ini dengan bodohnya jatuh hati padamu. Wanita yang kau benci ini telah membiarkan hatinya berhasil kau masuki. “ Emily menjeda ucapannya. Menarik napas panjang untuk menetralisir degupan jantung yang kian memompa dengan cepat. Sesungguhnya ia juga tau apakah ia memang sudah jatuh hati kepada pria itu atau tidak.Ia mencemooh dirinya andai ia memang memberikan hatinya pada seorang Ellard yang sudah menyiksanya selama ini hingga ia terpaksa menerima menerima tuduhan dan perlakuan Ellard. Dari kata terpaksa berubah menjadi kata terbiasa.“Kenapa kau diam, bukankah itu yang ingin kau dengar. Lalu bagaimana tanggapanmu? Kau tidak bisa berkata-kata? Jika kau tidak siap menden
Read more
Fakta Di Balik Kecelakaan
“Apakah masih sakit?” Edward mengompres wajah Emily. Pria itu memperlakukannya dengan begitu lembut dan penuh perhatian.Emily menggelengkan kepala, “Terima kasih, sudah tidak apa-apa,” Senyum Emily mengembang seraya mendorong tangan Edward dari wajahnya.“Kau melakukannya dengan baik Emily. Sebentar lagi Ellard akan mengetahui semuanya,” tukasnya.Setelah Edward menyuarakan kecurigaannya pada Emily tentang Naura, tentang fakta yang ia dapatkan dari mana Peter menghasilkan modal yang begitu besar sehingga mampu bersaing dengan perusahaan milik Ellard.Edward menahan Naura di dalam rumahnya mengikuti permainan Naura yang mendadak tiba-tiba muncul ke hadapannya. Bagi Edward tidak ada yang namanya kebetulan. Hal itu semakin ia percayai tatkala Ellard mendatangi perusahaan Peter di mana saat itu Peter memang menginap di rumah Edward sebagai alibi. Malam itu mereka minum banyak, tidak biasanya Peter seperti itu. Ia pun menem
Read more
Aku Terluka
“Kenapa kau lama sekali,” Naura memasang wajah merajuk. Ellard hanya tersenyum dan duduk di sampingnya.“Kau membuatku menunggu lama,” Naura masih bertingkah seakan ia memang tidak pergi ke mana-mana.“Ya, aku menemukan sesuatu yang membuatku terkejut dan membuatku merasa bodoh seketika,” Ellard menatap Naura dengan senyum manis. Wanita itu mengernyitkan dahi tidak mengerti.“Lupakan tentang itu, menurutmu kapan kita akan menikah?” mengusap wajah Nuara dengan lembut. Tapi percayalah ingin rasanya ia mencengkram wajah yang penuh dengan kemunafikan itu. Meluapkan kemarahannya dan rasa bersalah yang mulai menyerangnya. Tidak hanya itu, ia bahkan ingin memberi pelajaran pada tangannya yang sudah berulang kali melukai Emily.“Kau harus menceraikan istrimu terlebih dahulu. Maksudku, aku tidak bisa berbagi.”“Tidak bisa berbagi tapi selalu mengambil bagian,” cetus Ellard dengan senyum
Read more
Lihat Aku
Gelas yang kesepuluh. Ellard meneguk kasar minuman haram yang membakar tenggorokannya itu. Pahit dan panas, tidak ia pedulikan sama sekali. Akh, ia bisa gila jika mengingat kebodoahnnya selama ini.“Lagi,” perintahnya kepada bartender. Pria itu terlihat enggan untuk mengabulkan permintaan Ellard. Pasalnya ia bukanlah seorang peminum yang ahli. Ia sudah mabuk, matanya memerah tajam menyorotkan kemarahan, kebencian dan penyesalan. Sungguh ia terlihat sangat frustasi. Bayangan akan kegilaannya pada Naura membuatnya tertawa dengan tawa mengejek yang ia persembahkan pada dirinya.Di hari pernikahan mereka, Naura dan Peter bahkan menghabiskan malam bersama. Menjijikkan. Memikirkan keduanya menghabiskan malam sambil menertawakan dirinya, membuatnya semakin geram. Kenapa ia bisa sebodoh itu. Kapan tepatnya kedua makhluk setan itu merencankan kebusukan mereka. Apakah itu penting sekarang? Ellard mengepalkan tangannya. Entah itu kemarin atau bertahun lamanya tetap sa
Read more
Murka
“Argghh,,” Naura menjerit kesakitan. Secara tiba-tiba Ellard menarik rambutnya. “Sakit,” rintihnya namun Ellard tidak peduli. Semakin Naura bersuara semakin ia menarik rambut wanita itu hingga kulitnya tertarik. Dan percayalah, rasa sakitnya itu luar biasa.“El, apa kau lakukan?” tangisnya mulai pecah. “Aku kekasihmu, Naura.”“Aku sedang bermimpi, sayang. Sstt.” Meletakkan jari telunjuknya di bibir Naura. “Aku ingin berbagi mimpiku denganmu. Bukankah kau sangat peduli padaku, hmm? Biarkan aku menceritakan seperti apa mimpi yang kualami.” Menarik rambut Naura hingga tubuhnya terseret ke bawah.“Ssa-sakit,”“Saat itu aku tidak boleh menangis. Jangan menangis dulu, ini belum seberapa.” Masih dengan tubuh yang sempoyongan, Ellard menyeret Naura ke dalam kamar mandi. “Naiklah ke bathup,” perintah Ellard.Naura menggeleng ketakutan, ia sudah
Read more
Surat Cerai
“Apa yang kau lakukan?” tanya Emily yang memang tidak bisa melihat tindakan yang sedang dilakukan Peter.“Mengirimkan videomu,” Dan seketika Emily menjerit karena Peter dengan sengaja menarik rambutnya ke atas. “Ya, sayang menjerit lebih keras,” perintah Peter dengan tertawa puas.Emily bungkam, memilih untuk menahan rasa sakit atas kekasaran yang dilakukan Peter terhadapnya.“Menyakitimu sedikit menyiksaku, Em. Harusnya kau menuruti semua perkataanku maka kita tidak perlu mengalami ini semua.” ucap Peter di atas wajahnya.“Aku lebih baik mati daripada harus mengikuti keserakahanmu. Dan apa aku fikir pria itu peduli setelah melihat apa yang kau kirim? Sayang sekali perbuatan yang kau lakukan ini sia-sia. Pria dan wanitamu saat ini sedang menikmati malam mereka. Tidak perlu kujelaskan malam seperti apa yang kumaksud, tentunya kau lebih tahu sifat liar kekasihmu itu,” cetus Emily dengan berani samb
Read more
Kematian
Satu minggu berlalu, Emily juga belum sadarkan diri membuat hidup Ellard semakin kacau. Dan selama satu minggu itu, Ellard sudah dua kali tumbang karena kekurangan gizi. Tidur dan makan tidak teratur, hanya alkhol yang menemani. Dalam sekejap ia menjadi seorang pecandu minuman haram tersebut. Tidak ada yang ia dengarkan, termasuk Morin, Jovan dan Edward. Dalam kurun waktu tersebut, Ellard benar-benar tidak dikenali, penampilannya berubah total.Wajah tampannya kini remuk oleh rasa penyesalan yang mendalam juga berbaur dengan kemarahan yang tidak tersalurkan. Penampilannya sangat berantakan. Dagunya mulai ditumbuhi bulu-bulu tak beraturan dan ia enggan untuk bercukur. Matanya merah menahan kantuk, marah dan juga karena ia sedang di bawah pengaruh alkhol.Pria itu tidak lagi serupa dengan dirinya seperti hari kemarin. Tubuh kekarnya tampak membungkuk, padahal sebelumnya selalu terlihat jangkung dan penuh wibawa.Garis-garis kesedihan dan penyesalan terpahat jelas
Read more
Tuan Penyendiri
Ciittt...Mobil di rem mendadak membuat Emily terhempas ke depan hingga kepalanya membentur setir kemudi.“Apa itu,” tanyanya dengan wajah gugup, mengabaikan ringisan seseorang yang ada di sampingnya, tepatnya di bangku penumpang.“Sepertinya kepalaku benjol,” adu wanita itu seraya memegangi dahinya.“Sepertinya kita menabrak sesuatu,” Emily masih mengabaikan rintihan manusia yang berada di dalam mobil bersamanya. Rena, teman yang baru ia kenal beberapa bulan terakhir ini.“Bukan kita, tapi kau!” protes Rena dengan kesal sembari keluar dari dalam mobil untuk memeriksa apa yang terjadi. “Sudah kukatkan sebaiknya aku yang menyetir,” gerutunya dan detik berikutnya wanita itu terkejut melihat sesosok tubuh tergeletak di tanah. Ia panik seketika begitu menggoncang tangan orang tersebut menggunakan sebelah kakinya dan tidak ada respon sekali. Rena mengedarkan pandangannya ke segala penjuru dan s
Read more
Layak Bahagia
Ellard terdiam, terpaku dan terhenyak di tempatnya. Masih sulit ia percaya bahwa wanita yang ada di hadapannya beberapa menit lalu benar adalah istrinya, tepatnya mantan istrinya. Ya, si Tn. Penyendiri adalah Ellard.Bibirnya tersungging tipis mengetahui Emily sudah bisa melihat namun tidak mengenalinya. Ada rasa haru, bahagia dan juga sedih. Entahlah, sulit buatnya untuk mendefenisikan perasaannya saat ini.Masih segar dalam ingatannya saat ia mengalami kecelakaan empat bulan lalu di mana sahabatnya Edward juga mengalami hal serupa karena ban dan rem mobil yang bermasalah akibat ulah Peter. Pria itu sengaja merusak rem mobil untuk membuat Ellard celaka namun sayangnya Edward lah yang mengemudi mobil itu.Edward masih sempat dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatakan pertolongan, sementara Ellard hanya mengalami patah tulang, luka di kepala dan juga lehernya. Beberapa pecahan kaca menancap di sana. Hal itu tidak lantas membuatnya kehilangan kesadaran.&l
Read more
Kopinya Enak
Ellard menghentikan mobil sesuai perintah Emily di sebuah halaman yang cukup luas dan sejuk. Masih dari dalam mobil Ellard memperhatikan sekeliling, tidak jauh di depan mereka terlihat sebuah bungalow sederhana yang atapnya terbuat dari jerami. Tidak jauh dari sana terdapat dua buah ayunan. Sedangkan berhadapan dengan bungalow tersebut terdapat taman bunga dan kebetulan sedang bermekaran. Hari sudah pagi begitu mereka sampai di sana dan Ellard bisa melihat dengan jelas beberapa kupu-kupu beterbangan di sana.Memiringkan kepala ke kiri, Ellard melihat sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Sederhana tapi sangat indah.“Kita sudah sampai, kau ingin kopi?” tawar Emily dan menunggu jawaban Ellard ia masuk ke dalam rumahnya dan berjalan ke dapur untuk membuartkan kopi.“Kopimu,” Emily meletatkkannya di atas meja begitu Ellard memasuki dapur. Ellard duduk memperhatikan Emily yang terlihat menyeduh teh untuknya. Ya, ia masih mengingat bahwa
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status