Semua Bab THE DUKE WILLIAM ( 9 ISTRI ): Bab 21 - Bab 30
106 Bab
RAYUAN LAURICE
William berjalan menuju kamar pribadinya. Yang berada bersebelahan dengan ruang kerja. Sejenak dia menghempaskan tubuhnya yang jangkung dan kekar. Perlahan William melepaskan kemaja dan jas. Terlihat dada yang bidang berbulu cukup lebat. Saat hendak melepas celana. Seseorang memeluknya dari arah belakang. Membuat William terkejut."Laurice?"William tampak terkejut dengan kehadiran wanita cantik itu."Aku rindu kamu William. Kenapa kamu tak mendatangi aku ke kamar?""Baru saja aku datang.""Tapi, aku lihat kamu ada di kamar Jill Anne. Iya 'kan?""Kamu cemburu?""Iya, William. Aku seorang yang posesif. Kamu 'kan tau itu."Lelaki tampan itu berbalik. Dia memegang kedua bahu Laurice. Menatapnya tajam tanpa jeda."Dari awal aku sudah mengatakan semua padamu Laurice. Aku tak akan pernah bisa puas hanya dengan satu wanita saja.""Kenapa baru sekarang? Kau mengumpulkan wanita di kastil kamu? Aku tahu pernika
Baca selengkapnya
AJAKAN YANG MENARIK
"Benar-benar sialan kau JIll Anne!" gerutu Beatrix Floy.Dengan langkah kesal akhirnya dia mengikuti mereka. Di ruangan yang mewah dan megah. Para pelayan sudah siap berdiri di posisinya masing-masing. "Dia, juga kau ajak duduk satu meja?" tanya Beatrix masih tak percaya dengan apa yang telah diciptakan oleh Jill Anne.Wanita itu hanya tersenyum dingin, membalas pertanyaannya. Tak lama kemudian. Terdengar derap langkah yang keras menuju arah ruangan ini.Tepat di ambang pintu. Tampak William dan Laurice berdiri mengarahkan pandangannya pada mereka satu persatu."Mari kita duduk Laurice!""Ayo, Sayang."Kemesraan yang mereka tunjukkan membuat Jill Anne membuang muka. Sedangkan Beatrix terus menatap tajam pada Laurice yang juga memandang ke arahnya.William terperanjat dengan kehadiran Sofia. Yang duduk bersebalahan Jill Anne. Sorot matanya tajam tanpa jeda memandangi Sofia yang terlihat sedikit berubah. Cantik dan masih mu
Baca selengkapnya
PERADUAN
"Apa William akan tidur sama kamu?""Pastinya dong, Floy. Kalau kamu mau, kita bisa main bertiga.""Apaaaa?!""Kenapa kamu kaget? Memangnya kamu belum pernah tahu? Atau, pura-pura enggak tahu?"Lalu Laurice berjalan mendekati Beatrix yang masih terpaku di tempatnya. Dan berbisik,"Kita bisa bermain threesome. Mau ikut?" Laurice mempermainkan sebelah mata yang mengerling ke arah Beatrix."William mau?""Pasti lah akhirnya mau."Tanpa banyak bicara lagi. Laurice menarik pergelangan tangan Beatrix yang masih terbengong."Ayo!"Keduanya menaiki anak tangga,. menuju kamar Laurice."Aku di kamar kamu?""Iya. Lepas gaun kamu itu. Dan, pakai baju tidur kamu. Kamu akan tidur di sini sampai William datang. Bagaimana?""Sepertinya ide kamu sangat menarik, Lau. Kau ternyata sangat mahir juga di ranjang."Satu jam berlalu. Beatrix dan Laurice masih menunggu kedatangan 'suami' mereka. Tampak
Baca selengkapnya
SENYUM KEMENANGAN
"Aku tak mau bila Nyonya Jill Anne mengetahuinya. Aku tak mau melukai perasaan dia."William menutupkan telunjuknya di bibir Sofia lembut. Lalu memagut bibir Sofia dengan liar."Hentikan, Tuan!""Kenapa?""Saya tak mau jika akan dimusuhi oleh ketiga istri Tuan. Saya tak sanggup kalau harus adu mulut dengan mereka.""Kenapa kau masih memikirkan mereka? Harusnya yang ada dalam pikiranmu cuman aku!""Ta-tapi, Tu--"William tak memberi kesempatan pada Sofia untuk melanjutkan perkataannya. Lelaki garang itu telah membungkam mulutnya dengan bibir William.Malam ini, Sofia menyerahkan kesuciannya pada lelaki yang membuat dia tak bisa berkutik. Pesona William membuat Sofia mati kutu.Di waktu yang bersamaan. Di lantai dua, kamar Jill Anne. Ester masih berdiri tak jauh darinya."Jadi, mereka berdua tidur bersama?""Iya, Nyonya. Mungkin mereka sedang menunggu Tuan William."Lalu Jill Anneh terkekeh. Dan akhirn
Baca selengkapnya
KEHADIRAN SHERLEY KENDALL
Suara Jill Anne benar-benar menggoda mereka. Dia pun terus terkekeh. Saat melihat perubahan di raut wajah Beatrix dan Laurice. "Me-memangnya siapa istri yang lain?" "Sofia Malvin!" "Apaaaa?!!!!" teriak mereka berdua, seperti mengguncang seluruh kastil.  Jill Anne tersenyum lebar dengan terkekeh. Dia merasa senang telah membuat mereka berdua kebakaran jenggot. Walaupun mereka tak berjenggot. Laurice langsung meninggalkan Jill Anne. Dia menuruni anak tangga menuju lantai dasar. Melihat hal itu, Beatrix berusaha mengejar. "Laurice! Tunggu dulu Lau!" Dia terus berteriak. Mencoba menghalangi niat Laurice, yang sudah terbakar api cemburu dan emosi. Laurice pun berhenti. "Kenapa kamu melarang aku?" "William sangat tak menyukai kalau ada yang mengganggu dia." "Aku tak peduli. Ini kesalahan yang telah dia lakukan!" "Ta-tapi, Lau--" Wanita cantik berambut merah itu, pergi berlalu. Beatrix hany
Baca selengkapnya
KONSPIRASI
"Siapa dia?""Dialah akuntan yang aku ceritakan dulu. Dia seorang yang handal. Kau tak perlu ragukan pilihanku, William.""Aku tahu itu Jill," sahut William tanpa berkedip. William terus menatap lekat. Lalu Jill Anne berjalan mendekatinya dan berbisik,"Kau jangan membuat temanku takut oleh ulahmu!""Dia tak akan takut. Yang ada malah tertarik denganku.""Awas, kalau kau menggodanya."Kalimat Jill Anne penuh ancaman."Oke, Sherley. William yang akan menjelaskan semuanya. Aku tinggal keluar. Nanti setelah selesai, biar Ester mengantar kamu ke kamarku.""Baik, Jill.""Oh, ya Sherley. Aku sudah menyiapkan kamar untukmu. Bersebelahan dengan kamarku, bagaimana? Dari pada kau harus tinggal di kota.""Hemmm, boleh juga Jill tawaran kamu. Terima kasih sebelumnya."Jill Anne pun pergi berlalu meninggalkan mereka berdua."Sudah berapa lama anda berkecimpung dalam pekerjaan ini Nona Sherley?""Cukup lama
Baca selengkapnya
GEORGE HOLMES
"Bagaimana dengan harta kekayaan Sofia? Apakah masuk menjadi milik William juga?""Tidak. Karena aku yang memegangnya.""Lalu apa rencana kamu selanjutnya, Jill? Dan, buat apalagi kau memasukkan wanita itu?"Jill Anne tersenyum tipis, seraya menyeringai."Suatu saat nanti. Kau pasti akan tau manfaat Sherley ada di sini!"Tiba-tiba, Beatrix sudah berada di ujung lantai tiga. Dia menapaki beberapa anak tangga. Menghampiri mereka."Sepertinya ada gosip hangat?""Apa kau tidak tahu, Floy? Kalau 'suami' kita telah tertarik pada seorang wanita baru. Apa kau akan membiarkannya?"  Sengaja Laurice membuat Beatrix agar cemburu."Yang bisa menghentikan William, adalah dirinya sendiri!""Kau benar, Floy," sahut Jill Anne, seraya masuk kamar. Sedangkan di taman bunga lily. Yang mengelilingi kastil. William dan Sherley masih asyik berbincang dan saling bertukar pikiran."Bagaimana kalau para wanita kamu bersel
Baca selengkapnya
RAYUAN YANG MEMABUKKAN
"Sebaiknya kita pergi dari sini. Aku sangat tidak menyukai kalau ada lelaki lain yang melihat para wanitaku!" bisik William."Ta-tapi, aku bukan wanitamu, William!" "Tak ada seorang wanita yang menolakku! Termasuk kamu, Sherley."Wanita itu hanya memandang tajam ke arah William. Tampaknya George mengerti ke mana rah perbincangan William. Dia pun berpamitan untuk melanjutkan perjalanan."Saya sangat senang bisa mengenalmu Nyonya," bisik George. Dan telah membuat Sherley terpesona."Aku tak menyukai lelaki itu!""Karena dia tampan? Kaya dan dari kalangan bangsawan juga?""Sepertinya dari tadi, kau terus menghakimi aku."Sherley tersenyum lebar. Lalu, menarik pergelangan tangan William yang terlihat kesal."Jika kau geram, apalagi marah. Garis gurat di wajahmu akan bertambah satu.""Dari mana kau tahu itu?""Hemmm, dari orang-orang tua kita dulu. Apa kamu tak pernah dengar?""Tidak!"Sherle
Baca selengkapnya
SAUDARA SEPUPU
Desir lembut meraba hati dan jantungnya. Seakan membuat Sherley mabuk sesaat dan tak sadar. Bahwa yang sedang dia hadapi seorang William. Yang mampu menaklukkan wanita mana pun. Dengan segala rayuan dan sikapnya yang membuat wanita luluh saat bersama dirinya."Apa kau masih butuh janji yang lain Sherley sayang?""Janji?""Iya. Aku ingin kau menjadi wanitaku," bisik William. "Kita pulang William. Aku kedinginan.""Biar aku peluk kamu, Sherley."Keduanya terdiam dengan pandangan mata memandang ke arah laut lepas."Kita pulang, William. Angin pantai bikin aku serasa mual.""Baiklah!"Tampak William membantu Sherley naik ke atas kuda. "Berpeganglah sama aku, Sher! Aku tak ingin kamu jatuh," bisik William.Sherley hanya mengulum senyuman.'Pantas semua wanita itu tak berdaya bila dihadapan William. Apa aku juga?'Hanya dalam sekian menit. Kuda mereka sudah memasuki halaman kast
Baca selengkapnya
MEMBARA
"Siapa dia?" tanya William menyelidik."Saudara sepupuku, seorang wanita yang cantik dan sangat menarik. Aku yakin kau pasti suka berbincang dengannya. Karena dia sangat ahli soal hubungan di ranjang!""Apa maksud kamu bicara seperti itu, Floy?!" tegur Jill Anne. "Seharusnya kau hargai dirimu sendiri. Dengan tak bicara hal yang tak pantas seperti tadi. Sangat tak pantas kau lakukan tadi, Floy!""Apa kau cemburu, Jill?"Pertanyaan Beatrix seolah sedang menantang dirinya. Jill terus memperhatikan ulah Beatrix yang sedang merayu William."Nanti malam waktunya kaun berkunjung ke kamarku, William. Jangan lupakan itu!" tandas Beatrix manja.William tak menjawab. Dia melirik pada Sherley yang hanya mengulum senyum. Seakan sedang mengejek William, yang baru saja berucap janji padanya.Beatrix yang merasa tak ditanggapi. Ikut mengarahkan pandangan pada Sherley. Rasa geram dan kesal merambat dalam hati. "Ehhh! Kenapa kamu senyum-se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status