Semua Bab My Soulmate From My Heart (Series 2): Bab 51 - Bab 60
75 Bab
BAB : 51
Hari terasa begitu panjang saat menunggu dia yang masih belum sadarkan diri. Kelelahan, membuat Kiran tertidur di kursi yang ada di depan ruang ICU. Dingin malam seolah jadi suasana yang lebih mencekam, apalagi sendirian karena ia meminta mertuanya untuk pulang.“Kiran.”Sebuah sentuhan dan panggilan membuatnya tersentak seketika.“Dira,” gumamnya dengan wajah lelah. “Ada Pak Leo juga,” tambahnya saat mendapati ada Leo yang ternyata datang bersama Dira.“Mending kamu pulang, istirahat. Biar aku di sini,” usul Leo.“Iya, Ki ... muka lo pucat banget,” tambah Dira menangkup wajah Kiran.Kiran melirik waktu di jam yang ada di pergelangan tangannya. “Masih jam 9 malam, kok.”Leo menghembuskan napasnya berat, saat menyadari kalau Kiran ternyata memiliki persamaan dengan Arland. Yap, keras kepala.“Kalau nggak mau pulang, cari hotel dekat sini saja. Setidakn
Baca selengkapnya
BAB : 52
Sebuah pergerakan yang berada di dalam genggamannya, membuat ia langsung terbangun begitu saja. Ya, ternyata tak tidur semalaman bisa membuatnya tepar juga."Arland, kamu udah sadar?" tanya Kiran lembut pada Arland yang saat itu baru membuka matanya. "Masih sakit?"Tak ada jawaban yang diberikan Arland, hanya saja senyuman simpul yang terukir di bibir itu membuat Kiran benar-benar ingin menangis haru.“Aku panggil dokter dulu.” Kiran segera berlalu keluar dari sana untuk memanggil dokter. Tak lama, kini ia kembali dengan Rio dan juga seorang suster.Rio memeriksa kondisi dan keadaan Arland.“Gimana rasanya?” tanya Ron dengan senyuman meledek.Arland hanya menanggapi pertanyaan sobatnya dengan lirikan tajam. Rio sedang meledeknya, tapi mau membalas ia tak bertenaga sama sekali. Jangan ditanya lagi bagaimana rasanya. Dadanya sekarang mulai terasa perih. Ya, tentu saja ... karena efek bius mulai hilang, tent
Baca selengkapnya
BAB : 53
Ya, Kiran mencium bibirnya di saat ia baru berniat melakukan itu."Kenapa? Kok diem?" tanya Kiran yang melihat ekspresi Arland."Enggak. Cuman durasinya kenapa cepet banget? Saking cepetnya sampe nggak berasa," keluh Arland."Ih, kamu ini," kesal Kiran sambil mencubit lengan Arland.Arland menarik Kiran ke pelukannya. Ia memeluk Kiran erat seolah tak ingin melepaskannya sedetikpun."Aku cinta sama kamu," bisiknya ditelinga Kiran."Udah tau," balas Kiran yang masih berada dipelukan Arland."Land, haruskah kita pelukan kayak gini terus?" tanya Kiran pada Arland.Pertanyaannya tak mendapatkan respon. Ini posisinya ia masih berada dalam pelukan Arland. Pinggangnya berasa keram. Nggak mungkin jugalah, kalau Arland tiba-tiba jadi budeg. Padahal kan jarak dirinya dan suaminya kan dekat banget."Land," panggil Kiran lagi.Tiba-tiba tangan Arland yang tadinya memeluknya, lepas begitu saja. Diiringi suara napas teratur yang
Baca selengkapnya
BAB : 54
Seperti yang sudah direncanakan, pagi ini Tristan akan berangkat ke Paris. Sejujurnya ia bukan tak ingin pergi, hanya saja hatinya begitu berat meninggalkan Ceryl. Tapi di lain sisi ia juga tak ingin mengecewakan keluarga Arland yang sudah ia anggap sebagai keluarganya sendiri.Alvin, Kim dan Ceryl mengantarkannya ke bandara. Ya, terlihat jelas di wajah gadis itu, sebuah kesedihan.“Semua keperluan kamu sudah disipkan. Nanti juga ada yang akan menjemputmu saat sampai,” terang Alvin.“Makasih, Om.”“Jaga diri, ya ... jangan suka keluyuran. Meskipun di sana kamu untuk kerja, tetap kesehatan kamu yang terpenting. Kamu itu juga anak kami, jadi saat kamu ada apa apa, kami juga akan cemas,” tambah Kim mewanti-wanti.“Iya, Tante. Aku pasti jaga diri,” responnya.Kini fokus Tristan tertuju pada Ceryl yang memperlihatkan wajah sendu nya. Alvin dan Kim yang seolah tahu situasi, memilih untuk menghindar a
Baca selengkapnya
BAB : 55
                Kiran mulai melakukan pergerakan, diiringi dengan terbukanya matanya. Menatap sekeliling, hingga sebuah sentuhan di wajahnya membuat pandangannya terarah pada seseorang yang berada di sampingnya."Arland,” ujarnya langsung bangun dari posisi tidur dan memeluk erat suaminya itu.“Sudah, jangan takut. Ada aku di sini," bisik Arland menenangkan Kiran yang tampak ketakutan.“Aku nggak tahu apa yang terjadi padaku kalau kamu nggak menolongku, Land,” bisiknya masih dalam keadaan memeluk suaminya itu.“Sebelum itu semua terjadi, aku yang lebih dulu membuat dia merasakan sakitnya. Menggangguku mungkin akan ku abaikan, tapi jika sudah berani mendekatimu, itu sama saja dengan mengantarkan nyawanya padaku dengan sukarela.”Kiran melepaskan diri dari Arland.“Punya suami ternyata begitu enak, ya ... ada yang menjaga.&rdquo
Baca selengkapnya
BAB : 56
“Kiran.""Apa?" jawab Kiran yang berada di balik selimut. Sementara Arland berada di sampingnya."Besok aku mau ke Bandung. Apa kamu mau ikut?" tanya Arland.Mata Kiran yang tadinya terpejam, langsung melek saat mendengar perkataan Arland."Kok mendadak, sih," keluh Kiran."Ya, gimana. Aku kan dapat kabarnya juga tadi.""Besok aku kuliah, nggak bisa ikut."               Sejujurnya ingin sekali ikut sama suaminya, tapi besok ada jadwal kuliah. Nggak mungkin juga kalau ia harus minta ijin untuk kesekian kalinya. Apalagi akhir-akhir ini sudah sering kali ia ijin. Meskipun itu kampus milik keluarga suaminya sekalipun, tetap saja nggak bisa semaunya."Pulang kuliah jam berapa?" tanya Arland."Jam 11."Arland mengusap lembut pucuk kepala Kiran. "Ya udah, gini aja. Kita berangkat sepulang kamu kuliah. Lusa juga hari minggu dan kamu libur, k
Baca selengkapnya
BAB : 57
 Kiran kaget bahkan langsung refleks mendorong hingga punggung Arland menabrak kemudi mobil."Aduh," keluhnya."Kamu ngapain, sih? Nggak tahu tempat, deh," omel Kiran."Salah kamu juga. Aku udah bangunin kamu dari tadi, loh. Tetap aja nggak bangun-bangun. Ya, siapa tau kalau aku ngelakuin itu kamu bangun. Dan ternyata berhasil, kan," terang Arland dengan senyum evilnya."Curang banget, sih, kamu," kesal Kiran tak terima. Karena Arland melakukan itu disaat dirinya sedang tidur, alias tak sadar."Curang? Kamu tenang aja, nanti malam kita on going lagi.""Pikirannya mesum terus," geram Kiran sambil mengacak rambut Arland dengan sengaja. Tapi, bukannya jadi jelek. Eh, dengan rambut berantakan gitu kegantengannya malah naik 50%. Kan jadi serba salah.Emang bener kata orang. Kalau udah ganteng mah, di bikin jelek pun tetap aja ganteng."Siapa yang berpikiran mesum sih, Sayang."Lama-lama Kiran akan menderita penya
Baca selengkapnya
BAB : 58
Di saat Kiran lagi menikmati nikmatnya si matchalatte, tiba-tiba seorang cowok datang menghampirinya dan langsung duduk begitu saja tanpa dosa di kursi yang berhadapan-hadapan dengannya."Hai ... gue Dani," sapanya memperkenalkan diri."Eh, haii juga," balas Kiran dengan tampang tak sukanya."Sendirian?" tanyanya yang dibalas anggukan dari Kiran."Dasar bego', udah tau gue sendirian disini. Masih aja nanya. Modus banget sih," batin Kiran."Lo cantik banget. Rugi kalau nongkrong sendirian. Gue temenin, ya," ujarnya menawarkan diri langsung."Nggak usah," balas Kiran blak-blakan.Tapi sepertinya cowok itu gencar mendekati Kiran. Dia yang awalnya duduk berhadap-hadapan, sekarang malah hendak berpindah duduk ke sebelah Kiran.Hingga, beberapa langkah lagi dia dekat dengan Kiran, tiba-tiba entah seseorang yang datang dari mana langsung saja mencium pipi Kiran. Membuat cowok yang tadinya hendak berpindah duduk, sampai m
Baca selengkapnya
BAB : 59
Saat ini keduanya sedang menikmati makan siang di sebuah restoran."Kita kap ...""Makan dulu, ntar aja nanya-nanya habis makan," sergah Arland langsung pada perkataan Kiran.Sebenarnya, Kiran kesal pake banget akan sikap Arland itu. Tapi, apa mau dikata dan diperbuat. Sikap suaminya menurun sekali dari papa mertuanya.Selesai makan, Arland menatap fokus pada Kiran. “Mau bicara apa tadi?” tanyanya."Jadi nggak selera buat ngomong lagi," balas Kiran."Untung saja kamu lagi nggak selera ngomong. Betapa bingungnya aku, kalau kamu bilang nggak selera makan. Apalagi kalau kamu bilang nggak selera lagi denganku. Aku memilih untuk bunuh diri saja.”Andai saja yang bicara barusan bukan suaminya, bukan orang yang dia cintai, bukan orang yang udah merenggut kegadisannya. Pasti akan ia bunuh dan basmi sampe ke akar-akarnya. Hingga tak bisa berkembang biak lagi."Sumpah! Makin kesini, kamu makin nyebelin tau
Baca selengkapnya
BAB : 60
Arland dan Kiran sampai di apartment pada pukul 2 dini hari. Saat sampai pun, Kiran masih tidur dengan nyenyak. Ia tak tega membangunkan istrinya itu dan lebih memilih untuk menggendongnya.Kiran benar-benar tidur kayak orang mati. Nggak bangun ataupun keganggu sama sekali meskipun sudah berpindah posisi tidur dari mobil, di gendongannya, dan sekarang di tempat tidur.Arland tak langsung tidur. Ia mesti menyelesaikan beberapa pekerjaannya untuk besok pagi. Ya, ia tak ingin Kiran merasa kalau dirinya hanya mementingkan pekerjaannya saja.  Makanya, meskipun ke Bandung untuk urusan pekerjaan, ia sempatkan untuk mengajak Kiran jalan-jalan.Pagi ini Kiran terbangun karena mendengar suara bel yang terus berbunyi tanpa henti. Dan itu membuatnya sangat kesal.“Astaga! Siapa, sih, yang bertamu nggak tau aturan gitu,” umpatnya bangun.Ia beranjak dari tempat tidur dan berjalan cepat menuju pintu utama."Kiran!”Seseorang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status