All Chapters of My Teacher My Husband: Chapter 41 - Chapter 50
148 Chapters
BAB : 40
Restu yang tadinya sudah keluar dari ruangan Alvin, sekarang ia kembali lagi. Seperti sedang memikirkan sesuatu yang amat sangat penting. Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan mejanya Alvin. Seolah sedang merangkai kata yang akan ia keluarkan."Ada apa lagi?" tanya Alvin dengan pandangannya yang tak beranjak dari laptop."Vin, lemburnya besok aja ya, pliss. Gue mau ngedate sama cewek gue," mohon Restu dengan tampangnya yang ia buat semenyedihkan mungkin."Besok minggu, lo mau kerja sendirian, hah?""Lo jugalah."                                "Gue besok mau istirahat seharian, gue capek," jelas Alvin menolak mentah-mentah permintaan Restu."Bilang aja lo mau berduaan bareng Kim di rumah. Pake alesan capek, mau istirahat segala lah," kesal Restu karna permintaannya tak di kabulkan
Read more
BAB : 41
 "Nyusulin, Kim," jawabnya singkat"Hah, siapa, ya? Emang kita kenal gitu?" tanya Kim sok nggak kenal"Yakin, nggak kenal sama aku?" kesalnya sambil mencubit pipi Kim gemes."Ini sakit loh, Kak," gerutu Kim sambil memegangi pipinya yang merah karna bekas cubitan."Masih tetap nggak kenal?''"Ngapain kesini, bukannya tadi nggak mau? Sekalian aja tidur di kantor!""Itu nggak enak banget loh, Vin," ledek Ryan."Sorry," ucapnya. "Jadi gimana, dinner-nya?""Gagal! Kakak nggak liat kita lagi makan," balas Kim masih dengan wajah cemberutnya."Ditinggal aja," ujar alvin singkat sambil menarik tangan Kim untuk pergi dari sana."Eh, eh, mau kemana?" tanya Kim yang masih diseret oleh Alvin dan entah akan di bawa kemana.Sementara Ryan, Jeje dan Dylan cuma menatap ke arah mereka bersua sambil geleng-geleng sambil berpikir, 'ada ya pasangan kayak gitu.'Alvin mengajak Kim menuju sebuah taman.
Read more
BAB : 42
    Saat ini Kim dan Alvin sudah berada di kediaman Doni dan Mila. Sesuai janjinya Kim tadi, yang ingin membantu mama mertuanya packing barang. Sedangkan Alvin sendiri, dia masih sibuk sama laptopnya itu. Memang bener-bener ya ni orang, orang tuanya mau pergi dia mah santai aja. Apa cowok emang kayak gitu."Kim, kalau kami nggak ada di sini,  jangan berantem lagi ya, sama Alvin. Mama tau, Alvin itu orangnya nyebelin banget, tapi dia sebenarnya sangat baik dan penyayang. Cuman cara dan ngungkapinnya aja yang beda," pesan Mila pada menantunya saat beberes."Iya, Ma.""Kami di sana nggak akan bahagia dan tenang, kalau ada apa-apa sama kalian."''Iya, Ma."Setelah membantu mama mertuanya, Kim dan Alvin balik ke rumah pada jam 9 malem. Sumpah, ini mata udah nggak bisa di ajak kompromi lagi. Ngantuknya pake berat. Seolah ada iblis yang bertengger di kelopak matanya."Kak, ntar kalo udah nyampe bangunin, ya, aku ngantuk," ujar K
Read more
BAB : 43
    Ternyata kedua orang tua Kim lah yang datang."Alvin, kamu yang sabar ya, Nak. Semua kejadian ini udah ada yang ngatur," ujar Jessica menenangkan menantunya."Sekarang aku udah nggak punya orang tua lagi," ucapnya dengan nada lirih."Jangan bicara begitu. Kami ini orang tua kamu, Vin, kamu adalah putra kami. Jadi, jangan berfikir seperti itu," tambah William.Di saat itu, ponsel yang ada di dalam genggaman Alvin berdering, tapi ia abaikan saja. Kim yang penasaran, mengambil alih. Ternyata, Restu lah yang menghubungi."Aku keluar bentar," ucap Kim beranjak dari duduknya menuju teras depan."Hallo, Kak," jawab Kim."Aku udah cek ke bandara, dan sudah dipastikan kalau orang tua Alvin menjadi korban," jelas Restu di telepon."Hmm, makasih, Kak, udah bantuin cari infonya," ucapnya menutup percakapan dengan Restu.Ia kembali masuk,
Read more
BAB : 44
"Siapa?" tanya Andi"Rekan Guru sama anggota OSIS," jelas Kim dengan wajah panik, tapi Andi cuma menanggapinya dengan tampang bengong. "Cepetan dong, Kak," geramnya semakin gregetan.Akhirnya ia dan Andi segera mencopot satu-persatu foto yang ada dirinya. Ya kali semua orang ntar pada lihat, kenapa ada fotonya di rumah Alvin? Nggak mungkin ia jawab kalau, 'saya istrinya Pak Alvin'.itu benar-benar masalah besar.Setelah selesai, untuk kesekian kalinya ia kembali hendak membangunkan Alvin"Biar aku yang bangunin, sana kamu ke kamar aja, ngumpet dalam lemari," suruh Andi.Ni orang dalam keadaan panik gini masih sempat-sempatnya buat becanda. Ngapain juga mesti ngumpet dalam lemari.Dengan segera, Kim menuruti ucapan Andi untuk ke kamar, tapi tidak dengan ngumpet dalam lemari."Vin, woyy bangun!!! Dasar kebo, ntar gelar pangeran lo gue ambil baru tau rasa." Andi langsung heboh tepat di telinga Alvin, dan itu memang sengaja ia laku
Read more
BAB : 45
    Kim mengantar ketiga sahabatnya ke teras depan, saat mereka akan pulang setelah puas bergosip ria dan Dylan menjadi pendengar yang baik."Loh, itu bukannya mobil Pak Alvin?" tunjuk Jeje pada sebuah mobil yang sudah terparkir cantik di halaman."Wah, Pak Alvin udah pulang dong," ujar Hani bergidik ngeri"Kayaknya," balas Kim.Alvin tiba-tiba datang dari arah dapur, karena saat itu dia lagi memegang sebuah minuman kaleng dan pastinya itu diambil dari kulkas yang ada di dapur. Sepertinya dia sudah pulang dari tadi, soalnya saat ini ia sudah berganti pakaian dengan jeans selutut dan kaos hugo berwarna putih. Dan Kim sangat menyukai pemandangan itu."Kalian mau kemana?" tanya Alvin menghampiri."Kita mau pulang, Pak." Jeje yang menjawab."Kita kesini mau ketemu sama Kim, Pak, dan juga kita turut berduka atas meninggalnya orang tua Bapak," jelas Dylan"Iya, makasih.""Kalau gitu kita pamit dulu ya, Pak," uca
Read more
BAB : 46
    Nama yang tertera di layar ponsel Kim adalah My Lovely. Tentu saja ia sedikit ragu untuk menjawab, meskipun akhirnya ia jawab juga."Ya, hallo. Siapa, sih?" tanya Kim."Lagi dimana?""Lagi makan di cafe depan sekolah. Ini siap..."Tiba-tiba dia yang diseberang sana langsung memutus percakapan dengan Kim begitu saja."Ini, nih, yang bikin sakit hati. Orang lagi ngomong, main matiin aja." Kim langsung mengomel-ngomel."Why, Kim? Why?" tanya Dylan sok-sok'an pake bahasa inggris."Nggak tau siapa yang nelepon. Waktu gue tanya langsung di matiin.""Ada namanya di ponsel lo?" tanya Jeje."Ah, iya. Itu masalahnya, di sini tertera namanya my lovely. Tapi gue nggak tau siapa. Dan yang pasti, bukan gue juga yang buat," jelas Kim sambil nunjukin layar ponselnya pada mereka bertiga."Apa kalian berdua sependapat s
Read more
BAB : 47
     Kim duduk di teras belakang, karena malas berdebat dengan Alvin. Ujung-ujungnya malah dia yang dianggap salah."Non, makan malam udah Bibik siapin di meja," ujar Bibik tiba-tiba menghampiri."Iya, Bik," jawab Kim. "Oiya, Bibik bisa panggilin Kak Alvin untuk makan?" Meski kesal, ia tetap seorang istri yang memikirkan suaminya."Tadi udah Bibik panggil, Non, tapi Den Alvin bilang Lagi sibuk. Non di minta buat makan duluan aja," jelas Bibik"Ya udah, Bik, nanti aku makan." Mendengar ucapannya, Bibik pun berlalu pergi.Yang ia takutkan kemarin, akhirnya terjadi juga. Sekarang, apa yang mesti ia lakukan.Setelah selesai makan malam sendirian, Kim menuju ke kamar untuk istirahat. Meskipun ini baru jam 9'an tapi ia merasa sangat capek. Lebih tepatnya capek pikiran. Sedangkan Alvin, di mana lagi kalau bukan di ruang kerjanya. ---000---
Read more
BAB : 48
Sementara Kim yang sudah keluar dari toilet, ia hendak kembali ke kelas. Tapi saat melewati ruangan salah satu lorong kelas, tiba-tiba ia bertabrakan dengan seseorang."Astaga!""Kim," ujarnya."Kak, kalau jalan lihat-lihat dong. Gimana, sih." Kim langsung ngoceh nggak jelas saat tahu Alvin-lah yang menabraknya. Aduh, nggak tau deh, mungkin Alvin hobby menabrak dirinya. Nggak sempat ngitung juga, entah ini yang sudah keberapa kali dia menabraknya dari pertama ketemu ."Kim, ingat, ini Sekolah," ingatkan Alvin dengan posisinya saat ini, karena Kim memanggilnya dengan sebutan, Kak."Iya, sorry. Abisnya Kakak, sih," gerutu Kim sedikit melambatkan suara"Ayo masuk kelas, kamu nggak denger bunyi bel.""Iya Bapak Alvin yang terhormat, ini saya dari toilet," jelasnya."Kok pucat, kamu sakit?""Sedikit mual, mungkin asam lambung ku kambuh, dan ini pucat cuma gara-gara lagi PMS," jawab KimAkhirnya Kim
Read more
BAB : 49
    "Hey ..., kalian pada gila ya," kesal Kim pada mereka bertiga. Karena apa? Ternyata, Jeje malah mengeluarkan sebuah tes pack dari kantongnya. Hah, gila! Mereka menyuruh Kim untuk melakukan tes kehamilan. Yang benar saja."Ih, Kimmy, udah jangan banyak omong. Tinggal masuk WC sana, trus pake ini," ujar Hani menyodorkan itu benda asing ke tangan Kim, sambil memaksanya untuk segera masuk wc.Alvin yang tadinya hanya diam, sekarang mulai bereaksi saat mereka bertiga memaksa Kim untuk melakukan tes kehamilan."Heh, kalian bertiga apa-apaan.Kalian itu masih anak sekolah, ngapain pada ngurusin benda ini," kesal Alvin merebut benda itu dari tangan Kim dan membuangnya di tong sampah."Lah, kok dibuang, sih, Pak. Itu kan buat ngebuktiin Kimmy hamil atau enggak.""Hamil?""Astaga, demi apa, kalian mikir kalau gue itu lagi hamil." Kim geregetan dengan tingkah ketiga sahabatnya ini."Kalo nggak hamil, trus kenapa lo mual
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status