Semua Bab Sweet Enemy: Bab 41 - Bab 50
96 Bab
Launching
Proyek kerjasama yang diambil alih oleh Ainsley dan Dixon berjalan dengan lancar. Semuanya telah berjalan sesuai rencana. Uji coba sudah dilakukan. Promosi sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Demo pun sudah terlaksana. Dan hari ini adalah hari dimana produk mereka launching.Launching produk yang di ciptakan oleh kerjasama antara perusahaan Emperor dan Rising Star digelar sangar meriah. Semua orang antusias apalagi setelah melihat promoai mereka yang sangat menarik, demo mereka yang sangat meyakinkan, dan tampilan toko online yang sangat memudahkan.Ah ya, toko online itu sengaja diciptakan oleh Freddy untuk kepentingan penjualan produk baru mereka. Ainsley dan Dixon memikirkan tentang penjualan melalui website tetapi menurut Freddy akan lebih fleksibel jika langsung menggunakan platform.Selain bergerak pada bidang baru, yaitu platform penjualan online, platform itu juga akan ia jadikan sebagai tempat penjualan produk-produk Emperor selanjutnya. Produk proyek Ain
Baca selengkapnya
Kelelahan
Dixon mengantar Ainsley pulang ke rumahnya. Akhir-akhir ini, selain Ainsley yang sudah tidak begitu cerewet, Dixon juga tidak begitu menjahili Ainsley atau memaksa Ainsley ini itu. Mungkin mereka sedang disibukkan dengan proyek mereka. Lagi pula Dixon tidak ingin jadi pemaksa. Apalagi setelah tahu Ainsley sering pergi bersama Luke, Dixon membiarkan saja dan berusaha mendukung asalkan Ainsley bahagia."Maafkan aku. Aku tidak ada makaud untuk melarangmu pergi bersama Luke. Aku hanya merasa hari ini sangat melelahkan. Aku sendiri pun merasakannya," celetuk Dixon sambil menyetir ketika masih di dalam perjalanan."Tidak, kau tidak bersalah jadi jangan minya maaf. Sebenarnya aku memang lelah," balas Ainsley jujur."Ainsley.""Dixon."Panggil mereka bersamaan. Mereka saling pandang kemudian tertawa bersama."Apa?" tanya Dixon."Tidak, aku hanya ingin memberikan selamat untuk kerja keras kita. Semoga hasilnya sesuai dengan apa yang kita harapkan. In
Baca selengkapnya
Ulah Dixon
"Hallo," sapa Ainsley pada si penelpon."Bisakah kau ke balkon sebentar?" kata Dixon."Untuk apa?" tanya Ainsley tak mengerti."Ayolah, keluar sebentar saja," rengek Dixon."Tidak, aku tidak kurang kerjaan seperti dirimu," balas Ainsley menolak."Hanya sebentar saja, aku akan menunjukkan sesuatu padamu," kata Dixon masih tetap memaksa."Heuh ...." Terdengar Ainsley menghela napas."Ya ya ya, tunggu sebentar," balas Ainsley.Ainsley pun pergi ke balkon kamarnya sesuai permintaan Dixon."Aku sudah ada di balkon, ada apa? Aku tidak menemukan apapun disini,' kata Ainsley."Jangan terus mendongak, sesekali kau perlu menunduk Ainsley. karena mendongak adalah sifat orang yang sombong.""Cih! katakan saja apa maumu, Dixon? Jangan bertele-tele, aku masih mengantuk dan ingin tidur lagi.""Sudah kubilang lihatlah ke bawah, Ainsley." kata Dixon sabar.Ainsley pun menurut saja, dia melongok ke bawah dan benar saja ia m
Baca selengkapnya
Dixon Dan Kekonyolannya
"Selamat pagi, Bibi," sapa Dixon begitu Brianna membukakan pintu untuknya."Ah, Dixon, apa hari ini kalian akan bekerja?" tanya Brianna."Apakah penampilanku seperti orang yang akan berangkat bekerja, Bibi?" tanya Dixon balik."Ah ya, tidak sama sekali," balas Brianna. Kemudian mereka tertawa bersama."Ayo masuk, Dixon. Kau mencari Ainsley?""Bukan aku, tapi Ainsley, Bibi. Dia tadi pagi menelponku dan memintaku datang kemarim mungkin dia rindu padaku. Padahal baru semalam kami bertemu," celetuk Dixon tanpa malu.Brianna tertawa. "Hus, kau ini apa tidak tahu seberapa marahnya Ainsley tadi pagi? Aku harap kau tidak mengulangi kesalahanmu itu lagi. Dia marah besar, sampai-sampai dia malas untuk makan. Dia hanya menunggumu," jelas Brianna."Astaga, aku merasa malu karena baru pertama kali ini Ainsley yang mengundangku datang dan dia menungguku bahkan dia tidak mau makan. Apa dia ingin makan berdua denganku?" celoteh Dixon membuat Brianna geleng-
Baca selengkapnya
Pertanyaan Dari Ainsley
"Hallo, Bibi," sapa Luke yang masuk mengikuti Ainsley."Oh, Luke, sudah lama datang?" sambut Brianna ramah."Tidak, Bibi, aku baru saja datang," balas Luke apa adanya."Loh, diaman Ainsley?" tanya Brianna."Dia mungkin sedang bersiap-siap, Bibi," jawab Luke."Oh, kalian akan pergi?" tanya Brianna."Ya, Bibi."Brianna mengngguk. "Duduklah dulu, Luke, aku tinggal sebentar.""Baik, Bibi, terima kasih."Brianna mengangguk lagi kemudian berjalan menaiki anak tangga. Brianna menghampori putrinya si kamarnya."Kau akan pergi bersama Luke, Ainsley?" tanya Brianna to the point saat masuk ke kamar Ainsley.Ainsley terkesiap, dan membiarkan saja ibunya memasuki kamarnya."Kau tahu Dixon ada disini dan kau malah pergi bersama Luke? Dimana hati nuranimu, Ainsley? Kau boleh saja tidak menyukai Dixon tapi jangan begini, tidak begini caranya. Kasihan Dixon, dia anak yang baik, Ainsley," hardik Brianna."Mom, bukan begitu,
Baca selengkapnya
Percakapan Di Taman
"Dixon, mengapa kau sering sekali membuat Ainsley kesal?" tanya Brianna yang berhasil membuat Dixon mengerutkan kening.Dixin bingung dentan pertanyaan Brianna. Bukan tidak bisa menjawab, melainkan ada hal lain. Apa jangan-jangan Brianna akan memarahinya, atau semacamnnya. Dixon sesikit berpikir keras."Maafkan aku, Bibi, sebenarnya aku tidak pernah bermaksud untuk membuat Ainsley kesal. Aku ... ya, aku akui dulu aku memang begitu menyebalkan, tetapi sekarang aku rasa tidak. Tapi mau bagaimana lagi, Ainslel sudah terlanjur menanam di kepalanya bahwa aku menyebalkan dan dia membenciku, jadi apapun yant aku lakukan sekarang seolah tidak pernah ada benarnya," jelas Dixon panjang."Untuk saat ini aku benar-benar berusaha untuk bersikap manis, bersikap baik agar Ainsley menaruh perhatiannya padaku, tetapi ternyata dia lebih tertarik pada Luke. Tapi itu tidak masalah, Bbi, kau tidak perlu khawatir. Luke adalah sahabatku sejak kami kecil, aku sangat mengenal Luke. Luka sa
Baca selengkapnya
Satu Permohonan
"Kalau iya, bagaimana?"Bukan Freddy maupun Brianna yang berbicara. Kemudian semuanya menoleh ke arah sumber suara."Ainsley?" lirih Dixon.Ya, Ainsley-lah yang menjawab pertanyaan Dixon.Ainsley berjalan lebih mendekat sambil melebarkan senyum. Ainsley medipkan mata pada Freddy dan Brianna sebagai pertanda untuk meminta kerjasama. Untungnya isyarat dari Ainsley ditangkap dengan baik oleh ayah dan ibunya."Mengapa kau bertanya seperti itu, Dixon?" tamya Ainsley sambil menarik satu kursi kemudian duduk disana. Ia justru sengaja duduk di dekat Dixon."Tidak ada, apa salahnya bertanya?" Dixon berbalik bertanya."Tidak ada salahnya, aku hanya ingin tahu alasannua saja," balas Ainsley cuek seraya mengambil saru piring untuk ia makan."Kau tidak makan di luar bersama Luke?" tanya Brianna menhernyit.Ainsley menggeleng. "Tidak, Mom.""Ainsley, kau serius akan pergi ke camp pelatihan khusus? Bukankah kau bisa masuk ke tempat pelati
Baca selengkapnya
Sadar Diri
Ainsley masih berada di atas ayunan dan mengayun pelan. Ha depan Ainsley, Dixon sengaja membungkuk dan memposisikan wajahnya berada pada garis lurus dengan wajah Ainsley. Hingga saat Ainsley berayun kedepan, Dixon maju lalu bibir mereka saling menempel.CUP!Ainsley mendelik terkejut, namun Dixon tak menghiraukan delikan mata Ainaley. Dan agar Ainsley tidak berayun ke belakang Dixon menahan tubuh Ainsley.Ainsley tidak menolak atau mendorong mundur diri Dixon, dan kesempatan itu Dixon gunakan untuk melumat bibir Ainsley lembut.  Tanpa disadari Ainsley merasa terbuai, Ainsley pun memejamkan matanya.Dalam ciumannya itu Dixon tersenyum miring. Apanya yang Ainsley benci daei Dixon? Nyatanya saat ini Ainsley memerima perlakuan Dixon. Dixon tersenyum merasa menang. Menang karena akhirnya dia semakin yakin bahwa Ainsley sebenarnya tidak benar-benar membenci dirinya.Tiba-tiba Ainsley membuka matanya dan langsung mendorong Dixon sekuat tenaga. Ainsley mer
Baca selengkapnya
Menolak Mengakui
"Bibi, aku ingin bertemu Ainsley," kata Emily langsung saat Brianna membukakan pintu untuknya."Oh, Emily, tapi tadi Ainsley bilang dia ingin istirahat," jelas Brianna berkata seperti apa yang dikatakan Ainsley tadi."Ah, oh, itu. Ya, tadi aku sudah menelponnya, Bibi. Ini sangat penting, aku butuh bantuannya, please ...." kata Emily berbohong. Dia tahu pasti Ainsley menyembunyikan itu dari ibunya jadi Emily juga akan sedikit berbohong. Sedikit? Ya, anggap saja begitu."Oh, kalau begitu kau langsung ke kamarnya saja, Emily.""Ya, Bibi, terima kasih." Emily langsung berlari kecil. Saat ia baru menginjak satu anak tanggak, Brianna memanggil namanya."Emily."Emily berbalik. "Ya, Bibi?""Sepertinya Ainsley sedang bersedih. Bibi minta tolong padamu untuk menghiburnya," kata Brianna.Emily tersiam sebentar. Ternyata benar Ainsley menyembunyikan masalahnya dari ibunya."Benarkah, Bibi? Kalau begitu biar nanti aku coba menghiburnya," bal
Baca selengkapnya
Ada Yang Kurang
"Ainsley, mengapa tadi kau berpura-pura di depan Dixon?" tanya Freddy saat mereka sedang berkumpul di ruang keluarga."Berpura-pura apa, Dad?" tanya Ainsley menoleh ke arah ayahnya."Iya, tadi bukankah kau bilang kau akan pergi ke camp? Padahal daddy tidak setuju kau pergi kesana.""Pffttt ...." Ainsley tertawa."Aku tidak pernah mengatakan aku akan pergi ke camp, Dad. Aku hanya bertanya bagaimana jika aku benar pergi ke camp. Aku ingin tahu reaksinya, Dad," jelas Ainsley sambil mengangkat bahu."Lalu bagaimana reaksinya? Apa kau puas?" tandas Brianna."Kenapa kau ketus begitu, Mom? Kau mau menyalahkan aku lagi? Ck, ya, aku salah. Aku memang salah.""Hei, ada apa ini? Ainsley, mommy kan hanya bertanya saja, kau berlebihan," ujar Freddy."Berlebihan? Dad, kau tidak pernah tahu. Setiap hal yang aku lakukan pada Dixon selalu dianggap salah oleh mommy. Dan Dixon yang selalu benar di mata mommy. Aku tidak mengerti dan aku ... lelah," ucap A
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status