Sontak Lula melihat ke sekelilingnya, matanya tertuju pada bangunan di sisi bagian kiri. Terlihat minimarket yang buka 24 jam disana.
"Mba Lula butuh sesuatu untuk dibeli?" Jaka menoleh ke arahnya dengan tangan kanan yang sudah memegang pintu mobil bersiap hendak membukanya."Gak ada mas." jawabnya singkat dan datar sambil menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri.Tak banyak bicara, Jaka menganggukkan kepala lengkap dengan senyum tipisnya terlihat sudah paham. Ia pun segera membuka pintu dan turun dari mobil menuju minimarket tersebut.Beberapa saat Lula menunggunya, Jaka terlihat keluar dari dalam minimarket dengan membawa dua kantung plastik yang cukup besar ditangan kanan dan kirinya. Ia mendudukkan badannya di kursi kemudi sebelum akhirnya meletakkan dua kantung plastik ditengah, antara tempat duduk Lula dan dirinya.Lula melirik kearah kantung plastik tersebut penasaran tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun."MJaka menjawab pertanyaan Lula dengan suara terbata sambil menggaruk bagian belakang kepalanya dan menengok ke sembarang arah terlihat bingung mencari alasan."Sebenarnya tadi saya panik pas baca pesan singkat dari mba Lula yang bilang sedang demam, selesai tugas saya langsung buru-buru datang kemari hehe""Lohh kok gitu? saya gak kenapa-kenapa kok mas, tadi saya kira ada hal penting yang mas Jaka mau sampaikan ke saya soal kasus kemaren. Duhh jadi merepotkan lagi kan." Lula menundukkan wajahnya dengan raut wajah menyesal."Gak papa mba, lagian tadi saya tugas dideket sini kok.""Tugas dimana mas? maaf merepotkan mas Jaka lagi.""Samasekali tidak merepotkan mba, tadi saya tugas jaga demo mahasiswa di kampus deket perempatan depan kok. deket kalau kesini." Jaka menyunggingkan kedua sudut bibirnya membentuk senyuman."Yasudah kalau gitu sekarang mba Lula istirahat lagi ya, kalau sudah melihat keadaan mba Lula langsung sa
Selesai mandi Lula segera mengambil beberapa makanan dan minuman untuk sarapan. Saat sedang sibuk bersiap-siap, tiba-tiba terdengar suara nada dering ponsel dari atas nakas."Jaka? Ngapain pagi-pagi telpon." Lula bergumam pelan sebelum menjawab panggilan suara dari Jaka."Hallo""Ya mas? gimana?""Mba Lula dimana?""Di kos ini mas, gimana?""Hari ini jadi pulang?""Jadi mas, ini lagi siap-siap.""Yasudah kalo gitu mba."Setelah panggilan dimatikan Lula curiga karena sepertinya suara ditelpon juga terdengar diluar kamar. Ia membuka pintu kamarnya pelan untuk melihat keluar kamar. Dan ternyata benar, Jaka sudah berdiri didepan kamarnya."Mas Jaka ngapain disini?" Lula sangat terkejut dan heran melihatnya ada didepan kamarnya."Mau nganter mba Lula pulang hehe." Dia menjawab pertanyaan Lula dengan begitu santai seperti tidak terjadi apa-apa."Haaahhh? gak
"Hehe kok kesel sih deeek adeeek." Jaka mengusap-usap ujung kepala Lula dengan tangan kirinya sementara tangan kanannya masih sibuk memegang kemudi membuat rambut Lula berantakan."Kamu pasti laper kan? Jadinya marah-marah terus, yok lah makan!" Tanpa aba-aba ia menepikan mobilnya didepan warung makan yang berada dipinggir jalan searah dengan jalan pulang. Ia memesankan 2 porsi makanan tanpa menawarinya terlebih dahulu."Ayo dimakan, ini enak!" Setelah makanan tersaji didepan meja, Jaka menyuruh Lula untuk menyantapnya. Ia pun sibuk memasukkan makanan kedalam mulutnya."Kenapa gak dimakan? masih kesel? Jangan marah dong deeek hehe.""Hiiihh tuh kaaan." Lula memasukkan makanan kedalam mulutnya karena merasa tidak betah dengan ledekan Jaka. Dan ternyata makanan yang Jaka pesan memang enak hingga tak terasa Lula telah menghabiskannya tanpa sisa sedikitpun."Sekarang percaya kan?""Percaya apa?""Percaya kalau aku baik sama kamu hehe. Ya
"Selamat datang." suara finger print yang Lula tekan berhasil mencuri perhatian bagi siapa saja yang mendengarnya. Semua orang yang sedang berada didalam ruangan itu seketika menatap kearahnya. Lula mematung, matanya melirik menyapu seisi ruangan."Telaaaaat lageeeeeee." Kebetulan sekali Lula berpapasan dengan pak Zack saat hendak beranjak dari tempatnya berdiri. Pak Zack berbicara sangat lantang sambil berlalu tanpa menatap Lula. Suaranya sungguh terdengar sangat lantang ditelinga, didalam ruangan yang cukup riuh oleh suara karyawan yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing itu suaranya tetap terdengar sangat nyaring ditelinga. Demi apapun Lula ingin menutup wajahnya dengan sesuatu karena malu. Lula melirik kearah meja teman-temannya. Mereka menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya yang sedang menertawakan Lula. Lula pun mempercepat langkah kakinya untuk menuju meja kerjanya, ingin segera terlepas dari tatapan-tatapan itu."Awaaaas ya kaliaaan!" L
Sore harinya"Dek menurut analisa dari timku, kayaknya yang semalem dateng ke kosmu itu anak komplotannya si Langit.""Loh kok? kenapa gitu?""Mereka dendam sama kamu, ya karena kemaren mereka terancam.""Kok jadi gini sih, aku kan gak salah.""Kamu ada komunikasi sama Langit gak kemaren-kemaren?""I-iya mas, aku sempet ketemu sama dia kemaren.""Nahh itu! mulai sekarang jangan lagi ketemu sama dia atau aku gak akan ketemu kamu lagi." Setelah mengucapkan kata-kata dengan nada yang sangat tegas, raut wajahnya berubah serius hingga terlihat kemerahan seperti marah. Ia diam dan menambah kecepatan laju mobilnya. Lula diam karena takut melihatnya.Saat sampai didepan kos, Lula merasa sangat lega dan cepat-cepat ingin turun dan keluar dari dalam mobil itu. Namun, saat hendak ingin membuka pintu mobilnya. Tiba-tiba tangan Jaka memegang lengan Lula erat."Dek, aku mohon jangan sampai ketemu La
"Kallula lagi dimana? kerja gak nak?" ~Ibu Langit"Iya Lula ditempat kerja bu, gimana?" ~Lula"Ah yasudah, ini ibu masak banyak. Sebenarnya kalo kamu gak sibuk ibu pengen kamu kesini. Tapi, kalo kamu lagi kerja biar Langit antar makan ketempat kerjamu aja ya." ~Ibu Langit"Jangan bu makasih, gak usah repot-repot. Lula gak enak sama ibu. Lula sudah makan kok. Itu biar dimakan ibu sekeluarga aja." ~Lula"Tunggu ya nak, Langit dalam perjalanan kesitu. Dimakan lho ya!" ~Ibu Langit"Ibu... makasih banyak ya, Lula ngrepotin Ibu." ~Aku"Ibu senang, Kamu sama sekali gak ngrepotin. Biasanya kamu suka sama masakan ibu." ~Ibu LangitLula sudah menunggu di depan kantor sebelum Langit tiba. Tak lama ia menunggu, Langit datang dengan membawa bungkusan makanan dari ibunya."Kamu lama nunggunya La?" Langit menyodorkan bungkusan makanan ke arah Lula yang sedang duduk di kursi yang ada didepan kantornya.
"Aku serius. Baru kali ini aku ketemu wanita yang bisa bikin perasaanku begini. Aku gak mau main-main sama kamu La. Aku pengen kita serius makanya kemaren aku berani ketemu orang tua kamu.""Kita kenal belum lama mas, ada baiknya kita saling kenal dulu.""Iya La, orang tuaku sekarang lagi menunaikan ibadah haji. Makanya aku belum bisa bawa mereka kerumah kamu. Kalau saja mereka sedang dirumah, kemaren aku akan langsung mempertemukan orang tua kita. Aku udah cukup umur buat menikah, aku gak mau buang-buang waktu untuk pacaran La. Aku mau berkomitmen sama kamu.""Kamu seyakin itu sama aku mas? apa gak terlalu buru-buru?""Enggak La, orang tuaku udah sepuh. Aku pengen mereka bisa secepatnya melihatku menikah dan agar bisa segera menimang cucu.""Mas, aku butuh waktu untuk mempertimbangkan semua ini ya.""Iya La aku paham. Yaudah kalau gitu sekarang kamu istirahat dulu dan pikirkan ucapanku ya. Aku pulang dulu."
"La, kamu mau mas kawin apa aja?" seperti lamaran pada umumnya, pihak lelaki bertanya perihal mas kawin sebagai hak pihak perempuan."Terserah kamu mas, asal yang menurutmu pantas kamu berikan buat aku aja." menurut Kallula hal seperti itu sudah sepantasnya Jaka yang memikirkan. Jika dirinya sendiri yang memutuskan belum tentu Jaka mampu memberikannya pikirnya."Yasudah, aku kasih kamu uang 20 juta ya. Nanti yang 10 juta kamu beliin emas sama seperangkat alat sholat dll." itulah penawaran dari Jaka."Terus sisanya?" Lula yang bingung membaginya."Sisanya buat uang tunai aja. Sebanyak itu udah pantas kan?""Pantas enggaknya bukan aku yang berhak memutuskan mas. Aku terima berapapun asal gak memberatkan kamu.""Sebenarnya aku cukup keberatan. Tapi aku akan usaha untuk membuatkan kamu pantas.""Pokoknya aku ikuti semua yang terbaik buat kamu aja mas.""Nanti habis nikah, uangnya kamu balikin aja ya?