“Dia mengajak kamu bermain di mansionya?” Mara mengangguk perlahan dengan ragu-ragu. Lana menepuk jidatnya dengan malas.
Mara memegang tangan Lana dengan menatapnya penuh harap. “Aku awalnya tidak menyerahkan diriku dengan begitu saja, Lana. Dia memaksaku dan ---.” Mara tertunduk diam.”
“Dan apa, Mara?”
“Dia orang pertama kali yang sudah mengambil hal berharga dalam hidupku, dan dari situlah aku merasa diriku sudah tidak berharga lagi. Kamu tidak tau betapa terpukulnya aku waktu itu, Lana, tapi aku tidak mau terpuruk terlalu lama. Om Max mengatakan akan mengatakan jika sebenarnya dia mencintaiku, dengan mamaku dia hanya kasihan dengan semua yang diceritakan oleh mamaku.”
“Lalu dia memberitahu mama kamu?”
“Awalnya aku melarangnya karena aku tidak mau membuat aku dan mamaku yang semula memiliki hubungan tidak baik menjadi tambah parah, jadi kita sembunyikan masalah ini.”
“Halo, apa benar ini Noah?” suara seorang wanita yang terdengar sedih.“Iya, aku Noah. Ini siapa?”“Noah, perkenalkan aku Martha orang yang menjaga mama kamu selama ini. Mungkin kamu tidak mengenali, tapi mama kamu menyuruhku untuk meghubungin nomor kamu.”“Marta? Mamaku? Maaf, aku sudah tidak mau mengetahui hal apapun tentang mamaku.”“Jangan menutup teleponnya dulum Noah! Ada hal penting yang ingin aku bicarakan sama kamu.”“Aku sudah mengatakan jika aku tidak mau mendengkan hal apapun tentang mamaku. Aku sudah tidak peduli dengan apa yang dia lakukan.”“Mama kamu sedang sakit parah, Noah, dan dia dirawat di rumah sakit sudah beberapa bulan yang lalu,” ucap wanita itu cepat.Noah terdiam di tempatnya setelah mendengar apa yang dikatakan oleh wanita diseberang telepon itu. “Terima kasih sudah memberitahuku.” Noah langsung menutup panggilan
Malam ini Noah dan Cilla menginap di rumah sakit karena malam ini juga dokter akan melakukan tindakan operasi pada Daniel. Beberapa jam mereka menunggu, tapi belum ada pemberitahuan tentang keadaan Daniel.“Noah, apa kamu tidak mau menghubungi Mara dan memberitahu tentang keadaan Daniel? Kamu harus memebritahunya bagaimanapun juga.”“Iya, aku akan segera menghubunginya.” Noah segera mengambil ponselnya. Mara tampak kaget dan shock mendengar apa yang terjadi dengan kekasihnya. Mara bergegas berangkat ke rumah sakit.Tidak lama dokter keluar dari dalam ruang operasi. Noah segera menemui dokter itu dan terlihat dari raut wajahnya tampak menyiratkan suatu kabar yang tidak baik.“Dok, bagaimana keadaannya?”Dokter itu menepuk pundak Noah. “Teman kalian mengalami koma, dan semoga saja dia bisa melewati masa kritisnya.Seketika tubuh Noah tampak gontai, dia hampir saja jatuh mendengar apa yang barusan dikat
Malam itu di arena balap motor terdengar suara yang sangat ramai, bahkan lebih ramai melebihi hari biasanya karena banyak sekali orang dari kota lain datang untuk memeberi dukungan kepada pembala motor idolanya. Di area itu sudah benar-benar dinyatakan aman dan tidak akan ada petugas yang akan membubarkan acara balap motor itu karena mereka telah memberi uang kepada beberapa petugas agar acara mereka bisa berlangsung dengan baik.Mara dan Cilla berada di rumah sakit untuk menjaga Daniel, dan Noah tidak mau kalau mereka berdua ada di sana. “Balapan motor kali ini agak berbeda dengan balapan motor seperti biasanya. Noah akan mendapatkan lawan yang sangat kuat, aku dengar orang yang di minta Bruno untuk mengikuti balap motor kali ini adalah pembalap motor yang tidak pernah kalah di kotanya, bahkan dia sering menjadi juara di kota lain. Dia juga terkenal kejam pada lawannya saat mereka bertanding,” jelas Cilla.Mara yang mendengarnya tampak sangat khawatir pada
Noah yang mencoba menghapus air matanya datang ke kamar Daniel dan melihat sahabatnya itu membuka mata. Tangan Noah memegang erat tangan sahabatnya itu dan duduk di sebelah Daniel. “Hai, Dan, kenapa kamu sangat ceroboh dan bodoh mengikuti balapan motor itu?”“Maafkan aku, Noah,” suara Daniel terdengar lirih dan terbata.“Tidak apa-apa, aku memaafkan kamu. Daniel apa kamu sudah tau jika Mara sedang mengandung bayi kalian?”“Benarkah?” tampak air mata Daniel keluar dari tepi matanya. “Noah aku minta tolong sama kamu untuk menjaga Mara dan bayiku, mungkin aku tidak bisa menjaganya, aku sudah tidak kuat.”Seketika Noah menangis mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu. “Aku tidak mau, kamu yang akan menjaga Mara dan bayi kalian, Dan.”Daniel tersenyum kemudian dia menutup kedua matanya rapat dan tangannya terlepas dari genggaman Noah. Tangis Noah langsung pecah di sana, bah
Bocah laki-laki yang usianya sekitar 10 tahun itu sedang berdiri tertegun di depan pintu kamarnya, matanya tidak berkedip sama sekali, dia tidak sedang melihat hal yang menyenangkan di depannya, melainkan dia melihat sesuatu yang membuat kedua lututnya bergetar.Pyar ...Terdengar suara pecahan benda yang dilempar, dan bunyinya menggema di seluruh ruangan. Bocah itu masih tidak bergeming berdiri di tempatnya.“Ayah, Mama, sudah! Jangan bertengkar sepertini, kenapa kalian membuat kita ketakutan?” suara seorang gadis dengan rambut yang di kepang duanya, dia berusaha berada di tengah-tengah pertengkaran kedua orang tuanya.“Kamu diam saja, Nat!” bentak seorang wanita cantik dengan rambut sebahunya. “Kamu masih kecil dan tidak tau tentang apa yang terjadi di sini. Jadi diamlah!” sekali lagi dia membentak gadis yang usianya masih 18 tahun itu.“Sandra! Jangan membentak putrimu seenaknya, dia sudah dewasa d
Pria yang di seberang telepon yang sedang menghubungi Noah itu tidak menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh Noah. Sepertinya dia masih memikirkan apa jawaban yang akan dia berikan pada Noah.“Kenapa tidak menjawabku?” ulang Noah sekali lagi.“Kondisinya kurang baik hari ini, tapi aku sudah bisa menanganginya. Datanglah ke sini, mungkin dia merindukan kamu, dan satu lagi ada hal penting yang aku ingin bicarakan sama kamu.”“Iya, aku tau. Dan aku akan segera mendapatkannya.” Noah mengakhiri panggilannya. Dia beranjak dari tempatnya dan pergi dari sana, Noah memacuh motornya membela jalanan pagi itu yang masih sepi.***Brem ...Brem ...Brem ....Suara mesin sepeda motor yang sedang di gas berkali-kali, terdemgar riuh, dan suasana di sana sangat ramai, banyak sekali orang berkumpul dan juya banyak pengendara kendaraan bermotor sedang berjejer yang siap mengaduk kecepatan mereka.
Daniel melihat seorang gadis yang sedang menari dengan teman-temannya, dan entah kenapa dia tertarik melihat wajah gadis yang baginya menggemaskan itu. Daniel membawa dua gelas whiskey."Hai ... Apa aku boleh kenalan sama kamu?" tanya Daniel pada gadis berambut ikal berwarna coklat yang sedang menari bersama 2 orang teman wanitanya."Oh tentu saja boleh. Nama kamu siapa? Aku Tsamara." Gadis itu masih terus bergerak mengikuti irama musik dengan tangan menjulur pada Daniel.Daniel sangat senang, dia menyambut tangan Tsamara dengan antusias. "Aku Daniel, Mara.""Okay! Kamu boleh memanggilku Mara." Gadis itu tersenyum senang pada Daniel dan mereka pun menari bersama.Di tempat lain. Di sebuah rumah yang lebih mirip flat sederhana. Noah berdiri di depan pintu setelah berpikir sejenak di sana.Ceklek ...Pintu dibuka oleh seseorang dari luar dan dia berjalan masuk ke dalam ruangan yang memiliki pencahayaan yang tidak terlalu terang. D
Lana masih terdiam, jujur saja dia belum pernah bertemu orang asing, jadi sedikit banyak dia harus berhati-hati. "Jangan takut denganku, aku tidak akan menyakiti atau menculik kamu, aku hanya bermaksud menolong." Noah seolah tau apa yang dipikirkan oleh Lana. Lana berpikir lagi, jika dia tidak segera berangkat, dia bisa terlambat, jika dia terlambat, Lana tidak akan boleh mengikuti ujian. Dan tentu saja nilainya akan jelek, lebih parahnya lagi, dia akan mendapat omelan bahkan kemarahan kedua orang tuanya. "Sudahlah, ayo! Kalau kebanyakan berpikir, sekolah kamu bisa terlambat." Lana segera mengambil tasnya dan dia berjalan menuju motor Noah. "Motor?" Lana sedikit terkejut. "Apa kamu tidak pernah naik motor?" Noah sekali lagi memberikan senyum miringnya yang sangat manis. Noah memakai helmnya dan menyuruh Lana naik ke atas motornya. Lana naik dengan ragu-ragu. Kedua tangannya berpegangan pada belakang motor Noah. "Apa kamu tidak