"Apa yang sedang kau lakukan?"
Dahi Kesya berkerut ketika melihat keberadaan Sean di dapur. Lelaki itu bertelanjang dada dan hanya menggunakan celana pendek selutut. Kesya melangkah maju ke arah Sean sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruangan. Sean yang rupanya memergoki kebingungan istrinya tersenyum tipis. Perempuan itu pastilah bertanya-tanya mengapa keadaan rumah ini sepi. Namun Sean tidak ingin menyudahi kebingungan Kesya untuk waktu yang cepat, dia masih ingin menikmati wajah cantik itu dalam selang waktu yang lama."Kemana semua para pelayan? Sejak kita pindah di rumah ini, aku tidak menemukan siapapun selain kita berdua dan beberapa pengawal yang berjaga di luar." sambil menolehkan kepala ke arah Sean, Kesya berkata. Mengambil jarak sedekat mungkin, berdiri tepat di bawah dagu Sean.Ekspresi Sean lembut sementara jemarinya bergerak, menyelipkan anak-anak rambut yang menempel di dahi Kesya. Perempuan itu sungguh cantik, meski tanp"Apa maksudmu!"Wajah Charles mengeras mendapat perlakuan sedemikian buruk. Langkahnya untuk segera bertemu dengan Emily tertahan begitu saja karena para pengawal langsung bergerak sigap, memagari dirinya supaya tidak bisa masuk. Charles menggertakkan giginya, kemarahannya yang tampak kelas menguar dari matanya membuat suasana disini terasa mencekam. Begitupun halnya dengan para pengawal itu, tetapi mereka lebih menaruh rasa takut pada kemarahan Sean nantinya. Lelaki itu akan murka jika perintahnya dibantah, bisa saja leher mereka akan menjadi sasaran amukannya. Karena itulah untuk menghindari semuanya, mereka lebih baik memilih perintah Sean."Ku katakan sekali lagi menyingkir dari jalanku" desis Charles mengancam."Maaf tuan. Anda tidak bisa masuk."Rupanya amarahnya itu tak lagi bisa ditahan. Di detik yang sama Charles menelusupkan tangannya di balik jas, meraih senjatanya sebelum kemudian menodongkannya tepat di dahi pengawal itu.
Hari ini benar-benar datang. Detik waktu yang terus bergulir tanpa terasa menghantarkan setiap saat dengan kisah yang berbeda-beda. Siapa sangka,momentyang ditunggu-tunggunya kini telah tiba. Mimpi yang sekian lama dibangun akhirnya akan tergapai dalam hitungan menit. Cerita lama mulai usang dikubur bersama kesakitan, merasa malu untuk menampakkan diri pada cerita baru yang penuh harapan. Seorang perempuan yang sangat cantik tampak mengenakan gaun berwarna putih panjang. Potongan gaun pernikahan itu sedikit merendah di bagian dad@ membentuk hurufVmenampakkan leher jenjang nan bahu seksi itu. Tubuh indahnya terbungkus mewah dan membuat matanya tampak enggan berpaling. Kesya menatap pantulan dirinya di dalam cermin besar itu. Dia sangatlah cantik bak seorang Dewi. Mata coklatnya terlihat berkaca-kaca diselimuti keharuan yang luar biasa. Lengannya yang dibungkus kain putih berjaring terlihat bergetar ketika di sentuhkan ke w
Kesya menatap kosong gelas dihadapannya, moodnya sedang buruk, dia tidak berminat sama sekali berbaur dengan kerumunan manusia yang sudah menggila di lantai dansa. Suasana ramai tak juga mampu mengusir kesepian di hatinya, dia menyesali keputusannya dengan datang ke tempat terkutuk ini. Kesya menarik nafas pelan, mengedarkan pandangannya ke lantai dansa, dia mendengus kesal saat semua mata menatap lapar dirinya, seperti ingin menyetubuhinya saat ini juga. Kesya segera mengembalikan pandangannya ke tempat semula dan langsung meneguk alkohol yang di hadapannya.Sementara di tempat yang tidak jauh darinya, seorang pria menatap tajam tubuh gadis mungil yang sedari tadi berhasil mencuri perhatiannya, wanita penghibur yang sudah mengerumuninya sama sekali tidak dipedulikan, nafsunya hilang begitu saja, dia sama sekali tidak tertarik dengan tubuh telanjang para wanita itu, matanya tak kunjung berpaling dari punggung mulus gadis yang tak jauh dari jangkauannya."
Kepulan asap yang berlomba-lomba mengisi ruangan kelas VIP, mereka adalah para petinggi perusahaan nomor satu di kota itu, yang tak kalah menarik di antara mereka adalah seorang pria tampan yang sedang bercumbu panas dengan seorang wanita seksi, siapa lagi kalau bukan Sean Kingston, dia duduk bersandar di kepala sofa, matanya merem- melek menikmati goyangan wanita di pangkuannya."Aku sangat terkejut seorang Kingston sudi menginjakkan kakinya di club' hina ini." sindir seorang pria botak yang tak lain adalah Baron si pemiliki club'."Aku tidak akan sudi jika bukan karena Dastan." balas Sean lirih, menahan desahan yang akan keluar dari bibirnya, dia sudah hampir mencapai puncak pelepasannya.Merasa namanya disebut, Dastan menghentikan cumbuannya dari wanita seksi yang mengangkanginya."Aku hanya penasaran dengan penari striptis mu." balas Dastan datar, mengeluarkan segepok uang dari dompetnya."Pergilah, aku sudah puas." us
Sorry ada adegan dewasa, yang belum cukup umur skip aja yah....Happy reading guysSepasang insan manusia yang tengah mabuk dalam surga dunia, saling berlomba-lomba mengejar kenikmatan. Gadis itu mengerang bebas membiarkan pria gagah itu memasukinya dalam. Dia sudah lama merindukan sentuhannya, pekerjaan menuntut dirinya harus berjauhan dengan Sean selama hampir sebulan. Helena brooklyn seorang model papan atas berdarah Brazil, kecantikannya tersohor di seluruh dunia. Dia sangat terobsesi dengan Sean, rela melakukan apa saja hanya untuk mendapatkan pengakuan dari seorang Kingston. Helena merasa kedudukannya lebih tinggi dari wanita-wanita yang dipakai Sean sebelumnya, seperti yang diketahui seorang Sean tidak akan memakai wanita yang sudah pernah dipakainya, dia memperlakukan semua wanita seperti kondom, sekali pakai lalu buang. Sementara Sean dan dirinya sudah 3 bulan menjalin hubungan, tentu membuatnya besar kepala, dia sangat bangga saat Sean memakai t
Happy reading....Seorang gadis memakai seragam putih abu-abu, menangis tersedu-sedu di pinggir jalan yang tak jauh dari sebuah kafe, kaki kecilnya berlari menyamai langkah pria di depannya yang memakai seragam seperti dirinya."Sayang, dengarkan aku, ku mohon." pinta si gadis di sela-sela tangisnya, berusaha menggapai tangan pria itu."Lepaskan, kita sudah selesai." balas si pria menepis tangannya kasar, tanpa menoleh sama sekali padanya."Tapi aku hamil, dan ini anak kita!" seru si gadis dengan kencang, tanpa memperdulikan tatapan jijik dari semua mata yang melihat ke arahnya."Gugurkan saja, aku belum siap jadi ayah." si pria berujar enteng, sesaat setelah menghentikan langkahnya."Tapi bayi ini tidak berdosa, dia buah cinta kita sayang." si gadis memelas, menolak keputusan pria itu."Bayi itu hanya kesalahan, aku tidak ingin masa depanku hancur." terang si pria santai, tanpa memikirkan perasaan si
Happy ReadingSean memijat keningnya pelan, berkas yang menggunung di hadapannya membuat kepalanya teramat pusing. Dengan kesal, dia membolak-balikkan kertas di hadapannya, lalu menorehkan tanda tangan. Tiba-tiba...BRAKKKKSuara pintu terbuka keras mengalihkan perhatiannya, menampakkan wajah Dastan sahabatnya."Pintu kantor ku jauh lebih mahal dibandingkan dirimu sialan." geram Sean menatap ke arah pria yang menjadi sumber kekesalannya.Dastan memasang wajah tanpa dosa, dengan santai dia mendudukkan dirinya di sofa empuk."Kau sibuk?" tanyanya basa basi. Dastan sebenarnya hanya menggoda pria workholic itu, tanpa bertanya dia sudah bisa menyimpulkan sendiri bahwa sahabatnya sedang bertarung dengan segunung berkas."Terimakasih untuk basa-basinya." ujar Sean datar tanpa menoleh ke arah lawan bicaranya."Kau memburu mangsaku." celutuk Dastan langsung.Kalimat itu sukses mendapat perhatian da
holla readersI am right back....happy readingSean menatap lekat wajah dihadapannya, tangan panjangnya tak letih mengusap lembut punggung wanita itu, perasaannya tergelitik melihat wajah sembabnya."Sean, jangan pergi." lirih Kesya dengan suara serak, rasa takut tak kunjung pergi darinya."Aku disini, jangan takut." Sean berujar sangat lembut, sesuatu yang tidak pernah dilakukan sebelumnya, hatinya berubah tak karuan.Kesya tak menimpali ucapannya, dia menggeser tubuhnya, menempelkannya di dada bidang pria itu, tangan kecilnya melingkar sempurna di pinggang lebarnya, seakan takut pria itu pergi darinya.Jantung Sean berdegup kencang mendapat perlakuan tiba-tiba dari wanita itu, badannya membeku, dia menundukkan wajahnya menatap rumput hitam panjang yang kini sudah berada di pelukannya, tangannya berubah kaku.Aku tidak pernah merasakan seperti ini sebelumnya, banyak wanita yang pernah mengisi h