“Jaga kesehatan kalian, ya!” Itu adalah pesan Tante Mely, hari sudah menjelang sore oleh karena itu mereka sudah bergegas pulang.“Iya, Tante. Terima kasih atas kunjungannya!” jawab Salsabila yang tengah dipleuk oleh wanita tersebut.Setelah memberikan beberapa petuah, dan harapan-harapan membahagiakan untuk kehidupan pernikahan mereka untuk ke depannya, keluaga besar kemudian pamit untuk pulang. Tadi mereka banyak mengobrol, bahkan makan siang bersama, Salsabila suka berada di tengah-tengah keluarga Dirgantara, dia merasa sangat diterima. Keluarga yang begitu hangat yang memang Salsabila banggakan sejak dahulu sejak masih kanak-kanak dan baru didapatkan setelah menikah. Namun, kehangatan keluarga itu tidak akan bertahan lama, tinggal menghitug waktu sampai Salsabila benar-benar meninggalkan rumah dan seluruh isinya beserta kekeluargaan yang begitu hangat.Setelah mobil yang mereka tumpangi sudah menjauh, Alan mengajak Salsabila untuk kembali masuk ke dala
Sudah sepekan Salsabila kembali ke rumah bersama si kembar, Salsabila belum juga mendaftarkan berkas perceraiannya ke pengadilan agama karena permintaan bundanya."Kamu tidak perlu terburu-buru mendaftarkan berkas perceraian kalian, kasihan Edward dan Erland, mereka baru saja lahir bahkan masih bayi merah. Bagaimana mungkin kalian tega menyambutnya dengan sebuah perceraian?"Itu adalah perkataan bunda Rena beberapa hari yang lalu, saat satu hari mereka di rumah itu dan Salsabila sudah berencana untuk mendaftarkan berkas perceraiannya agar bisa dengan cepat terbebas dari jerat pernikahannya dengan Alan.Waktu itu Salsabila hanya bisa terdiam. Dalam hati membenarkan perkataan bundanya, bayi mereka tidak salah apa-apa tetapi bagaimana mungkin dia menyambutnya dengan sebuah perceraian. Meskipun belum paham dengan segala sesuatunya, tetapi rasanya tidak patut jika saat besar nanti dan mengetahui bahwa orang tuanya bercerai saat beberapa hari kelahirannya, merek
Setelah memaku sisi melankolisnya dan kembali mengingat perkataannya tadi sebelum memilih mengurung diri di kamar mandi dibanding mendengar jawaban yang akan diberikan oleh Salsabila atas pernyataannya, Alan pada akhirnya keluar dari kamar mandi tersebut. Yang tidak disangka, Salsabila ternyata sudah menunggu lama tepat di depan pintu.“Jangan begini, Mas. Kalau nanti aku pergi, tidak akan ada yang bisa kamu andalkan untuk urusan-urusan seperti ini kecuali diri kamu sendiri.” Salsabila mencoba kembali menasehati sifat Alan yang sangat kekanakan menyikapi segala masalah yang ada.Alan yang sudah lebih dulu melangkah dan memilih abai dengan keberadaan Salsabila yang sudah menunggunya sejak tadi, menoleh karena kembali mendengar ucapan wanita itu yang begitu menyayat hati. Alan kemudian memijat tulang hidung. Memejam. Sebegitu tidak sabarnya Salsabila untuk pisah darinya? Oke. Alan tahu bahwa keluar dari sini, bercerai, adalah sebuah obsesi terbesar Salsabila saat ini
Sudah jalan lima bulan Salsabila berada di Surabaya, di rumah mertuanya. Niatnya untuk menceraikan Alan setelah kedua putranya berumur satu bulan malah terulur. Rencana hanya menjadi wacana, rasa tidak ingin egois terhadap si kembar serta rasa kasihan kepada Alan yang mematahkan segala keinginannya untuk bercerai dari pria itu.Oke. Salsabila sudah berkali-kali mengatakan bahwa mimpinya selama ini adalah memberikan keluarga lengkap dan harmonis untuk si kembar, agar mereka tidak merasakan bagaimana jadi Salsabila semasa kecil hidup tanpa adanya kasih sayang dari orang tua. Perceraian hanya keluar dari mulut, tetapi yang sebenarnya hatinya sangat berat untuk melakukannya. Seandainya saja, mereka belum ada perekat, anak, bisa saja Salsabila sudah melenggang pergi jauh-jauh hari.Tetapi ini tidak sekompleks itu, ada kedua anak yang harus dipertaruhkan dari keegoisan orang tua yang bercerai. Katakanlah Salsabila pling-plang, tidak punya pendirian, lain di mulut lain d
“Apa selama kita menikah kamu pernah merasa bahagia hidup bersamaku?” tanya Alan setengah mencicit.“Selama aku hidup bersamamu, aku tidak pernah bahagia!”“A—apa?”Alan tidak mempercayai indera pendengarannya sekarang, ia yakin bisikan nyaris tak terdengar itu seharusnya ‘aku bahagia hidup denganmu, Mas’ bukan justru sebaliknya.“Jangan bohong, Salsa. Jangan bohong!” teriak Alan sambil mengacak rambutnya dengan kasar. Alan kemudian turun ke lantai mengambil tempat di samping Salsabila di lantai. “Aku aku akui selama tiga tahun pernikahan aku tidak pernah berlaku baik padamu. Tetapi beberapa bulan terakhir sampai sekarang aku mencintaimu dan kamu pun juga mencintaiku. Jadi kenapa harus berbohong, Sa?”“Aku berbohong tentang hal itu, Mas! Tetapi sebenarnya aku tidak pernah mencintai apalagi menginginkan kamu, Mas.”Alan berdiri dari tempatnya setelah mendengar penuturan yang dikatakan oleh Salsabila yang begitu menyakitkan itu. Se
Selepas peristiwa pada malam di mana Alan meniduri Salsabila selagi hubungan mereka yang sudah di ujung tanduk, membuat hubungan mereka tidak lagi membaik. Penolakan yang ditunjukkan oleh Salsabila membuat Alan merasa seperti pendosa, dia terlihat seorang pemerkosa yang memaksakan kehendak, bahka setelah selesai, tanpa kata dia meninggalkan kamar itu dan Salsabila.Alan merasa sangat hancur, dia tidak bisa berlama-lama satu ruangan dengan perempuan yang sekali lagi dia hancurkan dengan perlakuannya. Wanita itu memang tidak menangis, tidak juga menunjukkan kemarahan, tetapi lebih ke datar. Wanita itu benar-benar tidak punya perasaan lagi terhadapnya, benar-benar ingin mengakhiri pernikahan mereka.Selama beberapa hari ini, Alan mencoba menenangkan diri, menjauh dari Salsabila. Tepat lima hari, Alan kembali ke rumah dia harus menyelesaikan segalanya. Dia tidak bisa bersembunyi terlalu lama dan semakin memperkeruh suasana.Sudah cukup dia berpikir dengan mat
Esok harinya setelah percakapan terakhirnya dengan Alan, gugatan perceraian langsung didaftarkan Salsabila ke pengadilan. Alasan yang diuraikan sebagai landasan gugatan adalah gambaran sebenar-benarnya keadaan rumah tangga mereka. Tidak ada Salsabila tutup-tutupi atau sengaja dia simpan untuk melindungi nama Alan.Salsabila mengungkap semuanya. Tentang tuduhan perselingkuhan Alan dari awal-awal pernikahan mereka sampai di pernikahan mereka yang sudah berjalan tiga tahun lebih ini. Semua itu juga tidak pernah disangkal Alan dan seakan membenarkan semuanya, yang semakin diyakini oleh Salsabila kalau Alan memang masih berhubungan dengan Meira sampai sekarang dan tentu saja membenarkan tentang kecurigaannya terhadap kehamilan Meira. Tetapi tentu saja itu tidak dimasukkan ke dalam alasan perceraian, Salsabila rasa itu tidak perlu. Perselingkuhan Alan adalah sebuah alasan yang sangat fatal, apalagi kalau sudah berjalan selama tiga tahun, sangat lama bukan.Saat
“Untuk urusan cinta, aku tidak akan bersikap antipati seperti beberapa orang yang mengklaim diri mereka trauma lalu takut berhubungan setelah gagal. No, menurutku itu berlebihan dan aku tidak akan seperti mereka.”Salsabila masih asyik berceloteh yang begitu terdengar ringan, percaya diri, dan tegas itu masih menyapa telinga Alexa untuk terus mendengarnya. Detik itu juga, Alexa menajamkan semua inderanya. Mendeteksi, barangkali ada yang tidak sinkron dari pengakuan dan ekspresi Salsabila. Tetapi lima menit berselang, tidak ada kejanggalan yang Alexa tangkap kecuali kejujuran. Sejak tadi wanita itu berceloteh melontarkan sebuah kejujuran.Mereka berdua memang masih berada di restoran sedang makan siang, sambil mengobrol. Dan tentu saja Salsabila yang kali ini masih mengambil alih obrolan dan Alexa hanya menjadi pendengar yang baik. Berbanding terbalik dari yang biasanya, Salsabila hanya pasif dan lebih diam. Tetapi sekarang wanita itu sangat cerewet, dan p