Share

9. Kekuatan Maulana

Serina menggeliat marah, mencoba melepaskan diri dari belitan tangan Tanjung untuk kembali menyerang Brata, tapi Tanjung memeluknya kian erat sampai Serina hanya bisa mendengus penuh amarah.

“Lepaskan aku, akan kubunuh si keparat itu!”

“Kau mengajakku ke sini bukan untuk menyaksikan semua tindakan kriminalmu!”

Detik itu juga Serina terdiam. Seolah kata kriminal itu begitu melekat di kepalanya. Berulang kali dia mendengarnya dan berulang kali pula dia selalu terpengaruh.

Melihat Serina menjadi lumayan tenang, Tanjung melonggarkan pelukannya. “Kau bilang aku harus menghadapi seseorang untuk membuatmu menyetujui tawaranku. Apa dia orangnya?” Tanjung melirik Brata yang masih terbatuk-batuk.

Serina tidak menjawab. Hanya deru napasnya yang berembus tidak teratur.

“Biar aku yang menyelesaikannya. Diamlah dan serahkan semuanya padaku.”

Serina mendengus kasar—masih menggeliat marah di atas pangkuan Tanjung.

“Aku akan mengatasinya. Percayakan padaku.”

Serina masih enggan turun dari atas paha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status