Sudah seharusnya kan mereka balas budi ke aku?' batin Selena sembari tersenyum-senyum. "Gimana? Mau kan? Nggak usah kelamaan mikir lah, sama aku aja, daripada kamu ngejar-ngejar Andra nggak dapet mending kan sama aku, aku jamin deh kamu bakal bahagia sama aku," ucap Fatih mengobral janji"Oke deh, Mas, aku mau," jawab Selena tersenyum penuh arti. "Tapi sampai kapan, Mas, kita akan diem-dieman dari Eka? Aku nggak mau ya, Mas, hubungan ini digantung. Aku juga mau jadi istri sah kayak Eka," ucap Selena lagi sembari memanyunkan bibirnya. "Nanti biar aku pikir lagi gimana caranya biar Eka mau menerima kamu sebagai madunya.""Pokoknya kamu tenang saja, nggak akan ketahuan kalau kamu nggak ngomong sama Eka, biar nanti aki perlahan yang akan memberitahunya," imbuh Fatih'Yess! Masuk perangkap juga si Selena. Mana sekarang dia udah glowing, seksi, tajir lagi. Gak apa-apa deh giginya maju, toh sebentar lagi juga rapi. Nyatanya dia lagi perawatan pakai behel. Kan lumayan bisa kecipratan hart
"Kalau begitu misal aku minta kamu berbagi suami kamu sama aku apa kamu akan kasih juga?""Apa?!" Sontak saja Eka berteriak lantaran dirinya terkejut. Mendadak hening Eka yang semula terkejut kini hanya terdiam. Fatih yang sudah gemetar dan deg-degan dari tadi terus mengeluarkan keringat sebesar biji jagung. Dia takut kalau Eka sampai marah besar. "Kamu serius, Len?" tanya Eka memecah keheningan"Menurutmu aku bercanda atau serius?" Selena bertanya balik yang membuat Fatih semakin tidak karuan. "Jadi kamu serius, Len?" Eka mengulangi pertanyaan yang sama dengan muka yang sudah merah padam menahan amarah. Bagaimana tidak marah? Sahabatnya sendiri berani-beraninya menyukai suaminya. Terlihat Selena menahan tawanya. Karena tidak tahan melihat ekspresi Eka akhirnya Selena mengungkapkan bahwa ini ….PRANK! "Masa iya sih aku mau ambil suami kamu. Suami dari sahabat aku sendiri. Ya nggak lah!" ucap Selena Akhirnya Fatih bisa bernapas lega karena Selena tidak jadi membongkar rahasia m
"Permisi! Paket!" Suara seorang pria membuat Kinan yang sedang membuat adonan ayam krispinya menoleh ke sumber suara itu. "Maaf siapa ya?" tanya Kinan saat melihat seorang pria menggunakan jaket berdiri tepat di pintu ruko yang baru ia buka sedikit. "Maaf, Mbak ini ada paket dan COD.""Paket? Tapi saya gak pesan paket kok. Tunggu sebentar ya biar saya tanya dulu sama suami saya." Si kurir tadi hanya menganggukkan kepalanya. "Mas, kamu ada pesan barang online? Itu ada paket dateng." Kinan bertanya pada Andra yang sedang membersihkan piring-piring kotor bekas membuat adonan. "Paket? Aku perasaan gak ada pesan barang online.""Lha itu ada kurir datang?""Masa sih? Punya kamu nggak?""Enggaklah, kalau punyaku mana mungkin aku nanya ke kamu.""Yaudah ayo kita lihat dulu, jangan-jangan itu modus yang lagi ramai, dia antar paket cod terus kita suruh bayar eh ternyata isi gak sesuai."Kinan dan Andra pun berjalan menuju di mana kurir masih menunggu mereka. "Maaf, Mas, itu paket atas nama
"Permisi, Mbak, mau beli ayam gepreknya sepuluh porsi dong!" ucap seorang pria di depan pintu ruko gerai ayam gepreknya Kinan. "Tunggu sebentar ya, Mas soalnya ayam gepreknya lagi digo …." Ucapan Kinan terhenti kala melihat sosok yang ada di pintu gerainya. Matanya berkaca-kaca dan tenggorokannya tercekat. Hanya satu kata yang bisa mengartikan semuanya yakni, rindu. "Bang Akmal!" Kinan menghambur ke arah di mana pria yang bernama Akmal itu berada. "Abang pulang kenapa gak bilang-bilang? Aku kangen, Bang!" Yah, yang datang kali ini adalah Akmal. Kakak kandung dari Kinan yang cukup lama pergi merantau karena harus bekerja di luar kota. "Abang juga kangen sama kamu. Abang lihat kamu makin chubby aja ya. Soalnya badan Abang berat nih nahan tubuh kamu biar gak jatuh. Hahahaha.""Bang Akmal jahat! Masa aku dikata gendut sih. Aku tuh gak gendut cuma sedikit berisi.""Kan Abang bilang kamu chubby bukan gendut.""Tau ah, ngomong-ngomong Bang Akmal ke sini sama siapa?" tanya Kinan penuh se
"Lagi ngapain kalian di sini?!"Fatih dan Selena menoleh ke arah suara itu dan ternyata Bu Nuri lah yang memergoki mereka tadi. "I-Ibu? Kok b-bisa ada d-di sini?" Fatih terbata bertanya pada sang Ibu. Ia tidak menyangka jika akan bertemu Bu Nuri saat sedang bersama Selena. "Bu, kok bisa ada di sini? Bukannya tadi Ibu lagi arisan sama Eka? Kok tau-tau di sini sih?" tanya Fatih lagi yang sudah bisa mengatasi keadaan. "Iya, tadi tu Ibu memang lagi arisan tapi terus tiba-tiba Bu Erni yang rumah sebelahan sama rumah Bu Rt yang paling besar itu. Tau kan kamu?" Fatih Mengangguk menjawab ucapan Bu Nuri. "Nah, tiba-tiba menantunya itu mau melahirkan. Jadi, dia nelpon anaknya, kan cafe ini punya anaknya Bu Erni. Nah, karena di sini gak ada yang jaga yaudah dia akhirnya ke sini terus ngajak Ibu deh. Kan Ibu juga harus berteman dengan orang-orang kaya biar ketularan juga kan kaya nya. Hahahaha," imbuh Bu Nuri lagi yang merasa bahagia karena ternyata Bu Erni mengajaknya ke cafe milik sang anak
"Tapi, Mas, bukankah kewajiban suami itu menafkahi istrinya?""Iya kamu benar, Sayang, tapi kalau dalam kondisi seperti sekarang kan aku bukannya gak mau kerja tapi aki belum ada kerjaan. Nyari kerja kan gak semudah membalikkan telapak tangan. Nah si Andra itu dulu sering kasih kita uang bulanan hanya saja Eka yang terlalu boros makanya selalu habis padahal pengennya, Mas, kita tuh buka usaha apa gitu kan biar tuh duit muter lagi," kilah Fatih terus saja bersilat lidah untuk menutupi kemalasannya yang hakiki pada Selena. Selena mengangguk-anggukkan kepalanya. Ia sangat mengerti dengan yang dikatakan Fatih barusan. "Jadi gimana, Bu? Apakah Ibu merestui hubungan kami?" tanya Selena lagi berharap-harap cemas. "Emmm Ibu sih setuju-setuju aja lagian Ibu juga udah empet lihat si Eka itu. Tapi tentu saja restu dari Ibu ini gak gratis alias ada syaratnya ….""Apa syaratnya, Bu? Katakan saja pasti Selena bisa mengabulkannya. Dia kan wanita hebat. Ia kan Sayang?" Fatih bertanya pada Selena d
"Ekaaa ambilkan aku minum dong!" Fatih berteriak memangil nama Eka. Ia yang baru saja datang dari pergi dengan Seelna pin menyelonjorkan kakinya di atas sofa minimalis. "Kamu apa-apaan sih, Mas! Datang-datang kok teriak-teriak dah kayak di hutan saja!""Argh banyak omong kamu! Kalau suami manggil tuh buran disamperin bukannya nyerocos aja gak jelas!" Eka semakin mengerutkan dahinya karena heran dengan sikap sang suami yang menurutnya tidak berdasar. Entah kenapa sikap Fatih mendadak lain padanya, padah lagi tadi ia masih baik-baik saja. dan berbicaranya juga masih lembut. "Kamu kenapa sih, Mas? Kok berubah? Perasaan tadi pagi gak ada masalah deh." "Eka! Kalau suami ngomong itu ya didengerin! Jangan bisanya bantah aja!" Bu Nuri kini menimpali ucapan keduanya. Ia pun geram karena sang menantu selama ini tidaj pernah menghargai suaminya. Sukanya Eka bersikap sesuka hatinua saja. "Ibu sama Mas Fatih apa-apaan sih? Datang-datang entah dari mana eh malah marah-marah gak jelas.""Heh ka
"Kamu lagi ngapain sih, Mas? Kok dari tadi senyum-senyum begitu?" Eka melongokkan kepalanya ingin tahu apa yang sang suami lakukan. Namun, secepat kilat Fatih mematikan layar ponsel miliknya dan dengan cepat menyembunyikan ke dalam saku bajunya. "Hemm? Apaan sih?! Ganggu kesenangan orang aja deh! Dah buruan mana minumnya. Terus kamu tadi masak apa?""Aku masak tumis kangkung sama tempe goreng, Mas. Kamu mau aku ambilin makan?""Argh kangkung lagi, tempe lagi, gak ada menu yang lainnya apa? Dahlah kamu itu gak becus banget sih jadi istri! Sekali-kali nyenengin suami kek!""Gimana mau nyenengin lha kamu aja ngasih nafkahnya senin kamis.""Tuh kan ngejawab mulu bisanya! Bisa gak sih suami kalau ngomong itu didengerin?" Eka hanya menggerutu dalam hatinya karena ia pun masih shock dengan perubahan sang suami dan mertua yang tiba-tiba. "Kalian ini benar-benar aneh. Apakah ada yang kalian sembunyikan dari aku?""Gak usah suudzon makanya jadi orang! Seharusnya kamu bersyukur sudah jadi istr