"Saat kalut kau mengatakan cinta karena takut. Lalu mampukah aku untuk percaya ?"
******
Zyan masuk ke ruang rawat Meera, banyak orang disana namun dia merasa dia hanya berdua dengan Meera. Wajah pucat Meera membuatnya semakin merasa tidak berguna.Tidak ada yang tahu seberapa menyesalnya Zyan saat ini. Terlebih anaknya harus dipasangkan selang-selang di dalam sebuah tabung agar mampu bertahan hidup."Zean sorry," ucapnya pelan dan mengecup kening Meera. Dia menggenggam jemari Meera hingga membuat tidur panjang Meera terusik.
Perlahan dia membuka mata dan menyesuaikan sinar yang masuk mengusik penglihatannya.Netra indah milik Meera menangkap sosok yang sedang menggenggam tangannya itu. Dia mencoba mengingat semuanya lalu Meera menarik napasnya dalam."Zyan," ucapnya. Membuat Zyan yang tertunduk mengecup tangan Meera langsung menatap sosok yang sudah membuka kedua matanya itu.
Reya dan Celine yang menyadari jika Meera sudah sadar langsung berhHei..silahkan tinggallkan komentar kalian ya...
Satu bulan kemudian....Seorang wanita yang terluka tidak lagi membutuhkan ucapan cinta, namun sebuah kejelasan,serta kepastian.*****Bel rumah membuat Meera harus berjalan perlahan untuk membuka pintu. Dia baru genap satu bulan usai melahirkan putri cantik yang dia dan Zyan beri nama Harlein Meera Derson Ozvick. Zyan memang memaksa agar putri kecilnya itu tetap memakai nama Meera.Tidak seperti tradisi kerajaan sebelumnya, Meera dan Putrinya tidak hadir ke acara di Fortania, pesta penyambutan Putri Mahkota itu tidak dia hadiri dan semua sudah dia bicarakan baik-baik dengan Zira serta Alvian. Zyan yang terpaksa kembali ke Fortania untuk melakukan tradisi itu namun kini dia kembali ke rumah Meera. Meera sangat terkejut dengan kehadiran Zyan, dia belum memakai lagi bra-nya karena baru saja menyusui Harlein."Kau kenapa kesini ?""Melihat anak ku, apa tidak boleh ?""Ck, boleh hanya saja harusnya kasih aku pesan atau telpon dulu. Bagaimana
Meera mungkin sudah gila, karena dengan beraninya dia memulai cumbuan panas mereka. Zyan tidak ingin melewati hal yang dia sukai tentunya, dan hanya Meera yang dia inginkan. Meera tidak bisa digantikan oleh wanita lain, desahan Meera membuat dia benar-benar gila. Begitu juga Meera, dia tahu ini berbahaya baginya namun tetap saja dia melakukannya. Meski mungkin ini adalah hadiah perpisahan untuk mereka berdua.Zyan memeluk erat dirinya saat puncak kenikmatan mereka gapai bersama, dan jelas Meera dengar Zyan mengatakan mencintainya lagi."Jika kau mencintaiku, maka hiduplah dengan Melisa." Mata Zyan yang terpejam tadi langsung terbuka saat mendengar itu."Apa-apaan kau Zean ?!" Zyan marah, dia merasa dipermainkan oleh Meera."Kau bertanya bagaimana aku bisa percaya bukan ? maka itulah jawabanku." Meera memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai. Dia memakainya lalu duduk kembali di hadapan Zyan.
Namanya Meera Zean Anatashia, terkenal cantik, pintar, body semampai tapi jutek dan galaknya ngalahin ayam betina yang lagi ngeramin telur.Meera adalah wanita yang tegar, dalam seumur hidupnya dia hanya menangis satu kali yaitu saat Mama__orangtua angkatnya meninggal.Meera adalah yatim piatu yang diangkat anak oleh pengacara terkenal Anatashia saat dia berumur sepuluh tahun, dan saat dia berusia tujuh belas tahun Meera menangis pertama kali dipelukan para sahabatnya karena Anatashia meninggalkan dia untuk selama-lamanya.Anatashia meninggalkan dia sebuah rumah yang nyaman dan juga tabungan serta asuransi yang bisa Meera pergunakan. Tapi Meera tahu itu tidak akan cukup hingga dia kuliah dan menjadi wanita karir yang hebat seperti Mama-nya. Untuk itulah Meera selalu belajar, dan belajar agar dia tetap menerima beasiswa dari sekolahnya. Dan bahkan sampai ke Oxford University. Universitas impiannya.Ah, berbicara
Salju yang turun di London membuat Meera bergegas menuju flat kecil yang ia tempati seorang diri. Flat yang ia sewa setelah dia bekerja di sebuah perusahaan ternama Derson Corp itu membuatnya pindah dari tempat awalnya tinggal yaitu di kota Oxford, dimana dia juga adalah lulusan dari Universitas tertua di Dunia itu.Meera buru-buru membuka mantel hangatnya lalu masuk kedalam kamar kecil, dengan perasaan campur aduk Meera menunggu hasil dari benda pipih yang ia beli tadi.Setelah menunggu akhirnya jawaban dari pertanyaan yang menghantuinya terjawab.Dia hamil, dan itu petaka bagi Meera.Selama ini dia menjaga baik dirinya, meski dia sudah dewasa Meera tidak pernah hidup bebas layaknya wanita-wanita muda di Eropa.Baru pertama menikmati hari Valentine dan melakukan kencan buta hasil dari situs yang dia dengar dari teman sekantornya, Meera malah tidak sadar apa yang sudah dia lakukan.Baga
Salju yang turun di London masih sangat lebat, Meera benar-benar harus menghidupkan perapian flat-nya setelah dia sampai di istana miliknya yang sebentar lagi akan dia tinggalkan.Ya, Meera hari ini sudah mendapatkan surat persetujuan mutasi dari London ke cabang perusahaan yang ada di Indonesia plus dengan kenaikan jabatan yang dia raih.Hidup Meera berjalan sesuai dengan yang dia inginkan, dan pasti sahabat-sahabatnya itu tidak menyangka jika dia sudah berhasil meraih posisi yang dia inginkan.Menjadi lulusan sarjana MBA atau Master of Bussiness Administration dari Oxford University dan mendapat gelar camlaude adalah hal yang paling membanggakan bagi Meera, dan dia mempersembahkan itu semua untuk Mamanya yang sudah berada di surga. Dan tentunya juga untuk ke empat sahabatnya yang selalu mendukung dia.Hanya satu perkara yang dia tidak tahu harus bagaimana dan berbuat apa, yaitu tentang kehamilannya
Ini adalah malam terakhir dia di London, Meera sudah mengemas semua barang-barang dan juga sudah membelikan beberapa oleh-oleh buat para sahabatnya di Jakarta.Salju masih terlihat lebat saat Meera mengintip dibalik kaca jendela flat.Memikirkan sejenak Meera kembali mencoba menyusuri jalan dengan balutan mantel tebal menuju cafe tempat dimana dia bertemu dengan malapetaka.Meera mengusap perutnya lembut saat dia turun dari black cab.Dia membuka pintu cafe tersebut dan mengitari sekitar, seketika dia merasa sangat bodoh.Meera tidak jadi masuk, akun kencan online pria itu saja sudah dinonaktifkan tentu saja pria itu berniat tidak ingin datang lagi ke tempat ini.Dia memutuskan berjalan-jalan sebentar menikmati udara London yang dingin.Suasana Bank of London memang sangat indah. London Eye terlihat begitu gagah dihadapannya dan Meera tersenyum.Entah kapan
Meera akhirnya turun dari burung besi setelah dia menghabiskan waktu berjam-jam disana.Dia tersenyum saat matahari menyinari wajahnya yang masih terbingkai dengan kaca mata.Dia menunggu bagasinya baru setelah itu keluar untuk melihat Reya apakah sudah menjemputnya atau belum. Namun dia menggelengkan kepala saat melihat pasukan mereka lengkap.Mereka semua berhambur memeluk Meera dan sangat heboh, sehingga beberapa orang disana menatap mereka heran."Loe makin kurus aja Meer," ucap Arkana yang meneliti penampilan Meera."Iya, asli tadi gue sampe gak tanda sama loe." Meera menoyor kening Celin."By the way, gue udah ada janji sama orang marketing apartment siang ini. Kalian anterin gue ya.""Kok anterin sih, kita baru ketemu Meer." Celin terlihat sedikit kesal."Lah terus maksud loe ?" Reya pun tidak mengerti."Iya, kan rumah nyokap gu
Andai hidup itu semudah yang direncanakan.Akan banyak orang yang menggunakan note book.____Meera.****Meera sudah siap dengan setelan kerjanya. Memakai rok yang sedikit diatas lutut Meera memadukannya dengan kemeja biru tangan panjang serta blazer berwarna cream.Rambut Meera yang sudah di potong pendek kini membuat penampilannya lebih segar."Ayo anak mommy, kamu temani mommy bekerja ya," ucap Meera lalu kembali melihat pantulan dirinya didepan cermin.Ada sebuah pesan dari Celine yang mengingatkannya untuk minum susu.Meera segera membalas pesan tersebut lalu memesan taksi online.🌼🌼🌼🌼Tepuk tangan yang ramai tidak membuat Meera berbesar hati karena dia tahu di saat penerimaannya ini juga banyak karyawati yang membicarakan perihal dirinya.Dia masih muda namun sudah diangkat menjadi Head Manager Marketing.D