Davlin Marley merupakan putra sulung keluarga Viscount Marley, yang diadopsi oleh pasangan Viscount dan Viscountess Marley. Waktu itu pasangan Viscount dan Viscountess sudah lima belas tahun menikah, tapi belum juga dikaruniai anak.Viscount dan para pengikutnya mulai resah perihal calon yang akan dijadikan penerus dan pemimpin di keluarga itu. Lalu atas rapat keluarga, akhirnya diputuskan untuk mengadopsi seorang Putra. Dia adalah Davlin.Davlin sendiri diadopsi dari kuil suci yang berasal dari negara tetangga. Hari di mana Davlin diangkat menjadi putra sulung keluarga Viscount Marley, kala itu Davlin masih berusia lima tahun.Sejak awal Davlin terkenal dengan pekertinya yang santun. Apalagi karena ia hidup berdampingan dengan para pendeta juga para pelayan di kuil suci.Setelah diadopsi, Davlin sangat disayangi oleh kedua orang tuanya. Viscount dan istrinya begitu menyayangi Davlin layaknya putra kandung mereka sendiri.Sejak diadopsi, Davlin langsung mendapatkan hak untuk menjalan
Tidak hanya itu, Viscountess bahkan sudah mengetahui fakta bahwa Davlin-lah dalang dari peristiwa kecelakaan yang menewaskan putra kandungnya hingga membuat suaminya koma –semuanya terjadi atas rencana Davlin.Viscountess tidak sengaja mendengar Davlin berbicara dengan salah satu utusan Ratu Engrasia.Ratu Engrasia sempat tidak mau turun tangan karena tidak mau terkena dampak yang lebih besar. Sudah cukup hanya dengan membantu Davlin dari balik layar. Tapi kalau ada pihak yang mengetahui tentang rencana itu, Engrasia tidak akan membantunya.Setelah Tuan Viscount Marley mengalami koma, para pengikut keluarga Marley mulai membicarakan mengenai posisi pemimpin yang tidak boleh dibiarkan lama kosong. Tapi di sisi lain, pengikut keluarga Viscount juga belum bisa menerima Marley Muda, yakni Davlin —yang dinaikkan ke posisi tersebut. Mereka menilai Davlin masih perlu banyak belajar.Seorang calon penerus biasa diangkat menjadi pemimpin, kalau pemimpin yang sekarang sudah meninggal atau kalau
Kembali ke masa sekarang.“Nona, ada tamu yang ingin bertemu dengan Anda!” seru seorang pelayan kepada Cette.“Persilakan masuk!” jawab Cette langsung memberikan izin.Setelah Gitte dan pelayannya yang bernama Ely keluar dari kamar Cette, tamu yang dimaksud pun datang.Tok! Tok!“Lillian, tolong bukakan pintu untukku?” pinta Cette kepada pelayannya.“Baik, Nona!” Lillian langsung menyanggupinya.Saat Lillian membuka pintu, Cette sudah mempersiapkan diri untuk berhadapan langsung dengan orang yang pernah ingin membunuhnya. Kira-kira akan bagaimana penampilannya dan apa yang akan orang itu katakan untuk pertama kali kepadanya? Itulah yang Cette pikirkan saat ini.Pintu dibuka. Seorang Pria dengan dandanan mencolok a la bangsawannya berdiri tegak di depan pintu yang baru saja dibuka oleh Lillian. Ia merupakan Davlin Marley, tunangan Cette.“Lady, apa aku boleh masuk?” tanya pria itu dengan sopan meminta izin Cette.“Masuklah!” sahut Cette mempersilakan si tamu untuk masuk.Saat Davlin be
Malam harinya di kediaman Luvena. Seperti biasa, setelah membantu Cette membersihkan diri, Lillian bersiap untuk membiarkan Nonanya beristirahat.Lillian sudah menutup rapat jendela juga tirai yang ada di kamar itu, agar angin malam tidak masuk. Hal itu juga demi menjaga Nonanya agar tetap aman dan nyaman ketika sedang beristirahat.“Apa kamu sudah menemukan informan yang aku minta waktu itu?” tanya Cette kepada Lillan yang baru saja menutup tirai jendela kamar Cette.“Saya sudah bertemu dengan agen dari serikat dagang informasi. Mereka akan segera memberikan kabar begitu menemukan informan yang Anda butuhkan,” jelas Lillian atas pertanyaan Cette.“Baiklah.” Cette langsung mengerti.“Apa Anda membutuhkan yang lainnya?” tanya Lillian kepada Cette sebelum ia meninggalkan kamar itu.“Tidak ada,” jawab Cette dan mulai merebahkan tubuhnya di atas kasurnya yang sangat besar dan nyaman.“Kalau begitu saya pamit. Semoga Anda beristirahat dengan nyaman,” sambung Lillian sembari menyelimuti tub
“Bulan Biru, aku dengar kau mengalami amnesia,” ujar Cashel dengan panggilan khasnya kepada Cette. “Baru saja aku mendengar dengan jelas bahwa kau mengingat siapa yang sudah mencelakaimu. Aku tidak mungkin salah dengar. Jadi apa maksudnya ini?"“Awalnya saya memang melupakan ingatan saya. Tapi perlahan ingatan itu kembali satu persatu,” jawab Cette sambil memalingkan wajahnya ke sembarang arah. Karena sudah jelas Cette tidak mungkin menceritakan kepada Cashel bahwa ia bukan mengingatnya, melainkan membacanya.“Sebentar …,kenapa aku tidak merasakan Mana apa pun darimu. Apa kekuatanmu menghilang?” tanya Cashel skeptis.Cette terhenyak. Ia memandang Cashel dengan ekspresi bingung tidak tahu harus menjawab bagaimana. Apalagi di antara mereka ada sebuah perjanjian bahwa mereka tidak boleh menyembunyikan apa pun. Walaupun itu perjanjian yang dibuat oleh Cashel dan Cette asli. Jia yang merasuki tubuh Cette tidak mungkin mengakui dengan gamblang bahwa dirinya bukanlah Cette yang asli –kalau
Kembali ke cerita yang ditulis dalam novel "I'm Sorry, But I Don't Love You!" yang pernah dibaca oleh Cette ketika masih menjadi Jia.Di ceritakan, di hari debutante Cashel diberlangsungkan —itu sebulan setelah Cashel kembali ke istana setelah lima tahun bergulat dengan musuh di medan perang. Debutante yang dilakukan dengan sangat mendadak dan terburu-buru, karena dua bulan setelahnya upacara pernikahan Cashel dengan Rubi, tunangannya, harus segera dilangsungkan.Setelah Grand Duke memperkenalkan putranya yang sempat diasingkan ke negara lain dengan dalih menjalani akademi dan demi menjaga adik perempuannya dari Raja sebelumnya, yakni Chaperon.Grand Duke yang sudah tua dengan bangga menunjukkan putranya di perayaan resmi debutante Cashel, yang dihadiri oleh beberapa tamu penting dan utusan-utusan dari negara-negara jauh. Seolah ia sengaja memilih hari itu untuk membuat Cashel merasa semakin tidak dianggap.Benar saja. Semua tamu yang datang hari itu mayoritas malah fokus kepada putra
"Apa kau biasanya memang sependiam ini?" tanya Cashel kepada Cette yang diam saja."Hah? Ma-maaf Yang Mulia, sa-saya sedang tidak fokus!" balas Cette sembari menunduk di depan Cashel."Sudahlah! Lagi pula apa yang sebenarnya dipikirkan oleh anak kecil seperti kamu ini. Apalagi sampai menguasai fokusmu padahal ada Pangeran dihadapanmu!" Cashel berhenti dan berbalik, kemudian melihat kepada Cette dengan melipat kedua tangannya di dada."Ma-maafkan saya Yang Mulia. Sekali lagi saya minta maaf." Cette kecil kembali menundukkan kepalanya di depan Cashel."Tadi kau tersenyum begitu lebarnya. Sekarang malah cemberut seperti ini. Apa kau tidak suka ditemani olehku?" tanya Cashel dengan sedikit keraguan, kemudian mulai melangkah kembali."Bu-bukan Yang Mulia. Itu tidak benar! Saya hanya sedang melamun," ujar Cette terpaksa mengakuinya. "Maafkan atas kelancangan saya.""Memangnya apa yang sedang kamu pikirkan sampai melamun seperti itu?" tanya Cashel terus berjalan perlahan kepada Cette yang mu
Di ceritakan kalau sejak kecil, Cashel memiliki sebuah kelompok rahasia yang dibentuknya sendiri untuk menjadi bawahannya. Kelompok bayangan yang nantinya akan berjuang bersamanya sampai mati di hari pemberontakan yang diprakarsai oleh Cashel terjadi.Kelompok itu ia bentuk dari berbagai kalangan. Kelompok bayangan itu ia beri nama 'Dragon'.Lima belas tahun setelah pertemuan Cette dan Cashel yang terakhir itu, Cashel yang masih berusia lima belas tahun dikirim ke medan perang dengan dalih membela negara. Sementara itu, Putri Rubi dikembalikan ke keluarganya di Barony Lace. Di Barony sudah dibangun sebuah istana megah khusus untuk Rubi atas perintah Ratu.Cashel berangkat ke medan perang bersama dengan kelompok bayangannya, Dragon. Walaupun kelompok itu bergerak secara diam-diam di belakangnya.Dragon sendiri beranggotakan lima orang laki-laki yang usianya hampir sama dengan Cashel —menjadi tangan kanan Cashel dan bergerak secara rahasia di bawah komando Cashel.Cashel memiliki sebuah