Share

Bab 18

Annika merasa ini terlalu dekat baginya.

Saat dia hendak menolak, Jony mengeluarkan kotak makan dari kursi penumpang depan. "Ibuku membuat pangsit dengan isian seledri favoritmu. Aku mau memberikannya padamu."

"Bibi masih ingat!" ujar Annika agak malu.

Jony tersenyum lembut, dia mencondongkan tubuh ke depan dan membuka pintu kursi penumpang depan. "Masuklah, kebetulan aku sedang dalam perjalanan."

Annika tidak bisa menolak lagi.

Dia masuk ke dalam mobil dan memakai sabuk pengamannya: "Maaf jadi merepotkan."

Jony memegang kemudi dengan kedua tangan dan menoleh ke arah Annika yang sedang memegang kotak makan. "Buka dan makanlah kalau kamu lapar. Makanannya masih panas."

Annika tidak ingin terlihat terlalu dekat dengan Jony. Selain itu, dia takut mengotori mobilnya, jadi dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku akan makan di rumah saja."

Jony tidak memaksanya dan menginjak pedal gas dengan lembut. Beberapa saat kemudian, dia berkata, "Makan di rumah juga tetap enak!"

BMV putih itu melaju perlahan.

Dari jarak sepuluh meter, Zakki melihat ke arah mobil itu pergi. Dia tampak sangat serius hingga bisa menitikkan air mata.

Dia menelepon seseorang dan langsung menerima balasan tak lama setelah itu.

Dugaannya benar.

Bos di balik restoran ini adalah Jony Handika.

Mungkin Annika terlalu lelah, dia sampai tertidur di dalam mobil.

Mobil sudah berhenti dan dia masih tertidur.

Jony menatap wajah Annika yang halus tetapi sedikit kuyu. Dia bisa melihat tubuh yang lembut itu di balik gaun sutra .... Dia belum pernah melihat seorang wanita dengan begitu terang-terangan sebelumnya.

Dulu, Annika hanyalah seorang gadis kecil di matanya.

Namun bertahun-tahun telah berlalu, dia tumbuh menjadi wanita dewasa. Zakki-lah yang membuat Annika menjadi sangat menggoda seperti sekarang ini.

Suasana hati Jony sedikit rumit.

Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak membungkuk dan menyentuh lembut wajah cantik Annika. Dia berkata dengan suara serak, "Aku mengenalmu lebih dulu."

Annika bangun.

Dia membuka matanya dan melihat sekeliling. "Sudah sampai? Cepat sekali!"

Ketika dia menatap mata Jony, dia tertegun sejenak, lalu memegang kotak makan di tangannya lebih erat.

Annika adalah wanita dewasa.

Dia tidak bodoh.

Cek sebesar empat miliar, pangsit buatan tangan khusus untuknya .... Agak tidak mungkin kalau ini sama seperti hubungan mereka berdua di masa lalu.

Annika berpikir sejenak dan berkata dengan lembut, "Kak Jony, aku bisa mengurus semuanya sendiri. Kamu nggak perlu mengkhawatirkanku lagi!"

Jony menatapnya tanpa mengatakan apa pun.

Mereka berdua sudah dewasa dan pasti memahami maksud pernyataan itu. Annika bisa menebak apa yang Jony pikirkan dan Annika menolak! Mungkin karena Annika takut pada Zakki dan takut menimbulkan masalah bagi Jony.

Jony tidak mau mempersulit Annika.

Dia mengetuk kotak makan di tangan Annika dan berkata sambil tersenyum tipis, "Oke! Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa hubungi aku kapan saja!"

Mustahil untuk mengatakan bahwa Annika tidak tersentuh sama sekali. Siapa pun akan berterima kasih kepada sahabat yang memberikan bantuan pada saat dibutuhkan.

Namun, dunia orang dewasa memang penuh dengan kekhawatiran.

Annika berdiri di tengah angin malam sambil menyaksikan BMV putih itu perlahan pergi. Setelah mobil itu pergi, dia berjalan perlahan-lahan menuju koridor tua itu.

Lampu di koridor sudah beberapa hari mati. Karena tidak ada manajemen properti, perbaikannya agak lambat dan semuanya gelap gulita!

Annika hendak menyalakan lampu ponselnya, lalu tiba-tiba tubuhnya dipegang oleh lengan pria yang kokoh.

Dia tersandung beberapa kali.

Kemudian, badannya ditekan ke dinding koridor oleh seorang pria.

Melalui secercah cahaya bulan dari jendela, Annika melihat ekspresi marah Zakki, seolah-olah Zakki sedang menangkap seseorang yang berselingkuh.

Annika mendorongnya dan berkata, "Zakki, lepaskan aku!"

Zakki memandang Annika dengan tatapan yang sangat dingin. Tubuh laki-laki yang keras menguasai tubuh wanita yang lemah. Pemandangan ini benar-benar memalukan.

Kotak makan itu terlepas dari tangan Annika.

Zakki mencengkeram kedua tangan Annika dan menahannya di atas kepala Annika.

Napas pria itu menyapu telinga Annika dengan lembut. "Kamu ingin menceraikanku karena dia?"

Annika menggelengkan kepalanya dan hendak berbicara.

Tiba-tiba, dia menjerit ….
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Goezty Apriliany
ceritanya menarik,lanjut kak
goodnovel comment avatar
Lia Anjasmara
bagus ceritanya
goodnovel comment avatar
اجلجللة قيارنناشا
sya suka ceritanya,tpi sya gk tau cara bli koinnya,jdi gk bisa baca kelanjutannya.........
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status