"Pertama, pertarungan ini ada dua partai, dan kita bukanlah partai pembuka , pertarunganmu adalah partai Utamanya!" "Oh ya? Lalu siapa yang akan jadi partai pembukanya? Apakah kau tahu ?" "I ...itu ... Itu adalah ..." "Siapa? Apa kau mengenalnya?" tanya Saka penasaran. Jeff terdiam. Menghela napasnya. Sesaat kemudian, teriakan Don Xing bergema, diiringi dengan masuknya para petarung yang mulai memasuki ring. "Duff ?! Yang benar saja ..." Saka terperangah. Terkejut bukan main!Sesaat Saka mendengar nama yang familiar di telinganya. Namun dia tidak percaya dengan pendengarannya. Duff!? Dilihatnya sosok familiar itu memasuki Ring Darah. Duff ikut bertarung di Arena ini? "Be..betul Saka, ini yang ingin aku bicarakan denganmu, lihatlah di baligho yang terpasang di atas dinding sana. Nama Duff ada di sana! Duff ikut kompetisi Ring Darah ini karena dia menantang East Borland, yang telah menyebabkan kematian Lucas dan Gil. Orang ini jelas tidak bisa dibiarkan! Dia telah menyebabkan ke
"Maksudmu perubahan besar seperti apa?" Jeff bertanya. "Ya, pertarungan ini. Harusnya yang menjadi lawan Saka adalah Hitman, bukanlah Duff. Namun ada beberapa hal yang berubah di ring darah ini!" Batik menerangkan. "Berarti lawan Saka Adalah Borland?" "Sepertinya...bukan! Hitman lebih hebat daripada Borland, kalau Saka melawan Borland, pertarungan jelas tidak akan seimbang! Lagi pula Borland tidak akan mungkin mau melawan Saka. Dia merupakan orang yang sangat dekat dengan Norum!" "Itu benar sekali! Borland adalah anak emas Norum. Kontribusi dia untuk Norum sangat besar. Tidak mungkin dia mengorbankan Borland, untuk melawan Saka di arena! Itu jelas sangat konyol!" seru yang lain. "Aku mendapatkan info yang lebih akurat! Norum memang ada di belakang Borland!" bisik Batio. "Jahat sekali Norum! Berarti dia mempunyai andil yang sangat besar dibalik peredaran obat bius di penjara ini?" Jeff geram. "Itu jelas sekali! Norum sudah tahu bahwa kita akan mengungkit kematian kawan-kawan
Arena hening sejenak. Semua seperti terhipnotis oleh perkataan sang Promotor. Seolah ucapannya barusan mengandung aura magis yang sampai di telinga mereka. "Apa-apaan ini ... Apa aku tidak salah dengar? Raja Pedang Maut ..." "Hei, apa maksudnya ... ini tidak sedang bercanda kan? Bukankah yang akan bertarung adalah si Borland? Ada apa dengan penyelenggara acara ini?" "Apa yang terjadi sebenarnya? Benarkah sang Raja Pedang turun tangan?" "Berani sekali orang itu menantang Master David Lee? Otaknya pasti sudah tidak waras!" "Masa Bodoh! Ini malah bagus! Aku ingin melihat aksi si Raja Pedang dari dekat!" Berbagai komentar mulai bermunculan. Dan akhirnya suasana Aula yang barusan hening tersebut kembali bergemuruh dengan cepat, dan ramai oleh suara-suara bising orang-orang , bergaung dan berputar di tengah-tengah arena! Sementara di sudut timur. Pria tua itu nampak terkejut ketika namanya dipanggil. Namun dia dengan sekejap bisa menyembunyikannya. Senyum di wajahnya tetap terukir
Saka mundur beberapa tindak, sambil tetap fokus pada serangan lawan yang seperti hujan. "Baiklah, aku sudah tidak bisa main-main lagi! 'Langkah Dewa Angin'!" Saka berseru. Kakinya bergerak cepat laksana kilat yang menyambar. Menyongsong pedang yang menderu ganas di depannya! Duarr! Duarr! Duarr! Beberapa kali bentrokan kekuatan di udara terjadi. Menimbulkan efek suara keras bagaikan petir yang menggetarkan ring dan sekitar arena. Hampir semua orang nampak tercengang dan berdecak kagum. Mereka seperti menyaksikan pertarungan fiksi di dunia fantasi yang sangat hebat! Kedua bayangan itu saling berkelebat di udara dan menghasilkan benturan suara keras yang memekakan telinga, disertai bunga api yang bertebaran di sekitar arena! "Mereka seperti bukan manusia!" "Ya, ini adalah pertarungan dua master yang luar biasa!" "Lihatlah! Gerakan mereka sama sekali tidak terkejar oleh mata kita! Ini lebih tepat bila disebut pertarungan para Dewa!" "Kamu terlalu mengada-ada! Mana ada Dewa
"Apa yang kau lakukan disini!? Apakah kau sengaja memata-matai kami dan penjara ini?" seru seseorang mengejutkannya. Saka, sang pemuda berambut putih itu langsung menoleh ke asal suara. Sosok tegap itu melihat dibalik kacamatanya dengan tatapan tajam. Seolah ingin menembus jantungnya. Akira Taksaki! "Aku sedang mencari angin segar di sini. Sore ini bukanlah sangat cerah? Lihatlah langit yang biru itu, nampak sangat indah bukan? Aku bersyukur masih bisa menikmatinya, walau dalam situasi seperti ini. Apa aku salah berjalan-jalan di sekitar sini? Apakah tempat ini milikmu?" "Hmm, kau terlalu berbelit-belit. Kau menutupi maksudmu dengan sangat buruk, gerak-gerikmu mudah sekali terbaca! Apa sebenarnya yang sedang kau lakukan disini!" Akira Taksaki, sang pemuda tegap berkaca-mata itu tetap mendesaknya. "Baiklah, kau memang hebat, tidak percuma kau menyandang status sebagai seorang agen khusus! Kamu bisa membaca pegerakanku dengan baik. Aku memang sedang mencari sesuatu, bahkan bukan
Semua orang terkejut!Sekelompok orang berseragam hitam loreng tiba - tiba saja berdiri dan langsung melepaskan tembakan ke arena. Moncong senapan mereka engarah langsung ke Master David Lee! Beberapa timah panas tersebut langsung menembus tubuh sang Raja Pedang. Beberapa orang berseru tertahan! Sebagian lagi tampak menjerit ketakutan! "Ma ..master! Master David Lee!" "Ya Tuhan! Biadab sekali mereka!" "Mereka menembakinya! Mereka membunuh Master David Lee!" beberapa komentar kembali bersahutan. "Sialan! Kenapa jadi seperti ini! Apakah ini bagian dari rencana sialan Norum!?" Saka terkejut sesaat. Lalu dengan segera menyambar tubuh David Lee yang nampak limbung dan bersiap jatuh ke lantai, bajunya bersimbah darah. Beberapa butir peluru berhasil bersarang di tubuhnya. "Master! Kau tidak apa-apa?" Saka segera mengecek nadi David Lee dan memeriksa luka tembaknya. Nampak lemah, dan hampir tak berdenyut! Di luar arena, suasana nampak bergemuruh dan centang perenang. Beberapa anak buah
"Tahan!!" Sebuah suara terdengar sangat keras menggelegar. Saka merasakan aura yang mendominasi dari suara tersebut. Saka menghentikan serangannya. Dilihatnya Ulrich yang sudah pucat pasi di depannya. Pedang itu hampir menempel di lehernya. Siap memenggal kepalanya. Dia memang tidak berniat mengakhiri hidup Ulrich. Karena mereka memang tidak punya masalah sama sekali. Dan Saka masih mempunyai nurani dan pertimbangan yang dalam. Walau suasana hatinya saat itu sedang kacau. "Hentikan seranganmu anak muda!" suara itu kembali bergema. Saka melihat sosok yang tegap menghampirinya. Diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Dia terlihat gagah di usianya yang tidak lagi muda. Mata yang tajam, serta rahang yang kokoh menandakan bahwa sosok didepannya ini seseorang yang keras dan pemberani. "Ulrich! Mick Brain! Mundur!" perintahnya tegas. "Anak muda, sudah cukup! Kamu tidak perlu menambah masalah di situasi yang sudah kacau ini, sebaiknya segeralah kembali ke sel mu!" "Maaf, Aku t
Hammet adalah seorang Mayor yang sangat cakap dan berprestasi. Dia adalah komandan Pleton Kesatuan Pasukan Khusus di Kerajaan Queentin pasca perang nuklir terjadi. Kemampuannya memimpin pasukan dan kepiawaiannya dalam strategi menghancurkan musuh menjadikan namanya di dunia militer sangat disegani. Berbagai penghargaan bergengsi telah banyak diraihnya, dan menjadikan karir militernya semakin cemerlang. Terakhir dia ikut menumpas dan menggagalkan Pemberontakan yang bernama Fraksi Bumi Bersatu yang saat itu hampir saja mengkudeta Kerajaan besar Queentin. Dan membuat namanya semakin harum sehingga mendapatkan tiga penghargaan khusus dari Kaisar Jose Satriani yang merupakan ayah dari Kaisar Paulo Gilberto yang sekarang berkuasa. Diantaranya adalah menaikan pangkat militernya dua tingkat, yakni menjadi seorang Kolonel, dan mendapatkan posisi jabatan sebagai Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran, serta diberkati dengan sebuah Scroll of Power Manusia Besi yang merupakan tanda penghargaan te