Semua orang terkejut!Sekelompok orang berseragam hitam loreng tiba - tiba saja berdiri dan langsung melepaskan tembakan ke arena. Moncong senapan mereka engarah langsung ke Master David Lee! Beberapa timah panas tersebut langsung menembus tubuh sang Raja Pedang. Beberapa orang berseru tertahan! Sebagian lagi tampak menjerit ketakutan! "Ma ..master! Master David Lee!" "Ya Tuhan! Biadab sekali mereka!" "Mereka menembakinya! Mereka membunuh Master David Lee!" beberapa komentar kembali bersahutan. "Sialan! Kenapa jadi seperti ini! Apakah ini bagian dari rencana sialan Norum!?" Saka terkejut sesaat. Lalu dengan segera menyambar tubuh David Lee yang nampak limbung dan bersiap jatuh ke lantai, bajunya bersimbah darah. Beberapa butir peluru berhasil bersarang di tubuhnya. "Master! Kau tidak apa-apa?" Saka segera mengecek nadi David Lee dan memeriksa luka tembaknya. Nampak lemah, dan hampir tak berdenyut! Di luar arena, suasana nampak bergemuruh dan centang perenang. Beberapa anak buah
"Tahan!!" Sebuah suara terdengar sangat keras menggelegar. Saka merasakan aura yang mendominasi dari suara tersebut. Saka menghentikan serangannya. Dilihatnya Ulrich yang sudah pucat pasi di depannya. Pedang itu hampir menempel di lehernya. Siap memenggal kepalanya. Dia memang tidak berniat mengakhiri hidup Ulrich. Karena mereka memang tidak punya masalah sama sekali. Dan Saka masih mempunyai nurani dan pertimbangan yang dalam. Walau suasana hatinya saat itu sedang kacau. "Hentikan seranganmu anak muda!" suara itu kembali bergema. Saka melihat sosok yang tegap menghampirinya. Diikuti oleh beberapa orang di belakangnya. Dia terlihat gagah di usianya yang tidak lagi muda. Mata yang tajam, serta rahang yang kokoh menandakan bahwa sosok didepannya ini seseorang yang keras dan pemberani. "Ulrich! Mick Brain! Mundur!" perintahnya tegas. "Anak muda, sudah cukup! Kamu tidak perlu menambah masalah di situasi yang sudah kacau ini, sebaiknya segeralah kembali ke sel mu!" "Maaf, Aku t
Hammet adalah seorang Mayor yang sangat cakap dan berprestasi. Dia adalah komandan Pleton Kesatuan Pasukan Khusus di Kerajaan Queentin pasca perang nuklir terjadi. Kemampuannya memimpin pasukan dan kepiawaiannya dalam strategi menghancurkan musuh menjadikan namanya di dunia militer sangat disegani. Berbagai penghargaan bergengsi telah banyak diraihnya, dan menjadikan karir militernya semakin cemerlang. Terakhir dia ikut menumpas dan menggagalkan Pemberontakan yang bernama Fraksi Bumi Bersatu yang saat itu hampir saja mengkudeta Kerajaan besar Queentin. Dan membuat namanya semakin harum sehingga mendapatkan tiga penghargaan khusus dari Kaisar Jose Satriani yang merupakan ayah dari Kaisar Paulo Gilberto yang sekarang berkuasa. Diantaranya adalah menaikan pangkat militernya dua tingkat, yakni menjadi seorang Kolonel, dan mendapatkan posisi jabatan sebagai Komandan Pasukan Pengawal Kekaisaran, serta diberkati dengan sebuah Scroll of Power Manusia Besi yang merupakan tanda penghargaan te
"Master meninggalkan ini untukmu. Dia menamai pedang ini dengan nama Pedang Rajawali! " gadis itu memberikan sebilah pedang tipis dengan hulu gagang kepala Rajawali. Dengan bilah perak terang, ada gambar Sembilan Matahari di badannya. Diselimuti dengan sarung pedang kulit hiu berwarna abu - abu dengan jahitan yang terjalin kokoh di kedua sisinya. Sebuah Pusaka Pedang hebat diserahkan oleh Raja Pedang Maut melalui gadis bernama Reana. Gadis cantik bermata biru besar berparas Mediterania, yang merupakan kekasih dari sang Master. " Pedang Rajawali? Luar biasa! Tapi aku tidak pantas menerimanya, ini terlalu tinggi buatku. Lagi pula ... Aku tidak akan cocok memakainya! " Saka menolak. "Aku hanya menyampaikan pesan Master, kau menerimanya atau tidak, itu terserah padamu, kau boleh membuangnya kalau kau tidak suka!" "Kau tidak boleh menolaknya Saka, itu adalah pesan terakhir master!" Taksaki menyela. Suasana di lapangan belakang penjara tampak hening. Hanya angin sepoi-sepoi yang bersi
Kerumunan orang itu segera terbelah. Tatapan mereka tertuju ke arah sumber suara. Dilihatnya dua orang yang tidak dikenal, mengenakan pakaian aneh dengan paras yang asing , seolah mereka datang dari negeri jauh di Asia sana. Yang pertama, seorang pemuda berusia sekitar tiga puluhan dengan kulit sawo matang berambut panjang memakai ikat kepala berwana biru bercorak, dengan tinggi sekitar lima kali, memakai pakaian hitam - hitam dan celana nya yang tergantung hanya sampai betis. Wajahnya nampak menyeramkan dengan dua luka yang memanjang dari rahang bawah sampai ke ujung mata di kanan kirinya. Sebilah golok nampak terpasang di pinggangnya. Sementara yang kedua adalah pria cukup lanjut mengenakan pakaian dan jubah hijau menutupi sampai ke kaki. Rambutnya yang panjang dijalin di kedua sisinya membentuk kepang kuda. Parasnya tidak kalah seram dengan yang pertama. Kedua matanya yang besar seperti hendak melompat dari tempatnya. Dengan kumis serta janggut yang panjang dan lebat. Mirip seper
"Aku sudah banyak bertemu dengan orang - orang bodoh di dunia ini, tapi tetap saja tidak ada yang sebodoh kau! Aku sudah menawarkan kehidupan yang lebih baik padamu, dan kau lebih memilih kematian yang menyakitkan!" "Urusan hidup dan mati adalah urusan Tuhan! Karena hanya Dialah yang Maha Menggenggam keduanya! Dan itu, sama sekali bukan urusanmu!" "Hebat! Sungguh bijak! Akan kukirim kau menemui Tuhanmu! Pengawal! Panggil yang lainnya kemari! Aku ingin dia tidak bisa lolos walau satu inchi pun dari tempat ini!" Norum memberi perintah. Ruang kerjanya yang sangat luas sengaja dipilihnya untuk menghabisi Saka hari ini. Dia ingin seluruh anak buahnya mengepungnya dan tidak memberikan ruang untuk bergerak atau meloloskan diri dari sana. Norum sudah mempertimbangkannya, dia telah mengantisipasi andai Saka menolak. Dia menginginkan kematian pemuda itu. Karena jika Saka berhasil lolos, dia bisa menjadi penghalang besar baginya di kemudian hari. Dia akan bisa memobilisasi para napi untuk m
Seekor Anaconda putih sebesar pohon kelapa hadir dalam sekejap di hadapan Saka. Sosoknya terlihat sangat ganas dan mengerikan! Sepertiga ruangan itu hampir tertutupi oleh tubuhnya yang besar. Badannya yang putih melingkar di sudut ruangan, dengan kepala berdiri angkuh seperti Ular Kobra besar yang siap mematuk dan menelan bulat - bulan mangsa di depannya! "Tu ..tuan Norum beraksi ...! Mundur semuanya!" teriak seorang sipir yang masih selamat. Semua nya merasakan takut dan kengerian yang luar biasa, melihat sosok Anaconda putih tersebut. "Ya, kita bisa dimakannya hidup - hidup! Sebaiknya segera menjauh dari sini!" Beberapa sipir berlari menjauh. Saka melihat sosok - sosok yang masih ada disana, mereka berdiri tegak disamping Anaconda putih tersebut! Empat orang musuhnya berdiri tak jauh didepannya dan memandangnya dengan tatapan sinis. Mereka seolah sudah mencium aroma kemenangan. Dengan hadirnya sang Ular Putih raksasa disana, mereka yakin akan sangat mudah untuk mengalahkan S
Baiklah, sepertinya aku bisa meninggalkan mereka untuk kalian! " "Serahkan mereka pada kami! Kau fokus saja hadapi Ular itu!" Hammet maju kedepan. Ketua Fraksi Master of Puppet itu tampak gagah dan tegas. "Si..sialan ... Siapa yang mau menghadapi dia?" bisik Borland, dia merasakan nyalinya ciut. "Yang jelas bukan kita, mungkin kedua orang ini lebih cocok jadi lawan mereka," jawab Clayderman pelan. "Dasar sialan! Kalian semua berani melawanku!? Besar sekali nyali kalian! Matilah kalian semua!" Ular Putih besar itu tiba - tiba menyerang keempat orang yang baru saja datang. Gerakannya yang sangat cepat membuat mereka terkejut! Taksaki segera maju kedepan! "Barrier Fortress Ashoka!" Taksaki membentangkan kedua tangannya , lalu mengayunnya ke atas! Beberapa saat kemudian sebentuk kaca bening tebal berbentuk bujur sangkar berukuran lima meter persegi tercipta di depannya, menghalangi kepala Anaconda yang siap menelan mereka dengan ganas! Duuggg!!Kepala ular besar tersebut berad