Share

Rutinitas Ayunda

Ayunda mengendarai mobil miliknya, ia berkendara dengan sangat baik dengan kecepatan yang sedang. Meski ia tengah berkendara dengan baik namun, pikirannya masih terpaku pada mimpinya pagi tadi. Mimpi yang selalu menghantui dirinya dan mengingatkan dirinya kembali pada kilas menyakitkan 7 tahun silam.

20 Menit berlalu.

Ayunda telah sampai disebuah Mansion besar. Keadaan pagi ini cukup baik jadi ia tidak memakan waktu yang lama untuk sampai dirumah atasannya.

“Selamat pagi neng, Ayu!” sapa Satpam penjaga dengan senyum sumringah seperti biasanya.

“Selamat pagi, Pak Jono, terimakasih sudah dibukakan gerbangnya. Jangan lupa sarapan pak!” seru Ayunda dengan ramah menyapa Satpam keluarga Abraham.

Ya ABRAHAM

Siapa yang tak kenal?

Abraham adalah keluarga terpandang yang menduduki kerajaan Bisnis, apalagi semenjak dipimpin oleh sang pewaris. ABRAHAM’company  semakin jaya dan memiliki banyak cabang diluar negeri maupun didalam negeri. Abraham’company adalah sebuah perusahaan yang bergelut didunia Jawelry dan Elektro namun, saat dipimpin oleh pewaris Abraham’company semakin menggencarkan bisnisnya didunia cosmetik dan properti.

Dulunya, Perusahaan ini didirikan dan diperjuangankan oleh Bapak Haris Abraham yang kini menjabat sebagai Chairmen diperusahaan itu. Untuk saat ini  Presiden Direktur atau pimpinan dibawah Bapak Haris Abraham saat ini adalah putra dari bapak Haris itu sendiri.

Nathan Ksatria Abraham,

Putra satu-satunya pasangan Bapak Haris dan Ibu Silia, hal itu tentunya membuat Nathan menjadi pewaris tunggal dari Abraham’company. Bapak Haris dan Ibu Sisilia mempunya 2 orang anak, anak pertamanya adalah Gina Dewi Abraham kakakperempuan dari Nathan yang sudah menikah dengan pengusaha sukses juga di Australia maka dari itu ia sangat jarang pulang ke Indonesia. Dan anak keduanya adalah Nathan Ksatria Abraham Presdir atau pimpinan yang memimpin Abraham’company saat ini.

Nathan Ksatria Abraham, pria gagah berwibawa, cerdas dan tampan tentunya membuat banyak wanita berlomba-lomba untuk menaklukan seorang Nathan. Ditambah statusnya adalah seorang Duda beranak satu membuat wanita diluar sana gencar ingin menjadi ibu sambung untuk Alson Kstria Abraham putra dari hasil cintanya dengan mendiang sang istri.

Ayunda memakirkan mobilnya dengan rapi tepat didepan dilobby Mansion keluarga Abraham.

Ayunda, ia adalah seorang sekertaris kepercayaan Nathan dan keluarga Abraham, menjadi sekertaris yang sudah menemani Nathan dan berjasa kepada Abraham’company selama 7 tahun, tentu saja membuatnya sangat akrab dan dekat dengan semua orang yang ada di Mansion keluarga Abraham.

Pembawaan Ayunda yang tenang, sopan, kalem, cerdas, dan cekatan membuat Haris, Sisilia, maupun Nathan suka kepadanya, suka dengan cara kerja dan kepribadian Ayunda yang menenangkan.

Meski begitu, mereka tidak tahu ada banyak luka yang Ayunda simpan dihatinya.

Ting Nong

Ayunda memencet tombol dan berdiri didepan pintu utama Mansion Abraham sembari menunggu pelayan membukakan pintunya.

“Selamat pagi mbak, Tin!” sapa Ayunda kepada pelayan keluarga Abraham.

“Selamat pagi, Neng Ayu, “ sapa pelayan tersembut lembut, mereka sudah saling mengenal sejak lama.

“Tuan Nathan, dan Tuan Muda, sudah bangun kah? “ tanya Ayunda.

“Seperti biasa,” sahut Titin pelayan pribadi keluarga Abraham cekikikan.

Ayunda menarik nafasnya pelan dan dalam, ia menyemangati dirinya sendiri untuk hari yang panjang seperti biasanya.

Dunia tipuan, kita pasti bisa!!” seru batin Ayunda.

“Baiklah, aku keatas kalau begitu.“ pamit Ayunda kepada Titin.

“Semangat, Neng Ayuu!“ ucap titin memberikan semangat kepada Ayunda dengan gerakan tangannya, hal itu tentu membuat Ayudia terhibur dipagi hari.

Ayunda berjalan ke lantai 2, menuju kamar Nathan.

Tok tok tok

 

Ayunda mengetuk pintu kamar Nathan lalu membukanya perlahan, Ayunda mendengus kecil melihat sang Bos masih bergelut didalam dunia mimpinya. Ayunda memilih untuk membuka tirai terlebih dulu, membiarkan cahaya masuk menyinari kamar Nathan yang sebelumnya sedikit gelap.

Berbalik, Ayunda kemudian berdalih mendekati Nathan

“Pak, Selamat Pagi, bangun Bos!“ ucap Ayunda membangunkan Nathan sembari menggoyangkan sedikit badan Nathan.

Lenguhan Nathan mulai terdengar, artinya Nathan mulai mengumpulkan kesadarannya

“Ehuhmm, jam berpaa ini?“ suara serak Nathan terdengar bertanya kepada Ayunda

“Sudah jam setengah 7 pagi, Pak, mohon bersiap lebih cepat agar kita tidak terlambat. Pagi ini akan ada pertemuan dengan perusahaan G, Pak.“ sahut Ayunda sopan.

Nathan segera bangkit dari tidurnya lalu bergegas berjalan kekamar mandi dengan sedikit sempoyongan. Hal itu membuat Ayunda terkekeh geli. Ayunda mulai merapikan tempat tidur milik Nathan, dan segera memilihkan pakaian set lengkap yang sesuai dan senada lalu menaruhnya diatas kasur Nathan yang telah rapi. Hal yang setiap hari Ayunda lihat namun masih saja membuatnya terkagum-kagum adalah figura besar yang menempel ditembok atas tepat ditengah-tengah tempat tidur Nathan.

Figura foto pernikahan Nathan, dan mendiang sang Istri Anggun Ranjani. Senyum Nathan yang terlihat sangat bahagia tanpa beban dan teduh tergambar jelas pada foto itu.

“Pak Nathan, pasti sangat menyayangi mendiang, sang Istri“ gumam Ayunda tersenyum.

Tak mau membuang-buang waktu, Ayunda berdalih menuju kamar yang berada tepat disamping kamar Nathan. Kini  saatnya ia membangunkan putra kecil nan tampan Nathan yang kini telah berumur 7 tahun.

Alson, anak semata wayang Nathan, Alson sangat menyayangi Ayunda bagaimana tidak? Mereka kenal dan sering bermain bersama sejak Alson berumur 2 tahun. Begitupula dengan Ayunda, ia juga sangat menyayangi Alson seperti ia menjaga putranya sendiri. Segala sesuatu yang diperintah Ayunda pasti dengan cepat Alson jalankan berbeda dengan sang papa, jika Nathan memerintah sesuatuAlson sering mengacuhkan dan menolak.

Setelah membangunkan 2 pria yang hobby tidur itu, Ayunda segera turun dan mengecek sarapan dimeja makan. Sesekali ia mengecek jadwal pada tablet yang ia bawa dan harus ia bacakan saat Nathan akan sarapan. Tahun ini hitungan beberapa bulan lagi ia akan memasuki tahun ke 7 Ayunda bekerja dan mengabdi kepada keluarga Abraham, meski sering ada rasa bosan dan lelah yang menghampiri dirinya namun ia masih menunggu waktu yang tepat untuk mengakhiri ini semua.

Senyum manis Nathan selalu tersungging di wajah tampannya, harus Nathan akui jika Ayunda memang sangat cekatan dalam bekerja. Nathan tak pernah dibuat kecewa oleh hasil kerja Ayunda meski diawal-awal tahun Nathan sering memarahi dan memaki Ayunda karena kesalahan-kesalahan kecil yang tak sengaja Ayunda buat namun Ayunda dengan lapang dada meminta maaf dan memperbaiki.

“Dia belajar dengan sangat baik,“ gumam Nathan yang tengah mengeringkan rambutnya dan menatap pakaian-pakaian lengkap dengan jam tangan dan seluruh setelan yang akan Nathan pakai hari ini.

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Cindya
Semangat yun!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status