Kedua alis Lumiere saling bertaut. Gadis bersurai cokelat madu tersebut tampaknya sangat tidak menyukai apa yang baru saja ia dengar.
Inggrid Rovein, pria yang menjadi target misi mereka kali ini tersebut, sedari tadi melontarkan bualan tentang kesehatan dan sumber ketakutan manusia. Pria beralis tebal tersebut pria tersebut mengatakan, kematian merupakan sumber ketakutan palin dasar yang diderita oleh manusia. Meskipun seorang manusia telah menjaga kesehatannya, dan bahkan memiliki kekayaan yang banyak, mereka tidak dapat menghindari kematian yang kedatangannya tidak bisa diprediksi tersebut.
Dan hal yang semakin membuat Lumiere merasa muak adalah, pria itu dengan santainya mengatakan bahwa, ia telah menemukan cara untuk hidup kembali setelah mengalami kematian. Perhatian Lumiere pun kini tertuju pada sebuah peti mati yang telah terbuka, menampilkan sesosok mayat seorang perempuan, usianya diperkirakan baru menginjak delapan belas tahun. Kulitnya terl
Burung-burung saling berkicau satu sama lain begitu matahari semakin meenyingsing, keluar dari tempat peristirahatannya dan kembali bekerja menerangi kehidupan di bumi. Cuaca yang cerah dengan sinar matahari yang hangat kebetulan menyinari sebuah kediaman mewah namun memiliki bangunan yang sedikit lebih kecil daripada bangunan mewah bangsawan besar.Rumah Bangsawan Keluarga Wysteria.Salah satu bangsawan dengan status tinggi yang ditetapkan oleh Ratu Joan begitu era 'Kembali Ke Masa Victoria' di mulai. Latar tempat cerita ini bukanlah kehidupan di dunia lain. Melainkan pada dunia era modern yang kembali mengalami zaman kemunduran akibat perang nuklir yang terjadi pada tahun 2345.Ngomong-ngomong.... sekarang adalah tahun 2890. Ada baiknya kita kembali ke pembahasan cerita ini.Seorang lelaki berpakaian rapih tampak memasuki sebuah ruangan sembari membawa nampan berisikan sepiring omelet. Tuxedo hitam membalut tubuh kurusnya y
Durham, Northeastern England. 13 Januari 2890.“Kudengar Baron Steravin anggota dewan bangsawan ditemukan mati karena kecelakaan kereta kuda!”“Baron Steravin itu salah satu dari bangsawan jahat yang mati mengenaskan karena kelakuannya terhadap rakyat jelata seperti kita.”“Yang kudengar, kematian Baron Steravin itu merupakan perbuatan dari seorang bangsawan lain!”“Berarti, kasus serupa yang menimpa putra sulung Count Aronbell pelakunya sama dengan yang terjadi pada Baron Steravin. Begitu?”Obrolan berupa gosip kematian seorang bangsawan menjadi sebuah sambutan bagi Lumiere yang baru saja menginjakkan kaki di Kota Durham. Di tangan sang gadis terdapat secarik kertas yang telah ternoda oleh goresan tinta yang membentuk sebuah pola peta. Peta yang menjadi penunjuk arah ke vila di mana ia dan kedua saudara laki-lakinya akan tinggal terlihat terlalu detail untuk bisa di
Teng! Tong! Teng! Tong!Suara bel berdenting keras masih bisa didengar oleh telinga Lumiere walaupun ia sudah meninggalkan area universitas sejauh 1km. Sang gadis berjalan dengan santai sembari sesekali melirik jam saku miliknya, menghitung berapa waktu yang harus ia tempuh dari universitas ke vila."30 menit jalan kaki dari kampus sampai rumah. Bukankah itu jarak yang pas untuk sekedar berjalan-jalan menikmati pemandangan kota kecil ini?"Mata Lumiere tidak sengaja menatap seorang pedagang buah yang lapak jualannya cukup ramai dikunjungi oleh pembeli. Mendadak Lumiere ingin memakan apel ketika melihat setumpuk apel merah yang terlihat segar dan menggugah selera makannya.Dengan langkah anggun khas seorang bangsawan, Lumiere berjalan menghampiri lapak pedagang buah tersebut. Menembus celah kerumunan pembeli untuk menanyakan buah yang akan ia beli."Ada apel?" tanya Lumiere seraya memamerkan senyuman ramahnya kepada penjual buah te
Sesuai dengan apa yang Lucius ucapkan kepada Lumiere, Keluarga Wysteria yang hanya terdiri dari Lucius, Lumiere, dan Lucian mengunjungi kediaman Baron Rogue. sang Baron yang merupakan penguasa tanah Durham ini mengundang mereka dalam rangka menyambut kepindahan mereka di kota ini, hal tersebut merupakan sudah menjadi tradisi tambahan bagi para bangsawan untuk menyambut sesamanya (dalam artian, sama-sama seorang bangsawan) saat mengunjungi wilayah kekuasaan mereka.Kediaman Baron Rogue terlihat sedikit lebih kecil daripada kediaman mereka di Kota Durham. Letaknya pun cukup jauh dari pusat kota dan menyendiri. Maksudnya, tidak ada satupun tetangga di sini. Seolah-olah Sang Baron menjauhkan dirinya dari pergaulan di pusat kota. Karena Baron Rogue memandang rakyat Durham sebagai orang rendahan yang setara dengan ternak."Mungkin ini tidak semewah makan malam di London. Tapi, silahkan dinikmati!"Suasana di meja makan p
Sesuai yang dikatakan Lumiere tempo hari. Pada hari minggu, para petani yang menyewa tanah di tanah milik Keluarga Wysteria melakukan pengukuran ulang. Lucius, Lumiere, dan Lucian datang dengan pakaian santai mereka. Saking santainya, mereka terlihat seperti bukanlah seorang bangsawan. Hal tersebut membuat para warga tercengang dan terlihat tidak mempercayai apa yang mereka lihat.Kegiatan pengukuran ulang tanah sewaan berjalan lancar tanpa ada kendala apa pun. Para petani juga mendapatkan beberapa penjelasan tambahan dari Lumiere perihal tanaman apa saja yang dapat mereka tanam di tanah ini. Setelah menyelesaikan pengukuran, Lucian selaku pengurus Administrasi dan Wilayah kekuasaan menetapkan harga sewa per meternya.Para petani yang menerima jumlah harga yang harus mereka bayarkan terkejut begitu mengetahui nominalnya. Harga sewa yang jauh lebih murah dari pada yang ditetapkan oleh Baron Rogue.Esoknya, berita tentang harga sewa tanah di wilayah Wysteria
Pada malam harinya, Baron Rogue menatap peta Kota Durham dan sesekali memijit pelipisnya yang berdenyut. Kepalanya pusing karena memikirkan satu persatu tanah di wilayah kekuasaannya ditinggalkan oleh penyewa.Baron Rogue mengerang, membanting kasar peta tersebut ke meja, “Ugh... kalau begini terus, pemasukanku ke depan ...”Tok! Tok! Tok!Pintu ruang kerja Baron Rogue diketuk tiga kali dan kemudian terbuka cukup lebar, menampilkan salah satu pelayan yang bekerja di rumahnya. Pria berpakaian rapi tersebut tampaknya ingin menyampaikan sesuatu kepada majikannya tersebut.“Tuan, Keluarga Earl Wysteria dan Tuan Hendrik, sudah tiba.” Pelayan tersebut tanpa basa-basi lagi langsung menyampaikan kabar tersebut. Baron Rogue mengernyitkan dahinya saat mendengar nama yang cukup asing terdengar di telinganya.“Baiklah. Antarkan mereka ke ruang makan!”Si Pelayan itu mengangguk dan bergegas menjalan
“Bayaranku yang sebenarnya adalah hidupku ini akan kuserahkan pada Nona Wysteria.”Baron Rogue terkejut bukan main. Kalau begitu, bagaimana caranya ia membayar dua kali lipat dari yang Michelle bayarkan kepada Lumiere? Pria tua ini masih ingin hidup.“Nah ...” ujar Lumiere memberi jeda untuk ia menegakkan kembali tubuhnya dan kembali memberikan tatapan tajam pada sang Baron, “... ada soal matematika. 10 × 0 tetap 0! Apa Anda berani bayar 20 kali nyawa Anda?”Baron Rogue memandang Lumiere dengan ekspresi penuh penyesalana, “Ma–maaf. Maafkan aku atas apa yang sudah kulakukan.”Permintaan maaf yang tidak terduga itu tampaknya membuat Pak Hendrik dan Michelle terkejut. Sedangkan Lumiere hanya memasang wajah datar tanpa berniat menunjukkan reaksinya. Namun, itu tidak bertahan lama. Karena selanjutnya, Lumiere menoleh ke arah Pak Hendrik dan Michelle.“Bagaimana?
Suara ketukan yang dihasilkan dari kapur tulis yang bertemu dengan papan tulis hijau terdengar memenuhi salah satu ruang belajar di Universitas Durham. Kelas matematika yang dibimbing oleh Profesor Lumiere Crowe Wysteria sedang berlangsung.Para siswa yang sebagian besar berjenis kelamin laki-laki ini tampak fokus memperhatikan apa yang Lumiere jelaskan. Sang gadis begitu cakap dalam menjelaskan rumus-rumus persamaan yang bagi para murid cukup sulit untuk dikerjakan."Baiklah. Sampai di sini, ada yang dipertanyakan?" Tanya Lumiere setelah menyelesaikan menulis materi yang sedang ia ajarkan kepada anak didiknya."Profesor!" Suara ini berasal dari bangku paling atas ruang belajar ini. Seorang pria berparas tampan tampak mengangkat sebelah tangannya guna menarik atensi sang profesor muda tersebut, "Bisakah Anda menceritakan masa kecil Anda?"Lumiere cukup terkejut dengan pertanyaan yang tidak terduga tersebut. Dengan kata lain, mereka ingin menanyakan sesuat