Raysha : Mau rebut Irvin? Coba aja kalau bisa.
“Shitt ... bisanya di chat doang, pas ketemu malah kikuk gak berani ngomong apa-apa,” gerutu Alexa saat membaca pesan yang tidak sama sekali tertarik untuk dia balas.
“Kenapa?” tanya Nazwa dan Haden secara bersamaan.
“Uuuu ... udahlah kalian jadian aja. Aku yakin kalian akan jadi pasangan yang awet rajet.”
Nazwa dan Haden saling melirik satu sama lain, “Kalau aku sih yes—“
“No!” potong Nazwa.
Alexa yang melihat itu hanya bisa menutup mulutnya, namun fokusnya teralihkan saat hpnya bergetar lagi.
Raysha : 100% gagal. Karena aku yakin, aku satu-satunya.
Alexa langsung menunjukan ekspresi yang jijik dan mual-mual yang langsung membuat Haden dan Nazwa saling melirik karena tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan cewek yang ada di depan mereka.
“Emangnya ak
Alexa menatap Yaron yang juga sedang menatap matanya, sesaat mata merekalah yang kini sedang berbicara dari hati ke hati. Mempertanyakan semua yang terjadi dan bagaimana cara untuk mengakhiri, setidaknya berubah menjadi lebih baik tanpa harus ada kata permainan dan sakit hati yang berkelanjutan. Entah itu dari Alexa, Yaron, Nori, Irvin dan orang lain.“Yaron Yutaka ...!” panggil Alexa sambil masih menatap mata Yaron yang entah kenapa hatinya menjadi sangat tenang dan nyaman.“Iya,” jawab Yaron lembut.“Kenapa?” tanya Alexa yang bingung karena Yaron menjawabnya dengan nada yang sangat lembut, bukankah dia selalu dingin dan datar jika menjawab.“Apa?” Yaron terlihat mengerutkan keningnya.“Tumben jawabnya lembut, biasanya juga dingin,” ucap Alexa membenarkan posisi duduknya dan mulai mengalihkan pandangannya karena sudah mulai merasa panas dingin.“Kata siapa?” jawab Yaron
“Makasih,” ucap Alexa saat berjalan menuju ke kelasnya sambil melihat tangan Yaron yang masih menggenggam tangannya dengan erat.“Mau sampai kapan?” tanya Yaron tiba-tiba sambil menghentikan langkahnya yang membuat Alexa mengerutkan kening dan mengangkat sebelah alisnya.“Apa?”“Yang kamu lakuin ini fatal, bukan hanya cewek yang entah jadi korban atau pelaku dari permainan cinta kamu, mereka gak segan-segan buat nyakitin kamu dan kamu harus tahu cowok juga bisa ngelakuin hal yang lebih kejam untuk balas dendam atau apapun itu. Kamu sadar gak!” ucap Yaron dengan nada yang tinggi yang membuat Alexa kaget dan diam saat Yaron memarahinya.“Udah cukup, kamu gak perlu lagi ikut campur hubungan orang lain,” lanjut Yaron sambil menahan amarahnya.“Oke ... itu artinya kamu juga nyuruh aku untuk jangan bantuin kamu. Jadi, tolong jauhin aku,” ucap Alexa yang langsung pergi meninggalkan Ya
Sikap Alexa sudah kembali normal saat Yaron datang seakan mengembalikan dan menghilangkan hawa nafsu makannya. Mata Alexa tidak bisa diam, setelah melihat Nazwa dan Haden yang sedang makan, ia kembali melihat ke arah Yaron yang sedang fokus kepada hpnya seakan sedang membalas pesan dari seseorang karena dari tadi jari tangannya tidak bisa diam.“Pasti chattan sama Nori,” lirih Alexa dalam hati.Bayangan dirinya dan Yaron kembali datang ke dalam pikiran Alexa, suara lembut dan penuh kasih sayang yang Yaron ucapkan seakan menghantui dan memenuhi setiap sel darah yang mengalir di tubuhnya. Bagaimana bisa Yaron bersikap keras kepala dan antagonis seperti ini padahal aslinya begitu sangat lembut dan penuh kasih sayang.“Irvin,” ucap Alexa pelan saat melihat ada panggilan masuk.Yaron yang daritadi fokus ke hpnya kini teralihkan oleh suara dering hp Alexa dan langsung menatap datar Alexa yang akan mengangkat teleponnya. Senyum m
“Kalian makin dekat aja ya,” ucap seseorang yang membuat Alexa dan Irvin menghentikan makan dan melihat ke arah sumber suara.“Raysha ...!” panggil Irvin yang membuat mukanya menjadi pucat sedangkan Alexa hanya tersenyum manis menanggapi tokoh yang entah berperan menjadi apa di kehidupannya.“Hai ... lama gak ketemu,” ucap Alexa manis.Raysha tersenyum kecut, “Lama banget ya.”“Sayang kok gak bilang-bilang sih kalau mau makan malam, kan aku bisa nemenin kamu,” ucap Raysha sambil membawa kursi dari meja sebelah dan duduk di samping Irvin.Alexa sangat mual saat mendengar apa yang di ucapkan oleh Raysha, “Sangat menjijikan,” ucap Alexa dalam batinnya sambil menyuapi mulutnya.“Kamu mau pesan makanan?” tanya Irvin pada Raysha.“Nggak ah, suapin aja sama kamu,” jawab Raysha yang membuat Alexa ingin mengacak-acak wajah yang sok manis it
Alexa turun dari kamarnya untuk pergi ke ruang makan saat sudah rapih menggunakan seragam, tidak lupa dengan memegang hp namun tidak memainkannya bahkan Alexa belum lihat sama sekali hpnya pagi ini karena tidak ada keinginan dan merasa sudah bosan saja karena pasti yang mengechat itu-itu aja. Saat Alexa akan memulai sarapan, salah satu pembantu Alexa ada yang berbicara bahwa ada teman Alexa yang sudah menunggu di luar.“Yaron, Mbak?” tanya Alexa sambil mengerutkan keningnya.“Bukan Non,” jawab pembantu Alexa sopan.“Suruh masuk aja kalau gitu, Mbak. Sekalian ajak ke ruang makan.”Pembantu Alexa langsung menganggukan kepalanya dan pamit untuk menemui orang yang katanya teman Alexa. Tidak terlalu lama, pembantu Alexa kembali dengan sosok Irvin muncul dari belakang. Sambil mengangkat sebelah alis matanya dan tidak lupa tersenyum kecil, Alexa melihat ke arah Irvin dan langsung menyuruhnya untuk duduk.“Ada apa?
Alexa berjalan menuju kantin untuk membeli minuman buat Yaron yang sedang berolahraga di lapangan, jangan ditanya kenapa Alexa bisa mau melakukan itu kalau tidak di chat dan dipaksa oleh Yaron yang pada akhirnya mereka membuat kesepakatan bahwa Alexa boleh pergi dengan Irvin asalkan Alexa mau nonton dan membawakan Yaron minuman dan makanan seperti layaknya Alexa memperlakukan Irvin tadi pagi.Alexa melihat teman-teman sekelas Yaron yang sedang berolahraga dan matanya kini tertuju kepada Nori yang sedang menatap Yaron malu-malu, walaupun mungkin tidak ada yang sadar Nori melakukan itu. Tapi, tentu saja Alexa akan tahu dan bisa merasakannya jika Nori sedang berusaha untuk menarik perhatian Yaron lagi.“Minuman yang gak dinginkan?” tanya Alexa sambil memberikan minumannya kepada Yaron yang kini sedang beristirahat di sampingnya.Yaron membawa minuman dari Alexa dan langsung meminumnya karena haus, “Makanannya?” tanya Yaron.“Ada
Yaron kini sudah berada di rumah Alexa dan sedang menunggu Alexa turun dari kamarnya karena dia baru saja beres mandi, entah Alexa yang lambat atau emang Yaron yang terlalu bersemangat sehingga datangnya jam 6 pagi pun belum. Tanpa urat malu, kini Yaron sudah berada di meja makan namun sambil menyiapkan roti untuk di makan Alexa dan nanti untuknya menunggu dibuatkan oleh Alexa.“Kenapa gak sekalian nginep aja?” gerutu Alexa saat sudah sampai di meja makan sambil memakai kardigan karena terburu-buru saat pembantunya memberitahu jika Yaron sudah ada di rumahnya pagi-pagi.Yaron tidak mengubris sama sekali ucapan Alexa, dia hanya berdiri dan membuat Alexa duduk di kursi, “Sekarang buatin aku roti dengan selai coklat terus pakai keju tapi jangan terlalu banyak,” suruh Yaron kembali duduk di kursi yang berhadapan dengan Alexa.“Lah itu buat siapa?” tanya Alexa menunjuk roti yang sudah siap di meja makan.“Buat kamu lah
Kini, sudah menjadi sebuah kewajiban bagi Alexa membawa sarapan bagi Yaron, entah itu roti ataupun salad buah yang penting jenis makanannya sehat. Sikap Alexa kepada Yaron pun kini semakin stabil dan netral, Alexa jarang sekali bersikap badmood kalau lagi berhadapan dengan Yaron. Perubahan sikap Alexa memang ada sebab dan akibatnya, selain sikap Yaron yang sudah tidak semenyebalkan dulu, Alexa juga sedikit demi sedikit sudah mengerti akan sikap Yaron dan bisa memakluminya. Tapi sebenarnya perubahan sikap Alexa juga ada hubungannya dengan obat yang ada di kantong Yaron.“Obat siapa?” tanya Dokter pribadi Alexa.“Teman, Dok. Jadi menurut Dokter itu obat apa?”Dokter itu menggelengkan kepala, “Saya belum tahu pasti, ini obat apa. Tapi ini bukan obat sembarangan yang bisa dibeli di apotek. Harus ada resep terlebih dahulu dari dokter.”Alexa mengerutkan keningnya, “Jadi, orang yang mengomsumsi obatnya kemungkinan