Share

Bab 22 Main Cantik (Pembalasan Ayu)

"Jadi, dia hamil anak Rahman?" tanya Ambu, matanya sudah berkaca-kaca. Jelas tampak kekecewaan di wajah tuanya.

Ayu mengangguk lemah. Isakan sudah lolos dari mulut wanita itu. Dia tidak bisa berbohong lagi. Jikalau bisa, lalu bagaimana dengan Sari? Jalang itu pasti akan dengan senang hati jujur akan kondisinya.

"Maafkan Ayu yang tidak bisa jadi istri yang baik buat anak Ambu. Mungkin kalau Ayu lebih--"

"Gak, Nak. Ini bukan salahmu," potong Abah. Wajahnya menyiratkan kemarahan yang tertahan.

Abah malu, benar-benar malu. Merasa tidak becus mendidik anaknya. Padahal, selama hidupnya, Abah pantang berkhianat. Entah pada rekan atau pasangan. Jika sudah tak nyaman, Abah lebih mengutamakan untuk jujur. Tetapi Rahman, dalam sekejap telah mencoreng prinsip itu.

"Yu, maafkan Rahman. Kami benar-benar minta maaf. Kami malu sama kamu, Nak," ujar Ambu, memegang tangan Ayu erat.

Ayu menggeleng kuat. Dia tidak bisa menyalahkan mertuanya. Entah salah siapa, yang pasti nasi sudah jadi bubur. Ayu harus
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status