Share

Chap 5 Orang asing

Mobil yang membawa Shia dan Dante berhenti di Parkland memorial hospital tepat di samping wanita dengan seragam dokter yang memang menunggunya. Teresa Tylor, sahabatnya yang bekerja sebagai dokter itu menampakan raut terkejut ketika melihat pakaian Shia yang berwarna merah darah.

“kau terluka?” ucap Teresa panik, dia memperhatikan Shia secara seksama.

“Itu darahnya.” Ucap Shia bersamaan dengan pintu mobil yang terbuka, menampakkan seorang pria yang terbalut kemeja putih yang kini berubah merah darah.

Oh Gosh. Bagaimana dia bisa begini? Apa kamu menabraknya? Sudah kubilangkan berhentilah balapan liar Shia.” Cecar Erika panik. Wanita itu mengkode kepada perawat yang bersamanya agar membawa pria itu dengan cepat.

“Dia menyelamatkanku, aku berhutang budi dengannya” jawab Shia dengan atensi yang sepenuhnya tertuju pada para perawat yang memindahkan tubuh Dante ke ranjang pasien dan membawanya masuk ke dalam. Kedua wanita itu mengikuti dengan sedikit berlari.

Langkah Shia terhenti didepan ruang operasi, jelas ia tau ruang itu terbatas dan ia tidak boleh masuk.

“Aku akan lakukan yang terbaik.” ucap Teresa yang dibalasi anggukan Shia.

Shia mendudukkan dirinya pada kursi tunggu. Mulai dari detik, menit hingga 2 jam sudah berlalu namun belum ada satupun yang keluar dari ruang operasi tempat Dante berada. 

Shia menundukkan wajahnya, raut lelah terlihat diwajah cantiknya, rambut coklatnya yang tadi terikat kini dibiarkan digerai dengan sedikit berantakan. Dia bahkan tidak peduli dengan pandangan orang-orang yang menatapnya seolah bertanya kondisinya.

Ceklek

Suara pintu terbuka menyadarkan Shia. Wanita itu berdiri dan mendekat kearah Teresa yang menseka peluh di dahinya.

“Bagaimana kondisinya?” Tanya Shia

“Kondisinya sangat serius. Dia mengalami cedera kepala parah. Kami akan melakukan yang terbaik untuk merawatnya, tetapi kami tidak bisa memberikan jaminan apakah dia akan pulih sepenuhnya”

“Kumohon sembuhkan dia sebanyak yang kau bisa Ter” Ucap Shia memohon, saat ini dia dipenuhi dengan rasa bersalah

 “Kau tenang saja. Aku pernah mendapat kasus seperti ini sebelumnya. Kita akan menunggu ia sadar dan melakukan operasi lanjutan untuk mengeluarkan gumpalan darah pada otaknya dan memperbaiki fungsi otaknya. Ia akan baik-baik saja”

“Terima kasih banyak Teresa, aku benar-benar beruntung memilikimu” ucap Shia tulus.    

“Senang bisa membantumu Shia, tapi apa kau tidak mengenalnya? keluarganya? Dia tidak mengenakan cincin, jadi kurasa dia belum menikah.” ucap Teresa, pasalnya saat memperhatikan Dante, dia merasa pria itu jauh lebih dewasa dari mereka

“Selain namanya Dante, aku tidak tau apapun” Ucap Shia, jujur saja dia memang tidak tau latar belakang pria itu selain namanya saja.

“Kurasa kau berurusan dengan seseorang yang berpengaruh”

“Maksudnya?”

“Pria itu.. emm bagaimana ya mengatakannya, dia terlihat tampan dan berwibawa” Shia menatap Teresa tak yakin, tapi jika diingat bukankah Dante mengatakan jika hotel tempatnya menginap itu milik Dante.

“Dia bilang dia pemilik hotel Ston tempatku berada semalam” Ucap Shia dengan mata berbinar “Pinjamkan aku mobilmu” Ucap Shia pada Teresa

“Kuncinya ada diruanganku, dan sepertinya kau harus mengganti pakaianmu dulu” Ucap Teresa dengan tawa kecilnya

“kau benar, terimakasih Teresa”

 “Sama-sama. Oh ya, pasien akan dipindahkan keruang inap. Lantai 5 ruang Lavender.” Ucap Teresa yang dibalasi anggukan Shia. Teresa melangkahkan kakinya hendak menuju ruang obat namun terhenti sejenak, Teresa sedikit menolehkan kepalanya ke belakang menatap pada Shia yang mengernyit bingung.

“Jangan lupa urus administrasinya. Kita memang sahabat namun aku juga butuh bayaran untuk pekerjaanku” Ucap Teresa dengan senyum kapitalis yang jelas terlihat, Shia terkekeh geli.

“aku bisa memberikan berapapun yang kau mau Teresa..” ucap Shia dengan senyum tipisnya

“Oh benar, untuk sementara aku hampir lupa jika kau nona muda keluarga Clarikson yang mendunia” Seru Teresa diikuti dengan tawa gelinya

Setelah kepergian Teresa, Shia segara menuju ruangan dokter muda itu untuk mengambil kunci mobil dan kemeja milik Teresa.

Dia menuju parkiran rumah sakit dan kembali menuju hotel menggunakan mobil Mercedes benz milik Teresa.

“Permisi” Sapa Arshia pada resepsionis yang menyambutnya

“Ya nona” ucap resepsionis itu ramah

“Apa pemilik hotel ini bernama Dante?” tanya Shia, sejenak ada ekspresi terkejut dari wajah wanita yang menjadi resepsionis hotel itu sebelum kembali tersenyum tipis

“Maaf nona, tapi pemilik hotel ini Mr Kingston” Jawabnya

“kalau gitu bisa bantu aku mencari nama Dante didaftar pengunjung, pria itu sedang sekarat sekarang. Aku tidak tau harus menghubungi siapa” Ucap Shia jujur

Seperti menimbang sesuatu akhirnya resepsionis itu mengangguk dan mengetikkan sesuatu pada komputernya “Maaf nona, tapi nama Dante tidak terdeteksi sebagai pengunjung hotel”

“Apa boleh aku melihat rekaman CCTV sekitar jam 6 pagi tadi”

“Maaf nona, tapi orang luar tidak bisa melakukan itu, anda harus mendapatkan izin Mr Kingston jika ingin melakukannya” Raut wajah Shia berubah kusut begitu mendengar jawaban.

“Aku tidak bercanda saat bilang dia sekarat” Ketus Shia

“Maaf nona, kami tidak bisa membantu” Ucap resepsionis itu cepat. Arshia merasa ada yang salah dengan situasi saat ini. lalu dia teringat sesuatu

Shia langsung melenggang menuju lift, menekan angka 16. Harapannya Shia dapat bertemu dengan wanita yang menjadi lawan cumbuan Dante tadi pagi

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status