Mendengar Aileen lagi-lagi menyebutkan statusnya, Christian Li tidak tahan untuk mencibirnya. “Lancar sekali mulutmu menyebut kata istri di depanku.”
Meskipun takut, Aileen memberanikan diri untuk membalas ucapan suaminya. "Aku memang istrimu." Sambil meremas kedua tangannya, Aileen kembali bersuara, "Apa perlu aku tunjukkan akta nikah kita agar kau bisa melihat kalau aku memang istri sahmu?"Christian Li mendesis dengan wajah dinginnya, lalu berucap, "Hanya selembar kertas saja, tidak akan membuatku terikat denganmu.""Tapi selembar kertas itu memiliki kekuatan hukum yang kuat. Statusku menjadi jelas dan hak-hakku dilindungi oleh kertas tersebut. Kau adalah suamiku. Aku sudah resmi menjadi Nyonya Muda Li, kau tidak bisa menyangkal itu."Christian Li menunduk, menarik seringai tipis, lalu berdecih. "Nyonya Muda Li." Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, kemudian dia mengangkat kembali kepalanya dan berkata, "Sepertinya kau suka sekali denganKeduanya pun saling bertatapan selama beberapa detik, sebelum akhirnya suara Christian Li memutus kontak mata mereka. “Jauhkan tubuhmu dariku,” ucap Christian Li dengan suara dinginnya.“Maafkan aku."Posisi keduanya yang ambigu, membuat wajah Aileen memerah. Dia pun segera bangkit dan merapihkan rambutnya dengan canggung. Dia beruasaha bersikap biasa sambil menormalkan kembali debaran jantungnya yang terpacu sangat cepat setelah tubuhnya menempel dengan Christian Li tadi."Aku tidak suka tubuhku disentuh orang lain." Ekspresi Christian Li terlihat tidak nyaman ketika mengatakan itu. Sepertinya dia benar-benar tidak suka disentuh, terbukti wajah memerah seperti sedang menahan amarah."Maafkan aku. Kaki kananku terluka. Jadi, aku tidak bisa menjejakkan kaki ke lantai dengan sempurna, hingga kehilangan keseimbangan."Christian Li tidak mengeluarkan suaranya lagi, tapi memberikan kode pada Aileen agar segera membawanya ke kamar mandi. Aileen
Usai selesai berbicara dengan nyonya Caisa, Aileen melangkah menuju dapur dan meminta semangkuk bubur buah pada pelayan di sana. Setelah mendapatkan semua yang dia inginkan, dia kembali ke kamarnya lagi. Bunyi gemiricik air terdengar dari kamar mandi, itu artinya, pria itu belum selesai mandi. Padahal, sudah setengah jam berlalu, tapi Christian Li belum juga keluar dari kamar mandi. Aileen mulai gelisah, jika dia menunggu Christian Li lebih lama lagi, dia takut akan terlambat bekerja. Akhirnya, dia memutuskan untuk mandi di kamar tamu yang berada di lantai dua. Sebelumnya, dia sudah bertanya lebih dulu pada pelayan kamar tamu mana yang memiliki kamar mandi di dalam.Ketika Christian keluar dari kamar mandi, dia tidak melihat keberadaan Aileen di kamarnya. Dengan wajah datarnya, dia menggerakkan kursi roda menuju ranjang, tapi belum sempat dia mencapai tempat tidur, pintu kamar tiba-tiba terbuka dan masuklah Aileen yang hanya mengenakan bathrobe dengan ra
Teriakan wanita itu semakin terdengar kencang ketika dia hampir mencapai tangga terakhir di lantai atas.“Aaaaaa, ampuni saya, Tuan Muda.”Aileen segera membuka pintu setelah berada di depan pintu, matanya membelalak saat melihat pemandangan di depannya. Kamarnya sudah seperti kapal pecah. Seorang pelayan terduduk di lantai dengan wajah ketakutan dan penampilan yang menyedihkan.“Keluar dari kamarku!” usir Christian Li dengan wajah dinginnya. Matanya nampak menyala dan rahang terlihat mengetat.Pelayan wanita itu bergegas keluar dari kamar tersebut tanpa menyapa Aileen.Melihat itu, Aileen segera menyusulnya. “Tunggu! Aku ingin bicara sebentar denganmu.”Pelayan wanita itu berhenti, lalu menunduk di depan Aileen. Tubuh pelayan itu nampak gemetar, penampilannya terlihat berantakan, dan baju bagian depannya nampak basah. Entah basah karena apa, Alieen juga tidak mengetahuinya dengan pasti. Mungkin terkena siram air, itu hanya dugaan Aileen saja.“Siapa namamu?”“Nama saya Zaya, Nona,” ja
“Maaf, aku harus pergi. Sepertinya suara itu berasal dari kamarku.”Tanpa memperdulikan kakinya yang sakit, Aileen bergegas berbalik dan berjalan menuju tangga.Melihat Aileen melangkah dengan pincang, Arthur segera menyusulnya. Ada rasa iba di hatinya melihat kondisinya itu. “Biar aku bantu membawa makanannya. Kau bisa terjatuh di tangga, jika kau berjalan cepat seperti itu.”Tanpa pikir panjang, Aileen memberikan nampan itu pada Arthur, lalu berjalan mendahuluinya. Yang ada di pikirannya saat ini adalah bergegas ke kamarnya. Dia takut terjadi apa-apa dengan Christian Li, maka dari itu dia terburu-buru melangkah. Setibanya di depan pintu kamarnya, dia langsung mengambil alih makanan yang dibawa oleh Arthur. “Terima kasih sudah membantuku.”Arthur mengangguk seraya tersenyum. “Jika kau memiliki kesulitan di rumah ini, jangan sungkan untuk memberitahuku.”“Ya.” Aileen segera menutup pintu setelah masuk ke kamar.Matanya terbelalak saat melihat suaminya sudah berpindah posisi di lantai
Aileen terus menunggu jawaban dari pria yang memiliki rahang tegas itu. Namun, sayangnya, pria itu nampak mengatupkan bibir rapat-rapat. Bahkan wajanya terlihat acuh tak acuh. “Aku lelah.” Aileen mendesar pelan karena tidak mendapatkan jawaban dari pria di depannya. Padahal, dia merasa penasaran dengan maksud dari perkataan Christian tadi. Terlalu banyak rahasia yang disembunyikan pria di depannya itu."Masih tidak bergerak?""Maaf."Aileen segera menghampiri suaminya setelah tersadar dari lamunannya. Dengan hati-hati, dia membantu Christian naik ke tempat tidur.“Aku ingin mandi, kalau kau memerlukan sesuatu, kau bisa memanggilku dengan berteriak.”Christian Li mengabaikan Aileen, dia justru berbalik memunggunginya. Melihat itu, Aileen hanya bisa mendesah pelan dengan wajah frustasi.'Sebenarnya kesalahan apa yang sudah aku perbuat sehingga membuat orang semua tidak menyukaiku?'Raut wajah nampak les
Aileen menuruni tangga sambil memegang kedua pipinya yang memanas. Saat membayangkan apa yang dia liat tadi di kamar mandi, wajah Aileen kembali memerah. Bagaimana bisa dia masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu. Padahal, dia sudah tahu kalau Christian Li akan mandi. Beruntung dia langsung menutup wajahnya saat Christian membuka celana, jika tidak, matanya akan ternoda olehnya.'Astagaaa, apa yang aku lihat tadi?'Semburat merah kembali muncul di pipi Aileen saat mengatakan itu dalam hatinya. Dia masih menangkup wajahnya yang memanas seraya menuruni tangga.“Kau kenapa?” Arthur datang dari arah belakang secara tiba-tiba hingga membuat Aileen menoleh ke belakang dengan wajah terkejut.“Ti-tidak apa-apa.” Aileen tergagap sambil menggeleng dengan kuat. Ketika melihat Arthur memicingkan mata, Aileen mempercepat langkah menuju ruang makan. Dia tidak mau kalau sampai Arthur bertanya lebih banyak lagi, itu hanya akan membuatnya menjadi
“Kak, siapa yang kau sebut nyonya rumah ini?” sahut Ava tidak terima.Qarina kembali menarik salah satu sudut bibirnya, hingga tercipta senyuman sinis. “Tentu saja Aileen, siapa lagi?”Ava juga sebenarnya tahu itu, hanya saja, dia tidak mau mengakuinya dan tidak akan pernah sudi mengakuinya. “Kau jangan lupa, dia itu hanya orang yang dibayar oleh ibuku untuk mengurus Kak Christian. Jadi, statusnya tidak berbeda dengan para pelayan.”Aileen mengepalkan tangan di bawah meja, berusaha untuk menahan diri agar tetap terlihat tenang di depan semuanya. Meskipun, dia tidak terima dikatakan pelayan oleh Ava, tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa.Lagi pula, dia tidak pantas marah. Namun, perkataan yang dikatakan Ava memang benar. Dia hanyalah orang yang dibayar untuk mengurus Christian Li. Pelayan berkedok istri sah sangat cocok disematkan untuk Aileen.“Aku harap, kau juga jangan lupa Ava, Kak Christian adalah pemilik asli kediaman Li. Kita semua h
“Maksud Nyonya ponsel?” tanya Aileen dengan heran.“Apa pun itu. Semua benda eletronik yang bisa dipakai untuk berkomunikasi, dilarang diberikan pada Christian.”“Kenapa?” tanya Aileen seraya mengernyit. Menurutnya, ada yang aneh dengan aturan yang dibuat oleh Nyonya Fawlina.“Karena dia bisa melakukan hal berbahaya, jika sampai dia memegang alat komuninasi.”Hal berbahaya?Kerutan di dahi Aileen semakin dalam. Hal berbahaya apa yang bisa dilakukan oleh pria lumpuh yang tidak berdaya itu? Bahkan, untuk sekedar berpindah dari kursi roda ke tempat tidur saja, dia masih membutuhkan bantuan orang lain, lalu hal berbahaya apa yang dimaksud oleh Nyonya Fawlina yang bisa dilakukan oleh orang lumpuh seperti Christian Li?“Aku tidak mengerti, apa maksud Nyonya?”Nyonya Fawlina memang belum menjelaskan secara rinci pada Aileen mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dia lakukan selama berada di keluarga Li, jadi wajar saja ka