“Maksud Nyonya ponsel?” tanya Aileen dengan heran.
“Apa pun itu. Semua benda eletronik yang bisa dipakai untuk berkomunikasi, dilarang diberikan pada Christian.”“Kenapa?” tanya Aileen seraya mengernyit. Menurutnya, ada yang aneh dengan aturan yang dibuat oleh Nyonya Fawlina.“Karena dia bisa melakukan hal berbahaya, jika sampai dia memegang alat komuninasi.”Hal berbahaya?Kerutan di dahi Aileen semakin dalam. Hal berbahaya apa yang bisa dilakukan oleh pria lumpuh yang tidak berdaya itu? Bahkan, untuk sekedar berpindah dari kursi roda ke tempat tidur saja, dia masih membutuhkan bantuan orang lain, lalu hal berbahaya apa yang dimaksud oleh Nyonya Fawlina yang bisa dilakukan oleh orang lumpuh seperti Christian Li?“Aku tidak mengerti, apa maksud Nyonya?”Nyonya Fawlina memang belum menjelaskan secara rinci pada Aileen mengenai apa saja yang boleh dan tidak boleh dia lakukan selama berada di keluarga Li, jadi wajar saja kaWajah Nyonya Debora memerah mendengar ucapan Aileen. “Kauu … berani sekali ...” Aileen langsung menangkap tangan Nyonya Debora saat akan melayangkan tangan ke arah wajahnya.“Lepaskan tanganku! Berani sekali kau melawanku!” Mata Nyonya Debora menyala dan tangannya bergetar hebat melihat perlawanan Aileen.“Nyonya Debora, aku bukanlah Aileen yang dulu, yang bisa kau tindas seenaknya. Aku bukan lagi bagian dari keluarga Kinsey. Sekarang aku adalah Alieen Li. Menyinggungku, itu sama saja menyinggung Christian Li. Apa kau tidak takut dengan itu?"Sejak dulu, Nyonya Debora memang selalu berbuat sesuka hatinya. Meskipun dia tidak pernah menggunakan kekerasan fisik Aileen. Namun, ada saja caranya untuk menyiksa Aileen agar dia menderita hidup di keluarganya.“Hmmph!” Nyonya Debora mendengkus kasar. “Kau pikir tuan muda Li akan melindungimu?" katanya dengan wajah mencemooh. "Aku tahu kau di sana diperlakukan sebagai pelayan untuk merawat tuan muda Li. Jan
“Christian, apa yang terjadi denganmu?”Aileen mendekati Christian yang terduduk di atas ranjang. Tampilan Christian saat ini sangat menyedihkan, rambut bagian depannya yang sudah melewati alisnya terlihat berantakan. Baju bagian depannya juga terlihat basah dan di beberapa bagian lainnya terlihat terkena noda makanan.Ketika Aileen membungkuk, bau menyengat yang sejak tadi tercium ketika dia memasuki kamarnya, semakin menusuk indra penciumannya. Dia pun menunduk dan melihat ke bagian tubuh bawah Christian Li yang sudah basah oleh air seninya. Pandangan Aileen, kemudian beralih pada lantai, di mana semua makanan sudah berserakan. Tidak hanya makanan, ada juga lampu tidur, buku, dan benda-benda kecil yang tergeletak di lantai.“Kenapa kau tidak memanggil pelayan, jika ingin buang air kecil?” Aileen kembali bertanya pada Christian saat melihatnya hanya diam sambil memalingkan wajahnya ke samping kiri. Sepertinya, dia merasa malu karena Aileen melihat kondisinya yang menyedihkan.“Mereka
Aileen akui kalau tubuhnya tidak sebagus Cathleen yang memiliki tubuh tinggi dan juga berisi di beberapa tempat tertentu, tapi tidak bisakah pria itu tidak berterus terang seperti itu.“Aku tahu, tapi bisakah kau tidak mengatakannya secara langsung?" Wanita akan jadi sangat sensitif, jika sudah disinggung masalah tubuhnya, terutama dengan wajah, berat badan serta bentuk tubuhnya."Aku hanya mengatakan yang sebenarnya. Jika kau tidak merasa, abaikan saja ucapanku." Christian melanjutkan gerakan tangannya dan mengusap seluruh tubuhnya dengan acuh tak acuh."Baiklah. Aku akan mandi di sini."Karena Christian sudah mengatakan kalau dirinya tidak menarik, Aileen tidak peduli lagi terhadap penilaiannya. Tidak ada salahnya, jika dia mandi dengan Chrstian. Terlebih lagi, pria itu adalah suaminya. Jadi, tidak masalah, jika pria itu melihat tubuhnya. Aileen pun mulai menanggalkan pakaiannya satu per satu, hingga hanya menyisakan pakaian dalaman sa
Sejak memasuki kediaman Li, Aileen merasa kalau penghuni kediaman itu banyak menyimpan rahasia. Salah satunya adala Christian Li. Sebenarnya, dia sangat penasaran dengan kehidupan pria itu sebelum bertemu dengannya. Dia juga merasa penasaran, apa yang membuat pria itu menjadi lumpuh sampai 2 tahun lamanya. Padahal, dengan pengobatan yang canggih, Aileen rasa, pria itu masih memiliki kesempatan untuk berjalan. “Sebelum menikah denganmu, Christian sudah banyak melenyapkan nyawa wanita yang menolak menikah dengannya."Lucia membelalak. Jantung seketika berdetak dengan cepat. Bahkan, sekujur tubuhnya langsung gemetar setelah mendengar ucapan Nyonya Fawlina. Sebenarnya, dia juga sudah mendengar rumor kalau semua wanita yang menolak menikah dengan Christian Li menghilang tanpa jejak, tapi dia tidak menyangka kalau Christian benar-benar melenyap semua wanita itu. “Kau pasti sudah pernah mendengar desas-desus ini di luar sana,” tambah Nyonya
Aileen benar-benar ingin melampiaskan kemarahannya pada ibu tiri dan ayahnya setelah mengetahui kalau dua orang itu mendapatkan uang dari keluarga Li. Bahkan, mereka berdua membuat perjanjian tanpa sepengetahuannya."Kau harus melahirkan calon penerus dari keluarga Li. Benih yang berasal suamimu, Christian Li.""Apa?" Tubuh Aileen langsung membeku saat itu juga, untuk sesaat pikiran mendadak kosong.Melahirkan anak Christian? Dia saja lumpuh, bagaimana bisa dirinya memiliki anak dengan pria itu? Meskipun bisa, tapi dia sama sekali tidak memiliki niat untuk memiliki anak dengan Christian. Dia saja berencana untuk segera bercerai setelah berhasil menjalan tugas dari Nyonya Caisa, tapi dengan adanya perjanjian ini, akan mustahil bagi dirinya untuk keluar dari keluarga Li, jika tidak melahirkan keturunan untuk keluarga paling tersohor di kota Imperial itu."Tapi, Nyonya bilang, aku hanya akan menjadi perawatnya, kenapa sekarang aku harus mel
Ketika sudah kembali ke kamarnya, Aileen melihat Christian sudah selesai makan dan sedang duduk bersandar di headboard seraya menonton televisi. Overbed table pun sudah bergeser dari tempatnya yang semula. Piringnya yang berada di atas nakas terlihat bersih tak bersisa.Ini kedua kalinya Christian menghabiskan makanan yang dia masak. Sebelumnya, Christian selalu membuang makanan yang dibawa oleh pelayan. Sambil berjalan, Aileen sambil merenung, tanpa sadar kakinya membentur sofa sampai dia hampir terjatuh ke depan.“Gunakan matamu saat berjalan.” Ucapan ketus Christian, membuat Aileen mengangkat kepalanya, ternyata Christian sedang menatap ke arahnya. Dia sedikit terkejut ketika netranya bertemu dengan iris hitam Christian Li. Sebelumnya, dia masih melihat kalau Christian begitu fokus menonton televisi, entah sejak kapan pria itu mengalihkan pandangan ke arahnya.“Maaf, aku tidak lihat. Aku tadi sedang berpikir.”“Memikirkan siapa? Arthu
"Kau bertanya seperti itu, ingin menghinaku ketidakberdayaanku?"'Kenapa dia selalu berpikir buruk tentangku?'"Tidak ... sama sekali tidak," potong Aileen seraya menggelengkan kepalanya dengan kuat, tidak mau kalau Christian salam paham padanya. "Maksudku adalah apa kau sudah memeriksakan kakimu ke Dokter ahli? Apa benar-benar tidak bisa sembuh dan berjalan normal lagi?"Christian perlahan bangun dari tidurnya, menegakkan punggung, lalu menatap Aileen dengan dingin. "Kau pikir, aku ingin menjadi pria lumpuh selamanya?"Salah lagi. Sebenarnya ada apa dengannya? Kenapa dia sensitif sekali?"Bukan seperti itu." Melihat Christian masih salah paham padanya, Aileen kembali memperjelas maksudnya. "Maksudku adalah apa kau sudah mencoba mendatangi banyak Dokter ahli dan bertanya mengenai kakimu? Mungkin saja ada Dokter ahli yang bisa menyembuhkan kakimu dan kau bisa berjalan normal lagi."Christian nampak meneliti wajah Aileen dengan sek
“Cathleen, kau di mana? Aku ingin berbicara denganmu mengenai Jackson Martin,” ucap Aileen setelah telponnya diangkat oleh saudara tirinya.Hening sesaat, kemudian Aileen berkata, “Baiklah. Aku akan segera ke sana.”Selesai menelpon Cathleen, Aileen membereskan meja kerjanya, meraih tas, lalu berjalan keluar dari ruangannya. Dia akan pergi ke tempat Cathleen berada. Butuh waktu satu jam untuk sampai di tempat tujuan. Dia terpaksa mendatangi Cathleen di lokasi syutingnya karena Cathleen yang menyuruhnya datang. Setelah menghubungi Cathleen, Aileen menunggu di dekat pintu masuk restoran. Lokasi syuting kali ini dilakukan di sebuah restoran bergaya Tiongkok.“Ikut aku, kita bicara di dalam saja,” ucap Cathleen seraya berjalan memasuki restoran. Keduanya duduk sudut ruangan yang sedikit tertutup. Setelah melepas kaca mata hitamnya, Cathleen menatap Aileen dengan angkuh.“Aku sudah bicara dengan Jackson dan dia bilang akan meluangka