Share

Bab 9

Tamu-tamu mulai berdatangan ke kediaman Keluarga Linoa, di kompleks vila Kota Binara.

Lily sengaja datang cepat.

Di kamar Reza di lantai dua, setelah mereka selesai bermesraan, Lily berbaring di atas Reza dan masih mau menggodanya.

Namun, Reza malah menghentikan tangan Lily dan berkata, "Paman dari Keluarga Jayadi seharusnya sudah sampai, Nenek menyuruhku menyambutnya secara pribadi. Aku nggak boleh melewatkan kesempatan yang susah didapatkan ini."

Lily langsung memasang ekspresi kecewa, terlihat sangat sedih dan lemah, membuat Reza sangat kasihan padanya.

Namun, begitu teringat hal penting hari ini, Reza membantu Lily berpakaian.

Dia memakai gaun putih ini benar-benar terlihat seperti seorang putri yang tak bernoda sama sekali, sangat polos dan lugu, membuat Reza makin tidak bisa menahan diri.

"Aku nggak pernah lihat kamu pakai gaun ini, cantik banget. Desainnya bagus!"

Reza hanya mengungkit hal ini tanpa maksud yang lain, tapi terlihat rasa bersalah di mata Lily yang langsung berubah jadi polos lagi. "Kamu tahu aku nggak suka barang mewah, tapi hari ini acara ulang tahun Nyonya Ratna, Ibu membelikanku gaun ini karena melihatku nggak punya gaun yang pas. Kak Reza nggak bakal menyalahkan pakaianku yang terlalu heboh, 'kan?"

Sebenarnya dia sengaja mengambil gaun ini dari lemari Celine. Gaun ini bahkan punya nama yang bagus, yaitu "Bidadari Bulan".

Dia tidak menyangka koleksi terbatas K&K yang diperebutkan para nyonya-nyonya besar ada di tangan Celine.

Lily sangat iri, jadi dia langsung memakai gaun ini tanpa berpikir panjang.

Dia sudah memakai gaun ini, berarti gaun ini miliknya.

Gaun ini miliknya, Reza juga miliknya. Pokoknya dia mau merebut semua barang milik Celine!

Lily menyandarkan kepalanya di bahu Reza, sengaja meninggalkan bekas lipstik di kerah kemeja putih Reza ....

...

Sepuluh menit kemudian, barisan mobil mewah berhenti di luar kediaman Keluarga Linoa. Tuan Muda Keluarga Jayadi sudah tiba!

Begitu Andreas turun dari mobil, dia langsung dilindungi dengan ketat oleh para pengawal.

Reza yang datang terburu-buru langsung menyambut dengan ramah. "Pa ... Paman ...."

Selama ini, Andreas adalah orang yang misterius, bahkan tidak ada media yang berhasil memotret wajahnya dari depan.

Dunia luar mengira orang yang bisa membersihkan seluruh Keluarga Jayadi yang memiliki aset triliunan itu pasti tidak muda. Namun, sebenarnya Kepala Keluarga Jayadi baru yang bisa menggetarkan dunia bisnis seluruh negara dengan satu entakan kakinya ini hanya lebih tua tiga tahun darinya.

Andreas memakai setelan hitam yang dibuat khusus untuknya, tingginya 188 sentimeter dan wajahnya yang tampan menunjukkan aura dingin yang membuat orang tidak berani mendekat. Dia berjalan lurus ke depan, auranya yang dingin dan berwibawa membuat Reza merasa minder.

Reza mengikutinya dari samping, lalu memberanikan diri untuk memperkenalkan diri sendiri. "Paman, namaku Reza Linoa. Beberapa tahun yang lalu aku pernah ke Kota Mastika dan beruntung bisa melihat Paman dari jauh."

"Reza Linoa?" Andreas menghentikan langkahnya.

Paman William pernah mengungkit orang ini. Dia ini orang yang memintanya jadi saksi nikahnya?

Andreas melihat sekilas noda merah yang ada di kerah kemejanya dan seketika muncul sosok Celine di benaknya.

Tunangan orang bernama Reza ini sama dengannya, sangat bergairah bagai api!

Di saat ini, Celine juga sudah tiba di luar vila Kediaman Keluarga Linoa.

Dari jauh, Celine sudah melihat Reza berjalan di depan sekumpulan pengawal dengan wajah penuh senyuman, sedangkan para pengawal itu masuk dengan mengelilingi seorang pria.

Celine melihat ke arah kepala pria yang muncul di antara para pengawal. Orang ini seharusnya adalah paman ketiga dari Keluarga Jayadi itu, tidak disangka masih semuda ini!

Teringat dengan "saksi nikah" yang dikatakan Reza, Celine tersenyum sinis lalu memegang buku nikah yang ada di tasnya.

Pesta masih belum dimulai, jadi Celine pergi ke taman dulu.

Di taman, sekelompok nyonya-nyonya besar sedang mengelilingi Lily, mengagumi gaun yang dia pakai.

Sementara Lily juga menikmati pujian mereka, hatinya terasa sangat puas.

Namun, tiba-tiba terdengar seseorang berkata, "Lily, ternyata kamu sudah datang?"

Orang yang berbicara itu adalah Celine.

Saat ini, Celine berdiri di depan dinding yang penuh bunga mawar dengan pakaian merah cerah, membuatnya terlihat seperti peri mawar yang turun ke bumi.

Bahkan para wanita yang ada di sana juga terlihat kagum.

Para nyonya kaya itu melihat gaun merah yang dia pakai, mereka pun berkomentar ....

"Ini ... ini Siluman Merah dari K&K?"

"Wah, ya benar! Jelas-jelas merah dan putihnya sama model, tapi pas dipakai beda banget!"

Dua gaun ini punya kelebihannya masing-masing.

Namun, di antara dua nona keluarga kaya ini, Celine menawan dan sempurna, sedangkan Lily hanya bisa dibilang cantik.

Saat dipakai Celine, Siluman Merah membungkus tubuhnya dengan sempurna dan sangat menarik perhatian. Sementara Lily yang memakai Bidadari Bulan jadi terlihat biasa saja.

Lily menggertakkan giginya dengan kesal.

Dia tahu dia sudah kalah dibandingkan dengan Celine.

Menyebalkan!

Sudah diusir dari rumah masih saja bisa merebut perhatian semua orang dengan mudah.

Lily menggertakkan giginya dengan kesal lalu seketika ekspresinya berubah jadi takut dan memohon, "Kakak, jangan marah, aku bukan sengaja nggak menunggumu. Kamu jangan memukulku, ya?"

Satu kalimat ini seketika membuatnya menjadi seorang wanita kasihan yang sering dimarahi dan ditindas Celine.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status