“Park Ae Ra, kenapa kamu tidak menjawab pertanyaanku? Apa pertanyaanku sesulit itu untuk kamu jawab?” tanya Ji Hwan tegas.Ketegasan yang muncul di saat tertentu. Saat Ji Hwan merasa Aura menyembunyikan sesuatu darinya. Entah apa. Dan itulah yang ingin Ji Hwan cari tahu!Axel memandang Aura dengan cemas, ingin membantu tapi tidak mungkin. Bukankah jika begitu nanti Ji Hwan akan semakin curiga? Alasan itulah yang membuat Axel terpaksa diam meski tidak tega melihat raut wajah Aura yang tampak frustasi.“Well, aku menginap di hotel selama beberapa hari ini,” dusta Aura setelah diam sejenak.“Hotel? Tapi kenapa? Ada apa dengan rumahmu?”“Aku perlu suasana baru, Oppa!” “Suasana baru?”“Hmm… aku perlu suasana baru, siapa tau dengan begitu bisa membuatku mendapat inspirasi untuk menciptakan lagu kan?” Jawaban Aura membuat Ji Hwan terdiam sejenak. Menimbang-nimbang. Bingung harus percaya atau tidak pada penyanyi asuhannya ini. “Benarkah hanya karena hal itu? Tidak ada alasan lain?” tanya Ji
Tepat setelah Angela keluar ruangan, Ji Hwan masuk sambil membawa setumpuk dokumen, mengabaikan keberadaan Angela. Bahkan menatapnya saja tidak, membuat Angela kian dongkol karena tidak dianggap!‘Manager dan artisnya sama-sama sombong!’ batin Angela geram.“Ae Ra-ya, kamu mendapatkan tawaran iklan untuk menjadi brand ambassador dari produk yang mereka luncurkan. Bagaimana? Apa kamu mau menerimanya?” tanya Ji Hwan sambil sibuk meneliti berkas di tangannya. Pintu ruangan yang belum tertutup rapat membuat Angela masih dapat mendengar ucapan Ji Hwan meski samar, hal itu membuat Angela bergegas pergi hendak menemui managernya sendiri.“Tawaran iklan? Untuk produk apa?”“Kosmetik. No, skincare lebih tepatnya.”“Kenapa harus aku?” tanya Aura bingung, tidak biasanya Ji Hwan menyodorkan pekerjaan yang di luar bidang Aura. Biasanya Ji Hwan hanya menawarkan pekerjaan agar Aura tampil di salah satu acara musik dan jika harus syuting pun itu untuk keperluan albumnya!“Apa perlu kamu tanya lagi? Te
Axel baru hendak maju untuk menarik Aura saat Lionel menurunkan tubuh Aura lebih dulu hingga wanita itu melepaskan pelukannya. Serius, Axel tidak suka melihat hal itu. Rasanya aneh jika melihat Aura yang selalu menjaga jarak dengan siapapun sekarang malah terlihat sedekat ini dengan seorang pria! Bahkan memeluknya lebih dulu!Apalagi Aura sedang hamil. Ralat, maksudnya Axel takut Aura sedang hamil. Bukankah bahaya jika seperti tadi? Memeluk sambil memutar tubuh Aura. Bagaimana kalau Aura sampai jatuh? Huh!‘Memangnya pria itu siapa sampai Aura begitu senang saat bertemu dengannya?’ batin Axel penasaran, ingin tau ada hubungan apa antara Aura dengan pria yang bernama Lionel Kim ini.Axel terpaksa menahan kedongkolannya saat melihat senyum masih tersungging di wajah Aura. Senyum sumringah malah! Terlihat jelas wanita itu bahagia saat melihat Lionel!“Bagaimana kabarmu, Dear?” “Aku baik, Lio. Serius, aku sangat merindukanmu.”“Aku juga! Sudah lama kita tidak berjumpa, bahkan kamu tidak
Axel meneguk wiski di tangannya, sekarang sudah tengah malam. Aura sudah tidur di kamarnya sendiri sejak tadi, meninggalkan Axel yang tidak bisa terlelap. Pengakuan wanita itu membuat hati Axel merasa tidak nyaman. Bagai batu yang mengganjal.‘Tentu saja. Aku memang menyukainya sejak lama.’Itulah kalimat yang diucapkan Aura tanpa beban, namun sekarang malah menjadi beban bagi Axel! Entah kenapa! Bagaimana bisa Aura mengaku menyukai seseorang dengan sesantai itu? Pada Axel pula! Tidak taukah wanita itu kalau…‘Kalau apa?’ batin Axel, menepis kalimat yang hampir terlontar dari dalam otaknya.Kalimat yang dirasa mustahil baginya.Kalimat yang tidak mungkin terjadi.“Tidak mungkin! Lagipula Aura tidak boleh menyukai siapapun, setidaknya untuk saat ini, tidak sebelum aku memastikan kalau Aura benar-benar tidak mengandung anakku!” gumam Axel mencoba mencari alasan agar hatinya bisa sedikit lebih tenang.Namun tetap saja, seberapa keras pun Axel mencoba, hatinya masih terasa tidak nyaman. Ad
Lionel masuk ke dalam salah satu ruangan, menunggu seseorang. Tidak lama berselang seorang wanita masuk dengan wajah sumringah. Begitu ceria.“Hi, akhirnya seorang Lionel Kim kembali juga ke negara kelahirannya ini. Aku pikir kamu sudah jadi orang bule!” seloroh Jane, wanita asli Korea namun lebih suka dipanggil Jane tanpa embel-embel marga. Entah kenapa, mungkin karena terlalu lama kuliah di luar negeri membuatnya merasa lebih terbiasa dengan nama itu.“Tentu saja tidak! Aku tidak mungkin melupakan negaraku ini.”“Jadi ada perlu apa sampai kamu meluangkan waktu untuk menemuiku? Aku tau kalau sutradara terkenal sepertimu pasti sangat amat sibuk! Tidak mungkin menemuiku hanya untuk menghabiskan waktu luang,” ledek Jane tepat sasaran.“Aura. Dia menerima tawaran iklan itu kan?” jawab Lionel tanpa ragu, enggan basa basi.“Tentu! Aku baru saja menemuinya untuk membahas semua persiapan yang diperlukan. Tidak berselang lama dengan waktu kedatanganmu,” jawab Jane dengan senyum tipis.“Oh ya?
Aura sedang menjelajah dari satu butik ke butik yang lain, namun sampai pegal kakinya berkeliling, Aura masih belum menemukan apa yang dirinya inginkan! Padahal Aura sadar kalau setiap langkahnya mencuri perhatian para pengunjung karena kali ini Aura hanya mengenakan topi, tanpa kacamata hitam andalannya. Tentu saja, bukankah akan aneh kalau dirinya mengenakan kacamata hitam di dalam mall? Aura yakin kalau dirinya akan terlihat seperti orang tunanetra, hanya perlu ditambahkan tongkatnya saja! Namun meski begitu tetap ada masker yang menutupi sebagian wajahnya. Tapi entah kenapa mereka masih bisa mengenali kalau dirinya adalah seorang Park Ae Ra. Ternyata mata orang Korea begitu tajam dan teliti!Axel yang menyadari kalau Aura begitu populer semakin was-was, terlebih setelah insiden kopi panas tadi. Tidak heran kalau dirinya memperketat pengamanan. Orang yang awalnya hanya curi-curi pandang ke arah Aura kini merasa yakin kalau mereka tidak salah orang membuat begitu banyak orang berk
“Apa kamu tidak bisa memberikan ide yang sedikit lebih waras?” dengus Aura kesal.Bagaimana bisa Axel menawarkan ide seperti itu? Apalagi Aura tinggal di sini pun karena terpaksa! Dan hanya tinggal dua bulan setengah lagi, jadi untuk apa membeli unit apartemen di sini? Bersebelahan dengan Axel pula! Bisa jadi bahan gossip nantinya! “Apa ada yang salah dengan ide saya? Bukankah itu lebih baik daripada anda berbohong terus menerus? Lagipula apartemen di sini bagus untuk dijadikan investasi,” balas Axel dengan wajah tanpa dosa.Aura memutar bola matanya dengan gemas saat mendengar pertanyaan Axel. ‘Apa yang salah dengan idenya? Tentu saja sangat salah!’ batin Aura, namun dirinya enggan berdebat. Capek! “Apapun itu aku tidak akan melakukannya. Aku tidak mau membeli apartemen di sini. Apalagi menjadi tetanggamu! Bagaimana kalau para fansku tau kita tinggal dalam satu kompleks yang sama? Itu akan menjadi gossip!”“Tapi…”“Stop! Tidak perlu dibahas lagi, yang pasti aku tidak akan membeliny
Sandara baru saja selesai tampil di salah satu acara musik dan mendengar namanya dielu-elukan dengan penuh sorak sorai. Raut kebahagiaan terlihat jelas di wajahnya membuat suasana hatinya membaik. Namun sayang itu semua tidak berlangsung lama karena Sandara mendengar namanya disebut-sebut dengan nada lirih saat dirinya hendak kembali ke ruangan untuk berganti pakaian.“Siapa yang menyangka kalau Sandara bisa tampil di acara ini? Bukankah seharusnya Park Ae Ra yang tampil malam ini?” tanya seorang wanita dengan nada suara tidak suka. Ralat, bukan tidak suka, mungkin lebih tepatnya merasa kecewa.“Memang, tapi aku dengar jadwal Ae Ra sudah penuh makanya pihak agency menyodorkan nama Sandara karena jadwal gadis itu masih kosong!”“Tentu saja kosong karena belum banyak yang mengenal namanya kan? Bahkan aku tidak tau kalau ada penyanyi yang bernama Sandara! Dan lagi karakter suaranya biasa saja, tidak ada istimewanya menurutku.”“Ya, aku juga memikirkan hal yang sama sepertimu. Suara Sand