Share

Bab 18 Gara-gara Motor

“bangun..” ucap Laila membangunkan Malik. Entah kelelahan atau terlalu nyaman, Malik termasuk susah dibangunkan. Sudah sejak 35 menit yang lalu Laila terus berusaha membangunkan laki-laki itu.

“bangun.. kita berangkat jam berapa? Malik..” Pekik Laila. Malik menggeliat. Meregangkan badannya yang pasti terasa pegal.

Sejak semalam mereka berdua tidur seperti patung yang meringkuk. Nyaris tak bergerak. Saling menjaga jarak agar tidak saling bersentuhan. Akibatnya, kini badannya bukan jadi segar tapi justru kaku. Begitu pula Laila.

“badanku sakit semua..” keluh Malik. Laila acuh tak acuh. Bukan salahnya kalau badannya sakit semua. Malik yang memaksanya menikah, dan Laila tidak perlu merasa bersalah hanya karena ranjang itu tidak sesuai standarnya si tuan arogan.

“kita berangkat jam berapa?” tanya Laila ketus. Malik mengambil ponsel di atas meja. Mengetuk layar itu untuk melihat jam.

“jam 6..” gumamnya. “kita berangkat jam 9 aja bagaimana? Aku perlu meregangkan badanku dulu..” kata Malik sa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status