Mobil Justin telah tiba di One Madison Park, penthouse milik Athena yang terletak di Manhattan. Sebelumnya Justin sudah menduga Athena tinggal di sini, tentu alasannya karena One Madison Park adalah tempat yang biasa dipilih oleh para artis dan model ternama.
“Terima kasih sudah mengantarku,” tukas Athena dingin. Dia melirik Justin sekilas, lalu kembali mengalihkan pandangannya. Terlihat Athena begitu enggan menatap Justin.
“Ambil ini.” Justin memberikan kartu namanya pada Athena.
Athena mengerutkan keningnya saat Justin memberikannya kartu nama. “Untuk apa kau memberikan kartu nama padaku? Aku tidak membutuhkannya!”
“Kau jangan berisik, Athena! Cepat ambil, aku tidak memiliki waktu berlama-lama denganmu,” jawab Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.
Tanpa lagi menjawab, Athena langsung mengambil kartu nama Justin. Dia turun dari mobil, dan membanting kasar pintu mobil Justin. Dia tidak peduli mobil mahal pria itu rusak. Athena mengentakkan kakinya masuk ke dalam penthouse-nya.
“Athena Morris!” Suara teriakan Julia begitu menggelegar ketika Athena masuk ke dalam penthouse miliknya.
“Astaga, Julia! Kenapa kau berteriak!” Athena melangkah melewati Julia, dia tidak memedulikan manager-nya itu menatap tajam dirinya. Dengan cepat Julia menghadang Athena, hingga membuat langkah kaki Athena terhenti.
“Minggirlah, Julia, aku lelah,” tukas Athena dingin.
“Kenapa ponselmu tidak aktif?” tanya Julia dengan nada kesal.
“Aku tidak tahu di mana tas dan ponselku. Sepertinya tertinggal di klub malam. Besok kau ke sana dan segera urus tas dan ponselku,” jawab Athena datar.
“Lupakan masalah tasmu! Sekarang jelaskan padaku masalah apa yang kau perbuat, Athena! Apa kau tahu? Banyak media yang menghubungiku hanya meminta klarifikasi hubunganmu dengan Justin Affford!” seru Julia panik.
Athena mendesah pelan. Dia sudah tahu Julia akan meributkan tentang berita di media. Kemudian, Athena memilih untuk melewati Julia dan duduk di sofa sambil memijat keningnya yang pusing.
“Athena! Jawab aku! Ada apa sebenarnya? Bagaimana bisa kau memiliki pemberitaan dengan Justin Afford? Kalian saja tidak pernah saling mengenal sebelumnya!” Julia menatap kesal Athena, dia langsung duduk di samping Athena.
“Aku sudah tidur dengan Justin,” tukas Athena dingin.
Julia tersentak, dia membelalak begitu terkejut mendengar ucapan Athena. “Kau sedang tidak bercanda kan, Athena? Sejak kapan kau mengenal Justin Afford?” cerca Julia tak sabar. Dia mendesak Athena untuk menjelaskan padanya.
Athena menarik napas dalam, dan mengembuskan perlahan. “Tadi malam aku mabuk. Ada seseorang yang menjebak Justin dengan memasukkan sesuatu di minumannya. Aku dan Justin sama-sama dalam keadaan yang terjebak. Sudahlah jangan dibahas, aku tidak ingin mengingat diriku sudah pernah tidur dengannya.”
Julia mendengkus pelan. “Apa kau benar-benar menjalin hubungan special dengan Justin?”
“Tidak, Julia! Aku tidak menjalin hubungan apa pun dengan pria itu! Aku sudah menjelaskan tadi padamu! Aku mabuk dan dia juga tidak sadar karena ada yang memberikan obat padanya!” seru Athena menegaskan.
“Astaga, Athena! Sejak kapan kau mabuk hingga kehilangan kendali seperti ini!” Julia membuang napas kasar. “Tadi pagi, aku sudah mencari data tentang Justin. Apa kau tahu Justin Afford adalah cucu dari Drake Lucero, yang mengambil alih perusahaan perfilman milik Lucero Company?”
Athena mengangguk singkat. “Ya, aku tahu. Aku dan Justin juga sudah memutuskan untuk membiarkan pemberitaan di media mengenai diriku dan Justin. Aku membiarkan publik menganggap aku berkencan dengan Justin.”
“Tunggu, apa maksud ucapanmu? Menganggap publik mengira kau berkencan dengan Justin?” Julia melayangkan tatapan tajam. Dia menuntut Athena menjelaskan maksud ucapannya itu. Sudah hampir satu hari, Julia dibuat pusing karena menghindar dari incaran media.
“Justin memintaku untuk melakukan kebohongan publik. Ini terpaksa, karena reputasi film yang aku bintangi nanti akan hancur jika media mengira aku hanya berkencan sesaat dengan Justin. Sedangkan banyak orang di luar sana yang begitu menanyakan hubunganku dengannya,” jawab Athena dengan helaan napas berat. “Sebenarnya aku bisa saja membatalkan kontrak film itu. Tapi kau tahu Julia? Aku harus membayar ganti rugi mahal karena memutuskan kontrak sepihak. Dari mana aku punya uang sebanyak itu? Uangku saja sudah habis karena membeli penthouse ini.”
“Kalau begitu, kau tidak perlu berpura-pura, Athena! Kau berkencan saja dengan Justin! Aku belum pernah mendengar pemberitaan di media Justin memiliki kekasih! Kau cantik, dan banyak pria yang sejak dulu mengejarmu. Kau sangat tepat bersanding dengan Justin,” seru Julia begitu antusias.
“Jangan bicara yang tidak-tidak, Julia! Aku tidak berniat memiliki hubungan dengan siapa pun! Sejak awal kau tahu itu!” jawab Athena malas.
Julia mendengkus kasar. “Kau masih mengingat pria itu? Pria yang sejak dulu kau cintai dan tidak pernah kau lupakan sedikit pun! Jika kau mencintai pria itu, seharusnya kau tidak menghindar darinya, Athena!”
“Julia, aku tidak pantas untuk pria itu! Kau tahu alasannya!” seru Athena. Dia berusaha mengendalikan emosinya.
Julia melayangkan tatapan tajamnya. “Apa maksudmu tidak pantas, Athena? Kau bukan Athena yang dulu! Kau sekarang adalah Athena Morris! Artis dan model ternama! Siapa pun pria menginginkanmu, Athena!”
“Meski sekarang aku adalah artis, aku tetap tidak akan pantas untuknya!” balas Athena tegas. Dia beranjak berdiri, namun Julia langsung menahan lengan Athena.
“Ini bukan karena pantas atau tidak pantas, Athena. Dia tidak pernah tahu perasaanmu. Bahkan kau juga tidak terlalu mengenal siapa pria itu. Kau hanya berteman dengannya tanpa mengetahui identitasnya. Atas dasar apa yang membuatmu berpikir kau tidak pantas untuknya? Lalu jika dia tidak pantas untukmu, dengan siapa kau pantas, Athena?” Julia mengatakan ini dengan tatapan begitu serius.
“Aku tidak pernah pantas untuk siapa pun, Julia. Alasan aku tidak memberi tahu perasaanku padanya karena dia memiliki wanita yang dia cintai. Dan untuk Justin Afford, pria yang memiliki kekuasaan seperti Justin, hanya akan menjadikan aku sebagai boneka. Jangan lagi membahas tentang pria. Aku tidak pernah menginginkan berhubungan dengan siapa pun.” Athena mengentakkan tangannya, dia melanjutkan lagi langkahnya masuk ke dalam kamar.
“Apa kau tidak berniat memiliki sebuah keluarga? Apa kau tidak memikirkan itu?” teriak Julia dengan keras, hingga membuat langkah kaki Athena terhenti.
Athena tidak membalikkan tubuhnya, dia hanya melihat Julia dari sudut matanya. Kemudian menjawab, “Aku tidak berniat untuk itu, Julia. Kau tahu alasan aku memutuskan untuk tidak menjalin hubungan. Jangan lagi membahas tentang pria. Aku tidak akan pernah berniat menjalin hubungan dengan siapa pun.” Setelah mengatakan itu, Athena melanjutkan lagi langkahnya menuju kamar.
“Kau hanya tidak bisa melupakan masa lalumu, Athena! Kau juga tidak bisa melupakan pria itu! Masih banyak di luar sana yang menginginkanmu, Athena! Kenapa kau harus selalu merasa tidak pantas, ketika kau telah memiliki segalanya!” Julia berteriak kencang. Dia menatap kesal punggung Athena. Nyatanya teriakan Julia tidak dipedulikan oleh Athena. Wanita itu tetap melangkah meninggalkan Julia.
“Tuan Justin.”Justin yang hendak masuk ke dalam kamar, menghentikan langkahnya ketika ada yang memanggilnya. Dia membalikkan tubuhnya, lalu menatap Peter assistantyang kini berdiri di hadapannya.“Ada apa?” tanya Justin dingin.“Maaf, Tuan, ada Tuan Besar Drake datang,” ujar Peter seraya menundukkan kepalanya.“Kakekku datang?” Justin menautkan alisnya, menatap bingung Peter.Peter mengangguk. “Benar, Tuan.”Tanpa lagi menjawab, Justin berjalan meninggalkan Peter dan segera menemui Drake. Sejak kedua orang tuanya berada di Oxford untuk menemani adik kembarnya—Joseph dan Hazel—yang tengah menempuh pendidikan di Oxford University, membuat Drake selalu datang menemui Justin.“Grandpa,” sapa Justin ketika melihat Drake.“Masalah apa yang kau lakukan, Justin Lucero!” Suara Drake berseru dengan tatapan begitu dingin ke arah Justin.“Apa maksud Grandpa?” Justin bertanya dengan raut wajah datar.Drake mendekat, kini tatapannya begitu tajam ke arah Justin. “Sejak kapan kau memiliki skandal de
Julia mengetuk pintu kamar Athena, namun tidak ada jawaban. Julia mendengkus kesal. Dia sudah beberapa kali mengetuk pintu kamar sahabatnya itu, tapi tidak juga mendapat jawaban. Kemudian, Julia memilih untuk langsung masuk ke kamar Athena.“Athena!” Julia berseru kala mendapati Athena masih tertidur pulas. Pantas saja dia mengetuk pintu, tapi tidak ada jawaban.“Diamlah, Julia! Aku kurang tidur sejak tadi malam. Kau tahu, kemarin aku pemotretan hingga pagi hari.” Athena menarik bantal, dia menutupi telinganya dengan bantal. Ya, kemarin Athena memiliki jadwal yang sangat padat. Bahkan dia mengambil seluruh jadwal pemotretan.Julia mendengkus, dia menarik bantal Athena. “Di luar ada kekasihmu yang datang! Cepat temui dia!”Athena tergelak, dia langsung membuka matanya. “Siapa yang kau maksud kekasihku?” tanyanya.Julia mendesah pelan. “Justin Afford. Pria itu ternyata sangat tampan. Aku baru pertama kali melihatnya secara langsung. Dia sungguh tampan. Aku rasa, kau sudah tidak normal j
Justin duduk di kursi kebesarannya sembari menyesap wine di tangannya. Pikirannya kini memikirkan pemberitaan di media tentang hubungannya dengan Athena. Ya, sejak pertemuannya dengan Athena, hidupnya kini semakin kacau. Terlebih, dia belum berhasil menemukan orang yang menjebaknya itu. Jika saja dia berhasil menemukan orang yang memasukkan obat ke di minumannya, dia sudah pasti akan menghabisi orang itu dengan tangannya sendiri.“Tuan Justin,” panggil Peter, yang kini melangkah masuk ke dalam ruangan Justin.Justin mengalihkan pandangannya, lalu menatap dingin Peter. “Ada apa? Aku sudah mengatakan padamu, bukan? Jangan mengangguku!”“Maaf, Tuan, tapi tadi pagi Tuan Besar Drake mencari Anda,” jawab Peter.Justin membuang napas kasar. “Sementara ini, jangan biarkan kakekku menemuiku. Aku tidak ingin mendengar ucapannya yang memintaku menikah dengan Athena.”“Tuan, sebenarnya ada hal yang ingin saya katakan,” balas Peter dengan kepala yang menunduk, tidak berani melihat Justin.“Apa yan
“Athena, hari ini kita pemotretan pagi. Kau tidak lupa, kan?” tanya Julia sambil menatap Athena yang tengah menuruni tangga.“Tidak, Julia, aku tidak mungkin lupa,” jawab Athena. Dia melangkah menuju ruang makan dengan Julia yang mengikutinya dari belakang.Tidak lama kemudian, pelayan mengantarkan sandwich dan susu kacang untuk Athena dan Julia.“Dengan siapa pasanganku hari ini?” tanya Athena sembari menikmati sandiwch di tangannya.“Fazio Brown,” jawab Julia santai.Athena tersentak. Dia meletakkan sandwich di tangannya ke atas piring, lalu menatap dingin Julia. “Maksudmu hari ini aku sesi pemotretan dengan Fazio?” ulang Athena memastikan.Julia mengangguk. Dia mengambil susu kacang yang masih hangat itu lalu menyesapnya perlahan. “Ada apa? Kenapa kau sangat terkejut?”Athena mendengkus, dia menatap kesal Julia. “Kau bertanya kenapa? Aku rasa kau tahu jawabannya, Julia!”Julia mendesah pelan. “Kau takut dengan Kiera?”“Sialan! Sejak kapan aku takut dengan wanita itu?!” seru Athena.
“Athena Morris!” Suara teriakan keras seorang wanita begitu menggelegar, membuat orang yang ada di sana terkejut dan mengalihkan pandangan mereka pada sumber suara itu.Kening Athena berkerut saat melihat sosok wanita dengan wajah angkuhnya melangkah mendekat ke arahnya. “Marinka Addison? Ada apa kau ke sini?” seru Athena dengan tatapan dingin melihat Marinka menghampirinya.Terlihat raut wajah kemarahan Marinka. “Aku datang ke sini karena memiliki urusan denganmu, Jalang!”“Urusan apa yang kau maksud?” tukas Athena dingin. Dia masih terlihat begitu tenang kala Marinka menatap tajam dirinya. “Kau sengaja membuat skandal dengan Justin Afford? Apa penghasilanmu menjadi seorang artis tidak cukup?” Marinka tersenyum sinis. “Kau memang lahir dari seorang wanita rendah, sampai kapan pun kau hanya tetap menjadi tikus! Kau terlalu mimpi menjadi seekor elang!” “Bisa kau jelaskan apa maksud tujuanmu datang ke sini, Marinka? Kau menemuiku dan menghina diriku, itu sungguh memalukan. Kaulah yang
Athena merenggangkan lehernya, memijat pelan tengkuk lehernya itu. Satu hari ini dia disibukkan dengan syuting film terbarunya. Julia yang melihat Athena, melangkah masuk ke ruang istirahat, dia langsung memberikan orange juice pada Athena. “Thanks,” ucap Athena saat menerima orange juice dari Julia. Athena langsung duduk di sofa dan menyandarkan punggungnya. “Apa kau sudah berhasil menemukan alamat rumah Justin Afford?” tanyanya seraya menatap Julia yang berdiri di hadapannya. Julia mengangguk. “Aku sudah mendapatkannya. Aku akan mengantarmu setelah ini. Tapi Athena, kau ingat besok kau syuting di pagi hari. Kau jangan sampai terlambat. Aku tidak ingin mendengar sindiran yang keluar dari mulut Kiera karena kau datang terlambat.” “Kau tenang saja, aku tidak akan terlambat.” Athena beranjak dari tempat duduknya, dia mengambil ponsel dan tasnya yang ada di atas meja. “Antarkan aku sekarang. Aku ingin segera menemui kekasihku.” Kening Julia berkerut dalam, dia mendelik saat mendengar
“Athena, ada apa kau ke rumahku?” tanya Justin dingin. Tatapannya menatap Athena yang duduk di sofa dengan santai. “Mengunjungimu,” jawab Athena singkat. Dia beranjak dari tempat duduknya. “Di mana kamarmu? Aku lelah seharian ini. Aku ingin beristirahat.” Tanpa menunggu jawaban Justin, Athena berjalan, melihat-lihat kamar yang ukurannya paling besar. Dia yakin, kamar pria itu pasti kamar yang berukuran paling besar di mansion ini. Justin terkejut melihat Athena yang tengah mencari kamarnya. Dengan cepat pria itu langsung menyusul Athena dan menahan lengan wanita itu. “Apa kau ini sudah kehilangan akal sehatmu? Kau mendatangi rumahku dan kau ingin beristirahat di sini?” Athena membalikkan tubuhnya, dia mendekat dan mengelus lengan maskulin Justin. Wanita itu mengakui tubuh Justin benar-benar pahatan yang sempurna. Kemudian, dia mendekatkan bibirnya ke bibir Justin dan berbisik, “Tunjukkan kamarmu, atau aku akan melepas pakaianku di sini. Aku ingin segera berendam.” Justin mengumpa
Suara dering ponsel terdengar, membuat Athena yang tengah tertidur lelap harus terbangun. Athena mengerjapkan matanya beberapa kali. Namun, saat Athena hendak mengambil ponselnya yang terletak di atas nakas, dia merasakan tangan kokoh tengah melingkari pinggangnya. Dengan cepat Athena menoleh ke samping. Tatapan mata Athena menajam kala melihat tangan Justin melingkari pinggangnya. Saat Athena ingin menyingkirkan tangan Justin, senyum di bibirnya terukir ketika ada ide yang muncul dalam benaknya. Athena mengambil ponselnya, lalu membaringkan tubuhnya kembali seraya mendekat ke arah Justin. Dia membuka kamera yang ada di ponselnya—dan langsung mengambil gambar dirinya dan Justin. “I got it,” gumam Athena dengan seringai di wajahnya. Tatapan Athena kini teralih melihat hasil gambar yang dia ambil. Terlihat jelas mereka tampak begitu mesra. Terlebih Justin tidak memakai baju saat tidur. Jangan salahkan Athena, salahkan pria itu kenapa memilih tidur tanpa memakai baju. Dering ponsel m