Share

Bab 5. Berpura-pura

“Athena, kita harus bicara,” tukas Justin dingin saat tiba di hadapan Athena. Terlihat wajah Athena begitu enggan melihat Justin.

“Ada apa? Aku tidak memiliki waktu banyak. Jika wartawan sudah pergi, lebih baik aku pergi dari sini,” jawab Athena yang tidak memedulikan Justin berada di hadapannya. Dia mengalihkan pandangannya, tidak mau menatap Justin.

“Kau ingin keluar dari sini?” Justin tersenyum miring. “Di sekitar hotel banyak wartawan. Jika kau berani keluar, kau sudah tahu akibatnya, bukan?”

Athena mengumpat dalam hati, dia mengepalkan sebelah tangannya dengan kuat. Kali ini, dia benar-benar terjebak dalam masalah yang besar. Athena berusaha mengatur emosinya, kemudian dia mendongakkan kepalanya dan menatap tajam Justin, “Lalu apa rencanamu setelah ini? Tidak mungkin kita hanya di kamar hotel ini!”

“Kita akan keluar bersama dari hotel ini,” jawab Justin datar.

Athena tersentak. “Apa kau sudah kehilangan akal sehatmu? Keluar bersama? Kau ingin membuat banyak pemberitaan media tentang kita?”

“Aku tidak pernah tertarik memiliki berita denganmu, Athena Morris,” balas Justin dengan tatapan menghunus tajam ke arah Athena.

“Tapi kenapa kau meminta kita keluar hotel bersama?!” seru Athena.

Let’s make the deal,” tukas Justin dingin.

The deal? Apa yang kau inginkan?” Athena menautkan alisnya. Tatapannya tetap menatap tajam Justin. Dia menuntut pria itu untuk menjelaskan maksud ucapannya.

“Di hadapan media, kita akan berpura-pura menjadi sepasang kekasih. Harusnya sebagai seorang artis, kau sangat hebat memainkan peran. Jadi aku tidak perlu mengajarimu berpura-pura memainkan peranmu, bukan?” tukas Justin sontak membuat Athena terkejut. Athana mendelik, dia semakin menatap tajam Justin. Sedangkan Justin, terlihat santai dan seolah tidak terjadi apa pun.

“Kau gila! Kau memintaku membuat sebuah kebohongan publik?” seru Athena penuh dengan kemarahan. “Kau pikir, aku adalah artis yang selalu membuat skandal? Jika itu yang ada di pikiranmu, cepat singkirkan, Tuan Justin Afford! Sudah cukup aku tidur dengan pria yang tidak pernah aku kenal!”

Justin duduk di sofa dengan menyilangkan kakinya. Tatapannya tak lepas menatap wajah Athena yang tengah marah. “Kau pikir aku tertarik melakukan kebohongan publik? Dengarkan aku, Athena Morris, jika kau masih menginginkan kariermu berjalan dengan baik, lebih baik kau diam dan menurut padaku.”

“Sialan! Kau ingin mengancamku?” geram Athena. Napas Athena memburu. Tangannya terkepal kuat. Dia masih tetap menatap Justin tajam.

Justin membuang napas kasar. “Aku tidak mengancammu!”

“Lalu apa ini namanya kalau bukan mengancam, Justin Afford? Jangan kau pikir karena aku sudah tidur denganmu, dan kau pemilik Afford Group, membuatku tunduk padamu!” cerca Athena dengan penuh kemarahan.

“Athena Morris, kau terlibat dalam film terbaru keluaran Lucero Company, bukan?” Justin menatap dingin Athena, dia terlihat mengendalikan emosinya.

Athena menautkan alisnya, dan menatap Justin bingung. “Bagaimana kau tahu?”

“Justin Lucero Afford, itu namaku,” tukas Justin dingin.

Athena tersentak, dia membelalak begitu terkejut. Seketika dia bungkam dan tidak mampu berkata-kata setelah mendengar nama lengkap Justin. Pikiran Athena menerawang, berusaha mengingat sesuatu hal. Hingga kemudian, Athena mengingat sesuatu, tatapannya kini ke arah Justin berubah menjadi gugup.

“A-apa k-kau cucu dari Drake Lucero?” Athena menelan salivanya susah payah. Dia tidak henti mengumpat dalam hati. Ingatan Athena kembali mengingat perkataan Julia terakhir yang mengatakan perusahaan perfilman dari Lucero Group akan diserahkan pada cucu Drake Lucero.

Justin mengangguk singkat. “Kau tidak memiliki pilihan. Film yang akan kau bintangi akan hancur jika kau tidak mendengarkan perkataanku.”

Athena memejamkan matanya, dia terus mengumpat dalam hati merutuki nasib sial yang menghampirinya. Hingga kemudian dia menjawab dengan tegas, “Aku tidak ingin melakukan kebohongan publik! Aku akan meminta manager-ku membatalkan kontrak film itu!”

Justin tersenyum sinis. “Apa kau sudah memiliki banyak uang hingga berani membatalkan kontrak? Kau tahu berapa yang harus kau bayar, Athena Morris?”

Athena mematung, dia melupakan satu hal, syuting film itu akan segera dimulai. Artinya Athena harus mengganti kerugian jika dia membatalkan kontrak sepihak. Justin yang berada di hadapan Athena, hanya menyeringai melihat ekspresi wajah Athena yang begitu gugup terlihat ketakutan.

“Jadi bagaimana, Athena Morris? Kau tidak memiliki pilihan, bukan?”  tanya Justin dengan seringai di wajahnya. Terlihat Justin begitu menyukai ekspresi wajah Athena yang begitu gugup.

Athena masih terdiam, dia tampak begitu ragu, dia sendiri tidak memiliki pilihan lain. Athena menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan. Sebisa mungkin, dia berusaha mengendalikan dirinya. Kemudian Athena menjawab dengan lugas, “Kebohongan publik seperti apa yang kau inginkan? Dan beri tahu aku sampai kapan aku harus melakukan kebohongan itu.”

“Kita hanya perlu berpura-pura di media kita menjalin hubungan. Paling tidak sampai dua bulan atau setelah syuting filmmu selesai,” jawab Justin dingin.

Athena membuang napas kasar. “Kenapa harus dua bulan? Kenapa tidak satu minggu saja?”

“Jangan bodoh, Athena! Jika publik mengetahui kita hanya berkencan dalam satu minggu, itu akan berdampak pada filmmu!” seru Justin.

Athena membuang napas kasar. Dia tampak berpiki sejenak. “Baiklah, sekarang lebih baik kita keluar. Manager-ku pasti mencariku,” Dengan terpaksa, Athena menyetujui perkataan Justin. Untuk pertama kalinya dalam hidup Athena, dia harus melakukan kebohongan publik. Namun, dia sendiri tidak bisa melakukan apa pun. Dirinya sudah terjebak dalam situasi yang rumit.

“Kau ganti pakaianmu, tidak mungkin kau keluar masih memakai bathrobe,” tukas Justin. Tatapannya melirik paper bag yang ada di sofa. Sebelumnya, Justin memang meminta Peter, assistant-nya untuk membawakan baju untuk Athena dan dirinya.

Tanpa menjawab, Athena langsung mengambil paper bag itu dan melangkah masuk ke dalam kamar mandi mengganti bajunya. Tidak lama kemudian, setelah Athena mengganti baju, dia kembali menghampiri Justin yang kini telah berganti baju casual.

Justin menaikkan sebelah alisnya, dia menatap Athena yang terbalut dengan dress tali spaghetti. Senyum di bibirnya terukir, melihat Athena memakai dress itu. Ya, dia mengakui apa yang dipilihkan Peter cukup berkelas.

“Kenapa kau melihatku seperti itu?” ucap Athena ketus.

“Jangan berisik! Kita keluar sekarang,” Justin melangkah keluar dari kamar, bersama dengan Athena yang mengikutinya dari belakang.

Saat tiba di lobby hotel, Justin memeluk pinggang Athena. Meski awalnya Athena menolak, tapi dia tidak memiliki pilihan lain.

Justin dan Athena melangkah menuju mobil yang telah menjemput mereka. Para wartawan berhamburan meminta keterangan Justin dan Athena yang tampak begitu mesra. Kilatan kamera tidak henti memotret Justin dan Athena.

“Tuan Justin, apa Anda benar memiliki hubungan dengan Athena Morris?”

“Tuan Justin?”

“Athena Morris, sudah berapa lama Anda bekencan dengan Justin Afford?”

Para wartawan mengajukan banyak pertanyaan, Athena hanya tersenyum ramah pada wartawan. Anak buah Justin menghalangi para wartawan yang berusaha mendekati Justin dan Athena.

Justin segera membukakan pintu mobil untuk Athena. Wanita itru masuk ke dalam mobil, begitu pun dengan Justin yang masuk ke dalam mobil. Kini mobil Justin mulai meninggalkan hotel itu—dengan kecepatan penuh.  

Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Michellyn Ling
lanjut thot. love
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status